Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 2 LINGUISTIK

SEBAGAI ILMU 2

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan tentang linguistik sebagai ilmu. Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan:

1. Mampu menjelaskan tentang tujuan dan manfaat mempelajari linguistik.


2. Mampu menjelaskan serta membedakan subdisiplin linguistik.

B. URAIAN MATERI
1. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Linguistik

Dalam perkembangannya, tentu tidak dapat dipisahkan tujuan yang hendak kita
capai untuk mempelajari linguistik dengan bahasa sebagai objek kajiannya.

Sejalan dengan apa yang telah saya sampaikan sebelumnya bahwa sebagai
mahasiswa program studi sastra Indonesia yang nantinya akan mempelajari bahasa
sebagai objek kajian linguistik, maka kita akan melihat manfaat yang akan kita dapatkan
setelah mempelajari linguistik.

Lalu, apa tujuan kita mempelajari linguistik dan manfaat yang akan kita dapatkan
setelah mempelajari linguistik??

Pateda (2011:3) mengatakan bahwa tujuan mahasiswa fakultas sastra untuk


mempelajari linguistik lebih banyak ditujukan pada keahlian profesional sebagai ahli
bahasa. Mereka dipersiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga peneliti bahasa yang
kemudian dapat memerikan bahasa yang menjadi objek penelitian mereka.

Tidak hanya itu, manfaat mempelajari linguistik tidak dapat dipisahkan dari tujuan
yang ingin dicapai dari mempelajari linguistik, yaitu:

a. Tujuan praktis, artinya ilmu linguistik dapat dipakai sebagai titik tolak dalam
menerangkan bahasa kepada siswa. Misalnya pada saat kita sulit menjelaskan
kepada murid tentang asal usul kata menari, maka kita bisa menjelaskan dengan
mengatakan bahwa menari terbentuk dari kata me+tari sehingga menghasilkan kata
menari, bukan mentari.
b. Tujuan teoretis, artinya dengan ilmu tersebut, mahasiswa dapat menjalankan
penelitian dan bahkan memerikan suatu bahasa menjadi perhatiannya. Dalam
mempelajari linguistik, maka bertambahlah wawasan mahasiswa sebagai calon
profesional.
Chaer (2012:25) mengatakan bahwa mempelajari linguistik akan memberikan
manfaat bagi orang yang berkecimpung dalam dalam kegiatan yang berbubungan dengan
bahasa, seperti linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah, penyusun buku pelajaran,
penyusun kamus, petugas penerangan, para jurnalis, politikus, diplomat, dan sebagainya.
Berikut ini manfaat yang didapat dari mempelajari linguistik:

a. Bagi linguis sendiri, pengetahuan yang luas mengenai linguistik tentu akan sangat
membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya. Dari pendapat ini bisa
dikatakan bahwa seorang linguis adalah seorang yang ahli dalam bahasa, oleh karena
itu perlu pemahaman yang mendalam tentang ilmu itu sendiri sehingga bisa
dikatakan sebagai seorang linguis.
b. Bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastra, linguistik akan membantunya dalam
memahami karya-karya sastra dengan lebih baik. Saya bisa memberikan gambaran
sebagai berikut, jika kita seorang peneliti, kritikus, atau peminat sastra, tentu mereka
akan mengkaji karya sastra yang tentu tidak akan terlepas dari bahasa. Misalnya,
pada saat mengkaji sebuah puisi, tentu tidak akan lepas dari makna dari puisi yang
disampaikan oleh penyair puisi. Seperti kita ketahui bahwa bahasa puisi ditulis
dengan bahasa yang indah dan terkadang menggunakan bahasa kiasan atau makna
tersembunyi yang bisa dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca.
c. Bagi guru, terutama guru bahasa, pengetahuan tentang linguistik sangat penting,
mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, sampai
dengan pengetahuan mengenai hubungan bahasa dengan kemasyarakatan dan
kebudayaan. Sebagai contoh, sebagai seorang guru bahasa, tentu harus memahami
ilmu sintaksis. Jadi pada saat menjelaskan tentang struktur bahasa, misalnya subjek-
predikat-objek-keterangan. Guru dapat menjelaskan dengan baik tentang struktur
analisis kalimat sehingga murid-muridnya tidak bingung.
d. Bagi penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya yang
berkenaan dengan morfologi, sintaksis, dan semantik saja, tetapi juga yang
berkenaan dengan sosiolinguistik dan kontrastif linguistik. Seorang penerjemah
bahasa Inggris-Indonesia harus bisa memilih terjemahan yang bagus dan tepat.
Sebagai contoh, saya bisa memberikan gambaran pada saat menerjemahkan dari teks
bahasa Inggris, kita perlu memahami kedua bahasa sama baiknya.
Misalnya, frase beautiful woman diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi wanita yang cantik. Dari arti per kata, dapat dilihat bahwa beautiful
artinya cantik, dan woman artinya wanita. Tetapi sistem bahasa dalam bahasa
Indonesia adalah D-M (diterangkan-menerangkan), maka pada saat menerjemahkan
harus menyesuaikan dengan sistem dalam bahasa Indonesia sehingga maknanya bisa
diterima.

e. Bagi penyusun kamus atau leksikografer, menguasai semua aspek linguistik mutlak
diperlukan, sebab semua pengetahuan linguistik akan memberi manfaat dalam
menyelesaikan tugasnya. Dalam penyusunan kamus, leksikografer harus mulai
dengan menentukan fonem-fonem bahasa yang akan dikamuskannya, menentukan
ejaan atau grafem fonem-fonem tersebut, memahami seluk beluk bentuk dan
pembentukan kata, struktur frase, struktur kalimat, makna leksikal, makna
gramatikal. makna kontekstual, dan makna idiomatikal, serta latar belakang sosial
bahasa tersebut. Tanpa pengetahuan semua aspek linguistik kiranya tidak mungkin
sebuah kamus dapat disusun.
f. Bagi penyusun buku pelajaran atau buku teks. Pengetahuan linguistik akan memberi
tuntunan bagi penyusun buku teks dalam menyusun kalimat yang tepat, memilih
kosakata yang sesuai dengan jenjang usia pembaca buku tersebut.
Dari pemaparan yang telah dijelaskan di atas, dapat dilihat bahwa dengan
mempelajari linguistik, tentu kita akan memahami linguistik itu sendiri. Tidak hanya itu,
kita akan mendapatkan manfaat yang bisa kita gunakan untuk menjadi profesional dalam
bidang bahasa.

2. Subdisiplin Linguistik
Setiap disiplin ilmu biasanya memiliki sub-sub atau bidang bawahan lainnya.
Berikut ini akan dijelaskan tentang subdisiplin linguistik dari Abdul Chaer. Chaer
(2012:13-18) mengatakan bahwa setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang
bawahan (subdisiplin) atau cabang-cabang berkenaan dengan adanya hubungan disiplin
itu dengan masalah-masalah lain. Pembagian atau pencabangan itu diadakan tentunya
karena objek yang menjadi kajian disiplin ilmu itu sangat luas atau menjadi luas karena
perkembangan dunia ilmu. Demikian pula dengan linguistik.

Mengingat bahwa objek linguistik, yaitu bahasa, merupakan fenomena yang tidak
dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan kegiatan itu
sangat luas, maka subdisiplin atau cabang linguistik itu pun menjadi sangat banyak.
Penamaan subdisiplin itu tentunya berdasarkan suatu kriteria atau dasar tertentu.
Mengelompokkan nama-nama subdisiplin linguistik itu berdasarkan: (a) objek kajiannya
adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu, (b) objek kajiannya adalah bahasa
pada masa tertentu atau bahasa sepanjang masa, (c) objek kajiannya adalah struktur
internal bahasa itu atau bahasa itu dalam kaitannya dengan berbagai faktor di luar
bahasa, (d) tujuan pengkajiannya apakah untuk keperluan teori belaka atau untuk tujuan
terapan, dan (e) teori atau aliran yang digunakan untuk menganalisis objeknya.

Berikut ini pemaparan tentang subdisiplin ilmu linguistik:

a. Linguistik Umum dan Linguistik Khusus


Berdasarkan bahasa sebagai objek kajiannya, linguistik dibedakan menjadi
linguistik umum dan Iinguistik khusus.

Linguistik umum adalah linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah


bahasa secara umum. Pernyataan-pernyataan teoretis yang dihasilkan akan
menyangkut bahasa pada umumnya, bukan bahasa tertentu.

Linguistik khusus berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada


bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia, atau bahasa Jawa. Kajian
khusus ini bisa juga dilakukan terhadap satu rumpun atau subrumpun bahasa,
misalnya, rumpun bahasa Austronesia atau subrumpun Indo-German.

Kajian umum dan khusus ini dapat dilakukan terhadap keseluruhan sistem
bahasa atau juga hanya pada satu tataran dan sistem bahasa itu. Oleh karena itu,
mungkin ada studi mengenai fonologi umum atau fonologi khusus, morfologi umum
atau morfologi khusus, atau juga studi sintaksis umum dan sintaksis khusus.

Dari pemaparan tentang linguistik umum dan khusus ini dapat saya sarikan
bahwa linguistik umum mengkaji persoalan-persoalan terkait dengan bahasa sebagai
objek kajian linguistik secara umum, tanpa membedakan bahasa yang satu dengan
bahasa yang lainnya. Sedangkan linguistik khusus sudah mengkaji bahasa secara
khusus, artinya bahasa tertentu yang dikaji dalam ilmu linguistik.

b. Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik


Berdasarkan objek kajiannya, bahasa dikaji pada masa tertentu atau bahasa pada
sepanjang masa.

Linguistik sinkronik mengkaji bahasa pada masa yang terbatas. Misalnya,


mengkaji bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan, bahasa Jawa dewasa ini, atau
juga bahasa Inggris pada zaman William Shakespeare. Studi linguistik sinkronik ini
biasa disebut juga linguistik deskriptif, karena berupaya mendeskripsikan bahasa
secara apa adanya pada suatu masa tertentu.

Linguistik diakronik berupaya mengkaji bahasa (atau bahasa-bahasa) pada


masa yang tidak terbatas; bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman
punahnya bahasa tersebut (kalau bahasa tersebut sudah punah, seperti bahasa Latin
dan bahasa Sanskerta), atau sampai zaman sekarang: (kalau bahasa itu masih tetap
hidup, seperti bahasa Arab dan bahasa Jawa). Kajian linguistik diakronik biasanya
bersifat historis dan komparatif. Oleh karena itu dikenal juga adanya linguistik
historis komparatif. Tujuan linguistik diakronik adalah untuk mengetahui sejarah
struktural bahasa itu beserta dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya.
Pernyataan seperti “kata batu berasal dan kata watuadalah pernyataan yang bersifat
diakronik. Begitu juga dengan pernyataan “kata pena dulu berarti ‘bulu angsa’,
sekarang berarti alat tulis bertinta”. Hasil kajian diakronik seringkali diperlukan
untuk menerangkan studi sinkronik.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa linguistik pada tataran ini
mengkaji tentang linguistik secara sinkronik dan diakronik. Linguistik sinkronik
mengkaji bahasa pada masa tertentu saja sedangkan linguistik diakronik mengkaji
bahasa pada masa yang tidak terbatas.

c. Linguistik Mikro dan Makro


Untuk melihat linguistik dari struktur internal dan eksternal bahasa, maka
linguistik dibagi atas linguistik mikro dan linguistik makro.

Linguistik mikro mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa


tertentu atau struktur internal bahasa pada umumnya. Sejalan dengan adanya
subsistem bahasa, maka dalam linguistik mikro ada subdisiplin ilmu sebagai berikut,
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikologi. Ada juga yang
menggabungkan morfologi dan sintaksis menjadi morfosintaksis; dan
menggabungkan semantik dengan teksikologi menjadi leksikosemantik. Berikut ini
penjelasan masing-masing subdisiplin ilmu tersebut:

1) Fonologi menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya, dan fungsinya


dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan.
2) Morfologi menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya, serta cara
pembentukannya.
3) Sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan lain di atas kata,
hubungan satu dengan lainnya, serta cara penyusunannya sehingga menjadi
satuan ujaran.
4) Morfologi dan sintaksis dalam peristilahan tata bahasa tradisional biasanya
berada dalam satu bidang yaitu gramatika atau tata bahasa.
5) Semantik menyelidiki makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal,
maupun kontekstual.
6) Leksikologi menyelidiki leksikon atau kosa kata suatu bahasa dan berbagai
aspeknya.

Linguistik makro mengkaji bahasa dalam kaitannya dengan faktor luar bahasa.
Linguistik makro muncul karena banyaknya masalah yang terdapat di luar bahasa.

Berikut ini penjelasan masing-masing subdisiplin ilmu makro:

1) Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam


hubungan pemakaiannya di masyarakat. Dalam sosiolinguistik dibicarakan
pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa,
akibat adanya kontak dua buah bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu
pemakaian ragam bahasa itu. Sosiolinguistik merupakan ilmu interdisipliner
antara sosiologi dan linguistik.
2) Psikolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari hubungan
bahasa dengan perilaku dan akal budi manusia, termasuk bagaimana
kemampuan berbahasa itu dapat diperoleh. Jadi, psikolinguistik merupakan ilmu
interdisipliner antara psikologi dan linguistik.
3) Antropolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari hubungan
bahasa dengan budaya dan pranata budaya manusia. Bisa juga dikatakan
penggunaan cara-cara linguistik dalam penyelidikan antropologi budaya.
Antropolinguistik merupakan ilmu interdisipliner antara antropologi dan
linguistik.
4) Stilistika adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa yang
digunakan dalam bentuk-bentuk karya sastra. Jadi, stilistika adalah ilmu
interdisipliner antara linguistik dan ilmu susastra.
5) Filologi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa, kebudayaan,
pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan
tertulis. Bahan atau teks yang dikaji biasanya adalah naskah kuno atau naskah
klasik yang dimiliki suatu bangsa. Filologi merupakan ilmu interdisipliner
antara linguistik, sejarah, dankebudayaan.
6) Filsafat bahasa merupakan subdisiplin linguistik yang mempelajari kodrat
hakiki dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia, serta dasar-dasar
konseptual dan teoretis linguistik. Dalam filsafat bahasa terlibat ilmu linguistik
dan ilmu filsafat.
7) Dialektologi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari batas-batas dialek
dan bahasa dalam suatu wilayah tertentu. Dialektologi merupakan ilmu
interdisipliner antara linguistik dan geografi.
Dari pemaparan di atas, saya dapat menarik kesimpulan bahwa linguistik bisa
dikaji pada tataran mikro dan juga makro. Sehingga terdapat dua jenis bidang ilmu
disini yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik. Mikrolinguistik mengkaji bahasa
secara internal sedangkan makrolinguistik mengkaji bahasa secara eksternal atau
menghubungkan antara bahasa itu sendiri dengan faktor luar bahasa.
Makrolinguistik termasuk ke dalam bidang kajian interdisipliner karena merupakan
penggabungan dua bidang ilmu yang berbeda, seperti sosiolinguistik yang
merupakanilmu perpaduan antara sosiologi dan linguistik.
d. Linguistik Teoretis dan Linguistik Terapan
Bahasa sebagai objek kajian linguistik dapat dikaji baik secara teoretis maupun
praktis. Linguistik teoretis berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa
atau bahasa-bahasa, atau juga terhadap hubungan bahasa dengan faktor-faktor yang
berada di luar bahasa hanya untuk menemukan kaidah-kaidah yang berlaku dalam
objek kajiannya itu. Jadi, kegiatannya hanya untuk kepentingan teori saja.

Linguistik terapan berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau


bahasa atau hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa untuk kepentingan
memecahkan masalah-masalah praktis yang terdapat di dalam masyarakat. Misalnya,
penyelidikan linguistik untuk kepentingan pengajaran bahasa, penyusunan buku ajar,
penerjemahan buku, penyusunan kamus, pembinaan bahasa nasional, penelitian
sejarah, pemahaman terhadap karya sastra, dan juga penyelesaian masalah politik.

Dari pemaparan di atas, dapat saya simpulkan bahwa pada perkembangannya,


linguistik tidak dapat dipisahkan antara linguistik teoretis dan linguistik terapan.
Linguistik teoretis lebih merujuk kepada pengkajian bahasa secara teori sedangkan
linguistik terapan lebih kepada aplikasi dari linguistik teoretis itu untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam kegiatan berbahasa.

e. Linguistik Tradisional, Linguistik Struktural, Linguistik Transformasional,


Linguistik Generatif Semantik, Linguistik Relasional, dan Linguistik Sistemik

Di luar bidang atau cabang yang sudah dibicarakan di atas, masih ada bidang
lain, yaitu yang menggeluti sejarah linguistik. Bidang sejarah linguistik ini berusaha
menyelidiki perkembangan seluk beluk ilmu linguistik itu sendiri dari masa ke masa,
serta mempelajari pengaruh ilmu-ilmu lain, dan pengaruh pelbagai pranata
masyarakat (seperti kepercayaan, adat istiadat, pendidikan, dan sebagainya) terhadap
linguistik sepanjang masa. Penjelasan lebih lengkap akan dipaparkan pada aliran-
aliran dan sejarah linguistik pada bab selanjutnya.
Dari pemaparan ini dapat dijelaskan bahwa subdisiplin ilmu linguistik itu sangat
banyak sehingga perlu adanya pemahaman terkait dengan bidang tersebut. Mata
kuliah pengantar linguistik umum ini bisa dijadikan sebagai langkah awal sebuah
permulaan dalam mengkaji linguistik itu sendiri.

C. LATIHAN

Jawablah dengan singkat dan jelas!

1. Setiap kita mempelajari sebuah ilmu pengetahuan, tentu kita memiliki tujuan yang
hendak kita dapatkan. Menurut Anda, apa tujuan Anda mempelajari linguistik?
2. Dalam penelitian linguistik kita perlu paham tentang data empiris. Apa yang Anda
pahami dengan data empiris?
3. Menurut Anda, apa perbedaan antara data primer dan data sekunder?
4. Linguistik dapat dibedakan atas linguistik murni dan terapan. Apa perbedaan antara
linguistik murni dan linguistik terapan?

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.


2. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
3. Pateda, Mansoer. 2011. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung:Angkasa.
4. Todd, Loreto. An Introduction to Linguistics. New York: Longman York Press, 1987.
5. Verhaar, J.W.M.. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai