Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROFESONALISME PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


MATA KULIAH PROFESIONALISME KEBIDANAN

Kelompok 1
Disusun oleh ;
Analilik retnowati
Ana rodiyah
Andarwati
Dian ika puspitasari
Heni mufida
Istna rofiah
Lailatul badriyah
Maniskowati
Mike iftitah w
Maria ulfa
Maya krisdayanti
Nunik Mu’awanah
Nuraini Fitriyah
Nursemiwati
Rusmiati
Rupi’ah
Yanuar

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyeelesaikan makalah mata kuliah Profesionalisme
Kebidanan yang berjudul ‘profesionalisme penggunaan media sosial’ dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan tugas kelompok mata kuliah profesinoalisme prodi Sarjan
Kebidanan dan Profesi Bidan STIKES HUSADA Jombang.

Dalam penyusunan makalah makalah ini, masih banyak kekurangan baik secara teknis
maupun materi. Oleh karena itu , kami memohon saran dan kritik yang bersifat membangun dari
dosen, rekan-rekan , dan pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah mendukung dan
membantu kami dalam menyusun makalah ini, khususnya kepada para dosen yang sudah
memebrikan tugas sebagai penambah wawasan saya.

Akhir kata , kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat
dalam prmbelajaran dan dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca
mengenai media social dan profesionalisme.

Jombang , 21 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………….3
BAB I ………………………………………………………………….....4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….5
1.3 Tujuan …………………………………………………………………….5
1.4 Manfaat …………………………………………………………………….5
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………………………….6

BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………13
Kesimpulan ……………………………………………………………………13
Saran ……………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi sangat pesatdi jaman era globalisasi saat ini. Teknologi menjadi
yang sangat dibutuhkan dalam mempermudah setiap pekerjaan manusia. Salah satunya dalam
hal komunikasi. Mudahnya setiap orang untuk berkomunikasi saai ini dimana pun dan
kapanpun membawa dampak besar bagi kehidupan. Media social dalam review ini dibatasi
sebagai aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user
generated content.
Melalui pembatasan ini, media social dapat berupa blog, komunitas, situs jejaring social,
proyek kolaboratif, game virtual, dan dunia social virtual. Aplikasi-apliasi ini memungkinkan
para penggunan, dala hal ini pasien, untuk bertukar informasi dengan alasan kesehatan atau
kondisi kesehatan. Di Indonesia, terdapat beberapa aplikasi yang sangat sering dan intens
digunakan secara luas untu berbagi informasi kesehatan pasien pengguna sehat maupun
pasien.
Saat ini , medisa social yang sering digunakan oleh orang Indonesia terutama adalah situs
jejaring social seperti misalnya Twitter, Facebook, Path, Instagram, Email dan beberapa situs
lain yang kurang popular. Orang Indonesia secara bebas saling bertukar informasi melalui
media social ini, bahkan untuk berbagai kondisi kesehatan pribadi dan terdapat pengertian
dari Bidan adala profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh sejumlah
praktisi kesehatan diseluruh dunia.
Tugas utama yang menjadi tanggung jawabpraktiek profesi bidan memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu, anak keluarga berencana dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat. Bidan harus dapat memberikan supervise, perawatan dan saran
yang diperlukankepada ibu selama periode tanggung jawabnya, dan merawat bayi serta bayi
baru lahir. Perawatan ini upaya mendapatkan batuan medis dan pelaksanaan tindakan
kedaruratan bila bantuan medis tidak tersedia.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian media social?
2) Apa fungsi dan peran media sosial?
3) Apa dasar media social bagi tenaga kesehatan?

4
1.3 Tujuan
1) Dapat mengetahui tentang apa itu media social
2) Dapat mengetahui fungsi dan peran media social
3) Untuk menambah pengetahuan menjadi bidan yang profesional

1.4 Manfaat
Sebagai masukan untuk mengetahui efek penggunaan media social oleh pasien terhadap
hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan terutama bidan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Media Sosial


Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bias dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial
adalah media online yang mendukung interaksi social menggunakan teknologi berbasis web
yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Andrean Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media social sebagai “ sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideology dan teknologi, dan
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Jejaring social
merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung
dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan komunikasi.

