Anda di halaman 1dari 14

CIRI-CIRI PIDATO/KHUTBAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Retorika/Publik Speaking

Dosen Pengampu:
Kalsum Minangsih, M.A

Disusun Oleh:
Muhammad Aqshal Putra Bono 11190510000039
Fidela Rahmah 11190510000042
Anggit Chaerrunissa Wibowo 11190510000117
Sitta Sakinatu Yassaroh 11190510000262
Putri Salsabila 11190510000267
Ahmad Ripai 11190510000276
Syakira Khairy 11200510000114

KPI 6F

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan berbagai
nikmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW. yang merupakan suri teladan umat islam dalam seluruh
sikap kesehariannya yang berorientasi kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.

Terima kasih kepada pihak yang sudah berkontribusi dalam penyusunan


makalah yang merupakan pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Retorika/Publik
Speaking yang diampu oleh Ibu Kalsum Minangsih, M.A. dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.

Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat serta pengetahuan lebih
dalam mengenai Ciri-ciri Pidato/Khutbah yang baik bagi para pembaca umumnya
dan khususnya bagi kami pribadi. Tetapi terlepas dari semua itu, kami menyadari
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Ciputat, 19 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Definisi Pidato/Khutbah ............................................................................ 3

B. Ciri-Ciri Pidato/Khutbah ........................................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9

A. Kesimpulan ............................................................................................... 9

B. Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retorika berasal dari bahasa Inggris "rhetoric" dan bersumber dari bahasa
Latin "rhetorica" yang berarti ilmu berbicara. Retorika dalam arti luas adalah seni
atau ilmu yang mengajarkan kaidah-kaidah penyampaian tutur yang efektif melalui
lisan atau tulisan untuk mengefeksi dan mempengaruhi pihak lain. Retorika dalam
arti sempit adalah seni atau ilmu tentang prinsip-prinsip pidato yang efektif.

Pada retorika era modern seni berbicara lebih dikenal dengan sebutan public
speaking. Retorika dan public speaking merupakan bagian dari proses komunikasi.
Public speaking merupakan kegiatan berbicara di depan publik atau orang banyak
dengan berbagai alternatif misalnya pidato, ceramah, khutbah, presentasi, yang
bertujuan untuk menyampaikan hasil pemikiran, gagasan, dan perasaan secara
sistematis.

Pidato dan khutbah pun dilakukan dengan berbicara di depan banyak orang
yang tentunya juga merupakan bagian dari ilmu komunikasi. Dimana, pembicara
dan pendengar akan saling berinteraksi melalui pembicaraan, yang disebut sebagai
proses komunikasi dan bisa menimbulkan efek baik maupun efek buruk.

Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan pidato/khutbah? Dan apa


saja ciri-ciri pidato/khutbah yang baik?. Maka dari itu, pemakalah membuat
makalah ini untuk menjelaskan dan menjawab permasalahan-permasalahan
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pidato/khutbah?
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri pidato/khutbah yang baik?

1
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan dan menjawab
rumusan masalah sebagaimana yang tertera di atas, yaitu untuk mengetahui
pengertian dari pidato/khutbah, serta untuk mengetahui ciri-ciri pidato/khutbah
yang baik. Adapun tujuan lainnya dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk
menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah Retorika Public Speaking yang
diampu oleh Ibu Kalsum Minangsih, M.A., serta sebagai sumber bacaan untuk
menambah wawasan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Pidato/Khutbah
Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan
pada orang banyak. Pidato berarti melahirkan isi hati dan buah pikiran melalui
rangkaian kata-kata, sehingga menjelma menjadi kalimat yang mengandung arti
dan dapat dipahami oleh orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Tujuan
pidato agar isi hati dari orang yang pidato sampai dan dapat dipahami oleh orang-
orang yang mendengarkan pidato tersebut. Selanjutnya maksud pidato bisa lebih
jauh dari itu, bisa untuk menjelaskan atau memperjelas sesuatu persoalan atau
gagasan, menginformasikan sesuatu, mengajak, mempengaruhi atau mendorong
agar orang lain berbuat atau bertindak (atau tidak bertindak) sebagaimana yang
diharapkan oleh yang berpidato, atau mungkin untuk menghibur orang yang
mendengarkan pidato. Dilihat dari berbagai macam sifat dan tujuannya, maka
pidato bisa bermacam-macam seperti pidato khutbah, pidato politik, pidato
kenegaraan, pidato propaganda (kampanye), pidato sambutan, dan lain-lain.

Khutbah secara etimologis (lughowy) berarti pidato (kata khutbah,


merupakan bentuk masdar dari fi’il madli khotob, yakhtubu, khutbatan, wa
khotobatan, yang sama artinya dengan wa’adza). Namun pengertian Khutbah
secara terminologi syar’i, tidak sama dengan pidato biasa, khususnya khutbah
dalam rangkaian ibadah mahdloh (seperti khutbah Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha).
Khutbah Jum’at adalah salah satu bentuk ibadah mahdlah, yang merupakan salah
satu syarat sah mengerjakan shalat Jum’at. Khutbah ini diucapkan oleh Khatib
(yang mengucapkan khutbah) sebelum melaksanakan shalat Jum’at dengan cara
yang telah ditentukan oleh Syara’ (terpenuhi syarat dan rukunnya). Sama halnya
dengan khutbah jum’at yang merupakan bentuk ibadah mahdloh, demikian juga
dengan khutbah Idul Fitri, Idul Adha, Kussuf, Khusuf, dan Istisqa. Bedanya
khutbah Jum’at dilakukan sebelum shalat Jum’at, sedang khutbah yang lainnya
dilakukan sesudah shalat. Khutbah Jum’at dilakukan dua kali yang diselingi duduk

3
di antara keduanya, sedang khutbah yang lain dilakukan satu kali, walaupun untuk
uraian terakhir ini para ulama ada yang berbeda pendapat. 1

Menurut Tata Sukayat, khutbah adalah ucapan, ceramah, pidato dan istilah-
2
istilah lainnya yang semakna dengan khutbah. Menurut Moh. Ali Aziz, khutbah
sudah bergeser dari pidato secara umum menjadi pidato atau ceramah agama dalam
ritual keagamaan.3 Sebab definisi khutbah sudah berubah makna dari pidato atau
ceramah menjadi pidato yang khusus pada acara ritual keagamaan di atas, maka
perbedaan khutbah dan pidato pada umumnya terletak pada adanya aturan yang
ketat tentang waktu, isi dan cara penyampaian pada khutbah. 4

Nabi Muhammad SAW mengingatkan untuk berkhutbah dengan singkat dan


padat. Sebab semakin padat dan singkat, semakin tampak kecerdasan pengkhutbah.
Diksi juga menentukan perhatian dan kesan audiens. Hal ini yang harus dilakukan
oleh oleh seorang pengkhutbah agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh
audiens. Pemilihan topik juga harus diusakan agar menarik dan mudah diingat.
Pesan khutbah juga berisi pemberian motivasi kepada audiens, tidak hanya untuk
semangat beribadah tetapi juga untuk semangat hidup.5

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam Pidato

Dalam berpidato, ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan. Persiapan


tersebut mulai dari persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan materi.
Persiapan fisik bisa dilakukan dengan olahraga secara teratur dan rutin,
menghindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu atau merusak
tenggorokan (suara), istirahat yang cukup sesuai dengan wakktu yang sudah
ditentukan dan usahakan untuk menghindari berbagai masalah yang tidak ada
kaitannya dengan topik pembicaraan. Yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah
persiapan mental antara lain dengan meningkatkan keimanan terhadap Tuhan yang

1
Drs. H. Suparman Usman. Metodologi Khutbah dan Retorika Dakwah. Al-Qalam: 1995. hal 1-2
2
Tata Sukayat, Quantum Dakwah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal 128
3
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Edisi Revisi) (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. Ke-3, hal 29
4
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Edisi Revisi) (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. Ke-3, hal 30
5
Moh. Ali Aziz, Bersiul di Tengah Badai; Khutbah Penyemangat Hidup (Surabaya: UIN Sunan
Ampel Press, 2015), hal 3-4

4
Maha, meningkatkan akhlak/moral, melakukan dialog dengan diri sendiri. Terakhir
adalah persiapan materi, antara lain menentukan topik terlebih dahulu, tetapkan
judul pembicaraan, periksa pengetahuan yang ada dalam pikiran kita sendiri,cari
berbagai buku atau sumber yang mendukung materi tersebut dan membuat
kerangka pidato.6

Sebelum melakukan pidato, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan,


diantaranya antara lain: 7

1) Menentukan topik dan tujuan pidato, topik merupakan persoalan yang


dikemukakan, sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan dengan tanggapan
yang diharapkan dari para pendengar berkenaan dengan persoalan yang
dikemukakan.

2) Menganalisis pendengar dan situasi, dengan menganalisis situasi akan


didapatkan jalan keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana pembicara
harus menyesuaikan diri dalam menyampaikan uraiannya dan memberi jalan
untuk menentukan suatu sikap yang harus diambil dalam menghadapi para
pendengar.

3) Memilih topik dan menyempitkan topik, pemilihan topik hendaknya


disesuaikan dengan sifat pertemuan serta data dan informasi tentang situasi dan
pendengar yang akan hadir dalam pertemuan.

4) Mengumpulkan materi pidato, materi pidato harus berhubungan dengan


persoalan atau topik yang akan dibahas, lebih banyak dan lebih lengkap bahan
yang diperoleh akan memperlancar pembicara dalam menyusun suatu naskah.

5) Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato, kerangka pidato dibuat


terperinci dan tersusun baik, dalam kerangka tersebut persoalan yang akan
dibahas dibagi menjadi beberapa bagian / sub-subtopik.

6
Anwar, G. (2009). Retorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 36-56
7
Keraf, G. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Hlm. 317-339

5
6) Menguraikan secara mendetail, dalam penyusunan naskah hendaknya
dipergunakan kata-kata yang tepat, penggunaan kalimat yang efektif,
pemakaian istilah-istilah dan gaya bahasa yang dikehendaki sehingga dapat
memperjelas uraian.

7) Melatih dengan suara nyaring, dengan melakukan latihan, seorang pembicara


akan dapat membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang juru pidato saat
berpidato yaitu media (alat untuk menyampaikan) dan bahasa. Ketika seorang
berpidato, maka pendengar dapat menangkap dan memahami isi pidato melalu
beberapa cara, yaitu : pendengaran, penglihatan, pendengar dan penglihatan, atau
pun dengan alat peraga. Bahasa yang digunakan dalam berpidato adalah bahasa
yang sesuai dengan keadaan pendengar, masyarakat pedesaan, masyarkat kota atau
kelompok pelajar. Hindari bahasa yang tidak dimengerti oleh khalayak. Tidak
hanya itu, penampilan saat membawakan pidato juga sebaiknya menggunakan
pakaian yang nyaman, sopan dan tidak mengundang perbincangan dari pendengar.
Sehingga di dalam menyampaikan pidato bisa fokus, konsentrasi dan merasa
nyaman. Selain itu, persiapan sebelum membawakan pidato juga harus diperhatikan
dengan baik dan sungguh- sungguh. Sebaiknya, sebelum membawakan pidato tidak
memiliki urusan atau kepentingan yang sekiranya dapat memecah belah
konsentrasi. Apabila memikirkan banyak hal sebelum menyampaikan pidato, maka
akan dapat berakibat fatal. Misalnya, bisa tidak fokus terhadap materi yang sudah
dipersiapkan, grogi dan keringat dingin saat membawakan pidato. Oleh karena itu,
saat akan menyampaikan pidato harus mempersiapkan materi, mental, fisik agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan juga pidato dapat tersampaikan
dengan baik sesuai dengan rencana.

6
B. Ciri-Ciri Pidato/Khutbah
Secara teoritis dan praktek yang dilakukan oleh para ahli pidato atau para
retor/orator, ada beberapa ciri suatu pidato dianggap baik dan menarik, yakni: 8

a. Pidato yang saklik, memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung


kebenaran, juga harus ada hubungan yang serasi antara isi pidato dan
formulasinya.
b. Pidato yang jelas, untuk menghindari ketidakpahaman dan salah pengertian, oleh
sebab itu pembicara harus bisa menyampaikan ungkapan dan susunan kalimat
yang tepat dan jelas.
c. Pidato yang hidup, diawali dengan ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-
pengertian abstrak atau definisi.
d. Pidato yang Memiliki Tujuan, tujuan ini harus dirumuskan dalam satu dua
pikiran pokok. Dalam membawakan pidato, tujuan ini hendaknya sering diulang
dalam rumusan yang berbeda, supada pendengar tidak kehilangan benang merah
selama mendengarkan pidato.
e. Pidato yang Memiliki Klimaks, yang dirumuskan dan ditampilkan secara tepat
akan memberikan bobot kepada pidato. Usahakan supaya ketegangan dan rasa
ingin tahu pendengar di ciptakan di antara pembuka dan pentutup.
f. Pidato yang Memiliki Pengulangan, penting karena dapat memperkuat isi pidato
dan memperjelas pengertian pendengar. Pengulangan juga menyebabkan pokok-
pokok pidato tidak segera dilupakan. Ini berarti isi dan arti tetap sama, akan
tetapi di rumuskan dengan bahasa yang berbeda. Masalahnya tetap sama, hanya
diberi pakaian yang baru dan menarik.
g. Pidato yang berisi hal-hal yang mengejutkan, ini sangat menanarik dan dapat
menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu, tapi bukan sensasi.
h. Pidato yang Dibatasi, terdiri dari satu atau dua masalah saja, jika terlalu luas
akan menjadi dangkal.

8
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, (2014), Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan
dan Ketrampilan Berpidato, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol (12) No (1), hal: 79.

7
i. Pidato yang Mengandung Humor, karena dapat menghidupkan pidato dan
memberi kesan yang tak terlupakan pada para pendengar. Humor juga dapat
menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih
besar kepada pidato selanjutnya.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan
pada orang banyak. Sedangkan khutbah menurut Tata Sukayat adalah ucapan,
ceramah, pidato dan istilah-istilah lainnya yang semakna dengan khutbah. Menurut
Moh. Ali Aziz, khutbah sudah bergeser dari pidato secara umum menjadi pidato
atau ceramah agama dalam ritual keagamaan. Sebab definisi khutbah sudah berubah
makna dari pidato atau ceramah menjadi pidato yang khusus pada acara ritual
keagamaan di atas, maka perbedaan khutbah dan pidato pada umumnya terletak
pada adanya aturan yang ketat tentang waktu, isi dan cara penyampaian pada
khutbah.

Sebelum melakukan pidato, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan,


diantaranya antara lain:

1) Menentukan topik dan tujuan pidato


2) Menganalisis pendengar dan situasi
3) Memilih topik dan menyempitkan topik
4) Mengumpulkan materi pidato
5) Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato
6) Menguraikan secara mendetail
7) Melatih dengan suara nyaring

Adapun ciri-ciri yang baik dan menarik adalah sebagai berikut:

1) Pidato yang saklik,


2) Pidato yang jelas,
3) Pidato yang hidup,
4) Pidato yang Memiliki Tujuan,
5) Pidato yang Memiliki Klimaks,
6) Pidato yang Memiliki Pengulangan,

9
7) Pidato yang berisi hal-hal yang mengejutkan,
8) Pidato yang Dibatasi,
9) Pidato yang Mengandung Humor.

B. Saran
Setelah mengetahui ciri-ciri pidato/khutbah yang baik, disarankan agar
pembaca dapat membaca kembali terkait pembahasan yang sama dengan sumber
dan rujukan yang berbeda, guna menghindari kesalahpahaman atas isi dari makalah
kami.

10
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, G. (2009). Retorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, Moh. Ali. 2012. Ilmu Dakwah (Edisi Revisi). Jakarta: Kecana

Aziz, Moh. Ali. 2015. Bersiul di Tengah Badai; Khutbah Penyemangat Hidup,
Surabaya: UIN Sunan Ampel Press

Keraf, G. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Sukayat, Tata. 2009. Quantum Dakwah. Jakarta: Rineka Cipta

Sutrisno, Isbandi dan Ida Wiendijarti, (2014), Kajian Retorika Untuk


Pengembangan Pengetahuan dan Ketrampilan Berpidato, Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol (12) No (1),

Usman, Suparman. 1995. Metodologi Khutbah dan Retorika Dakwah

11

Anda mungkin juga menyukai