Kelas: 1A/PBSI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
dan syukur penulis haturkan kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Linguistik Terapan” tepat pada waktunya. at bertangkaikan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................................27
B. Saran..............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
3. Apa saja objek kajian linguistik terapan?
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan salah satu tugas pada mata
kuliah Linguistik Umum dan juga untuk menjelaskan kepada pembaca
mengenai Linguistik Terapan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang berarti bahasa.
Dalam bahasa Perancis langage-langue; Italia lingua. Akhiran kata ics dalam
linguistics berfungsi untuk memaknai nama sebuah ilmu, sehingga linguistik
berarti ilmu tentang bahasa. Selain itu, Kata terapan atau menerapkan,
memiliki arti memakai atau menggunakan. Dalam linguistik terapan
mempelajari penerjemahan, leksikografi, perencanaan bahasa, dan lain
sebagainya.1 Linguistik terapan adalah cabang linguistik yang membahas
prinsip-prinsip dan langkah penerapan ilmu linguistik pada bidang-bidang non
linguistik. Orientasi nya adalah praktis dan pragmatik bagi ke kemaslahatan
publik.2
1
Hasan Busri, dkk, Linguistik Terapan Konsep Pembelajaran dan Penelitian Linguistik Mutakhir,
(Malang: Literasi Nusantara, 2020), h. 3.
2
A. Chaedar Alwasilah, Pengantar Penelitian Linguistik Terapan, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2005),
h. 7.
3
Hasan Busri, dkk., Op Cit., h. 3.
4
Mansoer Pateda, Linguistik (Sebuah Pengantar), (Bandung: Penerbit Angkasa, 2021), h. 52.
3
mengenai hasil temuan ahli bahasa. Selain itu, ada perbedaan antara guru
bahasa dan ahli bahasa, yaitu ahli bahasa dapat mengajukan teori bahasa dan
perian sedangkan guru bahasa menggunakan ilmu linguistik terapan tersebut
dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakannya. 5 Linguistik terapan
memiliki manfaat untuk memecahkan permasalahan praktis yang
bersangkutan dengan bahasa seperti, dalam pengajaran bahasa. Dengan
demikian, linguistik berperan sebagai alat. Contohnya, linguistik dapat
dimanfaatkan untuk mengajarkan bahasa agar perolehan anak lebih
meningkat. Linguistik terapan memiliki beberapa prinsip. Adapun prinsip
linguistik terapan sebagai berikut,6
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 pandangan mengenai
linguistik terapan mulai dikembangkan. Pada saat itu para ilmuwan di
Amerika serikat dan Eropa barat mulai memikirkan cara penerapan linguistik
5
Hasan Busri, dkk, Op Cit., h. 4.
6
A. Chaedar Alwasilah, Op Cit., h. 7-8.
4
dalam berbagai jenis ilmu lainnya. Pada tahun 1946, istilah linguistik terapan
telah diakui di Universitas Michigan dan digunakan secara resmi sebagai
nama khusus mandiri dan jurusan yang terpisah. Pada akhir tahun 1950 dan
awal 1960, penggunaan linguistik terapan secara bertahap diperluas dan
mengalami perkembangan makna dengan memasukan rujukan penerjemahan
ke terjemahan otomatis. Pada tahun 1964, dewan Eropa membiayai persiapan
Asosiasi Internasional Linguistik Terapan yang didirikan dan melakukan
kongres internasional pertamanya di Nancy, Perancis.7
5
bahasa". Selanjutnya, Langue atau dalam bahasa Inggris disebut language,
berarti bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia,
dan sebagainya. Sedangkan parole atau dalam bahasa Inggris disebut speech,
diartikan sebagai logat, ucapan atau tuturan. Beberapa ilmu yang berhubungan
dengan linguistik terapan sebagai objek penelitiannya, antara lain;9
9
Ibid., h. 6-7.
6
digunakan ketika ahli bahasa ingin menguji validitas atas teori atau hukum
yang sudah ada sebelum melakukan penelitian.10
1. Psikolinguistik
10
Ibid., h. 7-8.
11
Yendra, Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik), (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 324-325.
12
Sri Suharti, dkk, Kajian Psikolinguistik, (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021), h.
1-2.
7
Menurut John dewey, cara menafsirkan analisis linguistik bahasa
kanak-kanak berdasarkan prinsip-prinsip psikologi. Penggolongan
psikologi akan kata-kata yang diucapkan kanak-kanak dilakukan
berdasarkan makna seperti yang dipahami kanak-kanak, dan bukan seperti
yang dipahami orang dewasa dengan bentuk-bentuk tata bahasa orang
dewasa. Ilmu psikologi dan ilmu linguistik merupakan suatu ilmu yang
sangat berbeda. Selain itu, keduanya memiliki metode dan prosedur yang
berlainan. Akan tetapi, ilmu psikologi dan ilmu linguistik memiliki
persamaan yaitu, sama-sama meneliti bahasa sebagai objek materi
formalnya. Ilmu psikologi mengkaji perilaku atau proses berbahasa,
sedangkan ilmu linguistik mengkaji struktur bahasa dari segi fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik. Penamaan gabungan ilmu psikologi
dan ilmu linguistik yang digunakan saat ini merupakan hasil kerjasama
yang lebih terarah dan sistematis karena dinilai lebih tepat untuk
menggambarkan kemandirian dan objek kajian yang spesifik, yakni pada
proses psikologis yang terjadi pada orang berbahasa. Maka dari itu,
lahirlah satu ilmu baru yang kini disebut psikolinguistik.13
13
Ibid., h. 5-7.