Jejaring social terbesar antara lain Facebook, Youtube, Twitter dan Email. Jika media
tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media social menggunakan
internet. Media sosialmengajak siap saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat dan tak terbatas. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka
media social pun ikut tambah dengan pesat.

Seorang pengguna media social bisa mengakses menggunakan jaringan internet bahkan
yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa
karyawan. Kita pengguna media social dengan bebas bias mengedit, menambahkan,
memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai content lainnya. Dan
profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu
tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti.

2.2 Perkembangan media social


6
 Tahun 1978 awal dari penemuan system papan bulletin yang memungkinkan untuk dapat
berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik ataupun mengunggah dan
mengunduh perangkat lunak. Semua ini dilakukannmasih dengan menggunakan saluran
telepon yang terhubung dengan modem.
 Tahun 1995 kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan
penyewaan penyimpanan data-data website agar halaman tersebut bias diakses dari mana
saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak kiri berdirinya website- website
lain.
 Tahun 1999 muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu blogger . situs ini
menawarkan penggunanya untuk bias membuat halaman situsnya sendiri. Sehingga
pengguna blogger ini bias memuat hal tentang apapun, termasuk hal pribadi ataupun
untuk mengkritik pemerintah.
 Tahun 2002 berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi
booming, dan keberadaannya menjadi fenomenal.
 Tahub 2003 berdirinya Myspace menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,
sehingga myspace dikatakan situs jejaring sosial yang user friendy.
 Tahun 2004 lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini,
merupakan salah satu situs jejaring social yang memiliki anggota terbanyak.
 Tahun 2006 lahirnya Twittersitus jejaring social yang berbeda dengan yang lainnya,
karena pengguna Twitter hanya bisa mengupdate status yang hanya dibatasi 140 karakter.
 Tahun 2007 lahirnya Wiser, situs jejaring social yang diluncurkan bertepatan dengan
peringatan Hari Bumi (22 april 2007). Situs ini diharapkan bias menjadi organisasi
lingkungan seliruh dunia termasuk pergerakan lingkungan individu maupun kelompok.
 Tahun 2011 lahirnya Google, google meluncurkan situs jejaring sosailnya yang bernama
google, namun pada awal peluncuran google hanya sebatas pada orang yang telah di
invite oleh google. Setelah itu google dilunucrkan secara umum.

2.3 Peran media social


 Sebagai sarana diskusi dengan jangkauan yang luas
 Media untuk bertukar informasi
 Sebagai sarana hiburan

7
 Sebagai sarana berkomunikasi
 Mempererat pertemanan dengan teman satu sekolah atau teman kuliah
 Mendapat banyak informasi terbaru
 Menjalin silaturahmi yang sudah lama putus dengan teman lama atau kerabat lama
 Mendapat banyak informasi terbaru
 Mengisi waktu luang
 Menambah wawasan
 Tempat pembelajaran online
 Administrasi
 Mendengarkan dan belajar
 Membangun hubungan
 Jangkauan global

2.4 Efek media social terhadap pasien

Efek penggunaan media social terhadap pasien secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
pemberdayaan pasien dam efek yang lain. Pemberdayaan pasien adalah penemuan dan
pengembangan kapasitas pasien untuk bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri. Hal ini
akan meningkatkan kondisi secara subjektif, psikologis, dan perbaikan manajemen dan
pengendalian diri. Walau demikian terdapat efek lain penggunaan media social oleh pasien. Efek
itu adalah berkurangnya kondisi secara subjektif, hilangnya privasi, menjadi target promosi, dan
kecanduan medis social. Menurunnya kondisi subjektif adala akibat perasaan khawatir dan
cemas, pasien yang menggunakan media social kerap mengakibatkan terbengkalainya urusan
yang lain akibat terlalu sering menggunakan media social.

Media sosial merupakan sarana untuk orang-orang dapat memposting pengalaman


mereka saat mereka menjalankan aktivitas mereka dan teman-teman mereka untuk seketika.
Bidan yang terlibat dengan media sosial menggunakan Facebook sebagai platform jejaring sosial
mereka, berbagi kehidupan dan foto mereka. Beberapa bidan juga menggunakan Linkedln,
platform yang digunakan oleh pemilik bisnis dan profesional lainnya. Situs microblogging,
Twitter, sangat populer di kalangan bidan, tapi dari mereka berasal dari Amerika Serikat.

8
Dari jejaring sosial dan pembaharuan teman pada aktivitas sehari-hari / per jam, media
sosial adalah alat yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran akan isu, berbagi informasi
dan mengorganisir acara. Seperti yang diselenggarakan oleh kejadian-kejadian dunia baru-baru
ini, salah satu peran media sosial yang paling kuat adalah memobilisasi dukungan masyarakat
untuk masalah kepentingan politik dan / atau kepentingan publik. Ketika Gold Coast Birth
Center diancam akan ditutup pada tahun 2010, sebuah rencana peluncuran di Facebook dan
Twitter untuk memberi tahu orang yang sudah dekat sudah dekat. Kampanye media sosial
memuncak dalam sebuah perkembangan yang sedang berkembang dengan baik, media
tradisional terlibat dan pusat informasi terbuka.

2.5 Memahami dasar media social bagi tenaga kesehatan

1. Menjaga privasi klien/pasien

Media sosial memang memungkinkan kamu berbagi apa saja, mulai dari foto
hingga berbagai postingan lainnya terkait dengan aktifitasmu. Namun semua ini tentu
tidak perlu diketahui oleh semua orang, terutama yang berkaitan dengan lingkungan
perusahaan, seperti atasan dan yang lainnya.
Jika kamu termasuk orang yang sering memosting berbagai hal seperti ini, maka pastikan
kamu menjaga privasi akses ke akun media sosialmu tersebut. Kamu bisa mengatur
privasi di akunmu, sehingga orang lain yang bukan temanmu tidak bisa melihat aktifitas
dan postinganmu di akun tersebut.

2. Gunakan 2 akun yang berbeda.


Kita juga bisa menggunakan 2 akun media sosial yang berbeda, sehingga bisa
memisahkan aktifitas pekerjaan dengan aktifitas pribadi di media sosial. Buat satu akun
yang khusus membahas berbagai hal tentang pekerjaan, di mana kita berteman dengan
orang-orang yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
Di akun ini, kita tentu harus berinteraksi dengan menjaga profesionalisme sebagai
pekerja. Di akun lainnya kita bisa berinteraksi dengan teman dan orang-orang lain dari
luar lingkungan pekerjaan. Namun meski tidak berkaitan dengan pekerjaan, akun ini juga

9
tetap harus digunakan dengan bijak , sehingga tidak sampai mengganggu profesionalisme
sebagai pekerja.

3. Gunakan media yang tepat untuk mempromosikan diri.


Jika ingin membangun rekam jejak yang positif dalam berkarir, maka memilih
media sosial yang tepat merupakan keputusan yang bijak. Hal seperti ini tentu tidak
cocok dilakukan melalui Facebook atau Twitter, namun kamu bisa memilih LinkedIn
sebagai media yang tepat. Membangun jaringan yang luas di sana, berinteraksi dan
mendapatkan berbagai artikel yang berguna, termasuk mendapatkan peluang kerja yang
jauh lebih luas lagi.

4. Gunakan situs media dan jejaring social untuk pengembangan professional


Ada banyak cara untuk menggunakan media social secara professional dan NMBI
(Konsil Keperawatan dan Kebidanan Irlandia) mendukung penggunaan situs media social
yang bertanggung jawab oleh perawat, bidan dan mahasiswa. Misalnya update dengan
penelitian terbaru menggunakan Twitter, update organisasi dari Facebook, belajar dari
youtub dan membuat jaringan dengan teman- teman di Linkedln.

5. Berfikir sebelum memposting di media social


Apakah yang kita posting tepat untuk media social?
Tetap professional setiap saat. Jangan posting pesan atau informasi tentang sesuatu yang
tidak ingin orang orang melihatnya.

2.6 Bidan dan Media Sosial

Bidan adalah seseorang yang sudah menyelesaikan pendidikan bidan dan diakui
oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi ijin untuk melaksanakan praktik
kebidanan di Negara tersebut. Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui
secara regular dalam program pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi
serta terdaftar disahkan dan mendapat ijin praktik kebidanan.

10
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kegiatan
manusia pun mengalami beberapa perubahan system yaitu menggunakan media digital.
Situasi pandemi covid 19 juga membatasi kegiatan manusia demi mencegah masalah
penularan. Sehingga semja aspek kegiatan dituntut untuk dilakukan secara online,
termasuk kegiatan praktek kebidanan. Karena dampak pandemi ini juga berpengaruh
terhadap ketersediaan akses layanan KIA dan KB dan mempengaruhi angka kematian ibu
dan kelahiran anak yang meningkat.
Masalah tersebut mendorong para bidan untuk melakukan aktivitasnya secara
virtual dengan memanfaatkan media social.
Meskipun memanfaatkan media social dalam bekerja terkean gampang, akan tetapi
sebenarnya sulit untuk dilakukandan masih memerlukan kerjasama tim. Bidan harus
memiliki jiwa social yang tinggi dan bias beradaptasi denagn semua orang. Contohnya
seperti dengan anggota kader desa setempat. Hubungan ini bias dijalin dengan media
social yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat seperti Whatsapp group.
Indicator profesionalisme lain yang sangat penting adalah bidan harus mampu
berkolaborasi dan kooperatif dengan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini diawali dengan
komunikasi antar profesi baik secara langsung ataupun melalui media virtual. Kolaborasi
dengan pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesadaran tentang nilai bidan bisa
dilakukan melalui media. Dengan melibatkan media, adanya kasus ketidakadilan
terhadap bidan akan mempengaruhi public dan pembuat kebijakan. Tujuan lain dari
media ini juga sebagai upaya promosi profesi bidan dalam membantupara wanita dan
juga bayi yang baru lahir dan menghilangkan kesalahpahaman public tentang kebidanan.

2.7 cara menjaga profesionalisme saat menggunakan Media Sosial


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang profesionalisme dalam menggunakan
media social sebagai upaya menjaga profesionalisme adalah sebagai berikut;

1. Mengikuti aturan dan kebijakan dalam mengunakan jejaring social agar tidak merugikan
diri sendiri ataupun pihak lain.
2. Media social digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
keahlian profesi

11
3. Selalu bijak dalam mempromosikan diri untuk membangun rekam jejak yang positif
dalam berkarir. Dengan seperti ini, profesionalisme akan membangun jaringan yang lebih
luas di jejaring social, berinteraksi dan mendapatkan berbagai artikel yang beguna, serta
mencari peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih luas lagi
4. Dalam mengunggah gambar, video ataupun hanya berkomentar mengenai suatu masalah,
harus dilakukan secara bijak yang tidak menyinggung perasaan pihak orang lain tetapi
memberikan inspirasi atau motivasi dai ungahan profesionalisme.
5. Pintar dalam mengatur waktu menggunakan media social untuk menjaga profesionalisme.
Media social sebaiknya digunakan sesuai kebutuhan, tidak perlu setiap waktu. Hal ini
juga merupakan cara untuk lebih berhemat dan menghindari penggunaan medis social
yang menyimpang.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tindaktanduk yang menjadi ciri suatu profesi atau bisa
dikatakan orang yang profesionalisme merupakan sebuah hasil ukur dai standar teknisdan etika profesi
yang ada. Seorang yang profesionaliharus mampu beradaptasi dengan segala kondidi dan mengikuti
perubahan zaman termasuk kemajuan teknologi.

Media social adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring social, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring social dan wiki merupakan bentuk media social yang paling umumdigunakan oelh
masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media social menggunakan teknologi
berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Peran media social sebagai sarana
diskusi dengan jangkauan yang luas, sebagai sarana hiburan, sarana komunikasi dan untuk bertukar
informasi.

3.2 Saran

Dalam hal siapa pun yang menggunakan teknologi berbasis mobile dan web dapat
mempublikasikan dan menerima informasi kapan saja. Untuk profesi berbasis social seperti
kebidanan dan untuk menjadi bidan yang profesionla, seorang bidan harus memenuhi syarat
yang telah ditetapkan, karena bidan memiki tanggung jawab yang besar terhadap pasien yang
akan diberi pelayanan.

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman semua,
apabila terdapat kesalahan pada makalah yang kami buat, mohon dimaafkan karena kami adalah
hamba Allah SWT yang luput dari kesalahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

- Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo Purwandari, Atik.2008


- Kebidanan. Jakarta Selatan : Salemba Medika 2013
- Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Purwandari, Atik. 2008.
- Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Soepardan, Suryani. 2008.
- Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Ahmad Sujudi. 2010.
- Marmi, 2014.konsep kebidanan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.ò

14

Anda mungkin juga menyukai