Anda di halaman 1dari 15

LINGUISTIK SEBAGAI STUDI ILMIAH

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Linguistik Umum

yang Dibina oleh Dr. Iis Lisnawati, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 10

1. Nabila 202121007

2. Lia Lutfah 202121011

3. Mila Ardila 202121026

4. Fadel

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maharahman dan

Maharahim berkat rahmat-Nyalah, kami, Kelompok 10 dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Lingustik Sebagai Studi Ilmiah”.

Makalah ini berisi tentang berbagai linguistik sebagai studi ilmiah. Dalam

menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik morel

maupun materiel. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Dr. Iis Lisnawati selaku dosen pengampu mata kuliah Linguistik Umum yang

telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan wawasan

tentang literasi.

2. Teman-teman penulis yang telah memberi masukan dalam pembuatan makalah ini

sehingga makalah menjadi lebih kaya dan bermakna.

3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu

penulis menyelsaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dalam isi maupun

teknik penyajian. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan dari pembaca untuk

perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan.Semoga makalah ini bermanfaat, baik

bagi pembelajaran berbicara, khususnya presentasi maupun pembelajaran Bahasa

Indonesia dan pendidikan pada umumnya. ​Aamiin

Tasikmalaya, 29 September 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN v

A. Latar Belakang v

B. Rumusan Masalah v

C. Tujuan Penulisan v

D. Metode Penulisan vi

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingustik
B. Keilmiahan
​BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Linguistik sampai saat ini masih dianggap sulit oleh sebagian besar

manusia. Padahal Ilmu Linguistik bersifat umum yang hanya mengkaji sebuah bahasa

saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh

kenyataan bahwa Ilmu Linguistik umum merupakan media komunikasi penting yang

bersifat komunikatif. Banyak yang beranggapan bahwa Ilmu Linguistik itu sulit dan

perlu segera ditepis. Masalahnya sekarang, sampai saat ini panduan Ilmu Linguistik

umum yang benar-benar dan detail masih sangat sulit untuk ditemukan. Padahal buku

jenis Ilmu Linguistik akan sangat membantu para penulis pemula untuk mulai

mengasah kemampuan. Problematika diatas perlu segera dipecahkan, salah satu

langkah yang dapat ditempuh adalah menyajikan makalah tentang keIlmuan

Linguistik Umum. Secara umum makalah ini dapat dikategorikan kedalam bagian

besar yakni pembahasan objek keilmuan Linguistik dan sejarah berkembangnya

Linguistik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Linguistik Sebagai Ilmu?

2. Jelaskan yang dimaksud dengan Keilmiahan Linguistik dan Subdisiplin

Linguistik

C. Tujuan Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Linguistik Sebagai Ilmu

2. Untuk mengetahui Keilmiahan Linguistik dan Subdisiplin Linguistik.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kajian

pustaka. Kami mencari sumber baik dari internet maupun dari buku-buku yang

membahas linguistik sebagai studi ilmiah.


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Linguistik Sebagai Ilmu

1.) Teori dari ilmu linguistik

Bahasa yang merupakan ciri khas manusia itu memang merupakan hal yang

kompleks dan merupakan objek studi bagi kegiatan ilmu yang bermacam-macam.

Hakikat bahasa itu juga dapat bermacam-macam sesuai dengan pandangan ilmuan

yang memperlajarinya. Bagi ahli filsafat, bahasa mungkin merupakan alat untuk

berpikir, bagi ahli logika mungkin suatu kalkulus, bagi ahli ilmu jiwa mungkin

jendela yang kabur untuk dapat ditembus guna melihat proses berpikir, dan ahli

bahasa suatu sistem lambang yang arbitrer (Macky dalam Dardjowidjojo, 1985: 11).