14
Ibid., h. 13.
8
Psikolinguistik membuka diri pada temuan pengetahuan ilmu lain sebagai
alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan bahasa,
komprehensi bahasa, dan juga produksi bahasa. Maka dari itu,
psikolinguistik menjadi salah satu cabang linguistik yang kompleks dan
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dilihat secara teoritis,
psikologi memiliki kedudukan dalam studi bahasa untuk mencari satu teori
bahasa yang secara linguistik dapat diterima dan secara psikologi dapat
menerangkan hakikat bahasa serta pemerolehannya. Dapat disimpulkan,
psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa dan
bagaimana struktur tersebut diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan
pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan.15
2. Sosiolinguistik
15
Ibid., h. 14.
16
Yendra, Op Cit., h. 270.
17
Ibid., h. 272-273.
9
2) Sosiolinguistik menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri,
dan ragam bahasa dengan situasi serta faktor-faktor sosial dan budaya
3. Etnolinguistik
18
Tutik Wahyuni, Sosiolinguistik, (Klaten: Penerbit Lakeisha, 2021), h. 9-20.
10
Indonesia rata-rata lebih lemah dibandingkan bahasa Indonesia. Hal ini
dikarenakan bahasa Indonesia berdasar pada dukungan lembaga
pemerintah dan kedudukan sosialnya. Oleh sebab itu, terdapat fenomena
pergeseran pilihan bahasa dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia.19
4. Neurolinguistik
19
Mulyani, Praktik Penelitian Linguistik, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), h. 12-13.
20
Yendra, Op Cit., h. 304.
21
Sri Harini Ekowati, Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra, (Sumatera Barat: Insan Cendekia
Mandiri, 2021), h. 4.
11
Neurolinguistik terdiri dari dua terminologi yaitu neurologi dan
linguistik. Menurut Aitchison dan Bambini, neurolinguistik merupakan
studi tentang bahasa serta pikiran atau studi tentang proses mental pada
pemakaian bahasa. Sedangkan menurut Nababan, neuro linguistik disebut
sebagai studi yang memusatkan atensinya pada dasar-dasar biologis bahan
serta peralatan-peralatan otak yang mendasari pemerolehan serta
pemakaian bahasa. Sistem otak manusia dibagi menjadi tiga, yaitu otak
besar, otak kecil, dan batang otak. Dalam berbahasa, otak besar memiliki
fungsi yang lebih penting. Korteks Serebral otak besar ikut serta langsung
dalam pemrosesan bahasa serta mengendalikan ataupun mengelola proses
kognitif manusia.22
5. Linguistik Komputasi
12
bagaimana sistem kerja otak komputer dengan keterkaitannya dengan
bahasa. Tujuan kajian linguistik komputasi dengan sistem kerja otak
komputer yakni, mengharapkan komputer dapat memiliki kemampuan
berbahasa seperti manusia. 23
6. Linguistik Forensik
7. Linguistik Edukasional
13
8. Leksikografi
9. Stilistika
25
Muhammad Iqbal, Azwardi, dan Rostina Taib, Linguistik Umum, (Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press, 2017), h. 48-49.
26
A. Chaedar Alwasilah, Op Cit., h. 8.
27
Ibid., h. 10.
14
kompetensi dalam bahasa sasaran. Menurut Richards, dalam bidang linguistik
terapan, istilah strategi mengandung makna langkah-langkah yang dipakai
dalam belajar, berpikir, dan lain-lain, yang dilakukan sebagai cara untuk
mencapai suatu tujuan.28
5) Memberi petunjuk atau tindakan terhadap isi atau materi Bahasa yang
akan diajarkan berdasarkan uraian rinci, termasuk penggunaan ungkapan
bahasa.
28
Henry Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Angkasa,
2021), h. 3.
29
Hasan Busri, dkk, Op Cit., h. 9.
15
Metode pembelajaran Bahasa merupakan salah satu aspek terpenting dalam
pembelajaran bahasa. pemilihan metode pembelajaran bahasa tertentu
menentukan struktur kurikulum dan materi pelajaran bahasa. Oleh karena itu,
guru atau calon guru bahasa perlu memahami metode yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa. Metode harus dibedakan dari pendekatan, teknik, dan
strategi pembelajaran. Pada kenyataannya, terdapat tiga istilah pembelajaran
yang sering dicampur adukan satu sama lain, yaitu pendekatan, metode, dan
teknik. Metode pembelajaran adalah proses atau langkah langkah yang
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diberikan.
