Anda di halaman 1dari 15

Analisis Unsur-Unsur Linguistik dalam Teks Khutbah Jum’at

Disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Ilmu Lughoh


Dosen pengampu: Dr. Ade Nandang, M.Ag.

Disusun oleh:
Kelompok 7 PBA 4C

Muhammad Rali Razzaaq 1202030082


Popy Adilia Khofifah 1202030098
Putri Dewi Agnesia 1202030099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
senantiasa tercurah limpahkan kepada utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW.
Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga mini riset tentang Analisis Unsur Linguistik
dalam Teks Khutbah Jum’at ini dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Lughoh.

Mini riset ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya, namun seperti kata
pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Kami pun menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan dari pembaca.

Bandung, 21 Juni 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A.Latar belakang ................................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C.Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
D.Metode ............................................................................................................. 2
BAB III ................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
A.Tinjauan Umum ............................................................................................... 3
BAB IV ................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
BAB V................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
A.Kesimpulan .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahasa merupakan alat yang sistematis untuk menyampaikan


gagasan, pesan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi,
gesture, pengucapan atau tanda-tanda yang telah disepakati mengandung
makna yang dapat dipahami (Webster’s Third New International Dictionary
of the English Language, 1961:1270). Artinya, bahasa mencakup semua hal
yang dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, baik berupa tanda
verbal maupun non-verbal.

Linguistik sebagai salah satu ilmu yang mempelajari seluk-beluk


bahasa dapat memberikan manfaat langsung pada mereka yang
berkecimpung dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, seperti
linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah, penyusun buku pelajaran,
penyusun kamus bahkan bagi seorang khatib yang akan menyampaikan
khutbahnya kepada jama’ahnya yang tentunya di dalam teks khutbah yang
disampaikan terdapat unsur-unsur yang berkenaan dengan linguistik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja unsur-unsur linguistik yang terdapat dalam teks khutbah


jum’at?

2. Bagaimana analisis unsur-unsur linguistik dalam teks khutbah berjudul


ّ ”?
“‫بر الوالدين فضله وصوره‬

C. Tujuan Penulisan

1
Tujuan dari penulisan mini riset ini yaitu:

1. Memenuhi tugas akhir mata kuliah Ilmu Lughoh.

2. Mengetahui unsur-unsur linguistik dalam teks khutbah jum’at.

3. mahasiswa mampu menggunakan metode library research dalam proses


pengumpulan data.

D. Metode

metode yang digunakan dalam mini riset ini yaitu penelitian kepustakaan

atau mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen sebagai alat

pengumpulan data di dalam jurnal maupun buku, metode ini bisa disebut

dengan library research.

2
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

Dalam penelitian ini diperlukan beberapa buku dan jurnal sebagai bahan
referensi. Untuk mempelajari tentang Ilmu Linguistik digunakan buku atau
jurnal Pengantar Linguistik (Siminto: 2013), Semantik Bahasa Arab (Ade
Nandang: 2020), Bahasa dan Linguistik (Liliana Muliastuti) dan Diktat Ilmu
Lughoh (Abdul Muqit: 2021). Untuk mempelajari tentang morfologi dan
kebahasa Araban digunakan buku Memahamai Ilmu Sharaf (Ilyas Rifa’i: 2019)
dan Gramatika Arab Dasar (Ilyas Rifa’i: 2013).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian Muzaiyanah (2016) yang berjudul “Linguistik Kultural


Analisis Wacana Khutbah Jum’at” dalam menganalisis tentang unsur tata
bahasa dalam khutbah jum’at dan pengaruh kultur budaya setempat atau tempat
khutbah itu disampaikan. Hasil penelitian menunjukkan Materi khotbah Jumat
merupakan suatu wacana karena memiliki syarat untuk disebut sebagai wacana,
dengan struktur yang ada dalam materi tersebut serta maksud dan tujuannya.
Khotbah Jumat juga tersusun dan kalimatnya memiliki unsur-unsur bahasa
yang mempunyai kohesi dan koherensi, dan khotbah jumat tergolong sebagai
wacana lisan karena disampaikan langsung oleh penutur atau khotib dihadapan
jamaah jumat. Oleh karenanya khotbah Jumat dapat dianalisis secara
mikrostruktural maupun makrostruktural. Adapun analisis aspek
mikrostruktural meliputi gramatikal dan aspek leksikal. Dalam aspek
gramatikal, khotbah Jumat yang dikaji mempunyai unsur referensi, substitusi,
elipsis, dan konjungsi. Adapun dari aspek leksikal, khotbah Jumat mengadung
unsur repitisi, sinonimi, hiponimi, antonimi, dan ekuivalensi. Unsur kohesi dan

3
koherensi juga dimiliki khotbah Jumat sebagai sebuah wacana dalam kajian
mikrostruktural. Adapun secara makrostruktural yang berkaitan dengan
analisis susunan wacana secara global. Artinya bahwa unsur kultural atau
kebudayaan sangat mempengaruhi wacana dalam khotbah Jumat, terutama
unsur budaya Palembang karena khutbah ini dilakukan di Palembang tentu ada
budaya yang termasuk dalam kahutbah tersebut, baik dari tutur kata, ritual dan
lainnya.

4
BAB IV

PEMBAHASAN

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bahasa itu sangat komplek dan
universal, yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain berkaitan
erat, umpanya segi bunyi, susunan kata dan makna yang dikandungnya. Adapun
cakupan atau ruang lingkup linguistik ada empat macam yaitu:

a. Linguistik umum (general linguistik) yaitu ilmu bahasa secara umum.

b. Linguistik historik disebut juga linguistik diakronik yaitu cabang linguistik


yang mempelajari perkembangan sejarah bahasa tertentu.

c. Linguistik komparatif yaitu studi pernbandingan antara bahasa-bahasa


serumpun dan perkembangan-perkembangan sejarah satu bahasa.

d. Linguistik deskriftif yaitu memberikan deskripsi (pemerian) dan analisis


bahasa.

Kajian linguistik memiliki sejumlah cabang kajian yang menjadi dasar studi
linguistik awal pada bidang teoritis, di antara kajian tentang fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik dan teori wacana. Namun, beberapa ahli menyebutkan bahwa
teori wacana termasuk ke dalam cabang kajian sintaksis.

A. Fonologi

Istilah fonologi berasal dari bahasa inggris yaitu phonologhy yang


artinya “ilmu yang mengkaji tentang bunyi”. Pada umumnya, fonologi ini
dibagi menjadi dua bidang kajian, yaitu fonetik dan fonemik.

B. Morfologi

Morfologi merupakan cabang linguistik yang memfokuskan


kajiannya terhadap morfem dan kata. Tujuan kajiannya diarahkan pada
mengetahui bagaimana pembentukan sebuah kata dan perubahannya.

5
C. Sintaksis

Sintaksis merupakan salah satu cabang linguistik yang


memfokuskan kajiannya terhadap bentuk-bentuk penggabungan kata atau
kelompok kata, gramatikal, kajian informasi dalam struktur kalimat dan
analisis wacana.

D. Semantik

Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang menyelidiki


makna kata atau kalimat. Cabang-cabang semantik di antaranya: semantik
leksikal, semantik gramatikal dan semantik historis.

a) Semantik leksikal, penyelidikan maka secara leksikal (tingkat kosa


kata). Pada tingkat lanjut, cabang ini melahirkan kajian mengenai
leksikologi dan leksikografi (ilmu perkamusan).

b) Semantik Gramatikal, yaitu penyelidikan makna berdasarkan hubungan


dalam struktur gramatikal (tingkat kalimat).

c) Semantik Historis, yaitu kajian semantik tentang sejarah dan perubahan


makna. Cabang ini masuk ke dalam limgkup lingistik historis,

Berdasarkan teori di atas, maka penulis menganalisis teks khutbah jum’at


pada unsur linguistik dari segi fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik yang
ّ yang bersumber dari website masajed.gov.kw
berjudul “‫”بر الوالدين فضله وصوره‬

‫ مكتب الشئون الفنية‬edisi tanggal 16 Juni 2022.

،‫ات أ حَع َمالِنَا‬


ِ َ‫هلل ِمن ُشروِر أَنح ُف ِسنَا وِمن سيِئ‬
َ ‫َ ح‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫إِ َّن ح‬
ُ ‫ َونَ ُعوُذ ِب ح‬،‫ َحَن َم ُد ُه َونَ حستَعينُهُ َونَ حسَت حغفُرُه‬،‫اْلَ حم َد َّّلِل‬
ِ ِ ‫ ومن ي ح‬،‫من يه ِد ِه هللا فَََل م ِض َّل لَه‬
َ ‫ َوأَ حش َه ُد أَن ََّّل إِلَ َه إََِّّل هللاُ َو حح َد ُه ََّل َش ِر‬،ُ‫ضل حل فَََل َهاد َي لَه‬
‫يك‬ ُ ‫َ ح َح ُ ُ ُ ََ ح‬

6
‫ين َآمنُوا اتَّ ُقوا َّاّلِلَ َح َّق تُ َقاتِِه َوََّل َتَُوتُ َّن إََِّّل َوأَنحتُ حم‬ ‫َّ ِ‬
‫لَهُ‪َ ،‬وأَ حش َه ُد أ ََّن ُُمَ َّم ًدا َعحب ُد ُه َوَر ُسولُهُ‪ََ ) .‬يأَيُّ َها الذ َ‬
‫ُم حسلِ ُمو َن( [ال عمران‪.]102 :‬‬

‫أ ََّما بَ ْعد‪:‬‬

‫اْل حح َسا ُن إِ ََل‬‫آَي ٍت َك ِرميٍَة؛ أَََّل وِهي حِ‬ ‫يمة‪َ ،‬وَكَّرَرَها ِِف َ‬
‫اَن هللا تَع َاَل بِو ِصيَّ ٍة ع ِظ ٍ‬
‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫صَ ُ َ َ‬ ‫فَلَ َق حد أ حَو َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫الح َوالِ َديح ِن َوبُِّرُُهَا؛ قَ َ‬
‫صالُهُ ِِف‬ ‫اْلنح َسا َن بَِوال َديحه ََحَلَحتهُ أ ُُّمهُ َوحهنًا َعلَى َوحه ٍن َوف َ‬ ‫صحينَا حِ‬‫ال تَ َع َاَل‪َ ] :‬وَو َّ‬
‫اَن ُسحب َحانَهُ َوتَ َع َاَل ِِبَ حن َك َ‬ ‫ك إِ ََّ ِ‬ ‫ِِ‬
‫اَن‬ ‫صَ‬ ‫ِل الح َمص ُي[ [لقمان‪ .]14:‬أ حَو َ‬ ‫ْي أ َِن ا حش ُكحر ِِل َول َوال َديح َ‬ ‫َع َام ح ِ‬
‫لَّتبِيَ ِة وَحَنن ِصغَ ٌار‪ ،‬فَو َجب َعلَحي نَا حِ‬ ‫اَن ِِبَ حن أ ح ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫اْل حح َسا ُن‬ ‫َ َ‬ ‫َح َس َن إلَحي نَا ِب َّح َ ُ‬ ‫صَ‬ ‫َسبَ بًا ِِف ُو ُجود ََن‪ ،‬أ حَو َ‬
‫اْلحسا ُن إِلَي ِهما سبِ ِ‬ ‫ول حِ ِ ِ‬ ‫إِلَي ِهما وَحَنن كِبار‪ ،‬فَِِبُّ ُُهَا سبب لِ ُدخ ِ‬
‫الر حَحَ ِن‪،‬‬
‫ضى َّ‬ ‫يل لنَ حي ِل ِر َ‬ ‫اْلنَان‪َ ،‬و ح ح َ ح َ َ ٌ‬ ‫ََ ٌ ُ‬ ‫ح َ َ ُ ٌَ‬
‫ود َر ِض َي‬ ‫فَما أَعظَم ه َذا الحعمل ِِف الح ِميز ِان! وما أَجلَّه بْي ب ِقيَّ ِة حاْلَعم ِال! فَعن عب ِد هللاِ ب ِن مسع ٍ‬
‫َ ح َح ح َ ح ُ‬ ‫حَ‬ ‫َ َ َ َ ُ َح َ َ‬ ‫َ ح َ َ ََ َ‬
‫ال‪:‬‬ ‫ب إِ ََل هللاِ؟ قَ َ‬ ‫َح ُّ‬ ‫ِ‬
‫َي اْل حَع َمال أ َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم‪ :‬أ ُّ‬ ‫ال‪ :‬سأَلحت رس َ ِ‬
‫ول هللا َ‬ ‫هللاُ َعحنهُ قَ َ َ ُ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫«ُثَّ‬
‫ال‪ُ :‬‬ ‫َي؟ قَ َ‬ ‫ت‪ُُ :‬ثَّ أ ٌّ‬ ‫«ُثَّ بُِّر الح َوال َديح ِن» قُ حل ُ‬
‫ال‪ُ :‬‬ ‫َي؟ قَ َ‬ ‫ت‪ُُ :‬ثَّ أ ٌّ‬ ‫«الص ََلةُ َعلَى َوقحت َها»‪ .‬قُ حل ُ‬ ‫َّ‬
‫اْلِ َه ِاد ِِف َسبِ ِيل هللاِ الَّ ِذي يَحب ُذ ُل‬ ‫َّم بَِّر الح َوالِ َديح ِن َعلَى ح‬ ‫ِ‬
‫[متَّ َف ٌق َعلَحيه]‪ .‬فَ َقد َ‬
‫ِ‬
‫اد ِِف َسبِ ِيل هللا» ُ‬
‫حِ‬
‫اْل َه ُ‬
‫اْلِ َه ِاد؛ َع حن َعحب ِد‬ ‫َن بَِّر الح َوالِ َديح ِن ِم حن أ حَعظَِم أَنح َو ِاع ح‬ ‫فِ ِيه الح ُم حسلِ ُم نَ حف َسهُ َوَمالَهُ َِّّلِلِ تَ َع َاَل؛ َوذَ َاك أ َّ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم يَ حستَأح ِذنُهُ ِِف‬ ‫َّب َ‬ ‫ال َجاءَ َر ُج ٌل إِ ََل النِ ِ‬ ‫اّلِلِ بح ِن َع حم ٍرو َر ِض َي هللاُ َعحن ُه َما قَ َ‬ ‫َّ‬
‫[متَّ َف ٌق َعلَحي ِه] َوِِف‬ ‫ِ‬ ‫ال‪ :‬نَعم‪ .‬قَ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫اْلِ َه ِاد‪ ،‬فَ َق َ‬
‫ال‪« :‬فَفي ِه َما فَ َجاه حد» ُ‬ ‫َح ٌّي َوال َد َاك؟»‪ .‬قَ َ َ ح‬ ‫ال‪« :‬أ َ‬ ‫ح‬
‫ك َعلَى ا حْلِ حجرةِ‬ ‫ال‪ :‬أ َُِبيِعُ َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم فَ َق َ‬ ‫ال‪ :‬أَقح بل رجل إِ ََل نَِ ِب َِّ‬
‫اّلِل َ‬ ‫ٍ ِ ٍِ‬
‫َ‬ ‫لَ حفظ ل ُم حسلم قَ َ َ َ َ ُ ٌ‬
‫ِ‬ ‫اّلِلِ‪ .‬قَ َ‬ ‫و حِ ِ ِ‬
‫ال‪ :‬نَ َع حم‪ ،‬بَ حل‬ ‫َح ٌد َح ٌّي؟»‪ .‬قَ َ‬ ‫ك أَ‬ ‫ال‪« :‬فَ َه حل ِم حن َوال َديح َ‬ ‫َجَر ِم َن َّ‬ ‫اْل َهاد‪ ،‬أَبحتَغي اْل ح‬ ‫َ‬
‫َح ِس حن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اّلِلِ؟»‪ .‬قَ َ‬ ‫َجَر ِم َن َّ‬ ‫ِ‬ ‫كِ ََل ُُهَا‪ .‬قَ َ‬
‫ك فَأ ح‬ ‫ال‪« :‬فَ حارج حع إِ ََل َوال َديح َ‬ ‫ال‪ :‬نَ َع حم‪ .‬قَ َ‬ ‫ال‪« :‬فَتَ حب تَغي اْل ح‬
‫ص ححبَ تَ ُه َما»‪.‬‬ ‫ُ‬
‫اد ِ‬
‫للا‪:‬‬ ‫ِعبَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬
‫ضى هللاُ تَ َع َاَل َعحنهُ فَ حليُ ححس حن إ ََل َوال َديحه؛ فَ َع حن َعحبد هللا بح ِن َع حم ٍرو َرض َي هللاُ‬‫َم حن أ ََر َاد أَ حن يَحر َ‬
‫الر ِب‬
‫ط َّ‬‫ضى الح َوالِ ِد‪َ ،‬و َس َخ ُ‬
‫الر ِب ِِف ِر َ‬‫ضى َّ‬ ‫ال‪ِ « :‬ر َ‬‫صلَّى هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم قَ َ‬ ‫َعحن ُه َما‪َ :‬ع ِن النِ ِ‬
‫َّب َ‬

‫‪7‬‬
‫استِ َجابَِة‬ ‫َسب ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫الَّتِم ِذ ُّ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫اب ح‬ ‫ص َّح َحهُ حاْلَلحبَ ِاِنُّ]‪َ ،‬وبُِّر الح َوال َديح ِن م حن أ ح َ‬ ‫ي َو َ‬ ‫[رَواهُ ح‬ ‫ِِف َس َخط الح َوالد» َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ال الضََّّر ِ‬ ‫الدُّع ِاء‪ ،‬وإِعانَِة هللاِ تَع َاَل لِحلعب ِ‬
‫ْي ذَ َكَرهُ‬ ‫س الح َقَرِِنُّ َرَحَهُ هللاُ م َن التَّابِع َ‬ ‫ٌ‬ ‫ي‬
‫ح‬‫َو‬
‫َ‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ذ‬‫َ‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫اء‬ ‫َ‬ ‫ح‬
‫َ‬ ‫د‬ ‫َ َح‬ ‫َ ََ‬
‫ِ ِِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫النَِّب صلَّى هللا عَلي ِه وسلَّم لِعمر ر ِضي هللا عحنه‪ ،‬وأ َّ ِ‬
‫َصبَ َح‬ ‫َن م حن أ حَعظَِم ص َفاته بَِّرهُ بَِوال َدته َح ََّّت أ ح‬ ‫ُّ َ ُ َ ح َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ُ َ‬
‫ول‬‫ت َر ُس َ‬ ‫اب ر ِضي هللا عحنه قَ َ ِ‬
‫ال‪ََ :‬س حع ُ‬ ‫اْلَطَّ ِ َ َ ُ َ ُ‬ ‫ِِم حَّن لَ حو أَقح َس َم َعلَى هللاِ َْلَبََّرهُ؛ فَ َع حن عُ َمَر بح ِن ح‬
‫س بح ُن َع ِام ٍر َم َع أ حَم َد ِاد أ حَه ِل الحيَ َم ِن ِم حن ُمَر ٍاد‬ ‫ول‪ِ َ :‬‬
‫«َيحِت َعلَحي ُك حم أ َُويح ُ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم يَ ُق ُ‬ ‫َِّ‬
‫اّلِل َ‬
‫ص فَََِبأَ ِمحنهُ إََِّّل َم حو ِض َع ِد حرَه ٍم‪ ،‬لَهُ َوالِ َدةٌ ُه َو ِِبَا بٌَّر‪ ،‬لَ حو أَقح َس َم َعلَى َّ‬
‫اّلِلِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬
‫ُُثَّ م حن قَ َرن‪َ ،‬كا َن بِه بََر ٌ‬
‫[رَواهُ ُم حسلِ ٌم]‪ .‬فَ َهنِيئًا لِ َم حن أ حَد َرَك َوالِ َديحِه‬ ‫ك فَافح َع حل » َ‬
‫ِ‬
‫ت أَ حن يَ حستَ حغفَر لَ َ‬ ‫استَطَ حع َ‬
‫ِ‬
‫َْلَبََّرهُ‪ ،‬فَِإن ح‬
‫ان؛ فَ َع حن أَِِب‬ ‫اْلِنَ ِ‬
‫ول ح‬ ‫ان‪ ،‬فَ َذ َاك سبب لِنَ ي ِل الحغُ حفر ِان‪ ،‬وُدخ ِ‬ ‫اْلحس ِ‬ ‫ِ‬ ‫وأ ح ِ ِ‬
‫َ َ ُ‬ ‫ََ ٌ ح‬ ‫َح َس َن إلَحيه َما َغايَةَ ح ح َ‬ ‫َ‬
‫«ر ِغ َم أَنح ُفهُ‪ُُ ،‬ثَّ َر ِغ َم أَنح ُفهُ‪ُُ ،‬ثَّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ُهَريح َرةَ َر ِض َي هللاُ َعحنهُ قَ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَحيه َو َسلَّ َم‪َ :‬‬ ‫ول هللا َ‬ ‫ال َر ُس ُ‬ ‫ال‪ :‬قَ َ‬
‫َح َد ُُهَا أ حَو كِلَحي ِه َما‪،‬‬ ‫ِ ِِ ِ‬ ‫اّلِلِ؟ قَ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫«م حن أ حَد َرَك َوال َديحه عحن َد الحك َِِب‪ ،‬أ َ‬ ‫ال‪َ :‬‬ ‫ول َّ‬ ‫يل‪َ :‬م حن ََي َر ُس َ‬ ‫َرغ َم أَنح ُفهُ»‪ ،‬ق َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫صلَّى هللاُ‬ ‫َّب َ‬ ‫[رَواهُ ُم حسل ٌم]‪َ .‬و َع حن أَِِب الد حَّرَداء َرض َي هللاُ َعحنهُ أَنَّهُ ََس َع النِ َّ‬ ‫اْلَنَّةَ» َ‬ ‫ُُثَّ ََلح يَ حد ُخ ِل ح‬
‫ي‬‫الَّتِم ِذ ُّ‬
‫ِ‬
‫[رَواهُ ح‬ ‫اح َفظحهُ» َ‬ ‫اب أَ ِو ح‬ ‫ك الحبَ َ‬
‫اْلن َِّة‪ ،‬فَأ ِ ِ‬
‫َض حع َذل َ‬ ‫ول‪« :‬الحوالِ ُد أَوس ُ ِ‬
‫ط أَبح َواب حَ‬ ‫َعلَحيه َو َسلَّ َم يَ ُق ُ َ ح َ‬
‫ِ‬
‫ص َّح َحهُ]‪.‬‬ ‫َو َ‬
‫ِ‬
‫َم ْع َش َر الْم ْسل ِم َ‬
‫ي‪:‬‬

‫ال َما أ حَم َك َن ِم َن ح‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫اْلَحِي‪َ ،‬وَدفح ُع َما أ حَم َك َن‬ ‫يص ُ‬‫ص َوُر بِ ِر الح َوال َديح ِن َكث َيةٌ ُمتَ َعد َدةٌ‪َ .‬و َجامعُهُ‪ :‬إِ َ‬
‫َو ُ‬
‫َح ِد ُِهَا‪َ :‬ما َه َذا‬ ‫ْي‪ ،‬فَ َق َ ِ‬
‫ال ْل َ‬ ‫صر أَبُو ُهريحرةَ ر ِضي هللاُ َعحنهُ ر ُجلَ ح ِ‬
‫َ‬ ‫ََ َ َ‬
‫ِ ِ ِ َّ ِ‬
‫م َن الشَّر‪ِ ،‬بَ َسب الطاقَة؛ أَبح َ َ‬
‫ِ‬
‫ش أَمامه‪ ،‬وََّل ََتلِ‬ ‫ِِ ِ ِِ‬
‫ال‪ََّ :‬ل تُ َسمه ِب حَسه‪َ ،‬وََّل َتَح ِ َ َ ُ َ ح ح‬
‫س قَ حب لَهُ‪.‬‬ ‫ال‪ :‬أَِِب‪ ،‬فَ َق َ‬ ‫ك؟ فَ َق َ‬ ‫ِمحن َ‬
‫َن ح َّق الحوالِ َدي ِن ع ِظيم‪ ،‬فَمهما أ ََّديت َْلما ِمن ح ِ ِ ِ‬
‫اْلُُقوق َو حاْل حح َسان فَلَ حن تَ حب لُ َغ َجَزاءَ‬ ‫َو حاعلَ ُموا أ َّ َ َ ح َ ٌ َ ح َ ح َ َُ َ‬
‫صلَّى‬ ‫ال‪ :‬قَا َل رس ُ ِ‬
‫ول هللا َ‬ ‫َُ‬ ‫يح ُم حسلٍِم َع حن أَِِب ُهَريح َرةَ َر ِض َي هللاُ َعحنهُ قَ َ‬ ‫ص ِح ِ‬ ‫ما قَدَّما لَ ِ‬
‫ك؛ فَفي َ‬ ‫َ َ َ‬
‫«َّل َحَي ِزي َولَ ٌد َوالِ ًدا إََِّّل أَ حن ََِي َدهُ ِمَحلُوًكا‪ ،‬فَيَ حش ََِّتيَهُ فَيُ حعتِ َقهُ»‪.‬‬
‫هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم‪َ :‬‬

‫ور‬ ‫ب‪ ،‬فَ ح ِ ِ‬ ‫الع ِظيم ِِل ولَ ُك حم ِم حن ُك ِل ذَنح ٍ‬ ‫ول ما تَسمعو َن‪ ،‬وأ ِ‬
‫أَقُ ُ َ ح َ ُ َ ح‬
‫استَ حغف ُروهُ؛ إنَّهُ ُه َو الغَ ُف ُ‬ ‫َستَ حغف ُر هللاَ َ َ َ‬
‫الرِح ُيم‪.‬‬
‫َّ‬

‫‪8‬‬
Beberapa hasil analisis unsur linguistik dari teks khutbah jum’at di atas
dari segi fonologi, morgologi, sintaksis dan semantik, di antaranya:

Penggunaan tinggi-rendahnya intonasi dalam penyampaian khutbah yang di


dalam ilmu fonologi disebut dengan istilah “tanghim” atau “Fonetik” yang
menunjukkan tinggi dan rendahnya dalam tingkat kenyaringan di dalam berbicara.
Istilah fonetik adalah tingkat ketinggian suara dan kerendahannya diwarnai dengan
mimik wajah yang berbeda-beda pada waktu berbicara pada tingkatan jumlah.
Untuk menunjukkan makna-makna yang dimaksud misalnya terdapat ekspresi-
ekspresi berupa : Istifham (kata tanya), kata perintah, kata marah, kata bahagia,
kagum dan lain – lain. Contohnya di dalam kalimat,

ِ ‫فَما أ حَعظَم ه َذا الحعمل ِِف الح ِميز‬


! ‫ان‬َ َ ََ َ َ َ
Kalimat ini menggunakan Intonasi nada (tinggi- rendah) ada tekanan tinggi
rendahnya suara. Suara tinggi menggambarkan ekspresi penguatan dan ketegasan
dalam sebuah penyampaian pesan.

Kemudian contoh unsur linguistik dari segi morfologi dari teks khutbah
ِ ‫اْلِه‬
jum’at di atas adalah kalimat ‫اد‬ َ‫ح‬ ‫َن بَِّر الح َوالِ َديح ِن ِم حن أ حَعظَِم أَنح َو ِاع‬ َ Kata ‫أ حَعظَِم‬
َّ ‫و َذ َاك أ‬.

merupakan isim tafdhil dari mufrod ‫عظُ َم‬ . menunjukkan arti perbandingan

(keadaan lebih) antara satu benda atau keadaam yang lain baik dalam hal kebaikan
maupun keburukan, artinya berbakti kepada orang tua itu lebih besar
(keutamaannya) dibanding dengan berjihab/berperang.

Contoh unsur linguistik dari segi sintaksis pada teks khutbah jum’at di atas

adalah kalimat ‫عَلحي ِه وسلَّم‬


َ ‫صلَّى هللا‬ ِ ِ‫ َجاءَ َر ُج ٌل إِ ََل الن‬,‫يم ٍة‬
‫َّب‬ ِ ٍِ ِ
َ ََ ُ َ َ ‫اَن هللاُ تَ َع َاَل ب َوصيَّة َعظ‬
َ‫ص‬ َ ‫أ حَو‬ .

kalimat tersebut terdiri dari penggabungan kata dengan kedudukan yang berbeda-
beda meliputi fi’il (kata kerja), fa’il (pelaku) dan maf’ul (objek). Yang artinya

9
“Allah SWT telah mewasiatkan kepada kita dengan wasiat/pesat yang agung atau
mulia”. Dan “seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad SAW”.

Kemudian unsur linguistik dari segi semantik yang terdapat dalam teks
khutbah jum’at di atas menggunakan makna gramatikal (al-Ma’na al-Nahwi).
Menurut Tammam Hasan (1998) makna gramatikal terbagi kepada dua bagian:1

a. Makna sintaksis umum, yaitu makna yang dihasilkan dari kalimat-kalimat


dan struktur secara umum, seperti makna kalimat dan struktur yang
menunjukkan khabar, insya’, nafi, taukid, istifham, amr dan lain-lain.

b. Makna sintaksis khusus, yaitu makna yang diperoleh dari makna


penggunaan bab-bab kaidah sintaksis, seperti subjek (al-Fa’iliyyah), objek
(al-Maf’uliyyah), keadaan (al-Haliyyah), sifat (al-Na’tiyyah), keterangan
(al-Zharfiyyah) dan lain-lain.

1
Hassan, Tammam, al-Lughah al-‘Arabiyah Ma’naha wa Mabnaha, Kairo: Dar al’Alam al-Kutub,
1998, Hal.178

10
BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Kajian linguistik memiliki sejumlah cabang kajian yang menjadi dasar studi
linguistik awal pada bidang teoritis, di antara kajian tentang fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik dan teori wacana. Namun, beberapa ahli menyebutkan bahwa
teori wacana termasuk ke dalam cabang kajian sintaksis.

Hasil analisis teks khutbah jum’at didapati beberapa unsur linguistik di


antaranya dari segi fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. unsur linguistik
dari segi semantik yang terdapat dalam teks khutbah jum’at di atas menggunakan
makna gramatikal (al-Ma’na al-Nahwi).

11
DAFTAR PUSTAKA

Muzaiyanah. (2016). Linguistik Kultural Analisis Wacana Khutbah Jum'at.


Wardah, 17(1), 33.
Nandang, A. (2020). Semantik Bahasa Arab. Bandung: Media Jaya Abadi.
Rifa'i, I. (2019). Memahami Ilmu Sharaf. Bandung: Fajar Media.
Siminto. (2013). Pengantar Linguistik. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

12

Anda mungkin juga menyukai