Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ilmu Retorika
(Teknik Olah Vocal dalam Menyampaikan Pidato)

Dosen Pengampuh :
Musliadi,S.I.kom.M.I.kom

Kelompok 2:
 Rizki Lestari : 190206009
 Rahma : 190206008
 Nuraeni : 190206007
 Abd.Latif Yunus : 190206010
 Achmad Arafah : 190206011

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN KUMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI

i
TAHUN : 2021/2022

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Teknik Olah Vocal dalam Menyampaikan Pidato”

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

24 Maret 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian pidato dan Olah vocal..............................................................................................2
B. Artikulasii ( Kejelasan ) pada saat berpidato..............................................................................3
C. Intonasi (Nada Bicara) dalam menyampaikan pidato...............................................................5
D. Volume......................................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
  Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa sebagai alat
berkomunikasi dengan sesama, baik seara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung
(melalui surat, alat komunikasi). Ada berbagai macam maksud yang hendak kita
sampaikan seperti meyakinkan, mempengaruhi, mengajak, memerintah, dan lain-lain.
Keberhasilan kita dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah logos (meyakinkan dengan logika-logika), patos (kejiwaan atau aspek
pisikologi), etos (kepercayaan atau kredibilitas).

Dalam kajian ilmu pengetahuan seni berbicara atau komunikasi ini sering disebut
dengan retorika. Orang yang menguasai ilmu retorika atau memiliki retorika yang bagus
dalam berkomunikasi maka akan lebih mudah menyampaikan maksud dan tujuan dari
apa yang dibicarakannya serta terasa enak didengarkannya dan tidak membuat bosan
pendengarnya. Retorika bukan sekedar ilmu pidato tetapi meliputi pengetahuan sastra,
gramatika, dan logika. Berbicara dapat membedakan manusia dari makhluk lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pidato dan vocal?
2. Bagaimana Artikulasi (Kejelasan) dalam menyampaikan pidato ?
3. Bagaimana Intonasi (Nada Bicara) dalam menyampaikan pidato ?
4. Volume

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pidato dan vocal.
2. Untuk mengetahui Artikulasi ( kejelasan ) dalam menyampaikan pidato.
3. Untuk mengetahui intonasi ( Nada Bicara ) dalam menyampaikan pidato.
4. Volume
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pidato dan Olah vocal
Pidato merupakan salah satu ketrampilan berbicara. Pidato adalah
pengungkapan pikirandalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak
atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak (KBBI).

Adapun menurut para ahli, Menurut Saksomo,berpidato merupakan


penampilan diri seseorang di hadapan pendengar untukmenyampaikan isi hati
atau buah pikiran dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar
tergugah hati nuraninya dan tergerak pikirannya. Pidato umumnya ditujukan kepada
orang atau sekumpulan orang untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan
tamu, memperingati hari-hari besar dan lain sebagainya (Karomani). Pidato dalam
bentuk khotbah juga merupakan salah satu keterampilan berbicara yang
seringdigunakan dalam kehidupan sehari- hari. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia. (AntonM. Moeliono,), khotbah berarti pidato (terutama yang menguraikan
tentangagama). Kata khotbah berasal dari bahasa Arab khutbah arti nya adddres,
speech,harangue, orati on ‘amanat, pi dato’(Baal-Baki ,1993: 515) dalam (Saddhono
& PutuWijana. Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disintesiskan bahwa pidato
adalah salah satubentuk penampilan diri seseorang di hadapan orang banyak untuk
menyampaikan pesanatau gagasan pikiran berupa rangkaian kata dengan maksud dan
tujuan tertentu.1 Sedangkan Olah vokal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap
bahasa cenderung mempunyai karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika
berpidato dalam bahasa Indonesia pembicara harus menggunakan lafal baku yang
dimiliki oleh bahasa Indonesia. Pelapalan menunjukkan cara mengucapkan setiap
bunyi. Pelapalan yang kurang benar bukan hanya dapat mengaburkan arti, tetapi juga
menjatuhkan kredibilitas komunikator.Kesalahan pelapalan juga dapat mengalihkan
perhatian pendengar dari pesan kepada pembicara.Olah vokal ini erat kaitannya
dengan dialek (tata bahasa).Karakteristik vokal yang paling mempengaruhi makna
adalah nada suara, durasi, kecepatan berbicara, dan hentian.2

1
Raras, Haralda. "KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PIDATO." (2019).
2
Stewart L.Tubbs-Sylvia Moss, Op. Cit, hlm.82

2
B. Artikulasii ( Kejelasan ) pada saat berpidato
Artikulasi merupakan suatu pengucapan kata dengan mulut supaya terdengar
dengan baik serta benar juga jelas, menjadikan telinga pendengar atau juga penonton
itu dapat mengerti terhadap kata-kata yang diucapkan.
Contoh dari artikulasi bisa terlihat pada saat vokal yang dikeluarkan oleh dua
atau juga beberapa orang didalam waktu yang bersamaan yang pada saat
menyanyikan suatu lagu yang sama dengan nada yang sama pula. Tetapi bunyi yang
dihasilkan itu juga bisa saja tidak sama, yang mana hal tersebut akan dipengaruhi oleh
adanya artikulasi yang ada pada tiap-tiap orang itu.
a. Faktor Yang Mempengaruhi Artikulasi
1. Sikap

Sikap atau juga posisi badan yang benar itu bisa membantu kelancaran sirkulasi
udara yang menjadi pendorong utama produksi suara. Sikap tersebut mencakup:
posisi kepala yang tegak, pandangan yang lurus ke depan, tulang punggung lurus,
dada sedikit membusung serta juga kedua kaki yang tegak dalam keadaan sedikit
renggang.

2. Posisi Mulut

Didalam menghasilkan artikulasi yang baik, maka posisi atau juga bentuk mulut
harus tepat serta tidak dalam kondisi yang dipaksakan, yang mana udara itu dapat
keluar serta  masuk ke rongga mulut dan kemudian menghasilkan vokal yang baik
pada pendengaran.

3. Melakukan Latihan Vokalitas

Latihan dasal vokal yang baik itu merupakan suatu latihan yang dapat  dilakukan
untuk supaya menjadikan seluruh bunyi yang dihasilkan itu menjadi huruf-huruf yang
hidup pada pendengaran. Latihan vokalitas ii dilaksanakan dengan tujuan supaya
dapat memelihara serta juga menyempurkan huruf vokal ataupun huruf konsonan
dengan teknik tertentu supaya produksi yang dihasilkan itu akan terdengar jelas serta
merdu.

4. Melakukan Teknik Bunyi Vokal

Bunyi vokal merupakan suatu bunyi yang keluar sebab tidak adanya rintangan
yang terjadi di dalam paru-paru, yang mana bunyi tersebut akan bergantung pada
beberapa hal, seperti misalnya: posisi bibir, tinggi rendah lidah, dan maju mundurnya
lidah.

5. Melakukan Teknik Pembentukan Bunyi Konsonan

Bunyi konsonan merupakan suatu bunyi yang keluar dari paru-paru dengan
memperoleh rintangan atau juga hambatan, yang mana bunyi konsonan tersebut akan

3
sangat bergantung pada peranan lidah ialah sebagai artikulator serta juga sasaran titik
artikulasi.3

b. Cara Melatih Artikulasi


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih artikulasi. Agar lebih
memahaminya, simak penjelasan berikut.

1. Latihan Mengucapkan Huruf Vokal dan Konsonan


Cara ini cukup sederhana, tapi akan sangat membantu dalam memperbaiki
artikulasi ketika berbicara. Baik huruf konsonan maupun vokal, keduanya harus
diucapkan dengan artikulasi yang jelas. Kamu harus bisa membedakan beberapa huruf
yang pengucapannya hampir sama. Misalnya pengucapan huruf konsonan f, v, dan p.
Kata fantasi harus dilafalkan dengan fantasi bukan pantasi.
Selain konsonan, huruf vokal pun harus diperhatikan dalam pengucapannya.
Misalnya pengucapan kata Indonesia harus diucapkan Indonesia bukan Endonesia.

2. Berbicara dengan Suara Keras


Berbicara dengan suara keras akan memperbaiki artikulasi kita. Kita bisa
memulainya dari membaca sebuah teks terlebih dulu. Bacalah teks tersebut dengan
suara keras dan tempo yang normal. Perhatikan penggalan kata dan intonasi bacaan
sesuai dengan tanda baca yang ada.
3. Latihan Mengucapkan Serangkaian Kata yang Sukar
Kata-kata sukar bisa diartikan sebagai kata yang memiliki kemiripan
pengucapan yang akan membelit lidah jika diucapkan dengan tempo di atas normal.
Kata-kata ini bisa membantu dalam memperbaiki artikulasi ketika berbicara.
Sebaiknya serangkaian kata ini diucapkan dengan tempo normal atau cepat.
Ucapkan serangkaian kata ini dengan suara yang keras. Adapun kata-kata sukar yang
bisa Anda coba ucapkan adalah sebagai berikut:

 Satu biru dua biru tiga biru empat biru


 Kepala diurut kelapa diparut
 Ular melingkar di atas pagar4

3
https://pendidikan.co.id/pengertian-artikulasi-dan-faktor-yang-mempengaruhinya/ Diakses pada tanggal 1
April,pukul 22.11 PM.
4
https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-melatih-artikulasi-saat-berbicara-di-depan-publik-1uvSjfuJzTU/full ( diakses
pada pukul 8.04 AM)

4
C. Intonasi (Nada Bicara) dalam menyampaikan pidato
Intonasi berarti ketepatan dalam bersuara atau ketepatan dalam mengucapkan
nada (pitch). untuk mendapatkan intonasi yang baik seseorang harus mencoba
menyanyikan nada secara berulang-ulang agar tau letak kesalahan pengucapan
nadanya. Jika telah menemukan nada yang tepat dan mendapatkan bunyi yang pas dan
enak didengar maka suara yang dihasilkan adalah suara yang nyaring dan jernih.5
Intonasi suara juga merupakan kemampuan manusia untuk mengatur nada
suara, yakni suara yang naik atau suara yang turun.
Davit Pranata mengatakan didalam bukunya Speak With Power bahwa,
pentingnya intonasi dalam sebuah presentasi. Ada sebuah penelitian yang
menyebutkan bahwa intonasi suara berkontribusi sebesar 37% dari pesan yang ingin
kita sampaikan, sedangkan isi pesan tersebut hanyalah 7% (sisanya sebesar 56%
adalah bahasa tubuh). Maksudnya jika ada ketidaksinkronan dari intonasi suara dan isi
perkataan anda maka yang dipercaya oleh si penerima pesan adalah komponen yang
presentasinya lebih besar.6
Dalam ilmu retorika seseorang dalam berbicara dapat lebih mudah diterima
oleh audiensnya jika seseorang tersebut memiliki ciri khas tersendiri dalam berbicara.
Salah satunya yakni adalah intonasi ketika berbicara di depan umum. Intonasi sangat
berpengaruh dalam pengelolaan suara kita, suara yang monoton dan membosankan
akan menghasilkan feedback dari komunikan yang tidak baik. Karena naik turunnya
intonasi suara merupakan satu unsur penting dalam pembicaraan yang efektif.7
Intonasi suara terbaik adalah ketika seseorang berbicara dengan orang lain dan dapat
mengontrol emosi dalam mengucapkan suatu hal dan mengubah kecepatannya dalam
berbicara untuk menggambarkan suasana hati dan memberi tekanan kepada pembicaranya. 8
Dalam berpidato, seseorang yang hendak menyampaikan pidato harus bisa menggunakan
intonasi suara yang bervariasi. Intonasi yang baik adalah yang berada dinada menengah tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Jangan sampai pidato terkesan monoton tanpa adanya
variasi intonasi. Kecepatan penggunaan intonasi sangat diperlukan.9 Dalam intonasi secara
umum terdiri dari beberapa komponen teknik-teknik mulai dari pitch, volume, rate,
pause, yang dapat mempengaruhi kesuksesan dalam berbicara.
5
Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h.115
6
Davit Pranata, The Power of Speak (Jakarta: Gramedia, 2015) h. 21
7
John W. Osborne, Kiat Berbicara Di Depan Umum Untuk Eksekutif Jalan Menuju Keberhasilan, h. 67.
8
Charles Bonar Sirait, The Power Of Public Speaking kiat sukses berbicara di depan public,h. 121
9
Kholifatul Adha, Public Speaking (Yogyakarta:Notebook, 2014), h.79

5
D. Volume
Volume yaitu tingkat decibel suara yang dapat dikurangi atau ditingkatkan
dengan lebih menekankan udara pada chord vocal.Dalam menambahkan variasi,
volume dapat dinaikkan ataupun diturunkan ketika berucap.10Dalam berbicara seorang
komunikator dapat terlihat kecerdasannya dalam berbicara, bisa dilihat dari
bagaimana seseorang tersebut memainkan Volume suaranya agar bisa didengar
dengan baik oleh komunikannya. Tetapi dalam berbicara volume suara yang keras
bukan berarti identik dengan suara yang baik didengar bisa saja malah sebaliknya
suara yang rendahlah yang enak didengar oleh komunikan.Dalam prinsipnya volume
suara yang disampaikan akan baik didengar oleh komunikan jika apa yang
disampaikan sesuai dengan jarak komunikan mendengar, lalu penekanan-penekanan
pada kata atau kalimat tertentu sesuai konteks pembicaraannya, bisa keras atau
lantang atau bisa jadi rendah.11
volume adalah keras lembutnya suara seseorang dalam berucap.Variasi dalam
volume dapat mengungkapkan emosi, kepentingan, ketegangan, dari sebuah
maksud.Dalam buku karya M. Amin Lubis seorang pembina paduan suara
menyebutkan beberapa lambang dinamika volume bersuara dari volume keras hingga
volume suara melembut yakni:
1. f (Forte) = keras
2. ff (Fortissimo) = sangat keras
3. fff (Fortissimoassai) = sekeras mungkin
4. mf (mezzo forte) = setengah keras
5. fp (forte piano) = mulai dengan keras dan diikuti lembut
6. p (piano) = lembut
7. pp (pianissimo) = sangat lembut
8. ppp (pianissimo possible) = selembut mungkin
9. mp (mezzo piano) = setengah lembut.12

Dalam hal ini jika seorang mubalig berbicara dengan volume suara yang
kurang memadai, ada kemungkinan sebagai hadirin yang mendengarkan nya akan
mulai mengantuk. Begitu juga sebaliknya jika volume suara yang digunakan mubalig

10
Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia, h. 115

11
Najmi Fathoni, Strategi Komunikasi Model Sang Nabi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017), h 88
12
M. Amin Lubis, Buku Panduan Trapara (Training Paduan Suara) (Surabaya: Uinsa Press, 1993) h.16

6
terlalu keras di setiap penggunaan kata maka presepsi mad’u sebagai peendengar
mengira bahwa seorang mubalig tersebut sedang emosi.Rahasia sukses dalam
berbicara juga terletak pada kemampuan pembicara untuk mengetahui secara sadar
dan tepat kapan seharusnya mengubah volume, kapan seharusnya meninggikan
lengkingan suara, kapan seharusnya melebarkan langkah suara dan lain sebagainya.
Dalam melatih volume cobalah untuk melatih kata-kata mana yang dirasa tepat untuk
ditambah kan atau dikurangkan volume suaranya.13

13
Charles Bonar Sirait, The Power Of Public Speaking, h.126

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berpidato merupakan penampilan diri seseorang di hadapan pendengar
untukmenyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan rangkaian kata-kata
dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak pikirannya.

Olah vokal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa cenderung


mempunyai karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika berpidato dalam
bahasa Indonesia pembicara harus menggunakan lafal baku yang dimiliki oleh
bahasa Indonesia.

Adapun hal-hal dalam pidato yaitu Artikulasi( kejelasan ),Intonasin( Nada


Bicra ), dan Volume.

B. Saran
Demikian materi dari kelompok kami semoga apa yang kami sampaikan
melalui makalah ini bias membantu teman-teman untuk lebih memahami materi
yang kami sampaikan selain itu kritik dan saran juga sangat kami butuhkan demi
kelengkapan materi kami.

8
DAFTAR PUSTAKA

Raras, Haralda. "KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PIDATO." (2019).


Stewart L.Tubbs-Sylvia Moss, Op. Cit,
https://pendidikan.co.id/pengertian-artikulasi-dan-faktor-yang-mempengaruhinya/ Diakses pada
tanggal 1 April,pukul 22.11 PM.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-melatih-artikulasi-saat-berbicara-di-depan-publik-1uvSjfuJzTU/full
( diakses pada pukul 8.04 AM)
Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013),
Davit Pranata, The Power of Speak (Jakarta: Gramedia, 2015)
John W. Osborne, Kiat Berbicara Di Depan Umum Untuk Eksekutif Jalan Menuju Keberhasilan,.
Charles Bonar Sirait, The Power Of Public Speaking kiat sukses berbicara di depan public,
Kholifatul Adha, Public Speaking (Yogyakarta:Notebook, 2014),
Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia,
Najmi Fathoni, Strategi Komunikasi Model Sang Nabi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2017), M. Amin Lubis, Buku Panduan Trapara (Training Paduan Suara) (Surabaya: Uinsa
Press, 1993) Charles Bonar Sirait, The Power Of Public Speaking,

Anda mungkin juga menyukai