Pembelajaran bahasa menggunakan metode untuk mengungkapkan kerangka
keseluruhan proses pembelajaran. Seluruh proses tersebut disusun menjadi
rangkaian yang sistematis, pada keseluruhannya berasal dari pendekatan yang
digunakan sebagai landasan acuan. Oleh karena itu, metode ini bersifat
prosedural.30
30
Ibid., h. 11-12.
31
Azwardi, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press, 2018), h. 1.
16
memprediksi hasil dari peristiwa yang dikendalikan dan hasil inilah yang
mengkonfirmasi atau menyangkal hipotesis itu. Dalam penelitian, bahasa
selalu dikaitkan dengan model teori atom dan sebagian besar penelitian
memerlukan pembuktian atau pengujian sebuah prediksi teori atau model
melalui eksperimen atau observasi. Penelitian eksperimen, observasi, dan
studi khusus, harus didasarkan pada teori yang menjelaskan penelitian.32
1) Observasi data. Pada langkah ini, peneliti mengumpulkan data bahasa dan
mendeskripsikannya dalam pernyataan yang dapat dipahami oleh peneliti
lain.
17
tepat, sehingga memberikan gambaran yang baru dan inklusif tentang
bahasa.
35
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 14-15.
36
Mulyani, Op Cit., h. 7.
18
“terjemahan” atau “tafsir”. Terjemahan merupakan sebuah alih bentuk berupa
teks dari suatu bahasa ke bahasa yang lain tanpa mengurangi atau
menambahkan ide atau pesan yang terkandung dalam teks sumber. Alih
bahasa merupakan kegiatan kompleks yang menuntut kecermatan. Maka dari
itu, seseorang yang melakukan kegiatan mengalihkan bahasa harus
menguasai bahasa sumber dan bahasa target dengan baik.37
1) Penerjemah wajib dapat menguasai salah satu bahasa sumber dan bahasa
target serta menguasai pengalihan makna dari bahasa sumber ke dalam
37
Yendra, Op Cit., h. 329
38
Ibid., h. 331.
39
Ahmad Muam dan Cisya Dewantara Nugraha, Pengantar Penerjemahan, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2021), h. 2-3.
19
bahasa sasaran. Penerjemah harus pula terampil dalam menulis ulang
pesan yang menjadi makna bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
2) Penerjemah perlu memahami isi pesan dan tujuan pembicara atau penulis
sebagai bahasa sumber.
3) Objek terjemahan oleh penerjemah bukan bentuk kata demi kata, tetapi
makna secara kontekstual (pesan, konsep)
40
Ibid., h. 4-5.
20
Bathgate dalam bukunya yang berjudul A Survey of Translation
Theory, terjemahan memiliki 7 tahapan yakni;41
1) Tuning
2) Analysis
3) Understanding
41
Ibid., h. 9-13.
21
Understanding adalah fase pemahaman teks bahasa
sumber sebelum diterjemahkan. Dalam tahapan ini, penerjemah
harus dapat mengelompokkan kata-kata atau frase-frase dari setiap
kalimat dalam bahasa sumbernya. Setelah itu, penerjemah dapat
menentukan hubungan sintaksis antar kata atau frase tersebut. Tak
hanya itu, penerjemah juga harus bisa melihat hubungan antara
unsur-unsur agar dapat menentukan konsistensi, sehingga hasil
terjemahan mudah dipahami.
4) Terminology
5) Restructuring
6) Checking
22
7) Discussion
Para ahli ilmu bahasa sepakat bahwa linguistik terapan jauh lebih luas
cakupannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut ini
beberapa cabang linguistik terapan yang sudah lazim dikenal di Indonesia;42
1) Pengajaran Bahasa
2) Penerjemahan
42
A. Chaedar Alwasilah, Op Cit., h. 8-10.
43
Ibid.
44
Henry Guntur Tarigan, Op Cit., h. 4.
23
untuk dapat menyajikan materi yang tidak hanya benar secara ilmiah
tetapi juga benar secara pedagogi.
5) Perencanaan Bahasa
6) Bilingualisme
7) Filsafat Bahasa
24
Filsafat bahasa adalah cabang filsafat yang dimaksud sifat-sifat
bahasa, dan tentunya memerlukan pemerataan teori linguistik. Secara
bahasa terutama membahas tentang filsafat analitik atau filsafat analitika
bahasa. Selain itu, filsafat bahasa juga membahas tentang penggunaan
dan fungsi bahasa oleh manusia, teori makna dan dimensi makna, serta
hakikat bahasa sebagai objek material filsafat, termasuk ihwal dualisme
bentuk (form) dan makna (meaning), hubungan bahasa dengan pikiran,
serta hubungan antar budaya dan manusia berdiskusi, serta
berkomunikasi.
25
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Ekowati, Sri Harini. Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra . Sumatera Barat :
Insan Cendekia Mandiri, 2021.
Iqbal, Muhammad, Azwardi, and Rostina Taib. Linguistik Umum. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press, 2017.
28