Anda di halaman 1dari 12

KE-NASYIATUL ‘AISYIYAH-AN

MUTIAH HARIS, S.H, M.H

FORUM DIALOG
DIKSUSWATI I KORKOM AVICENA

Pusdiklat Unismuh (Gowa), 13 November 2021


Apakah Nasyiatul ‘Aisiyah itu ?

BAHASA :
Tunas-tunas atau kader-kader dari ‘Aisyiyah

ISTILAH :
Organisasi remaja putri yang dipersiapkan untuk
menjadi bibit/kader guna melanjutkan kedudukan
Ibu-ibu ‘aisyiyah dalam rangka meneruskan dan
Angkatan Muda
menyempurnakan Amal Usaha ‘Aisyiyah Muhammdiyah
Putri
Nasyiatul ‘Aisyiyah

Berdiri tanggal 16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349


didirikan di Yogyakarta

dipelopori oleh Soemodirdjo (Guru Standard School


Muhammadiyah) dan R.H. Hadjid (Kepala Guru Agama SSM)
Sejarah Lahirnya Nasyiatul ‘Aisyiyah

1923 1929
1919 SP Wanita diintegrasikan mjd urusan 1926 Konges Muhammadiyah ke-18
Somordjo mnedirikan perkumpulan ‘Aisyiyah, perkembangan selanjutnya SP Wanita sudah menjangkau memutuskan bahwa semua cabang
bernama Siswa Praja 1924, SP Wanita telah mampu cabang-cabang di luar Yogyakarta. Muhammadiyah diharuskan
(anggotanya terdiri dr siswi2 putri mendirikan Bustanhul Athfal (gerakan mendirikan SP Wanit dengan sebutan
SSM) mmbina anak laki2 dan wanita. Aiyiyah Urusan Siswa Praja

1931
1939 1938 1935 Konges Muhammadiyah ke-20 di
Gerakan Nasyiahsmkn pesat dgn Kongres Muhammadiyah ke-26 di Nasyiah melaksanakan kegaitan yg Yogyakarta, semua nama gerakan dlm
diselenggarakannya Taman ‘Aisyiyah g Yogyakarta, diputuskan bahwa smkin agesif, seperti sholat jum’at Muhammadiyah harus memakai
mengakomodaikan potensi, minat symbol padi menjadi symbol Nasyiah berjamaah, tabigh ke bbgai daerah, & Bahasa Arab / Bahasa Indonesia..
bakat putri2 Nasyiah yg seklaigus jg menjai mars Nasyiah kursus adminitrasi.
Dengan adanya keputusan itu, nama
Siswa Praja Wanita diganti menjadi
Nasyiatul ‘Aisyiyah yg masih dibawah
kordinasi ‘aisyiyah.

1950 1957 1963


Muktamar Muhammadiyah, aisyiyah Muktamar Muhammadiyah di Sidang Tanwir Muhammadiyah, diputuskan
ditingkatkan menjadi otonom, Palembang dari muktamar Aisyiyah 1962 Nasyiah sbg otonom. Dibawah kepemiminan
Nasyiah menjadi bagian yang menyampaiakn prasaran untuk Muktamar Muhammadiyah di Majelis Bimbingan Pemuda, saat itu diketuai o/ Siti
istimewa dlm Aisyiyah, sehingga mengaktifkan Nasyiah yg pokok isinya Jakarta, Nasyiah diberi kesempatan Karimah, mulai mengadakan musyawarah
tebentuk Piminan Aisyiyah seksi mengharapkan kpd Aisyiyah untuk mengadakan musyawarah tersendiri. pertamanya di Bandung, didhului mengadakan
Nasyiah di seluruh level memberikan hak otonom kepada konferensi di Solo, maka berhasilah Nasyiah dgn
kepemimpinan Aisyiyah. Nasyiah. munasnya thn 1965 bersama-sama Muktamar
Muhammadiyah dan Aisyiyah di Bandung.

33 daerah, 166 cabang.


Tujuan Nasyiatul ‘Aisyiyah

Dalam Anggaran Dasar (AD) :


“Terbentuknya pribadi putri Islam yang berarti bagi
keluarga, Negara, bangsa dan agama menuju
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
Prinsip Gerakan Nasyiatul ‘Aisyiyah

Gerakan putri Islam yang bergerak di Bidang Keagamann,


Kemasyarakatan, dan Keputrian.
Struktural Organisasi dan Masa Jabatan

Pimpinan Bidang Umum :


Ketua Umum
Sekretaris Umum
Bendahara Umum Departemen (bidang-bidang) :

Departemen Organisasi
Departemen Kader
4 Tahun Departemen Dakwah
(seluruh jenjang pimpinan) Departemen Pendidikan dan Penelitian
Departemen Sosial dan Ekonomi
Departemen Kesehatan
Jaringan Susunan Organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah
(AD/ART Bab III Pasal 8

Pimpinan Pusat – kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup Nasional

Pimpinan Wilayah – kesatuan daerah-daerah dalam tingkat Provinsi

Pimpinan Daerah – kesatuan cabang-cabang dalam tingkat Kota / Kabupaten

Pimpinan Cabang – kesatuan ranting-ranting dalam satu kecamatan

Pimpinan Ranting – kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah, desa/ kelurahan


Anggota Nasyiatul ‘Aisyiyah
(ART BAB II Pasal 4)

Anggota Nasyiatul ‘Aisyiyah terdiri dari : Anggota Organisasi, Anggota Tunas dan
Anggota Kehormatan

Anggota Organisasi adalah Putri Islam, WNI, berumur 17 – 40 tahun menyetujui tujuan
organisasi serta mendukung dan melaksanakan usaha2 organisasi.

Anggota Tunas adalah putri Islam, WNI, berumur sekurang-kurangnya 17 thn dan
dipersiapkan sbg anggota organisasi.

Anggota Kehormatan adalah putri Islam yg menyetujui tujuan org. dan krn keahliannya
bersedia mendukung pelaksanaan usaha2 org.
Usulan perubahan usia Anggota Nasyiah usia 20
– 35 atau 17 – 30 thn menyesuaikan aturan
pemerintah
Jenjang Perkaderan Nasyiatul ‘Aisiyah
PERKADERAN UTAMA :
Kader IMM dan IPM
DANA I (Darul Arqam Nasyiatul ‘Aisyiyah I) (telah DAD dan TM I)

Basis Kader
DANA II (Darul Arqam Nasyiatul ‘Aisyiyah II)

DANA III (Darul Arqam Nasyiatul ‘Aisyiyah III)

PERKADERAN PEMBINA :

LINA I (Latihan Instruktur Nasyiatul ‘Aisiyah PERKADERAN


I) PENDUKUNG :
Pelatihan / Workshop
LINA II (Latihan Instruktur Nasyiatul ‘Aisiyah Dll.

II)
Lambang (Logo) Nasyiatul ‘Aisyiyah
Seuntai Padi yang berisi 12 butir padi, empat helai daun bewarna
hijau, ditegakkan di ataas pita ang bertuliskan semboyan dalam huruf
Arab”
Lambang Nasyiatul ‘Aisyiyah diciptakan oleh K.H. Siradj Dahlan
dan diputuskan sebagai lambing resmi Nasyiatul ‘Aisyiyah pd
Kongres Muhammadiyah ke-26 Tahun 1983 di Yogyakarta
12 Butir Padi : Setiap anggota Nasyiah berbuat kebaikan sepanjang tahun (12 bln)
. Mengandung harapan agar anggota Nasyiah mencotnoh sikap & perjuangan 12 sahabat
Nabi Isa “Kaum Hawaraly” yang berikrar untuk membnatu Nabi Isa A.S dlm menegakkan
Agama Islam.

4 Helai Daun : Seperti pepatah “patah tumbuh, hilang berganti”. Nasyiah sbg pewaris dari
perjuangan yg telah dilakukan orangtuanya, yakni memperuangkan kebanaran Agama Islam
ditengah-tengah masyarakat selama haat dikandung badan.

Tulisan Arab “Al Birru Manittaqaa” : petikan dari Surah Al-Baqaarah ayat 189 yang artinya
Kebaikan bagi orang yang bertakwa. Bahwa sebenar-benarnya kebajikan dan keutamaan,
predikat termulia bagi seseorang adalah terletak pada takwanya keada Allah Swt.
AL BIRRU MANITTAQA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai