DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
Vania Cahyaningtyas
18201010035
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI .................................................................................................................................2
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................................................. 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
A. Definisi Pragmatik ................................................................................................................................ 5
B. Sejarah Lahirnya Pragmatisme ............................................................................................................. 6
C. Tokoh Berdasarkan Urutan Tahun dan Publikasi ................................................................................. 7
D. Sekilas Perbedaan Pragmatik, Sintaksis, Semantik, dan Sosiolinguistik .............................................. 8
E. Kajian Pragmatik Deiksis.................................................................................................................... 10
a. Deiksis persona ............................................................................................................................... 11
b. Deiksis Tempat ............................................................................................................................... 11
c. Deiksis Waktu ................................................................................................................................. 12
BAB III....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP.................................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 14
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan
identitas masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat tutur merupakan masyarakat yang timbul
karena rapatnya komunikasi atau integrasi simbolis, dengan tetap menghormati kemampuan
komunikatif penuturnya tanpa mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang
digunakan. Dalam bahasa terdapat subsistem fonologi, gramatika, dan leksikon yaitu dunia bunyi
dan dunia makna yang bertemu dan membentuk struktur. Di antara keduanya itu terdapatlah
konteks yang mempengaruhi keserasian sistem suatu bahasa. Konteks adalah unsur di luar
bahasa yang kemudian dikaji dalam pragmatik. Pragmatik adalah studi baru dalam ilmu bahasa
di dunia termasuk Indonesia. Namun, perkembangannya sangat pesat. Hal ini dimungkinkan
karena adanya sifat-sifat bahasa yang dapat dimengerti melalui linguistik, agar bahasa dapat
digunakan dalam komunikasi. Linguistik adalah studi yang jangkauannya semakin meluas
sehingga menyebabkan pandangan mengenai hakikat bahasa dan batasan linguistik juga berubah
dan semakin meluas. Banyak pemikir pragmatik bermunculan bersama karyanya, membawa
pengetahuan dan perkembangan baru bagi studi yang dapat dikatakan baru seumur jagung ini.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 3
dilatar belakangi budaya yang beragam dari penuturnya. Dengan demikian kajian pragmatik bisa
dilihat kajian bahasa yang lebih utuh. Untuk lebih jauhnya mengetahui pembahasan tentang
pragmatik, pemakalah akan memaparkan di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep pragmatik beserta perkembangan sejarahnya ?
b. Bagaimana kajian deiksis menggunakan metode pragmatik ?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui konsep pragmatik beserta perkembangan sejarahnya.
b. Untuk mengetahui kajian deiksis menggunakan metode pragmatik.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pragmatik
Pragmatik merupakan salah satu disiplin ilmu bahasa yang memfokuskan kajiannya pada
makna yang dikaitkan dengan konteks. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Nababan, bahwa
pragmatik merupakan kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari
penjelasan pengertian.1 Lebih jauh, Parker, sebagaimana dikutip oleh Putu Wijaya menjelaskan
bahwa pragmatik merupakan disiplin ilmu yang mengkaji makna yang dikaitkan dengan konteks
dan yang tidak tercakup dalam teori semantik.2
Parker (1986:11) mengemukakan pragmatik sebagai salah satu cabang ilmu bahasa yang
mempelajari bahasa secara eksternal atau berdasarkan makna konteks. Berikut penjelasan yang
diutarakan oleh Parker.
“Pragmatics is distinct from grammer, which is the study of the internal structure or
language. Pragmatics is the study of how language is used to communicate”.
1
P.W.J. Nababan, Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya), (Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pendidikan Tinggi, Depdikbud, 1987), hlm. 2.
2
Dewa Putu Wijaya, Dasar-dasar Pragmatik, (Yogyakarta: Andi, 1996), hlm. 2.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 5
Dari kutipan yang dikemukakan Parker tersebut dapat dijelaskan bahwa kajian pragmatik
berbeda dari kajian tata bahasa yang mengkaji tentang struktur internal bahasa, tetapi pragmatik
merupakan ilmu bahasa yang mengkaji tentang bagaimana bahasa digunakan untuk
berkomunikasi. Kata kunci menurut Parker terletak dari makna yaitu bahasa yang digunakan
dalam situasi berkomunikasi. Situasi berkomunikasi yang dimaksud adalah konteks ketika
sebuah ujaran digunakan mempengaruhi makna dari ujaran tersebut.
Dari beberapa pendapat ahli bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan
salah satu cabang ilmu bahasa yang mengkaji makna suatu bahasa ditinjau dari penggunaan
bahasa dalam berkomunikasi atau terkait dengan konteks (eksternal) ketika bahasa digunakan
dalam berkomunikasi.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 6
dengan munculnya tokoh-tokoh itu telah menandai telah runtuhnya hipotesis tentang teori-teori
bahasa yang telah berkembang di era-era sebelumnya.
Istilah pragmatik sebenarnya sudah mulai dikenal sejak masa hidupnya seorang filusufi
terkenal bernama Charles Morris. Dalam memunculkan istilah pragmatiن, Morris mendasarkan
pemikirannya berdasarkan gagasan filusufi-filusufi pendahulunya seperti Charles Shanders
Phierce, dan John Lokey yang banyak menggeluti ilmu tanda dan ilmu lambang semasa
hidupnya yang biasa dinamai semiotika (semiotics). Dengan berdasarkan pada gagasan filusufi
itu, Morris membagi ilmu tanda dan ilmu lambang ke dalam tiga bagian yakni sintaktika
(sintaktics) yakni ilmu tentang relasi formal tanda-tanda, semantika (semantics) yakni studi relasi
tentang tanda-tanda dengan objeknya, dan pragmatika (pragmatics) yakni studi relasi tentang
tanda-tanda dengan penafsirnya. Berawal dari filusufi ternama inilah pragmatik terlahir dan
bertengger dalam dunia linguistik.
Linguistik yang lazimnya disebut sebagai ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa keseharian
manusia, memiliki beberapa cabang. Cabang-cabang tersebut secara linguistik dapat diurutkan:
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Dari urutan cabang-cabang linguistik
itu, tampak bahwa pragmatik merupakan ilmu linguistik yang paling baru.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 7
Van Dijk (1998 - 2000)3
Contoh : -Maksud dari membahas harokat akhir dari suatu kata adalah, misalnya :
Nah, pada kata ummu kita ketahui harokat akhirnya adalah dengan dhommah, nah
mengapa bisa begitu? Kenapa tidak dibaca dengan kasroh menjadi ummi, atau dengan fathah
menjadi umma, atau dengan sukun menjadi umm? Maka disinilah peranan ilmu nahwu
dibutuhkan. Jika kita mengetahui ilmu nahwu, maka kita bisa mengatakan mana yang benar
sesuai kaidahnya.
-Lalu, yang dimaksud dengan kedudukan kata dalam kalimat adalah, misalnya :
3
Yayuk Eny Rahayu, Konsep Dasar Pragmatik, (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta 2014), hlm. 5-7.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 8
Dalam bahasa indonesia, kita mengenal subyek, obyek, dan predikat. Dalam bahasa arab
juga ada yang seperti itu, nah seperti itulah kedudukan kata jika dalam bahasa arab, cuma
nantinya akan lebih banyak lagi jenisnya.
"Ibu telah pergi ke pasar", kata Ibu di dalam Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai subyek,
dalam bahasa arab akan disebut fa'il.
Contoh : Hubungan antara dua atau lebih unit leksikal yang mempunyai kesamaan arti.
Contoh : Bahasa arab amiyah sering disebut dialek. ‘Amiyah sebernarnya merupakan dialek
lokal dari masing-masing wilayah yang masuk dalam penyebaran islam. Menurut Alam S Kaye
dialek arab dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu dialek arab barat dan dialek arab timur.
Dialek tetap ada dشri dulu sampai sekarang, namun dialek mengalami perkembangan seiring
terjadinya kontak bahasa arab klasik (yasu’i, 1990:120).
1) Bunyi konsonan hamzah ( ) ءdalam bahasa arab klasik menjadi buيyi konsonan ( ء و ي
) pada dialek mesir. Contoh ( )راسasal ()رأس.
2) Bunyi konsonan ( )ثpada bahasa arab klasik diganti dengan huruf ( )تpada dialek mesir
contoh ( )توبasal ()ثوب.
3) Bunyi konsonan ( )ذpada arab klasik berunbah menjadi ( )دcontoh ( )ذابasal ()داب.
4) Bunyi konsonan ( )قpada arab klasik berubah menjadi ( )ءcontoh ( )أ طasal ()قط.
5) Bunyi diftong au pada arab klasik menjadi bunyi o.
6) Bunyi konsonan ( )جdilafadkan dengan ‘g’ dari bunyi asli ‘j’.
4
P.W.J Nababan, Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya (untuk selanjutnya disebut Ilmu Pragmatik), (Jakarta:
Dep. P dan K, 1987), hlm. 1.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 9
Pemakaian bahasa dialek ‘amiyah menjadi surut seiring menuatnya pemakaian bahasa arab
klasik atau modern sebagai bahasa resmi pemerintahan, bahasa akademis, bahasa sastra dan
bahas jurnalistik dialek amiyah mutsaqofin adalah dialek arab yang dipengarui bahasa arab klasik
yang digunakan pengantar diskusi kebudayaan dan peradaban. Dialek amiyah mutanawwirin
adalah dialek bahasa arab yang telah dipengaruhi bahasa dialek klasik yang digunakan sebagai
percakapan sehari hari oleh para pedagang dalam jual beli. Dialek amiyah ummiyin adalah dialek
yang tidak mendapat pengaruh dari dialek klasik.
Dalam KBBI (1995: 217), deiksis diartikan sebagai hal atau fungsi yang menunjuk sesuatu di
luar bahasa; kata tunjuk pronomina, ketakrifan, dan sebagainya. Deiksis disebut juga informasi
kontekstual secara leksikal maupun gramatikal yang menunjuk pada hal tertentu baik benda,
tempat, ataupun waktu, misalnya he, here, now. Ketiga ungkapan itu memberi perintah untuk
menunjuk konteks tertentu agar makna ujaran dapat dipahami dengan tegas. Tenses atau kala
juga merupakan jenis deiksis. Misalnya then hanya dapat dirujuk dari situasinya.
Deiksis merupakan salah satu bagian dari ilmu pragmatik yang membahas tentang ungkapan
atau konteks yang ada dalam sebuah kalimat.
Dalam kajian pragmatik dikenal ada tiga kategori dasar secara tradisional dalam deiksis,
yaitu: (i) deiksis persona, (ii) deiksis tempat, (iii) deiksis waktu.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 10
a. Deiksis persona
Deiksis persona berkaitan dengan peran atau peserta yang terlibat dalam peristiwa berbahasa,
yang dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: (i) kategori orang pertama, (ii) kategori orang
kedua, dan (iii) kategori orang ketiga. Deiksis persona biasanya berupa kata ganti orang (saya,
kamu, mereka, dan sebagainya; dalam Bahasa Arab أند, هى, أنا, dan sebagainya). Di samping itu,
digunakan pula bentuk sapaan (saudara, bapak, ibu, dan sebagainya; dalam Bahasa Arab شُخ,
فضُلح, سعادج, dan sebagainya). Dalam kaitannya dengan pengajaran pragmatik, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana menggunakan deiksis persona tersebut dengan tepat. Dengan
perkataan lain, dalam suatu peristiwa berbahasa, pemakai bahasa dituntut untuk dapat
menggunakan deiksis persona sesuai dengan kaidah sosial (sosio-kultural) dan santun berbahasa
dengan tepat.
Contoh :
Menunjukkan pembicaraan persona I : أنا النثٍ ال مرب: ( قال زسىل صلً هللا علُه و سلنRasulallah
saw bersabda: Aku adalah Nabi tidak bohong).
Menunjukkan pembicaraan persona II : ( أند الرٍ احثثد اخرهاEngkau adalah seorang yang
saudaranya aku senangi).
Menunjukkan pembicaraan persona III : ٍ هٍ ذحةّ تناذ.ٍ( هٍ شوجرDia adalah istriku. Dia
menyayangi putri-putriku).5
b. Deiksis Tempat
Deiksis tempat adalah pemberian bentuk kepada lokasi ruang (tempat) dipandang dari lokasi
pemeran dalam suatu peristiwa berbahasa. Deiksis tempat berkaitan dengan yang dekat dengan
pembicara (ini هراdi sini ) هنا, dan tidak dekat dengan pembicara (di sana هناك, itu ( ذللdan lain
sebagainya. Dalam kaitannya dengan pengajaran pragmatik, yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana menggunakan dan menafsirkan wujud-wujud deiksis tempat dalam berbahasa secara
tepat, sesuai dengan konteksnya.
5
Ahmad Al-Hasyimi, Jawahir al-Balaghah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’, (Surabaya : Al-Hidayah, 1960),
hlm. 126-127.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 11
( ذالل دازحسنٍ هثازك الجدَدItu adalah rumah Husni Mubarak yang baru).6
c. Deiksis Waktu
Deiksis waktu menunjuk kepada pengungkapan jarak waktu dipandang dari waktu sesuatu
ungkapan dibuat oleh pembicara. Leksem waktu yang berdeiktis misalnya sekarang ( اِن
kemarin( ( أهسbesok( ( غداbesok) dan sebagainya.
Dalam hubungannya dengan pengajaran pragmatik, yang penting adalah melatih siswa
menggunakan dan menafsirkan leksem waktu yang berdeiksis dalam kegiatan berbahasa. 7
Contoh : ) شزخ أسراذٌ حسنٍ تاألهسSaya mengunjungi guru saya, Husni kemarin(.
( سىف َجٍُء صاحثٍ حسنٍ هن تىنرُانل غداSahabatku Husni akan datang dari Pontianak besok).
( شسب اسراذنا حسنٍ الدخان هنفسدا الثازححGuru kita Husni merokok sendirian tadi malam).8
6
Ahmad Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiah li al-Lughah al-Arabiyah, (Bairut : Daar al-kutub al-ilmiah), hlm. 94.
7
Suyono, Pragmatik, Dasar-dasar dan Pengajarannya, (Malang : Yayasan Asah Asih Asuh Malang, 1990), hlm.
11.
8
Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjamahan Arab Indonesia, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 38.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pragmatik penting dipelajari
dalam program studi linguistik. Pentingnya pragmatik dalam linguistik setidaknya yakni,
pragmatik merupakan satu-satunya tataran dalam linguistik yang mengkaji bahasa dengan
memperhitungkan penggunanya. Yang dahulu jika kalimat sulit untuk dipahami dari segi makna
dan arti tersebut, sekarang sudah terbongkar solusi dari itu semua khususnya dalam bidang
linguistik dimungkinkan adanya sifat-sifat bahasa yang dapat mudah dimengerti lewat studi
kajian pragmatik ini. Dan banyak pula tokoh-tokoh yang bermunculan bersama karyanya juga.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 13
DAFTAR PUSTAKA
Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang : CV IKIP Semarang Press.
Nababan, P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta : Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pendidikan
Tinggi, Depdikbud.
Wijaya, Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta : Andi.
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford : Oxford University Press.
Gunarwan, Asim. 2004. Dari Pragmatik ke Pengajaran Bahasa (Makalah Seminar
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Singaraja : IKIP Singaraja.
Suyono. 1990. Dasar-dasar dan Pengajarannya. Malang : Yayasan Asah Asih Asuh
Malang.
Rahayu, Yayuk Eny. 2014. Konsep Dasar Pragmatik. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Yahya, Muhammad Madarik. 2014. Makna dalam Deiksis Tinjauan Semantik-Pragmatik
dan Ma’ani. Jurnal Pusaka. 9 (1) : 36-40.
PRAGMATIK
Linguistik Arab | 14