Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA YANG LAIN


MAKALAH

Ditujukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah: Keterampilan Bahasa
Dosen Pengampu: Indah Katulistiowati

Oleh:

1. Nina Fauziyah (D97217064)


2. Putri Sarah Zainovi (D97217071)
3. Chusnun Ni’matul H. (D97217088)
4. Fadwa Faradisa (D97217090)

5. Faiq Aulia Rahma (D97217091)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya
kepada penulis, baik berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran sehingga penulis
dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “HUBUNGAN
KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN ASPEK KETERAMPILAN
BERBAHASA YANG LAIN” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan
Berbahasa.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu


dalam proses penulisan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap
bisa memberikan sedikit pengetahuan yang bermanfaat tentang hubungan
keterampilan berbicara dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain yang
bebas dari kesalahan. Namun, penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini
tentu terdapat kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Surabaya, 20 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................1

PEMBAHASAN..........................................................................................................................2

2.1 Pengertian Berbicara, Mendengar, Menyimak, Membaca, dan Menulis........................2

2.1.1 Pengertian Berbicara..................................................................................................2

2.1.2 Pengertian Mendengar................................................................................................2

2.1.3 Pengertian Menyimak................................................................................................3

2.1.4 Pengertian Membaca..................................................................................................3

2.1.5 Pengertian Menulis.....................................................................................................4

2.2 Hubungan Antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Berbahasa yang Lain4

2.2.1 Hubungan Berbicara dengan Mendengar...................................................................4

2.2.2 Hubungan Berbicara dengan Menyimak....................................................................5

2.2.3 Hubungan Berbicara dengan Membaca......................................................................6

2.2.4 Hubungan Berbicara dengan Menulis........................................................................7

PENUTUP....................................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti manusia tidak dapat


hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini menjadi salah satu alasan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan berkomunikasi, kare
dengan berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu sama lain.
Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi tinggi akan lebih
mudah bergaul dengan lingkungan masyarakat.

Keterampilan berbahasa merupakan modal utama seseorang dalam


berkomunikasi pada kehidupan sehari-hari, yang mempunyai lima aspek,
yaitu mendengar, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Komunikasi pula tidak bisa terlepas dari kegiatan berbicara, karena itu
keterampilan berbicara dapat menunjang dalam berkomunikasi. Selain itu,
aspek berbicara merupakan salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai
karena dapat menunjang keterampilan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian berbicara, mendengar, menyimak, membaca, dan


menulis?

1.2.2 Apa hubungan antara keterampilan berbicara dengan keterampilan


berbahasa yang lain?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui pengertian berbicara, mendengar, menyimak, membaca,


dan menulis.
1.3.2 Mengetahui hubungan antara keterampilan berbicara dengan
keterampilan berbahasa yang lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berbicara, Mendengar, Menyimak, Membaca, dan Menulis

2.1.1 Pengertian Berbicara

Marwoto dan Yant Mujianto menyatakan bahwa berbicara


merupakan salah satu komunikasi yang mengandalkan kekuatan
dan kompetensi berbahasa, kata-kata, frasa, kalimat, paragraf, dan
ujaran, dengan vokal dan penampilan yang pendukung.

Menurut Suharyanti, berbicara merupakan pemanfaatan


sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk memberi
tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan dapat dilihat
(visible) agar maksud dan tujuan dari gagasan-gagasannya dapat
tersampaikan. Hal ini menunjukkan bahwa berbicara merupakan
pengucapan bunyi-bunyi yang dipandang dari faktor fisik untuk
mengkomunikasikan gagasannya.

2.1.2 Pengertian Mendengar

Mendengar adalah proses ketika gelombang-gelombang suara


mengenai gendang telinga dan menyebabkan sejumlah getaran
yang ditransformasikan ke otak.

Mendengar merupakan suatu kegiatan yang berhubungan


dengan proses penangkapan indera pendengaran terhadap bunyi
dengan kata lain hanya mewakili fungsi dan tugas salah satu dari
panca indera.

3
4

Mendengar yaitu dapat menangkap suara atau bunyi dengan


telinga, tidak tuli, dan mendapatkan kabar.

2.1.3 Pengertian Menyimak

Dalam KBBI, menyimak dapat diartikan sebagai


mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan
atau dibaca orang.

Menurut Yeti Mulyati, menyimak memiliki arti suatu proses


kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, menangkap isi,
serta memahami makna komunikasi, yang telah disampaikan oleh
si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Dari dua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


kegiatan menyimak tidak sama dengan kegiatan mendengar.
Kegiatan mendengar bisa jadi dilakukan tanpa sengaja, tanpa
maksut atau tujuan tertentu.

Akan tetapi kegiatan menyimak mempunyai tujuan untuk


memahami apa yang didengar. Dalam kegiatan menyimak
diperlukan kosentrasi dan kemampuan untuk menafsirkan pesan.

2.1.4 Pengertian Membaca

Menurut Solchan T. W. kemampuan membaca adalah


kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang
disampaikan secara tertulis oleh pihak lain.

Anthony, Pearson, dan Raphael mendefinisikan membaca


sebagai suatu proses rekonstruksi makna melalui interaksi yang
5

dinamis antara pengetahuan siap membaca, informasi yang tersaji


dalam bahasa tulis, dan konteks bacaan.

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam


membaca tidak hanya diperlukan kemampuan untuk mengubah
lambang menjadi bunyi, tetapi perlu memahami makna yang tersaji
di dalam teks.

2.1.5 Pengertian Menulis

Solchan T. W. menyatakan bahwa kemampuan menulis


merupakan kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain
secara tertulis. Kemampuan ini tentu saja bukan hanya kemampuan
untuk menyusun dan menuliskan simbol-simbol, tetapi juga
mengungkapkan ide atau gagasan kepada pihak lain agar dapat
dipahami seperti apa yang dimaksudkan penulis.

2.2 Hubungan Antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan


Berbahasa yang Lain

Dalam pelaksanaannya pada kehidupan sehari-sehari, kelima


komponen keterampilan berbahasa tidak bisa dipisahkan antara satu dengan
yang lain, karena kelimanya merupakan satu kesatuan yang erat dan saling
berhubungan.

2.2.1 Hubungan Berbicara dengan Mendengar

Berbicara dan mendengar merupakan keterampilan berbahasa


yang sangat erat kaitannya. Berbicara bersifat produktif sedangkan
mendengar bersifat reseptif. Tidak akan terjadi aktivitas
mendengar, apabila tidak ada sebuah pembicaraan.
6

Dawson menjelaskan hubungan antara berbicara dan


mendengarkan, seperti berikut ini.

1. Ujaran biasanya dipelajari melalui proses mendengarkan dan


proses meniru. Dengan demikian, materi yang didengarkan dan
direkam dalam ingatan berpengaruh terhadap kecakapan
berbicara pada seseorang.

2. Ujaran seseorang mencerminkan pemakaian bahasa di


lingkungan keluarga dan masyarakat tempatnya hidup,
misalnya dalam penggunaan intonasi, kosakata, dan pola-pola
kalimat.

3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan


mendengarkan berarti pula membantu meningkatkan kualitas
berbicara.

4. Bunyi suara yang didengar merupakan faktor penting yang


berpengaruh terhadap kemampuan berbicara seseorang
(terutama anak-anak). Oleh karena itu, suara dan materi
pembicaraan yang berkualitas baik yang didengar dari seorang
guru, tokoh-tokoh, atau dari pemuka-pemuka agama, dari
rekaman-rekaman atau cerita-cerita yang bernilai tinggi, sangat
membantu anak atau seseorang yang sedang belajar berbicara.

2.2.2 Hubungan Berbicara dengan Menyimak

Menyimak dan berbicara merupakan dua kegiatan yang tidak


bisa dipisahkan satu dengan yang lain dan saling berkaitan.
Menyimak adalah keterampilan dasar untuk mempelajari bahasa,
sedangkan keterampilan berbicara sangat membutuhkan bahasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, menyimak dan berbicara berlangsung
7

dalam waktu yang bersamaan. Tidak mungkin ada orang yang


menyimak jika tidak ada orang yang berbicara. Begitu juga jika
tidak orang yang berbicara, maka tidak akan ada pula orang yang
menyimak. Antara keduanya saling melengkapi dan berpadu
menjadi sebuah komunikasi lisan, baik melalui telepon atau
bertatap muka secara langsung. Kegiatan lain yang merupakan
keterpaduan antar keduanya yaitu diskusi, kegiatan tanya-jawab,
ataupun interview.

Menurut Brooks, menyimak dan berbicara adalah kegiatan


komunikasi dua arah. Hal-hal yang memperlihatkan hubungan
antar keduanya yaitu sebagai berikut:

1. Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru.


2. Kata-kata yang dipakai serta dipelajari sang anak biasanya
ditentukan oleh perangsang yang ditemui dan yang sering
memberikan bantuan dalam menyampaikan ide-ide.
3. Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di
lingkungan rumah atau masyarakat tempatnya hidup.
4. Anak lebih mudah memahami kalimat yang lebih panjang dan
lebih rumit daripada kalimat yang dapat diucapkannya.
5. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu
meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
6. Bunyi atau suara adalah faktor penting dalam meningkatkan
pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, anak akan
lebih baik jika mendengarkan ujuran-ujaran yang baik pula
dari lingkungan sekitar.

7. Berbicara dengan bantuan alat peraga dapat menghasilkan


penangkapan informasi yang lebih baik untuk penyimak.
8

2.2.3 Hubungan Berbicara dengan Membaca

Beberapa penelitian telah menunjukkan dan memperlihatkan


adanya hubungan  erat antara perkembangan kecakapan berbahasa
lisan dengan kesiapan membaca. Hasil kajian-kajian tersebut
memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa
lisan turut memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman yang
meng- untungkan juga bagi pengajaran membaca. Kemampuan
tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang
luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap dan
sempurna, pembeda-bedaan pendengaran yang tepat, kemampu- an
mengikuti serta menelusuri perkembangan cerita, atau
menghubnungkan aneka macam kejadian dalam urutan yang wajar.

Aneka hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca


telah dibuktikan dalam beberapa telaah penelitian, antara lain:

1. Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan


kecakapan  berbahasa lisan.
2. Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara atau buta
huruf mungkin akan mengganggu pelajaran membaca bagi
siswa.
3. Jika pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk
suatu dasar  bagi pelajaran membaca, maka
membaca  bagi  para siswa yang lebih tinggi kelasnya turut
membantu meningkatkan bahasa lisan mereka; misalnya:
kesadalinguistik mereka terhadap kata-kata atau istilah-
istlah  baru,  struktur kalimat yang baik dan efektif, serta
penggunaan kata-kata yang tepat.

4. Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan


secara langsung, jika ada kata-kata baru muncul dalam bacaan
9

siswa, hendaklah  guru mendiskusikan dengan siswa agar


memahami  maknanya sebelum  mereka memulai
membacanya.

2.2.4 Hubungan Berbicara dengan Menulis

Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat


produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai
penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan
berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian
informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis.

Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis


diperoleh melalui kegiatan menyimak ataupun membaca.
Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan
berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan
menggunakan kaidah kebahasaan menunjang keterampilan
berbicara. Berikut adalah persamaan dari keterampilan berbicara
dan menulis:

1. Anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis dan


kosakata, pola-pola kalimat serta organisasi ide-ide yang
memberi cirri kepada ujarannya merupakan dasar bagi
keterampilan menulis berikutnya. 
2. Anak yang telah dapat berbicara dengan lancer biasanya dapat
pula menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya serta
tepat tanpa diskusi lisan pendahuluan tetapi dia masih perlu
membicarakan ide-ide yang rumit yang diperolehnya dari
tangan kedua. 
3. Perbedaan-perbedaan antara berbicara dengan menulis juga
ada, di antaranya, keterampilan berbicara atau komunikasi
lisan cenderung ke arah kurang berstruktur, lebih sering
berubah-ubah, tidak tetap dan biasanya lebih kacau dan
10

membingungkan daripada komunikasi tulis. Komunikasi tulis


cenderung lebih unggul dalam isi pikiran maupun struktur
kalimat, lebih formal dalam gaya bahasa dan jauh lebih teratur
dalam pengertian ide-ide. Penulis biasanya telah memikirkan
dalam-dalam setiap kalimat sebelum dia menulis naskahnya.
Selain itu, dia juga sering memeriksa serta memperbaiki
kalimat-kalimatnya berapa kali sebelum dia menyelesaikan
tulisannya. 
4. Pembuatan catatan serta bagan atau rangka ide-ide yang akan
disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong siswa
untuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada para pendengar.
Para siswa harus belajar berbicara dari catatan-catatan, dan
mereka membutuhkan banyak latihan berbicara dari catatan
agar penyajiannya tidak terputus-putus. Menyimak dan
membaca erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya
merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan
menulis erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya
merupakan cara untuk mengekspresikan makna atau arti.
Dalam penggunaannya, keempat keterampilan berbahasa
tersebut sering sekali saling berhubungan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam berbahasa ada lima keterampilan utama, yaitu keterampilan


berbicara, mendengar, menyimak, membaca, dan menulis. Pada umumnya
kelima keterampilan tersebut berkembang secara berurutan. Sejak dalam
kandungan manusia sudah mampu untuk menyimak. Dari hasil simakan itu
manusia menirukan dan pada akhirnya muncul keterampilan berbicara.
Setelah itu manusia mulai mengenal simbol-simbol bahasa secara tertulis
dan mempelajarinya. Untuk membaca dan menulis masih belum diketahui
secara pasti mana yang berkembang lebih dahulu. Tetapi, anak yang belum
mampu membaca pun bisa saja mencoret-coret kertas atau menulis
walaupun mungkin belum bermakna.
Lima keterampilan berbahasa itu saling mendukung antara satu
dengan yang lainnya. Dalam suatu aktivitas berbahasa bisa saja melibatkan
beberapa keterampilan berbahasa. Peningkatan kemampuan pada satu jenis
keterampilan akan mendukung keterampilan berbahasa lainnya. Dengan
demikian apabila ingin memiliki keterampilan berbahasa yang baik maka
tidak bisa mengabaikan salah satu dari empat keterampilan tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Herry. 2005. Modul Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang


Terabaikan. -

Marwoto dan Yant Mujiyanto. 1998. BPK Berbicara II (Sanggar Bahasa dan
Sastra Indonesia). Surakarta: Depdikbud RI UNS.

Meity Taqdir Qodratillah, dkk. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar:
Edisi Pertama. Bandung: Bina Ilmu.

Solchan T. W., dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka

Suharyanti dan Edy Suryanto. 1996. Reorika: Buku Pegangan Kuliah. Surakarta:
UNS Press.

Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 1. Buku 1 :


Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara. Bandung: Penerbit Angkasa.

Nur, Listia. Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara.


http://listianurr.blogspot.com/2014/06/makalah-hubungan-keterampilan-

berbicara.html. Diakses pada 24 Desember pukul 15.03 WIB.

Yeti Mulayati, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka

12
13

Anda mungkin juga menyukai