Menurut Verhaar (1996: 3-6) mendefinisikan ilmu linguistik sebagai berikut:

1. Mengenai linguistik

“Linguistik” berarti “ilmu bahasa” Kata linguistik berasal dari kata latin

lingua ‘bahasa’. Dalam bahasa-bahasa “roman” (yaitu bahasa-bahasa yang berasal

dari bahasa latin) masih ada kata-kata serupa dengan lingua latin itu, yaitu langue

dalam bahasa Prancis, dan lingua dalam bahasa Itali. Bahasa inggris memungut

Prancis kata yang kini menjadi language. Istilah linguistics dalam bahasa inggris

berkaitan dengan kata language itu, seperti dalam bahasa Prancis istilah linguistique

berkaitan dengan langage. Dalam bahasa indonesia “linguistik” adalah nama bidang

ilmu, dan kata sifatnya adalah “linguistis” atau “linguistik”. Bagi Perdinan de
Saussure, langue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Prancis, bahasa Inggris,

atau bahasa indonesia) sebagai suatu “sistem”. Sebaliknya, langage berarti bahasa

sebagai sifat khas makhluk manusia, seperti dalam ucapan “manusia memiliki bahasa,

binatang tidak memiliki bahasa”. Parole ‘tuturan’ adalah bahasa sebagaimana dipakai

secara konkrit: ‘logat’, ‘ucapan’, ‘perkataan’.

2. Mengapa Umum

Ilmu linguistik sering disebut “linguitik umum”. Artinya ilmu linguitik tidak

hanya menyelidiki salah satu bahasa saja (seperti bahasa inggris, atau bahasa

indonesia), tatapi linguistik itu menyangkut bahasa pada umumnya. Dengan

memakai istilah dari de Saussure, dapat kita merumuskan bahwa ilmu linguistik tidak

hanya meneliti salah satu langue saja, tetapi juga langage itu, yaitu bahasa pada

umumnya.

3. Linguistik sebagai ilmu pengetahuan spesifik

Sebagaimana kita ketahui, ada bermacam-macam ilmu pengetahuan, misalnya

ilmu pengetahuan hukum, ilmu pasti alam, ilmu psikologi, ilmu sosiologi, dan lain

sebagainya. Dalam masing-masing ilmu tersebut, bahasa dapat menjadi “objek”

penelitian. Misalnya seorang ahli ilmu psikologi, yang meneliti “kejiwaan” manusia.

Sifat-sifat psikologis manusia tercermin, antara lain juga dalam bahasa, misalnya

dalam hubungan afektif, atau emosi. Jadi jelas seorang ahli psikologi dapat berurusan
dangan bahasa. Namun, ia tidak mutlak harus menjadi seorang ahli linguistik, karena

ahli linguistik berurusan dengan bahasa sebagai bahasa.

4. Linguistik sebagai ilmu empiris

Ilmu-ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain sebagainya,

seiring disebut ilmu “empiris”. Artinya, ilmu-ilmu tersebut berdasarkan “fakta” dan

“data” yang dapat diuji oleh ahli tertentu dan juga oleh semua ahli lainnya. Demikian

pula halnya dengan ilmu linguistik. Dalam ilmu empiris peneliti menjauhkan diri dari

“keyakinan” yang tidak berdasarkan fakta. Menurut Kant (dalam Fauzan, 2014: 27)

empiris memberikan keputusan yang bersifat sintetis, yang kebenarannya tidak

bersifat mutlak.

5. Objek linguistik

Objek linguistik adalah bahasa. Akan tetapi penegrtian bahasa istilah “bahasa” itu

belum tentu jelas. Pendefinisian bahasa yang dibahas sebagai berikut:

Pertama, istilah “bahasa” sering dipakai dalam arti kiasan, seperti dalam ungkapan

seperti “bahasa tari”, “bahasa alam”, “bahasa tubuh”, dan lain sebagainya. Perlu

diperhatikan bahwa arti kiasan seperti itu tidak termasuk arti istilah “bahasa” dalam

ilmu linguistik.

Kedua, ada pengertian istilah “bahasa” dalam arti “harfiah”. Arti itu yang kita

temukan dalam ungkapan seperti “ilmu bahasa”, bahasa indonesia”, “bahasa inggris”,
“semestaan bahasa”, dan lain sebagainya. Dalam pengertian demikian kita sebaliknya

membedakan langage, langue, dan parole.

Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Atau

lebih tepatnya seperti yang dikatakan Martinet (1987:19) telaah ilmiah mengenai

bahasa manusia.

B. 1. Keilmiahan Linguistik

Pada dasarnya setiap ilmu termasuk ilmu linguistik, telah mengalami tiga tahap

perkembangan sebagai berikut :

Tahap pertama​, yakni tahap spekulasi. Dalam tahap ini pembicaraan mengenai

sesuatu dan cara mengambil simpulan dilakukan dengan sikap spekuatif. Artinya

kesimpulan itu dibuat tanpa didukung oleh bukti-bukti empiris dan dilaksanakan

tanpa mengguanakan prosedur-prosedur tertentu. Tindakan spekulatif ini kita lihat,

misalnya, dalam bidang geografi. Dulu orang berpendapat bahwa bumi ini berbentuk

datar seperti meja. Kalau dianya apa buktinya, atau bagaimana cara membuktiksnnya,

tentu tidak dapat dijawab, atau kalaupun dijawab, tentu akan dijawab secara

spekulatif pula. Kemudian karena melihat matahari setiap pagi terbit di sebelah timur

dan terbenam pada sore hari di sebelah barat, maka orang berpendapat bahwa

matahari itu berputar mengelilingi bumi. Padahal padahal seperti yang kita tahu,

bahwa pandangan kita sering sekali tidak sesuai dengan kenyataan atau kebenaran

faktual.
Dalam studi bahasa, dulu orang mengira bahwa semua bahasa di dunia ini

berasal dari bahasa Ibrani, maka orang juga mengira bahwa Adam dan Hawa

memakai bahsa Ibrani di taman Firdaus. Suku Dayak Iban di Kalimantan mempunyai

legenda yang mengatakan bahwa pada zaman dahulu manusia hanya memiliki satu

bahasa, tetapi karena mereka keracunan cendawan, mereka menjadi berbicara dalam

berbagai bahasa, sehingga timbul kekacauan, dan manusia berpencar ke segala

penjuru arah kemana-mana. Bahkan sampai awal abad ke-17 seorang filosof Swedia

masih mengatakan bahwa di surga Tuhan berbicara dalam bahasa Swedia, Adam

berbicara dalam bahasa Denmark, dan Ular berbicara dalam bahasa Prancis Pei dalam

Chaer (2007: 7). Semuanya itu hanyalah spekulasi yang pada zaman sekarang

tentunya sukar diterima.

Tahap kedua,​ adalah tahap observasi dan klasifikasi. Pada tahap ini para ahli

dibidang bahasa mengumpulkan dan menggolongkan segala fakta bahsa dengan teliti

tanpa memberi teori atau kesimpulan apapun. Kebanyakan ahli sebelum perang

kemerdekaan, baru bekerja sampai ahap ini. Bahasa-bahasa di Nusantara didaftarkan,

ditelaah ciri-cirinya, lalu dikelompok-kelompokkan berdasarkan kesamaan-kesamaan

ciri yang dimiliki bahasa-bahasa tersebut. Cara seperti ini belum dapat dikatakan

“ilmiah”, sebab sebelum sampai penarikan peda suatu teori. Pada saat ini cara kerja

tahap kedua ini tampaknya masih diperlukan bagi kepentingan dokumentasi

kebahasaan di negeri kita, sebab masih banyak sekali bahasa di Nusantara yang

belum terdokumentasikan. Pada tahap berikut baru mungkin bahasa-bahasa Nusantara

yang belum didokumentasikan itu dapat ditelaahdengan lebih serius secara ilmiah.
Tahap ketiga,​ adalah tahap adanya perumusan teori. Pada tahap ini, setiap disiplin

ilmu berusaha memahami masalah-masalah dasar dan mengajikan

pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah itu berdasarkan data empiris yang

dikumpulkan. Kemudian dalam disiplin itu dirumuskan hipotesis-hipotesis yang

berusaha menjawab pertanyaan itu, dan menyusun tes untuk menguji

hipotesis-hipotesis terhadap fakta-fakta yang ada.

