Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH RETORIKA

“RETORIKA DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

Dosen Pengampu :
Dr. H. Sunarto AS, M.EI

Anggota Kelompok 3:
Salsabila Putri Rahardia (B71219077)
Afifah Dwi Lestari (B91219082)
Saifi Atoillah (B91219126)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Retorika dalam konteks kehidupan sehari-hari ini”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini difokuskan pada pembahasan mengenai Retorika dalam konteks kehidupan
sehari-hari, demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran tehadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Surabaya, 14 Maret 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Manfaat Retorika dalam Berpidato...................................................................................3
B. Manfaat Retorika dalam Berargumenatasi........................................................................5
C. Manfaat Retorika dalam Bernegoisasi...............................................................................7
D. Macam-Macam Retorika...................................................................................................9
BAB III: PENUTUP................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbicara adalah merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat
penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama manusia,
menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam
segala kondisi emosional dan lain sebagainya. 1 Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi dengan sesama kita baik melalui bahasa
langsung (berbicara) maupun tidak langsung (bahas tulis). Ada berbagai macam maksud yang
hendak kita sampaikan seperti meyakinkan, mempengaruhi, mengajak, memerintah dan lain-
lain. Dalam kajian ilmu pengetahuan seni berbicara atau komunikasi ini sering disebut dengan
retorika. Orang yang menguasai ilmu retorika atau memiliki retorika yang bagus dalam
berkomunikasi maka akan lebih mudah menyampaikan maksud dan tujuan dari apa yang
dibicarakannya serta terasa enak didengarkannya dan tidak membuat bosan pendengarnya.
Retorika, bukan hanya ilmu pidato, tetapi meliputi pengetahuan sastra, gramatika, dan logika.
Karena dengan rasio tidak cukup untuk meyakinkan orang, untuk meyakinkan orang lain
memerlukan teknik-teknik memanipulasi emosi dan menggunakan prasangka untuk
menyentuh hati pendengar.2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa manfaat retorika dalam berpidato?
2. Apa manfaat retorika dalam berargumenatasi?
3. Apa manfaat retorika dalam bernegoisasi?
4. Apa macam-macam retorika?

C. Tujuan
1
http://ourlz.blogspot.com/2013/05/makalah-retorika-dalam-kehidupan-sehari.html diakses pada 18 Maret 2021
pukul 20.10
2
Adli Abi Imran, makalah retorika bahasa indonesia, https://blogmateri.wordpress.com/makalah-retorika-bahsa-
indonesia.html dikases pada 18 Maret 2021 pukul 20.30

1
1. Untuk mengetahui manfaat retorika dalam berpidato
2. Untuk mengetahui manfaat retorika dalam berargumenatasi
3. Untuk mengetahui manfaat retorika dalam bernegoisasi
4. Untuk mengetahui macam-macam retorika

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manfaat Retorika dalam Berpidato


“Retorik (rhetoric, rhetorica) yakni ilmu berpidato (the art of oratory), seni penggunaan
bahasa secara efektif (the art of using language effectively). Seni berbicara dengan baik yang
dicapai berdasarkan bakat alam dan keterampilan teknis yaitu ilmu dan seni yang mengajar
orang untuk terampil menyusun tuturan yang efektif atau Seni untuk “memanipulasi”
percakapan (the art of fake speech)” (Rakhmat, 2011). Retorika adalah sebuah telaah atau
studi yang simpatik mengenai oratoria atau seni berpidato. Kemampuan dan kemahiran
berbahasa waktu itu diabdikan untuk menyampaikan pikiran dan gagasan melalui pidato-
pidato kepada kelompok-kelompok massa tertentu guna mencapai tujuan tertentu. 3 Retorika
merupakan “jembatan” penghubung dalam penyampaian ide, pesan ataupun gagasan ketika
menyusun sebuah teks atau naskah pidato. Keraf (2009: 1).4
Littlejohn dalam bukunya Teori Komunikasi: Theories of Human Communication
menyebutkan bahwa pada awalnya, retorika berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika
adalah seni penyusunan argumen dan pembuatan naskah pidato. Audien merupakan kunci dari
persuasi yang efektif dan silogisme retoris, yang memandang audien untuk menemukan
sendiri potongan-potongan yang hilang dari suatu pidato digunakan dalam persuasi. Sehingga,
dapat diambil kesimpulan bahwa retorika adalah teori yang memberikan petunjuk untuk
menyusun sebuah presentasi atau pidato persuasif yang efektif dengan menggunakan alat-alat
persuasi yang tersedia.5
Pidato bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain yang akan dituju, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Pesan yang disampaikan secara langsung,
biasanya dalam bentuk suatu imbauan dan ajakan. Sedangkan, pesan yang disampaikan secara
tidak langsung, pada umumnya tersirat di dalam setiap pernyataan yang disampaikan dalam

