Anda di halaman 1dari 4

1.

Pertanyaan dari: Fira Aldilla Nurjannah 180210402015

Tolong jelaskan relasi antara sosiologi sastra dengan drama. Kemudian berikan contoh sebuah drama
yg di dalam nya tersebut mengangkat mengenai sosiologi sastra?\

Dijawab oleh: Fuaddillah Rizqi Buyung Utama 180210402026

Setiap drama, pasti memiliki suatu konflik didalamnya. Kita ambil salah stau konflik yaitu aspek sosial.
Aspek sosial adalah suatu tindakan sosial yang digunakan untuk menghadapi masalah sosial. Masalah
sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah
lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain
karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan dan kebudayaannya, sifat kependudukannya,
dan keadaan lingkungan alamnya, menurut (Soelaeman, 2009:5).

Sedangkan kita tahu bahwa menurut Ratna, (2007: 59) Pendekatan sosiologi sastra menganalisis
manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu. Pendekatan
yang digunakan dalam sosiologi sastra ini adalah model-model pemahaman sosial. Pendekatan
sosiologis juga memiliki implikasi metodologis berupa pemahaman mendasar mengenai kehidupan
manusia dalam masyarakat.

Jadi dengan pernyataan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa relasi antara sosiologi sastra
dengan suatu drama saling berhubungan satu sama lain. Bahkan di dalam drama dapat kita temui,
banyak naskah drama yang mengangkat tentang aspek sosial yang ada pada lingkungan kita. Hal itu
dikarenakan pengarang hidup berdampingan dengan lingkungan masyarakat dan tanpa terkecuali juga
fenomena-fenomena atau permasalahn yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri. Maka dari itu,
sosiologi sastra dan drama memiliki relasi yang kuat.

Contoh drama yang mengangkat aspek sosial dengan pendekatan sosiologi sastra yaitu:

 Naskah drama Kidung Pinggir Lurung, merupakan jenis sastra imajinatif yang ditulis oleh
Udyn. U. Pe. We. Selain pernah dipentaskan di beberapa teater, naskah drama Kidung Pinggir
Lurung telah dimuat dalam buku berjudul Lima Naskah Lakon terbitan Taman Budaya Jawa
Tengah. Hal menarik yang menonjol dalam naskah yang ditulis oleh Udyn. U. Pe. We. adalah
adanya fenomena nilai-nilai sosial yang bernuansa politik yang diungkap dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.
2. Pertanyaan dari: Rosita 180210402034

Apa contoh dari fungsi sosiologi sastra sebagai media penghibur dalam kehidupan masyarakat?

Dijawab oleh: Fuaddillah Rizqi Buyung Utama 180210402026

Kembali kepada relasi sosiologi sastra yang tidak jauh kaitannya dengan masyarakat, disini sebuah
karya sastra mencoba menyampaikan permasalahan atau fenomena yang ada di lingkungan masyarakat.

Contoh sosiologi sastra yang terdapat pada naskah drama Kidung Pinggir Lurung, merupakan jenis
sastra imajinatif yang ditulis oleh Udyn. U. Pe. We. Selain pernah dipentaskan di beberapa teater,
naskah drama Kidung Pinggir Lurung telah dimuat dalam buku berjudul Lima Naskah Lakon terbitan
Taman Budaya Jawa Tengah. Hal menarik yang menonjol dalam naskah yang ditulis oleh Udyn. U. Pe.
We. adalah adanya fenomena nilai-nilai sosial yang bernuansa politik yang diungkap dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.

Sastra mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur, memberikan sebuah fatwa kepada masyarakat agar
lebih bersikap manusiawi seperti filsafat dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang, yang perlu
ditekankan ajaran dalam sastra bukanlah doktrin melainkan disampaikan secara lembut. Agar segala
aspek tingkatan masyarakat dapat memahami maksud yang terkandung dalam suatu naskah drama
tersebut.

3. Pertanyaan dari: Imami Nur Afifah 180210402029

Sastra sebagai cermin masyarakat adalah sejauh mana sastra mencerminkan masyarakat pada saat karya
sastra itu di buat. ini maksudnya asal usul terbentuknya sastra dalam masyarakat atau gimana?

Dijawab oleh: M. Anggi Rizka 180210402044

Pada sebuah buku yang berjudul “Ikhtisar Kesusastraan Indonesia Modern” tulisan Pamusuk Eneste
dijelaskan, 3 versi tentang sejarah kesusastraan Indonesia itu lahir atau terbentuk. Umar Yunus
berpendapat, sastra ada sesudah bahasa ada. Misalkan, “sastra X ada sesudah bahasa X ada”. Karena
bahasa Indonesia baru lahir saat adanya sumpah pemuda pada tahun 1928, maka Umar Yunus
berpendapat bahwa kesusastraan Indonesia baru lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Sehingga
menurutnya, karya sastra yang terbit sebelum tahun 1928 dianggap bukan digolongkan sebagai hasil
satra Indonesia.
4. Pertanyaan dari: Linda Dewi Puji Hastutik 1802104020

Fungsi sosial sastra adalh merombak masyarakat, bagaimana sastra bisa dikatakan dapat merombak
masyarakat? Dan dalam segi kehidupan masyarakat yang mana yang dapat dirombak oleh sastra?

Dijawab oleh: M. Anggi Rizka 180210402044

Sastra yang dapat merombak masyarakat ada pada contoh sosiologi sastra sebagai berikut: Contoh
Telaah Sosiologi Sastra pada Karya Sastra Perlawanan terhadap Budaya Patriarki dalam Konteks
Indonesia dalam Novel Saman.

Dalam Novel terserbut bahwa Ketidakadilan gender yang tampak pada kutipan tersebut, berkaitan
dengan ideologi familialisme yang demikian kuat mengakar dalam masyarakat Jawa (Kusujiarti,
1997:90). Dalam masyarakat ideologi tersebut ikut melegalisasi perbedaan peran dan kedudukan laki-
laki dengan perempuan dalam masyarakat adalah ideologi familialisme. Jadi hal tersebut dapat
merubah kesetaraan gender yang dimana laki-laki menduduki kedudukan paling atas dalam keluarga
atau kepala keluarga.

5. Pertanyaan dari: Wihania Raras Arinindya 180210402024

Maksud dari fungsi sosiologi sastra yang poin kedua itu gimana ya? Tolong dijelaskan soalnya saya
belum faham.

Dijawab oleh: Jeby Dwiki Darmawan 180210402017

Seperti halnya karya sastra yg bisa kita contoh yaitu puisi puisi terbaik karya sastrawan terkenal. Dapat
kita contoh makna dari puisi tersebut . Namun kita bisa menyaringnya jika terdapat makna yg tidak
pantas yg di tangkap oleh masyarakat saat ini dan dapat kita ganti dengan makna yang lebih baik . Hal
ini dapat saling berkaitan dengan fungsi nomer 3 yaitu sebagai daya tarik masyarakat untuk menghibur
diri lewat puisi puisi yang sudah di perbaharui maknanya . Maka dari itu makna puisi yang dapat kita
contoh dapat kita contoh dan jika tidak dapat telaah lagi menjadi makna yang bagus untuk menjadikan
daya tarik masyarakat cara menghibur diri dengan karya sastra
6. Pertanyaan dari: Sandi Nirwana 180210402043

Jelaskan apa yg dimaksud merombak masyarakat sesuai dengan fungsi sosial sastra dan apa
tujuannya?

Dijawab oleh: Jeby Dwiki Darmawan 180210402017

Disini kita terlibat dalam pertanyaan - pertanyaan seperti ”Sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan
dengan nilai sosial?" . dan "Sampai berapa jauh nilai sastra dipengaruhi nilai sosial?" Dalam hubungan
ini , ada tiga hal yang harus diperhatikan pertama kita menganggap sastra sebagai pedoman yang
fungsinya sebagai pemberharu atau perombak. yang keduaa berutugas sebagai melariskan budaya atau
sastra dengan cara pertunjukan seni, salah satunya pementasan tari tradisional maupun modern. Dan
yang terakhir berkaitan dengan hal yang kedua bertujuan untuk mengajarkan sastra kepada masyarakat
dengan cara menghibur.

Anda mungkin juga menyukai