​ isiplin linguistik dewasa ini sudah mengalami ketiga tahap di atas.


D

Artinaya, disiplin linguistik itu sekarang ini sudah bisa dikatakan merupakan kegiatan

ilmiah. Selain itu, bisa dikatakan ketidakspekulatifan dalam menarik kesimpulan

merupakan salah satu ciri keilmiahan. Tindakan tidak spekulatif dalam kegiatan

ilmiah berarti tindakan itu dalam menarik kesimpulan atau teori harus didasarkan

pada data empiris, yakni, data yang nyata ada, yang didapat dari alam yang wujudnya

dapat diobservasi.

Setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang bawahan (subdisiplin)

atau cabang-cabang berkenaan dengan adanya hubungan disiplin itu dengan

masalah-masalah lain. Demikian pula dengan ilmu linguistik. Mengingat bahwa

objek linguistik yaitu bahasa, merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari

segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan kegiatan itu sangat luas, maka

subdisiplin atau cabang linguistik itu pun menjadi sangat banyak. Disini kita akan

mencoba mengelompokkan nama-nama subdisiplin linguistik itu berdasarkan:

● Objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu


● Objek kajiannya adalah bahasa pada masa tertentu atau bahasa sepanjang

masa

● Objek kajiannya adalah struktur internal bahasa itu atau bahasa itu dalam

kaitannya dengan berbagai faktor di luar bahasa

● Tujuan pengkajiannya apakah untuk keperluan teori atau untuk terapan, dan

● Teori atau aliran yang digunakan untuk menganalisis objeknya.


BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dirumuskan beberapa simpulan berikut

1) Linguitstik sebagai ilmu adalah Bahasa yang merupakan ciri khas manusia itu

memang merupakan hal yang kompleks dan merupakan objek studi bagi kegiatan

ilmu yang bermacam-macam. Di mana linguistik dikaji dalam bentuk keilmiahan

linguistik, Hakikat Bahasa, Sub-sistem linguistik (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan

Semantik).

2) Keilmiahan dan Subdisiplin

● Keilmiahan Linguistk : Pada dasarnya ada 3 tahap perkembangan :

1. Tahap spekulasi. Dalam tahap ini pembicaraan mengenai sesuatu dan cara

mengambil simpulan dilakukan dengan sikap spekuatif. Artinya kesimpulan

itu dibuat tanpa didukung oleh bukti-bukti empiris dan dilaksanakan tanpa

mengguanakan prosedur-prosedur tertentu.

2. Tahap observasi dan klasifikasi. Pada tahap ini para ahli dibidang bahasa

mengumpulkan dan menggolongkan segala fakta bahsa dengan teliti tanpa

memberi teori atau kesimpulan apapun.


3. Tahap adanya perumusan teori. Pada tahap ini, setiap disiplin ilmu berusaha

memahami masalah-masalah dasar dan mengajikan pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah-masalah itu berdasarkan data empiris yang dikumpulkan.

● Subdisiplin Linguistik

Setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang bawahan (subdisiplin)

atau cabang-cabang berkenaan dengan adanya hubungan disiplin itu dengan

masalah-masalah lain. Demikian pula dengan ilmu linguistik. Mengingat bahwa

objek linguistik yaitu bahasa, merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari

segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan kegiatan itu sangat luas, maka

subdisiplin atau cabang linguistik itu pun menjadi sangat banyak

B. Saran

Alhamdulillah kami panjatkan rasa syukur atas selesainya makalah ini. Kami
mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari saudara selalu
kami nantikan.untuk dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah sihingga
kami terus termotivasi kearah yang lebih baik tentunya dimasa masa yang akan
datang, akhirnya kami ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya.
DAFTAR PUSTAKA

https://mushaitir03.blogspot.com/2017/10/filsafat-dan-bahasa-linguistik-sebagai_14.html?m=

Chaer abdul, 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

http://pendidikanlinguistik.blogspot.com/2017/01/linguistik-umum_4.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai