االختصاص التحذيرواالغراء
1. Listiani
2. Putri Utami Sari
3. Muhammad Asif Abdillah
FAKULTAS TARBIYAH
SINGAPARNA TASIKMLAYA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,kami
panjatkan puji beserta syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan berkat nya kami dapat
menyusun makalah ini. kami sadari bahwa sepenuhnya masih banyak kesalahan pada
makalah ini meskipun sudah mendapat banyak referensi yang kami pakai.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Nahwu IV.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna
bagi agama, bangsa dan negara.
Kami menerima kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki kesalahan pada
makalah ini,semoga makalah ini ada manfaatnya khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca semua akhir kata kami ucapkan termakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
A. Ikhtisos .......................................................................................................................2
1. Pengertian Ikhtisos .............................................................................................2
2. Tempat Ikhtisos ..................................................................................................2
3. Sebab-Sebab Membuat Ikhtisos .........................................................................2
4. Perbedaan Ikhtisos dengan Nida ........................................................................3
5. Lafadz yang dijadikan tarkib ikhtishash .............................................................4
B. Tahdzir Dan Ighro .....................................................................................................4
TAHDZIR ..................................................................................................................4
1. Definisi Tahdzir ..................................................................................................5
2. Syarat-Syarat Dalam Tahdzir ............................................................................5
3. Lafadznya Tahdzir ..............................................................................................5
4. Tahdzir Menggunakan Selainnya Dhomir Mukhotob ........................................6
5. Lafadz yang dijadikan tarkib ikhtishash ............................................................7
IGHRO .......................................................................................................................8
A. Kesimpulan ..............................................................................................................10
ii
B. Saran ........................................................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu nahwu dan shorof merupakan ilmu yang paling penting untuk dipelajari
dan di fahami bagi kaum muslim, sebab jika seorang muslim tidak bisa memahami
kedua ilmu ini akan sulit untuk membaca kitab al-Qur’an,kitab kuning dan akan sulit
untuk berbicara bahasa arab.
Mempelajari ilmu nahwu dan shorof merupakan suatu kewajiban bagi setiap
muslim yang menganggap Al-Qur’an adalah pedomannya karena Al-Qur’an
diturunkan berbentuk bahasa arab yang tidak ada harkatnya.
Sebenarnya belajar bahasa arab itu lebih mudah dibandingkan belajar bahasa-
bahasa ynag lainya,namun kenyataannya di kalangan masyarakat pada zaman
sekarang ini belajar bahasa arab itu sulit sekali terutama masih banyak orang muslim
ynag belum bisa baca al-Qur’an.
Pada pondok pesantren ,di manapun mewajibkan para santrinya untuk bisa
membaca Al-Qur’an dan memahami Ilmu nahwu dan Shorof. Pembahasan dalam
ilmu Nahwu begitu banyak. Namun yang mau di jelaskan dalam makalah ini adalah
bab االغراءوالتحذير,االختصاص.
B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian tahdzir, ighra’ dan ikhtishash?
2. apa saja bentuk-bentuk tahdzir, ighra’ dan ikhtishash?
3. apa saja faktor yang mendorong terbentuknya ikhtishash ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tahdzir, ighra’ dan ikhtishash.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk tahdzir, ighra’ dan ikhtishash.
3. Untuk mengetahui faktor yang mendorong terbentuknya ikhtishash.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ikhtisos
َ َك ¤ كــــنـــــداء دُونَ يـــــــــا
ــأ ُّيــهـــا الــفــتـــى بـــ ِإ ْثــــ ِر ْار ُجــو ِنـــ َيـــا ٍ االخـــتـــصـــاص
ُ
Ikhtishash itu seperti Nida’ tanpa “Yaa” (tanpa huruf nida’), contoh “Ayyuhal-
Fataa” setelah bekas lafazh “Urjuuniy” (Urjuuniyayyuhal-Fataa = mengharaplah
.kalian kepadaku seorang pemuda)
ـــذ ْل ْ ـثـل نـحـنُ الـ ُع ْـر َب َأ ْس َـخــى َم
َ ـــن َب ِ كم ِ ¤ ــــو َأ ْل
َ أي ِتــــ ْل
ٍّ ُون
َ ــــــــرى ذا د
َ وقــــــــدْ ُي
Terkadang dipertimbangkan untuk Isim Mukhtash yang selain “Ayyun” dengan
menyandang “AL”, contoh “Nahnul-‘Aroba askhaa man badzala” (Kami -orang-
.orang Arab- adalah paling murahn ya orang yang dermawan)
1. Pengertian Ikhtisos
ٍ ْاَاْل ِ ْس ُم ْال َم ْنصُوْ بُ بِفِ ْع ٍل َمحْ ُدو
Pengertian ikhtisos yaitu: ف ُوجُوْ بًا َم َع َكوْ نِ ِه ُمقَ ِّد ًمابِ َش ْي ٍءاَ َخ َر
artinya: isim yang dinasabkan oleh fiil yang wajib dibuang serta harus sesudah
kalimah isim.
Atau juga Ikhtishash adalah mengkhususkan suatu hukum yang disandarkan
pada isim dlamir (dikhsusukan) pada isim ma’rifat yang jatuh setelahnya dan
diamalkan atau dinashabkan) oleh lafadz ُّأَ ُخص yang wajib dibuang.
Contoh: ٌص َدقَة ُ ش َر االَ ْنبِيَا ِء االَنُوْ َر
َ ُ َماتِ َر ْكنَهاه,ث ِ نَحْ نُ َم َعا
‘ kami (khususnya) golongan para nabi tidak bisa diwaris hartanya,harta yang
kami tinggalkan adalah shodaqoh’.
2. Tempat Ikhtisos
ٌّ َا
a. Pada lafad ي
b. Pada isim yang memakai alif lam
c. Pada isim yang di idofatkan
3. Sebab-Sebab Membuat Ikhtisos
a. Al-fakhru (membanggakan diri)
َ َعلَى اَ ُّي َهاpadaku (khususnya) orang-orang yang
Seperti :الج َوا ُد يَ ْعتَ ِم ُد اللفَقِي ُر
dermawan orang fakir bersandar.
2
b. Tawadlu (rendah hati)
Seperti ِ اِنِّى اَ ُّي َها ال َع ْب ُد فَقِ ْي ٌر أِلَى َع ْف ِوهللاsesungguhnya saya khususnya dari hamba
Allah SWT sangat membutuhkan ampunan Allah SWT.
c. Menjelaskan maksud dari isim dlomir
Seperti ُْف نَحْ ن ِ َّ ال َع َر َب اَ ْق َرى النkami khususnya orang arab adalah yang
َّ اس لل
ِ ضي
paling banyak menjamu tamu.
4. Perbedaan Ikhtisos dengan Nida
Sebenarnya ikhtisos adalah kalam khobar yang didatangkan seperti Nida
dalam segi lafadznya, sebagaimana halnya khobar yang didatangkan dalam bentuk
kalam khobar. Sedangkan ikhtisos memiliki perbedaan sebagai berikut :
1. Tanpa menggunakan huruf nida. Baik berupa Ya atau huruf lainnya,baik lafadz
maupun taqdirnya.
2. Tidak bisa terletak diawal kalam,tetapi berada ditengah kalam,yang paling banyak
didahului dhomir mutakallim atau terkadang dhomir mukhotob.
3. Harus terdiri dari isim ma’rifat. Selain dari isim isyaroh dan yang paling banyak
berupa lafadz ايتها/ ايهاyang disifati dengan isim yang bersamaan Al,dan terkadang
juga berupa isim yang bersamaan Al (tanpa disertai ايتها/ ) ايهاatau berupa isim
yang dimudlofkan pada isim yang bersamaan Al.
Contoh :
a. Yang berupa ايتها/ ايها:
4. اَيُّ َها الفَتَىاُرْ جُونharapkanlah diriku hai pemuda.
5. اَ ْنتَ اَيَّتُ َها ال َولِدَت ِة ُمطَالَبَةٌ بِتَرْ بِيَ ِة االَوْ الَ ِدkhususnya orang tua
perempuan dituntut atas pendidikan anak-anak.
b. Yang berupa lafadz yang bersamaan Al,tanpa lafadz ايها
ب اَ ْسخَى َم ْن بَ َد َل
ِ نَحْ نُ ال ُع ْر
c. Yang berupa lafadz yang di mudhofkan pada lafadz yang bersamaan Al
ِ َسلِ ِميْنَ ُمطَالَبُوْ نَ بِطَل
ب ال ِع ِلم ِ نَحْ نُ َم َعاkita khususnya orang-orang islam dituntut
ْ ش ُر ال ُم
untuk mencari ilmu.
َ بِ َما تَ ِمي ًما يُ ْكشَفُ الdengan kita
4. Ikhtisos sedikit yang berupa alam,seperti : ُضبَاب
khususnya qobilah tamim dibersihkan dari debu-debu yang beterbangan.
5. Bila berupa alam dan mufrod dibaca nashob, sedang dalam munada dimabnikan
dhomah.
6. Ikhtisos lafadznya bersamaan dengan Al.
3
ٌّ َ اyang dijadikan ikhtisos tidak disifati,sedangkan didalam nida disifati
7. Lafads ي
dengan isim isyaroh.
Kemudian,lafadz yang dijadikan ikhtisos yang paling banyak terletak setelah
dhomir mutakallim,seperti contoh-contoh diatas dan terkadang terletak setelah
dhomir mukhotob,seperti :
َ ِ هللا نَرْ جُوْ الفَضْ َل بdengan mu khusunya Allah kami berharap anugerah.
a. ك
َ َ ُس ْب َحانmaha suci engkau khususnya Allah yang agung.
b. ك هللا ال َع ِظيْم
Dan tidak ada ikhtisos yang terletak setelah dlomir ghoib. Semua lafadz yang
dijadikan ikhtisos (makhsus) semuanya dibaca nashob, kecuali lafadz ايتها/ايها
maka dimabnikan dhommah, dan lafadz yang terletak setelahnya dibaca
rofa.Yang menashobkan ikhtisos adalah fiil yang wajib disamping yang taqdirnya
akhsun.
5. Lafadz yang dijadikan tarkib ikhtishash
Lafadz yang dijadikan tarkib ikhtishash banyak jatuh setelah dhamir
mutakallim اس بِ ْال ُع ُموْ ِد
ِ َّب أَوْ فَى الن
َ ْنَحْ نُ ْالعُر dan kadang-kadang juga jatuh setelah
dhamir mukhattab ك – هللاُ – أَرْ جُوْ تَ َجا َح ْالقَصْ ِد
َ ِب dan tidak ada sama sekali yang jatuh
setelah dhamir ghaib, lafadz yang dijadikan tarkib ikhtishash wajib dibaca nashab
baik dimudhafkan atau tidak kecuali jika berupa laafdz أَيُّهَاatau أَيَّتُهَا maka ia
dimabnikan dhommah sedang lafadz yang jatuh setelahnya wajib dibaca rafa’.
4
TAHDZIR ()ت َْح ِذ ْير
1. Definisi Tahdzir
Menurut bait nadzom :
5
Baik lafadz اِيَّاكdiulangi atau tidak,seperti:
ُك ال ِم َرا َء فَأِنَّه َ ِأِلَى ال َّش َّر َد ّعا ٌء َولِل َّس َّر َجال
َ فَاِيَّاكَ أِيَّا# ب
Jauhkanlah dirimu,jauhkanlah dirimu dari bertengkar karena hal itu
َ نَ ْف َس
mengajak dan menimbulkan sesuatu yang buruk. Bermakna : ك اِحْ ت َِر ْز
jagalah/jauhkanlah dirimu
اِيَّاكَ ِمنَ اأَ َس ِدjauhkanlah dirimu dari macan (aku menakut-nakuti mu dengan
َ بَا ِع ْد نَ ْف َسكَ ِمنَ االَ َس ِد اُ َح ِّد ُر,ِمنَ االَ َس ِد
macan).Taqdirnya ك
اِيَّاكَ انتَ ْف َع َل َك َذاjauhkanlah dirimu dari melakukan hal seperti ini.
ّ اي,ايّاكم,ايّاكما,ايّاك.
yang dimaksud sesamanya lafadz اِيَّاكyaitu : ّكن
- Menggunkakan selainnya lafadz اِيَّاكdan sesamanya.
Maka hukumnya ditafsil menjadi dua,yaitu :
a. Apabila tidak bersamaan athof dan tidak diulangi maka mua’adzar
minhu (lafadz yang ditakuti) dibaca nashob dengan fiil yang tidak
wajib disimpan juga boleh ditempatkan seperti : أَ َس ِدtakutlah kamu kepada
macan.Maka boleh diucapkan اِحْ َذر اأَ َس ِد
b. Apabila bersamaan athof atau diulangi
Maka dibaca nashob dengan fiil yang wajib disimpan. Hal ini karena para
ulama menjadikan athof dan mengulangi seperti pengganti dari
mengucapkan fiil.
- Yang diulangi
ك
َ ك َرأ َس
َ َرأ َسjagalah kepalamu,jagalah kepalamu. Taqdirnya ك
َ ق َرأ ِس
ِ .
Dalam contoh ini mengingatkan bahwa menyebutkan muhadzar sudah
mencukupi dari menyebutkan muhadzar minhu.
- Yang bersamaan athof (khusus menggunakan wawu)
َ از َر ْأ َس
َك َوال ّس ْيف ِ َمhai mazi,hati-hati kepalamu dengan pedang itu.
Taqdirnya :
َ ق َر ْأ َس
َك َواحْ َذرْ ال َس ْيف ِ ُازن
ِ يَا َم
4. Tahdzir Menggunakan Selainnya Dhomir Mukhotob
Dihukumi syadz tahdzir menggunakan dhomir mutakallim seperti ي
َ اِيّا
dan أِيَّانَاdan dihukumi lebih syadz lagi apabila menggunakan dlomir ghoib
seperti ُ اِيَّاهcontoh :
a. Yang berupa dlomir mutakallim
Seperti ucapan umar :
6
َ ي َواَ ْن يَحْ ِذفَ اَ َح ُد ُك ْم االَرْ ن
َب َّ لِتَ ُذ
َ َواِيَّا# ك لَ ُك ْم االَ َس َل َوال َّر َما ُح َوال َّسهَا ُم
Hendaklah menyembelih untuk kalian menggunakan pedang,tombak dan
anak panah. Jauhkanlah saya (apabila hendak menyembelih) melempar
kelinci dengan katepel,dan jauhkanlah diri kalian jangan ada salah
seorang diantara kalian yang melempar kelinci dengan batu.
b. Yang berupa dlomir ghoib
ِ اِ َذا بَلَ َغ ال َر ُج ُل ال ِستَّي ِْن فَاِيَّاهُ َواِيَّا ال َش َوا
ب
Apabila seseorang telah mencapai umur 60 tahun maka hati-hatilah dia
dan hati-hatilah pada jiwa-jiwa yang masih muda.
Taqdirnya : ْس ال َش َوابِفَ ْليَحْ َذر
ِ ُتَاَل قِي نَ ْف ِس ِه َواَ ْنف
5. Bentuk- Bentuk Tahdzir
Dalam tahdzir terdapat beberapa susunan atau pola-pola gramatika, antara
lain:
a. Hanya menyebutkan muhadzar minhu yang berupa isim dzahir.
Contoh: (َ)البردuntuk melarang anak kecil memakai pakaian tipis saat cuaca
dingin.
البردSebagai maf’ulbih dari fi’il احذرyang dibuang, asli kalimatnya; احذرالبر َد
Boleh juga mengucapاحذر البردyakni dengan mengucap fi’il, akan tetapi syarat
yang mendasar pada kaidah ini tidak menyebutkan fi’il.
- والمطر
َ البر َدberkedudukan sebagaimaf’ulbih danالمطرsebagai ‘athaf dari .
البرد
7
c. Menyebutkan isim dhahir yang dimudhafkan pada “kaf mukhatab” yang
kembali pada muhadzir. Contoh: ( ك
َ ¯)رأسseperti ucapan ketika member
peringatan pada seseorang untuk menghidari tembok. Boleh juga
mengucap ك
َ ك رأس
َ رأسsebagai taukid. atau رأسك ووجهكmenyebutkan isim
yang sepadan dengan sebelumnya sebagai ‘athaf.
d. Menyebutkan isim dhahir yang mudhaf pada “kaf mukhatab” yang kembali
pada muhadzar disertai dengan mengathafkan isim yang lain. Contoh:
ك والج¯¯¯¯دا َر
َ ¯¯¯¯ رأسseperti peristiwa sebelumnya atau َك والس¯¯¯¯كين
َ ي¯¯¯¯دuntuk
memperingatkan seseorang tentang pisau, asli kalimatnyaص ¯ ْن ي¯¯دك وأبع ¯ ْد
ُ
السكين:
8
Ada tiga, yaitu:
a. Mughri ()مغري : orang yang berbicara.
b. Mughro ()مغرى : orang yang diajak bicara
c. Mughrobih ()مغرى به : sesuatu yang terpuji atau yang disukai
3. Bentuk-bentuk ighro’
Dalam ighro’ terdapat beberapa susunan atau pola-pola gramatika, antara lain:
Contoh: َ الصالة،َالصالة
ّ أخاك أخاك
كساع إلى الهيجا بغير سالح# إن من ال أخاله
Kalimat idhafah dari( )أخاك. أخاكSebagai mudhof dan ()كsebagai dhamir muttashil
berkedudukan sebagai mudhofilaih.
9
Hukumnya lafadz yang dijadikan ighro (mughro bih) itu seperti hukumnya lafadz
yang dijadikan tahdzir menggunakan اِيَّاyaitu :
a. Apabila terdapat athof atau diulangi
Maka mughro bih dibaca nashob dengan fiil yang wajib disimpan. Contoh :
- Yang diulangi :
ا ِالجْ تِهَا ُد ا ِالجْ تِهَا ُدselalu rajinlah kamu. Taqdirnya :
اِ ْل َز ْم ا ِالجْ تِهَا ُد
- Yang bersamaan athof
اال ْن َسانَ أِلَ ْي ِه َ ( اَ َخtetaplah selalu bersama)
ِ ك َو
saudaramu,dan berbuat baiklah kepadanya.
b. Apabila tidak terdapat ahof dan diulangi
Maka mughro bih dibaca nashob dengan fiil yang disimpan secara tidak
wajib,boleh disimpan juga boleh ditetapkan.
َ ( اَ َخtetaplah selalu bersama) saudaramu. Juga bisa diucapkan
Contoh : ك
اَ َخكَ اِ ْلزَم.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uslub ighra’ adalah ungkapan yang menganjurkan orang kedua agar
melakukan perbuatan-perbuatan terpuji. Sedang kan uslub tahdzir adalah
ungkapan sebagai peringatan kepada orang kedua untuk menjauhi perbuatan
tercela.
Cara mengidentifikasi gaya ungkapan ini dengan melihat bahwa suatu
kalimat hanya terdiri dari satu kata atau dua kata yang sejajar dan kesemuanya
dibaca manshub. Cara menerjemahkan pola ini dengan menggunakan kata-
kata yang bermakna menganjurkan atau memperingati, misalnya, …lah,
sebaiknya, seyogyanya, janganlah, dan sebagainya.
B. Saran
Bila ada kesalahan dalam menulis kata atau kalimat maupun kutipan
mohon maaf dari penulis. Dan jika ada koreksi atau masukan, penulis
menerimanya dengan senang hati, agar makalah ini tetap terus berkembang.
11
DAFTAR PUSTAKA
12