DAFTAR PERTANYAAN DISKUSI KELOMPOK 8 (TEKNIK MENULIS NASKAH)
1. Wihania Raras Arinindya (180210402024)
Pertanyaan : Bagaimana cara membedakan babak dan adegan. Lalu, apa yang dimaksud dengan naskah drama satu babak? Jawaban : Babak dan adegan itu berbeda. Babak merupakan bagian dari sebuah drama. Batas babak satu dengan babak selanjutnya ditandai dengan turunnya layer atau matinya penerangan lampu pementasan, sedangkan adegan adalah bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa. Pendek kata, drama terdiri atas beberapa babak dan satu babak bisa terdiri atas beberapa adegan. Lalu, mengenai drama satu babak. Drama satu babak adalah suatu bentuk karya sastra berupa naskah dan lakon yang terdiri atas satu babak. Contohnya, yakni Drama Ayahku Pulang yang telah kita analisis minggu kemarin sebagai tugas UTS.
2. Bella Amarda (180210402038)
Pertanyaan : Apakah menentukan alur dalam teknik menulis naskah drama boleh tidak urut? Mohon penjelasan beserta contohnya. Jawaban : Boleh. Sama halnya seperti prosa (cerpen dan novel), plot drama juga boleh tidak urut. Pembuka drama tidak harus selalu mengenalkan tokoh, bisa juga langsung disuguhkan konflik. Hal ini bertujuan untuk mengundang ketertarikan pembaca atau penonton untuk mengikuti alur drama dari awal hingga akhir. Jika konflik yang pertama kali disuguhkan atau sebagai pembuka, maka penonton atau pembaca akan dibuat bertanya-tanya mengenai mau dibawa ke mana alur cerita sehingga lebih menarik. Pendek kata, perkembangan tahapan alur bisa berubah bergantung bagaimana pengarang akan menyajikan alur. Misal, naskah drama Dag Dig Dug karya Putu Wijaya. Pembuka drama ini menyuguhkan konflik, yang mana seorang istri bertanya mengenai seseorang kepada sang suami, tetapi si suami tak mengingat nama orang tersebut. Si istri pun memaksa sang suami agar mengingat-ingat nama orang itu lagi. Setelah si suami mengingat nama orang itu yang ternyata Kairul Umam, terjadi perdebatan kecil lagi. Si suami merasa aneh dengan Kairul Umam, tetapi si istri membenarkan bahwa nama orang itu adalah Kairul Umam dengan cara menunjukkan sebuah surat wasiat. Namun, si suami tetap ngotot bahwa nama orang yang mereka bicarakan adalah Chairul Umam, bukan Khariul Umam.
3. Firda Sukma (180210402010)
Pertanyaan : Seberapa penting peranan dialog dalam naskah drama? Bagaimana jika naskah drama tidak ada dialog, misal hanya ada monolog saja?
Jawaban : Peranan dialog dalam naskah drama sangat penting karena dialog memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita.
2) Mengembangkan plot dan menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau penonton. 3) Memberikan isyarat peristiwa yang mendahuluinya. 4) Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang. 5) Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi di dalam drama tersebut. Apabila dalam naskah drama hanya ada monolog, maka itu disebut pementasan monolog karena monolog dan dialog itu berbeda. Monolog adalah percakapan yang dilakukan oleh tokoh tunggal kepada dirinya sendiri. Monolog bisa berbentuk percakapan cermin dengan dirinya sendiri dalam cermin atau percakapan yang berbunyi dalam hati yang berkata pada diri sendiri, sedangkan dialog adalah sebuah percakapan yang dilakukan oleh dua tokoh atau lebih dengan maksud tertentu untuk jalannya sebuah cerita.
4. Tsabit Mutardho (180210402041)
Pertanyaan : Apakah dalam penulisan naskah drama diperlukan prolog? Jika iya, mengapa? Lalu, bagaimana jika langsung menulis dialog (tanpa prolog) ketika membuat naskah drama? Apakah akan salah jika tidak menggunakan prolog? Jawaban : Prolog bisa disebut juga sebagai pengantar naskah yang bisa berupa dialog atau kilas balik dari suatu peristiwa yang terjadi dalam cerita. Fungsi prolog adalah untuk memperkenalkan para tokoh, konflik, dan sinopsis lakon suatu cerita. Sebenarnya, prolog tidak wajib ada di dalam suatu naskah drrama. Namun, dengan adanya prolog, maka pembaca atau penonton akan semakin tertarik dan penasaran dengan isi cerita.
5. Mohamad Syahrul Shobirin (180210402004)
Pertanyaan : Bagaimana cara membuat prolog yang baik dan benar? Jawaban : Sebenarnya, prolog tidak harus diambil dari bagian atau potongan cerita, tetapi bisa juga dibuat dengan kreatifitas pengarang agar lebih menarik perhatian pembaca atau pentonton. Berikut inia adalah cara membuat prolog. 1) Pertama, ambil bagian dari konflik atau kejadian yang paling menarik dalam cerita agar pembaca semakin penasaran. 2) Mengambil hal yang menjadi minat pembaca. Dalam hal ini, setiap karya sastra tentunya memiliki peminat masing-masing. Apabila naskah drama tentang percintaan, maka prolog dibuat dengan menggunakan konflik yang berhubungan dengan percintaan. Pendek kata, harus disesuaikan. 3) Prolog dibuat sesingkat mungkin, padat, dan ringkas. Paling panjang sekitar 400-500 kata. Contoh prolog: Tak lama setelah terdengar lolongan serigala secara bergantian, terjadilah serangan yang mengejutkan para pendaki itu. Seorang pendaki dengan parang di tangannya berusaha menjauhkan serigala-serigala yang menyerang dengan buas. Gadis kecil itu berusaha melepaskan diri dari serangan serigala hitam . Namun, baru saja pria yang akan memegang parang itu menolong si gadis, terdengar suara yang sangat memilukan.
6. Saifana Huwaida (180210402028)
Pertanyaan : Ketika menyadur cerpen menjadi naskah drama, kita pasti menjumpai alur campuran, bagaimana cara menuliskannya agar terlihat bagus dan cocok dipentaskan di dalam drama. Jawaban : Tidak seperti novel atau cerpen yang bisa menggunakan tanda separator (***/+++) atau italic untuk mendeskripsikan alur mundur/campuran, penulisan alur mundur pada naskah drama cukup sulit karena naskah tersebut sewaktu-waktu bisa saja dipentaskan. Namun, penulisan alur campuran bisa disiasati dengan dialog antartokoh atau monolog seorang tokoh. Misalnya, ada alur yang menceritakan peristiwa di masa lalu atau pengalaman seseorang, hal itu biasa disiasati dengan seorang tokoh yang mengalami peristiwa tersebut bercerita dengan tokoh lain. Contoh lain, jika ada bagian di mana seorang tokoh bermimpi dan agar penonton bisa mengetahui tokoh tersebut bermimpi, maka tokoh itu bisa melakukan monolog, misalnya seperti, “Sial, aku bermimpi buruk lagi!” atau “Pertanda apa mimpiku semalam? Kenapa aku bisa bertemu dengan ular?” dan seterusnya. Jika dipentaskan, peralihan alur bisa ditandai dengan matinya penerangan, kemudian dijelaskan oleh seorang tokoh agar penonton tidak bingung. Umpamanya, sebuah babak menampilkan adegan kilasan di masa lalu. Setelah selesai, lampu mati dan menampilkan adegan lain yang mana si tokoh yang mengalami peristiwa di masa lalu itu seolah-olah menjelaskan bahwa adegan sebelumnya adalah flashback, seperti misalnya, “Itulah ceritanya bagaimana ayahmu dan ibu bisa bertemu”.