3
https://www.kajianpustaka.com/2018/10/pengertian-fungsi-jenis-dan-strategi.html diakses pada 17 Maret 2021
pukul 16.25
4
I Wayan Pasek Widiantara, I Wayan Wendra, Sang Ayu Putu Sriasih, 2014, Kajian Retorika dalam Naskah Pidato
Pada Siswa Kelas X.1 Sma Negeri 1 Pupuan, e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha, Vol: 2
No: 1
5
https://fauziah.student.ittelkom-pwt.ac.id/retorika-adalah-dan-contohnya-tujuan-manfaat-fungsi-sejarah-unsur-
unsur/ diakses pada 17 Maret 2021 pukul 17.10

3
pidato.6 Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Dalam berpidato tidak ada kesempatan tanya jawab, karena kalau
ada tanya jawab itu bukan pidato tapi ceramah.jadi dapat disimpulkan bahwa pidatobertujuan
untuk menyampaikan sesuatu, bukan menjelaskan sesuatu,seperti halnya ceramah. Oleh
karena itu dalam pidato tidak perlu ada interaksi timbal-balik berupa tanya jawab. 7 Tujuan
pidato antara lain, diantaranya8:
1. Pidato Informatif
Pidato digunakan untuk memberikan suatu pemahaman maupun informasi terhadap orang
lain. Komunikan diharapkan mendapatkan penjelasan, menaruh minat dan memiliki
pengertian tentang persoalan yang dibicarakan.
2. Pidato Persuasif
Pidato digunakan untuk memberikan pengaruh pada orang lain agar bersedia untuk
mengikuti kemauan yang diinginkan oleh orator secara suka rela. Pidato ini ditujukan
agar orang mempercayai sesuatu, melakukannya dengan rasa antusias. Keyakinan dan
tindakan semangat adalah bentuk reaksi yang diharapkan.
3. Pidato Rekreatif
Pidato digunakan untuk membuat orang lain merasa senang dengan pidato yang bersifat
menghibur. Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu
kegembiraan.
4. Pidato Argumentatif9
Pidato digunakan untuk meyakinkan pendengar. Diharapkan dapat meyakinkan
pendengar dengan cerita kehidupan, pengalaman, kisah umat terdahulu dan segala
ungkapan yang berdasarkan al-qur’an dan hadis.
Retorika adalah seni kemampuan menyampaikan pendapat, mengemukakan gagasan,
menyampaikan informasi kepada orang lain secara efektif dengan menggunakan bahasa
sebagai alatnya baik secara lisan maupun tulis. Sedangkan pidato adalah berbicara didepan
6
https://m.merdeka.com/jatim/tujuan-pidato-pengertian-dan-metode-yang-tepat-untuk-melakukannya-kln.html?
page=all diakses pada 17 Maret 2021 pukul 16.45
7
http://anastiriski.blogspot.com/2017/10/retorika-dalam-berpidato.html diakses pada 17 Maret 2021 pukul 16.50
8
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, 2014, Kajian Retorika untuk Pengembangan Pengetahuan dan Ketrampilan
Berpidato, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1
9
https://m.merdeka.com/jatim/tujuan-pidato-pengertian-dan-metode-yang-tepat-untuk-melakukannya-kln.html?
page=all diakses pada 17 Maret 2021 pukul 17.20

4
umum untuk tujuan tertentu.10 Retorika memegang peranan yang sangat penting untuk
kelancaran dan kesuksesan dalam berpidato. Retorika dengan pidato memilki hubungan yang
sangat erat sekali, karena sama-sama memiliki maksud atau pesan untuk disampaikan kepada
mad'u.11
Dengan mempelajari retorika, akan diperoleh kecakapan, yakin dan efektif dalam
teori dan praktik berpidato. Sebaliknya sebagai pendengar, mempelajari retorika berguna
untuk membangun kesadaran diri untuk menjadi pendengar yang lebih efektif, lebih
terbuka dan kritis, serta pandai dalam membeda-bedakan. Lebih penting dari itu, sebagai
pendengar, melalui pelajaran retorika akan membangkitkan rasa empati, mampu
secara cerdas dalam berkomunikasi secara kritis di depan umum. Dengan bersikap
kritis yang dibangun atas landasan retorika, seseorang juga akan berwawasan luas dan
termotivasi untuk mengembangkan seni berpidato, meningkatkan kecerdasan dalam
mengajukan kritik yang bersifat konstruktif. Kemahiran berpidato bukanlah sebuah bakat
yang terbawa dari lahir, tetapi hal itu dapat dengan secara ilmiah diperoleh. Melalui studi
dan kajian sistematik serta didukung oleh latihan, seseorang dapat menjadi pembicara
ulung. Karena itu dapat dilihat terdapat beberapa orang memiliki kemampuan berbicara yang
sangat hebat, sementara yang lain tidak memilikinya. Namun demikian, bagaimanapun
cerdasnya seseorang, jika tidak sering melakukan latihan yang tepat, maka sulit untuk
menjadi pembicara yang baik.12

B. Manfaat retorika dalam berargumentasi


Retorika adalah suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis,
yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Menguasai ilmu retorika dan
keterampilan dalam mempergunakan bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan,
dan dapat mengalami kesuksesan dalam hidup. Ketika kita berbicara akan meningkatkan
eksistensi kita ketika kita berada ditengah-tengah orang lain, tetapi bukan berbicara begitu
saja melainkan kita berbicara mengenai hal-hal informatif, menarik, menghibur, dan

10
Novryanti rahayu, retorika berbicara dalam berpidato,
https://www.google.com/amp/s/novryantirahayu.wordpress.com/2017/03/22/retorika-berbicara-dalam-
berpidato/amp/ diakses pada 17 Maret 2021 pukul 16.00
11
http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/kaitan-retorika-dengan-pidato.html diakses pada 17 Maret 2021
pukul 16.10
12
M. Mukhtasar Syamsuddin, Ruang Lingkup Retorika

5
berpengaruh. Jadi dapat dikatakan manusia musti berbicara berdasarkan seni berbicara yang
disebut dengan retorika. Perelman (1982) mengatakan bahwa ada dua karakteristik kunci dari
retorika yaitu gaya (style) dan konteks (context). Gaya merujuk pada pilihan seseorang dalam
membuat argumentasi yang akan disampaikan kepada audiens. Ketika gaya tersebut
berhubungan dengan penyajian, retorika akan sangat mempengaruhi kemampuan penyaji di
dalam menyajikan argumentasinya pokok dari argumentasi adalah menegaskan kembali
keyakinan si pembicara bukan untuk meyakinkan suatu audiens tentang kebenaran yang telah
mereka percayai.13
Menurut Aristoteles, argumen dibedakan menjadi dua jenis, yakni argumen artistik dan
argumen nonartistik. Argumen artistic diperoleh dari pokok persoalan atau topik yang
ditampilkan, sedang argumen nonartistik diperoleh dengan melihat fakta-fakta yang ada di
sekitar topik, baik yang terkait langsung maupun yang tidak terkait langsung dengannya.
Misalnya, untuk topik dengan tujuan pengarahan, maka argumen nonartistiknya antara lain:
kondisi ekonomi, politik, keamanan, perundang-undangan, dan lain-lain. Selain itu, retorika
bukan sekadar permainan kata-kata atau permainan bahasa. Dengan penalaran yang benar,
penyampai pesan diharapkan menggunakan argumen-argumen yang logis dalam mempersuasi
pendengarnya. Untuk mendukung penalaran yang benar, maka penyampai pesan atau pemakai
retorika dapat menggunakan induksi, deduksi, silogisme, entimem, atau menunjukkan contoh-
contoh. Karena itu, dalam retorika terkandung dua hal, yakni alasan-alasan dan karakter
komunikator. Alasan-alasan merupakan bukti yang digunakan dasar persuasi, dan karakter
merupakan penanda psikologis apakah penyampai pesan berbohong atau jujur.14
Argumen merupakan salah satu bentuk retorika yang berusaha untuk membuktikan,
meyakinkan kebenaran dengan menggunakan prinsip-prinsip logika.Yang akan dibahas kali
ini ialah manfaat dari retorika dalam berargumentasi, yaitu:
1. Mengajarkan kita untuk bertutur dalam memilih argument yang tepat
2. Dalam bertutur kata yang tepat, maka apa yang kita sampaikan mudah difahami oleh para
audiens
3. Dapat menyesuaikan diri dengan audiens terutama mengubah pola pikir audiens

13
Anis Chariri dan Firman Aji Nugroho, https://core.ac.uk/download/pdf/11703274.pdf diakses pada 16 maret 2021

14
I Nengah Martha, 2010, Retorika dan Penggunaannya dalam Berbagai Bidang, PRASI, Vol. 6, No. 12

6
4. Untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.

C. Manfaat retorika dalam bernegosiasi


Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal
atau bisa dikatakan proses tawar-menawar guna mencapai kesepakatan bersama. Karena
retorika selalu bersangkutan dengan berbicara yang mana menjunjung tinggi berbicara dengan
baik dan benar supaya meluluhkan lawan partner kita yakni berhubungan dengan bisnis,
ekonomi, politik.bahwa negosiasi merupakan suatu proses keterampilan berbicara antara dua
pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang
berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang
sama.
Oliver (dalam Purwanto, 2006:251) negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua
belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan
persetujuankeduabelahpihaksehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima
sesuatu untuk mencapai suatu kesepakatan bersama15. Negosiasi yang efektif terjadi apabila
kedua belah pihak mendapatkan keinginannya. Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah
menemukan suatu keputusan atau kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat
memenuhi harapan atau keinginan kedua belah pihak tersebut. Untuk mendapatkan suatu
kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Persiapan yang cermat
b. Presentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak
c. Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka.

1. Tujuan Negosiasi
Berikut tujuan negosiasi, diantaranya:
a. Agresif, berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan.
b. Kompetitif, berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak lawan
c. Kooperatif, berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual
gain)

15
“Keterampilan Berbicara dalam Negosiasi” Applied Buisiness and Economics. Vol.1 No.3,tahun 2015 hal.203

7
d. Pemusatan diri, berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan
pihak lain
e. Defensif, berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif

2. Proses Bernegosiasi
Proses negosiasi bukanlah proses sesaat kemudian dapat dengan segera diperoleh
hasilnya. Oleh karena itu negosiasi merupakan suatu proses yangberlangsung secara
kontinu atau terus menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak.
Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses bernegosiasi.
Menurut Casse, proses bernegosiasi ada tiga tahapan penting, yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu merencanakan
sasaran negosiasi dan memperjelas proses negosiasi.Sasaran negosiasi adalah hasil yang
diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa
seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran sangatlah penting sebagai arahan atau
petunjuk dalam bernegosiasi.
Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk
mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang tepat. Proses
negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu
menghasilkan suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling menguntungkan.
b. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar
mencapai sukses dalam bernegosiasi. Implementasi negosiasi memiliki beberapa
komponen penting, antara lain:
1) Taktik cara anda adalah bahwa anda tahu tujuan yang ingin dicapai, anda bersikeras
dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwalah anda yang benar dan anda terus
menekan.
2) Taktik bekerja sama, taktik ini menegaskan bahwa anda mau mendengarkan pihak
lawan dan mengetahui apa yang ada di benak mereka, andalah yang memutuskan
untuk bersikap reaktif (bukan proaktif) siap bekerjasama.

8
3) Taktik tidak bertindak apa-apa, taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam
bernegosiasi. Dalam hal ini anda tetap bersikukuh pada pendirian dan tidak mudah
berubah.
4) Taktik melangkah ketujuan lain, taktik ini menuntut anda lah yang harus aktif
menggeser suatu persoalan ke persoalan lain.
c. Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Ada
beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, yakni:
1) Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda.
2) Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat
berharga bagi seorang negosiator.
3) Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan bangunlah
kesuksesan Anda.

D. Macam-macam Retorika
Corak orang memanfaatkan retorika (pidato) yaitu:16
1. Retorika Spontan atau Intuisif yaitu retorika yang disampaikan secara spontan saja tanpa
pemakaian ulasan dan gaya tutur yang terencana. Banyak kita jumpai orang yang cakap
pidatonya, tutur yang ditampilkan selalu menarik, materi bahasanya mantap seolah-olah
mengalir dan gaya bertutumya membuat penanggap tutur (khalayak) terpukau. Orang-
orang menganggap bahwa kelebihan ini diperoleh dan bakatnya. Sampai seberapa jauh
kekuatan bakat ini sampai sekarang belum bisa dibuktikan dengan jelas. Yang telah
dibuktikan adalah kecakapan bertutur. sebagaimana kecakapan lainnya bukanlah warisan
biologis semata. Kecakapan bertutur sebagian besar diperoleh dari proses belajar,
manifestasi dari sikap mental positif terhadap masalah bertutur dan akibat dari ketekunan
berlatih diri. Bakat tidak banyak ikut menentukan, jika tidak disertai kesediaan belajar dan
berlatih diri.
2. Retorika Tradisional yaitu menyampaikan tutur dengan cara dan gaya tradisional
(konvensional) yaitu cara-cara yang telah digariskan oleh generasi-generasi sebelumnya.
Demikian kuatnya kedudukan konvensi tersebut sehingga membuat orang segan beranjak

16
I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar (Bandung: Tarate, 1976), hlm. 9-12.

9
darinya. Dengan kata lain konvensi itu akhirnya menjadi tradisi turun temurun. Retorika
konvensional ini masih sering kita jumpai dalam kehidupan modern sekarang ini. Misalnya
dalam rapat atau pertemuan formal lainnya, orang yang diberi kesempatan berbicara
merasa perlu menyebut nama deretan pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat yang hadir,
mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan sebagainya.
3. Retorika Terencana yaitu retorika yang direncanakan secara sadar sebelumnya untuk
diarahkan ke satu tujuan yang jelas. Oleh karena itu penutur berpegang pada prinsip-
prinsip yang digariskan oleh ahli-ahli retorika atau ilmu-ilmu lain yang menggunakan
retorika dalam penetapannya.

Menurut Hedrikus (1993:16), retorika diklasifikasikan menjadi tiga jenis diantaranya yaitu17:
1. Retorika Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dalam monologika hanya
satu orang berbicara yaitu hanya seorang yang berbicara kepada orang lain atau kepada
sekelompok orang. Komunikasi dalam proses berpidato lebih bersifat satu arah, sebab
hanya seorang yang berbicara, sedangkan yang lain hanya menjadi pendengar. Bentuk-
bentuk yang tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah, makalah,
ceramah dan deklamasi.
2. Retorika Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana dua orang atau lebih
berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan. Dapat disimpulkan
bahwa dimana dua orang atau lebih saling merespon dengan baik dan saling bertanya
jawab. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan,
percakapan dan debat.
3. Pembinaan Teknik Bicara
Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika. Untuk itu, pembinaan teknik berbicara
merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini, perhatian lebih
diarahkan pada pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara
dan bercerita.

17
Dhanik Sulistyarini, S.Sos. dan Dr. Anna Gustina Zainal, M.Si., RETORIKA. (Banten: CV. AA RIZKY, 2020)
hal.71

10
Menurut Richard (2008), terdapat tiga jenis Retorika dalam doktrin Aristoteles, yakni18:
1. Retorika Forensik, berfokus pada sifat yuridis dan mempersoalkan masa lalu untuk
menentukan benar atau salah.
2. Retorika Demonstratif, berfokus pada Epikdeiktik, berkaitan dengan wacana pujian dan
tuduhan untuk memperkuat sifat baik atau buruk seseorang, lembaga maupun gagasan.
Pidato jenis ini bertujuan memuji, menghormati atau bahkan sebaliknya.
Retorika Deliberativ, yang bermaksud untuk menentukan tindakan yang harus atau tidak boleh
dilakukan khalayak. Dapat disimpulkan bahwa pada teori Retorika klasik, kemampuan retorika
lebih banyak dipraktekkan pada bidang hukum serta kepentingan politik.

18
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, 2014, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan Ketrampilan
Berpidato, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Retorika adalah seni kemampuan menyampaikan pendapat, mengemukakan gagasan,
menyampaikan informasi kepada orang lain secara efektif dengan menggunakan bahasa
sebagai alatnya baik secara lisan maupun tulis. Sedangkan pidato adalah berbicara didepan
umum untuk tujuan tertentu. Retorika memegang peranan yang sangat penting untuk
kelancaran dan kesuksesan dalam berpidato. Retorika dengan pidato memilki hubungan yang
sangat erat sekali, karena sama-sama memiliki maksud atau pesan untuk disampaikan kepada
mad'u. Selain itu, retorika bukan sekadar permainan kata-kata atau permainan bahasa. Dengan
penalaran yang benar, penyampai pesan diharapkan menggunakan argumen-argumen yang
logis dalam mempersuasi pendengarnya. Untuk mendukung penalaran yang benar, maka
penyampai pesan atau pemakai retorika dapat menggunakan induksi, deduksi, silogisme,
entimem, atau menunjukkan contoh-contoh. Karena itu, dalam retorika terkandung dua hal,
yakni alasan-alasan dan karakter komunikator. Alasan-alasan merupakan bukti yang
digunakan dasar persuasi, dan karakter merupakan penanda psikologis apakah penyampai
pesan berbohong atau jujur. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan
melalui diskusi formal atau bisa dikatakan proses tawar-menawar guna mencapai kesepakatan
bersama. Karena retorika selalu bersangkutan dengan berbicara yang mana menjunjung tinggi
berbicara dengan baik dan benar supaya meluluhkan lawan partner kita yakni berhubungan
dengan bisnis, ekonomi, politik.bahwa negosiasi merupakan suatu proses keterampilan
berbicara antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang
mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak
mengenai masalah yang sama. Menurut Hedrikus (1993:16), retorika diklasifikasikan menjadi
tiga jenis diantaranya yaitu Monologika, Dialogika, dan Teknik Bicara.
B. Saran
Mampu meningkatkan keterampilan berbicara, karena retorika itu sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat mempermudah dalam berkomunikasi di depan umum atau
antar personal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adli Abi Imran, makalah retorika bahasa indonesia, https://blogmateri.wordpress.com/makalah-


retorika-bahsa-indonesia.html dikases pada 18 Maret 2021 pukul 20.30
Widiantara, I Wayan Pasek, I Wayan Wendra, Sang Ayu Putu Sriasih, 2014, Kajian Retorika
dalam Naskah Pidato Pada Siswa Kelas X.1 Sma Negeri 1 Pupuan, e-Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha, Vol: 2 No: 1
https://fauziah.student.ittelkom-pwt.ac.id/retorika-adalah-dan-contohnya-tujuan-manfaat-fungsi-
sejarah-unsur-unsur/ diakses pada 17 Maret 2021 pukul 17.10
https://m.merdeka.com/jatim/tujuan-pidato-pengertian-dan-metode-yang-tepat-untuk-
melakukannya-kln.html?page=all diakses pada 17 Maret 2021 pukul 16.45
https://m.merdeka.com/jatim/tujuan-pidato-pengertian-dan-metode-yang-tepat-untuk-
melakukannya-kln.html?page=all diakses pada 17 Maret 2021 pukul 17.20
Novryanti rahayu, retorika berbicara dalam berpidato,
https://www.google.com/amp/s/novryantirahayu.wordpress.com/2017/03/22/retorika-
berbicara-dalam-berpidato/amp/ diakses pada 17 Maret 2021 pukul 16.00
Syamsuddin, M. Mukhtasar, Ruang Lingkup Retorika
Chariri, Anis dan Firman Aji Nugroho, https://core.ac.uk/download/pdf/11703274.pdf diakses
pada 16 maret 2021
Martha, I Nengah, 2010, Retorika dan Penggunaannya dalam Berbagai Bidang, PRASI, Vol. 6,
No. 12
“Keterampilan Berbicara dalam Negosiasi” Applied Buisiness and Economics. Vol.1 No.3,
tahun 2015
Oka, I Gusti Ngurah, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar (Bandung: Tarate, 1976)
Sulistyarini, Dhanik dan Dr. Anna Gustina Zainal, RETORIKA. (Banten: CV. AA RIZKY, 2020)
Sutrisno, Isbandi dan Ida Wiendijarti, 2014, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan
dan Ketrampilan Berpidato, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 12, No. 1.
http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/kaitan-retorika-dengan-pidato.html diakses pada
17 Maret 2021 pukul 16.10
http://ourlz.blogspot.com/2013/05/makalah-retorika-dalam-kehidupan-sehari.html diakses pada
18 Maret 2021 pukul 20.10
http://anastiriski.blogspot.com/2017/10/retorika-dalam-berpidato.html diakses pada 17 Maret
2021 pukul 16.50
https://www.kajianpustaka.com/2018/10/pengertian-fungsi-jenis-dan-strategi.html diakses pada
17 Maret 2021 pukul 16.20

13

Anda mungkin juga menyukai