Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN KE-1

KONSEP DASAR SASTRA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi, Anda diharapkan mampu:
1.1. Mengetahui hakikat sastra
1.2. Mengetahui ciri-ciri teks sastra

B. URAIAN MATERI
1.1. Mengetahui Hakikat Sastra
Pada umumnya, orang memaknai kata sastra, susastra, kesastraan, dan
kesusastraan sama, padahal setelah ditelisik dan dipahami secara mendalam masing-
masing istilah memiliki makna berbeda. Tentu saja asal katanya satu yakni sastra yang
dahulu lebih lazim ditulis sastera. Kata sastra ini berasal dari bahasa Sansekerta, dari
akar kata cas ‘mengajar’ dan –tra ‘alat’. Jadi, sastra berarti alat mengajar. Untuk kata
kesastraan, asal katanya sastra yang lebih tepat digunakan untuk menyatakan pengertian
kadar sastra (literariness). Novel sastra, misalnya, dianggap lebih bernilai daripada yang
bukan sastra, meskipun novel-novel sastra itu kadar kesastraannya berbeda-beda.
Selanjutnya, kata kesusastraan asal katanya susastra yang memiliki makna sastra
indah karena arti tambahan su- ‘indah’ atau ‘lebih’. Kesusastraan sendiri dapat diartikan
sebagai kumpulan atau hal-hal yang berkenaan dengan sastra. Dengan demikian sudah
jelas bahwa kata sastra, susastra, kesastraan, dan kesusastraan maknanya berbeda.
Sastra merupakan salah satu cabang seni yang bermedium bahasa. Susastra berarti sastra
yang indah atau tinggi mutunya. Sementara kesastraan berarti nilai atau kadar sastra dan
kesusastraan berarti kumpulan karya sastra atau hal-hal yang berkenaan dengan sastra
(Soedjarwo via Istiana, 2015).
Penjelasan di atas merupakan pengertian sastra dan beberapa istilah yang
mengikutinya. Untuk pengertian sastra secara kontekstual tentu saja beragam. Berbagai
kalangan mendefinisikan pengertian tersebut menurut versi pemahamannya masing-
masing. Menurut A. Teeuw (1989), sastra dideskripsikan sebagai segala sesuatu yang
tertulis dan pemakaian bahasa dalam bentuk tulis. Sementara itu, Sumardjo dan Saini
(1997, 3-4) mendefnisikan sastra dalam lima pengertian yang dapat diartikan bahwa
sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat,
dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona
dengan alat bahasa.
Lima karakteristik sastra yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan kajian
terhadap karya sastra. Pertama, pemahaman bahwa sastra memiliki tafsiran mimesis.
Artinya, sastra yang diciptakan mencerminkan kenyataan atau merupakan tiruan dari
kenyataan. Kedua, manfaat sastra. Mempelajari sastra harus mengetahui manfaat karya
sastra bagi penikmat atau pembacanya. Manfaat karya sastra dapat ditemukan dari isi
karya sastra itu sendiri, melalui konteks di dalamnya atau karakteristik para tokohnya.
Ketiga, dalam sastra harus disepakati adanya unsur fiksionalitas. Unsur fiksionalitas
sendiri merupakan cerminan kenyataan. Unsur fiksionalitas unsur realitas yang tidak
'terkesan' sebagai rekayasa. Keempat, pemahaman bahwa karya sastra merupakan
sebuah karya seni. Dengan adanya karakteristik sebagai karya seni ini, pada akhirnya
kita dapat membedakan mana karya yang termasuk sastra dan bukan sastra. Kelima,
setelah empat karakteristik ini kita pahami, pada akhirnya harus bermuara pada
kenyataan bahwa sastra merupakan bagian dari masyarakat. Hal ini menandakan bahwa
sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu memiliki tanda-tanda. Tanda-tanda yang
terdapat dalam karya sastra kurang lebih sama, dengan norma, adat, atau kebiasaan yang
muncul berbarengan dengan hadirnya sebuah karya sastra.
Sehubungan dengan karakteristik sastra sebagai seni, maka dalam dunia seni
terdapat berbagai cabang seni yang salah satunya cabang seni sastra. Medium seni sastra
berupa bahasa yang dapat berbntuk tulis atau lisan. Dengan demikian, sastra menjadi
salah satu bagian penting dalam seni. Namun demikian, kedudukannya sama dengan
cabang-cabang seni lainnya seperti seni tari, seni suara, seni musik, seni lukis, dan lain
sebagainya.
1.2. Mengetahui Ciri-Ciri Teks Sastra
Ciri-ciri sastra yang akan diuraikan di sini sebagaimana pernah dikemukakan oleh
Wellek dan Warren menyebutkan ciri-ciri sastra sebagai berikut:
1. Sastra menimbulkan efek yang mengasingkan;
2. Fiksionalitas;
3. Hasil ciptaan;
4. Memiliki tujuan yang tidak praktis;
5. Disampaikan melalui bahasa;
6. Bersifat imajinatif;
7. Bermakna lebih;
8. Berlabel sastra;
9. Merupakan konvensi masyarakat sebagai ciri-ciri sastra
Selain ciri-ciri di atas, Luxemburg, dkk juga menyatakan mengenai ciri-ciri sastra
seperti di bawah ini:
1. bukan imitasi;
2. otonom;
3. koherensi;
4. sintesa;
5. mengungkapkan yang tak terungkapkan sebagai ciri sastra yang lainnya.
Dari ciri-ciri yang disampaikan kedua tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa
sastra mempunyai efek fiksionalitas, kreasi, bertujuan, medianya bahasa, imajinatif,
bermakna lebih/banyak makna, dan mengungkapkan hal yang tak terungkapkan.
Berkaitan pula dengan ciri-ciri sastra, fungsi sastra yang dikemukakan oleh Horatius
ialah dulce et utile, yang terdapat dalam bukunya Ars Poetica. Arti dari istilah tersebut
bahwa sastra mempunyai fungsi ganda, yakni menghibur dan bermanfaat bagi
pembacanya. Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan, memberikan makna
terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau memberikan
pelepasan ke dunia imajinasi. Keindahan tersebut tersirat dan tersurat melalui bahasa
yang digunakan.
C. LATIHAN TUGAS
1. Jelaskan hakikat sastra yang Anda pahami!
2. Apa yang dimaksud fiksionalitas dalam karya sastra?
3. Di antara ciri sastra yang disebutkan Luxemburg, dkk bahwa sastra merupakan
sintesa, jelaskan!

D. DAFTAR PUSTAKA

http://www.balaibahasajateng.web.id/index.php/read/home/infosastra_detail/43/Sastra-
Susastra-Kesastraan-dan-Kesusastraan diakses pada 1 Juli 2018 pukul 20.00 WIB

Luxemburg, et. Al. 1982. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dick Hartoko. Jakarta:
Gramedia.

Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Teeuw, A. 1989. Sastra Indonesia Modern II. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Anda mungkin juga menyukai