Anda di halaman 1dari 32

Tugas Ke-1

KONSEP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD

Oleh:

AHMAD AMIRUL HAFIZ


NPM : 210102001

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)

UNIVERSITAS HAMZANWADI

i
2023

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan......................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar........................................6
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD................................................6
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD..............................9
3. Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD................................................11
4. Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD...........................................16
B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar...............................17
C. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar......................................19
D. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar.....................................22
E. Seni Berbahasa.........................................................................................................24
F. Implikasi Pembelajaran Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar............................25
BAB III............................................................................................................................28
PENUTUP.......................................................................................................................28
A. Kesimpulan..............................................................................................................28
B. Saran........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek

kajiannya. Dimana linguistik menempatkan bahasa sebagai bahasa itu

sendiri. Beda halnya dengan ilmu-ilmu disiplin lainnya, seperti ilmu-ilmu

sosiologi, fisika, ilmu sosial, dan sebagainya. Seorang yg memiliki profesi

baik itu wartawan penerjemah, harus memahami lingusitik, karena

linguistik mengajarkan kita tentang seluk beluk bahasa, hakikat bahasa dan

alat komunikasi terbaik yg dimiliki oleh manusia, dan peranan bahasa

dalam masyarakat. Disini linguistik berarti ilmu yang mengambil bahasa

sebagai objek kajiannya yaitu bahasa sebagai bahasa itu sendiri. Dan ilmu

lain juga mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

Tetapi yg membedakan linguistik dengan ilmu lainnya adalah dari

segi pendekatannya yang dimana ilmu lain seperti sosiologi mendekatkan

bahasa sebagai alat komunikasi atau interaksi masyarakat dan bagaimana

cara masyarakat itu berinteraksi dengan bahasanya. Sedangkan linguistik

mengambil bahasa sebagai objek kajiannya yaitu bahasa sebagai bahasa itu

sendiri. Dan manusia memilik bahasa tetapi tidak dengan hewan. Orang yg

ahli bahasa atau yang ahli dalam linguistik disebut linguist. Dan prancis

memiliki 2 istilah mengenai bahasa yaitu langue dan language dimana


1
langue ini berarti bahasa tertentu contohnya bahasa inggris, arab dll.

Sedangkan language berarti bahasa secara umum. Contohnya manusia

memiliki bahasa sedangkan hewan tidak. Dan prancis juga memiliki istilah

lain mengenai bahasa yaitu parole yg berati bahasa itu abstrak, konkrit dan

berupa ujaran.

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang

lain. Didalam suatu masyarakat atau sebuah negara yang dapat memper

erat hubungan antara satu dengan yang lainnya dibutuhkan sebuah alat

yaitu bahasa. Bahasa adalah alat yang digunakan untuk mengeluarkan ide-

ide maupun informasi kepada orang lain. Sama halnya dengan berinteraksi

adanya tanya jawab maupun respon antara yang satu dengan yang lain.

Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia.

Manusia membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk menyalurkan ide-ide

kepada orang lain. Untuk lebih lanjutnya di dalam makalah ini akan

dibahas hakikat berbahasa, ternyata bahasa memiliki banyak sekali

pengertian jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Bahasa yang ada didunia ini sanga beraneka ragam sehingga

bahasa itu bersifa universal. Bukan hanya itu bahasa juga unik dimana

bahasa memiliki ciri khasnya dimasing-masing Negara dan wajib memiliki

bahasa pemersatu. Bukan hanya pengerian bahasa saja tetapi yang harus

dipelajari adalah keterampilan berbahasa, dan keterampilan berbahasa ini

sanga penting karena disaat kita terampil dalam berbahasa maka sangat

mudah bagi kita untuk mengeluarkan ide dan gagasan. Tetapi masih
2
banyak yang belum tau keerampilan berbahasa tersebut. Dapat

dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak

dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan

tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita

tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang

disampaikan oleh orang kepada kita.

  Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan

di atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita

miliki tergolong rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan

dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila keterampilan

berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para siswa akan

mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita sampaikan secara

lisan karena keterampilan berbicara yang kta miliki tidak memadai atau

karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan.

Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat

disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan

dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi

berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang

disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca

yang memadai. Oleh sebab iu makalah ini akan menyajikan tenang

keterampilan berbahasa tersebut. Karena Dalam proses komunikasi, semua

aspek keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tertulis penting.

Pengalaman merupakan dasar bagi semua makna yang disampaikan dan

3
yang dipahami dalam bahasa tertentu. Anak yang memiliki pengalaman

berbahasa yang cukup luas akan dapat mengungkapkan maksudnya dan

memahami maksud orang lain dengan mudah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar?

2. Bagaimana Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar?

3. Bagaimana Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar?

4. Bagaimana Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia?

5. Apa saja pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia di SD?

6. Apa saja metode pembelajaran bahasa Indonesia di SD?

7. Apa sja strategi pembelajaran bahasa Indonesia di SD?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar.

2. Untuk Mengetahui Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar.

3. Untuk Mengetahui Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar.

4. 4. Untuk Mengetahui Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia.


4
5. Untuk Mengetahui Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia

di SD.

6. Untuk Mengetahui metode pembelajaran bahasa Indonesia di

SD.

7. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD.

D. Manfaat Penulisan

Dapat menambah wawasan pengetahuan yang meyangkut

tentang konsep, pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar. Sehingga dapat dijadikan sebagai suatu

pembelajaran khususnya untuk para guru dan siswa serta umumnya

untuk para pembaca makalah ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah pada hakikatnya adalah

mengajarkan anak agar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa

Indonesia (Ali, 2020). Pernbelajaran bahasa Indonesia di sekolah Dasar

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena

itu dilakukan berbagai upaya untuk itu. Termasuk oleh guru kelas atau

guru bahasa Indonesia. Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi secara tertulis ditempuh melalui kemponen kebahasaan,

pemahaman, penggunaan, dan pengajaran.

Menurut Suparlan (2020) Keterampilan berkomunikasi secara

tertulis sangat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,

karena pengetahuan apapun tidak terlepas dari menulis dan membaca.

Tanpa keterampilan tersebut, maka dalam memperoleh pengetahuan-

pengetahuan yang lain akan sia-sia apalagi di era globalisasi ini, yang

banyak menuntut berbagai keterampilan.

6
Bahasa pada hakikanya merupakan suatu sistem simbol yang tidak

hanya merupakan suatu sistem simbol yang tidak hanya merupakan

urutan bunyi-bunyi secara empiris, melainkan memiliki makna yang

sifatnya nonempiris.

Menurut kridalaksana bahasa adalah sistem lambang bunyi yang

arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk

bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidenifikasikan diri.

Bahasa itu dinamis sehingga menyebabkan bahasa itu hidup,

berubah, dan berkembang. Bahasa itu akan aktif dan terus berkembang

seiring perkembangan kehidupan masyarakat pemakai bahasa tersebut.

Devinisi bahasa Kridalaksana dan pakar lain, kalok dibutiri

terdapa 12 ciri atau fungsi bahasa antara lain :

1. Bahasa Sebagai Sistem

Sistem adalah ‘cara’ atau ‘aturan’. Dalam keilmuan sisem

adalah susunan yang berpola teratur membentuk suatu keseluruhan

yang bermaka atau berfungsi. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu

sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Sistemis berarti bahasa

tersusun tidak secara acak, sembarangan dan berdasarkan pola.

2. Bahasa Sebagai Lambang

Yaitu bahasa dilambangkan atau disampaikan dalam bentuk

bunyi bahasa. Bukan wujud bunyi ataupun lainnya.

7
3. Bahasa adalah Bunyi

Maksudnya adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia.

4. Bahasa itu Bermakna

Bermakna maksudnya sangat berkesan seperi fungsinya

yaiu menyampaikan pesan dan ide atau gagasan kepada orang lain.

5. Bahasa itu Arbitrer

Arbitres bisa diartikan mana suka, sewanang – wenang,

selalu berubah dan tidak menetap. Maksudnya bahasa tidak ada

hubungannya dengan bunyi bahasa, pengertian yang dimaksud oleh

lambang tersebut.

6. Bahasa Konvensional

Maksudnya masyarakat mematuhi akan konvenksi di

terapkan di dalam konsep yang mewakili.

7. Bahasa itu Produktif

Unsur-unsur yang ada dalam bahasa dapat dikembangkan

menjadi satu-kesatuan berbahasa yang tidak terbatas.

8. Bahasa itu Unik

Maksudnya bahasa yang memiliki ciri khasnya yang

berbeda dari negara lain.

9. Bahasa itu Universal

8
Bahasa yang menyeluruh diseluruh permukaan bumi, yang

digunakan oleh manusia.

10. Bahasa itu Dinamis

Seiring berkembangnya zaman, bahasa juga bisa berubah.

11. Bahasa itu Bervariasi

Bahasa di dunia ini mempunyai banyak ragam dan

bervariasi.

12. Bahasa itu Manusiawi

Maksudnya bahasa itu pasti digunakan oleh manusia.

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa

Indonesia berfungsi yakni sebagai lambang kebanggaan kebangsaan,

lambang identitas nasional, alat pemersatu, serta alat komunikasi

antardaerah dan antarkebudayaan. Berikut ini merupakan fungsi dan

tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia(Adi, 2007).

Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia antara lain:

a. Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan

mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan

waktunya secara lebih baik, dan mengurangi beban guru dalam

9
menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan

mengembangkan gairah belajar peserta didik.

b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih

individual, dengan jalan mengurangi kontrol guru yang kaku dan

tradisional, serta memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

berkembang sesuai dengan kemampuannya.

c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan

jalan perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis, serta

pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian

perilaku.

d. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan menongkatkan

kemampuan manusia denagan berbagai media komunikasi, serta

penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.

e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat mengurangi

jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak

dengan realitas yang sifatnya konkrit, serta memberikan pengetahuan

yang sifatnya langsung.

f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama

dengan alat media massa.

Beberapa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

10
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami bahasa indonesia serta menggunakan dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperluas budi pekerti, meningkatkan pengetahuan

maupun kemampuan berbahasa sebagai khasanah budaya dan juga

intelektual manusia Indonesia.

3. Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Untuk bisa melaksanakan pembelajaran sehingga siswa mampu

belajar untuk mengetahui (larning how to now), belajar untuk belajar

(learning how to learn, to relearn, to unlearn), belajar untuk mengerjakan

sesuatu (learning how to do), belajar untuk memecahkan masalah

(learning how to solve problems), belajar untuk hidup bersama (learning

how to live together), dan belajar untuk kemajuan kehidupan (learning

how to be) maka dalam melaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia

guru perlu memahami prinsip-prinsip dan landasan pembelajaran bahasa

Indonesia yang akan dipaparkan berikut ini.

a. Prinsip Kontekstual

Menurut Nurhadi (2004) pembelajaran kontekstual adalah

konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam

11
kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehiduan sehari-

hari.

Purnomo (2002)menjelaskan bahwa“kontekstual adalah

pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik dalam konteks

linguistik maupun dalam konteks nonlinguistik.” Depdiknas (2002)

menjalaskan pembelajaran kontekstual adalah “pembelajaran yang

mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata peserta didik

dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuandalam kehidupan

sehari-hari.”

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses

pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk

memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya dengan

konteks kehidupan mereka sehari-hari(konteks pribadi, sosial dan

kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan maupun

keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi

sendiri secara aktif pemahamannya.

Contextual Teaching and Learning (CTL) disebut pendekatan

kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

12
anggota masyarakat. Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih

didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama

pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam

menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan

pengetahuan awal siswa. Untukitu diperlukan suatu pendekatan

belajar yang memberdayakan siswa.

Dalam konteks ini siswa perlu memahami makna dari belajar,

manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.

Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari

berguna untuk kehidupannya nanti. Sehingga, akan membuat mereka

memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal

yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha

untuk menggapainya.

Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru yaitu membantu

siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan

dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya mengelola

kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu

yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai

Studentcentered daripada teacher centered

b. Prinsip Integratif

Bahasa adalah suatu sistem. Hal ini senada dengan pendapat

Maksan (1994) yang mengatakan bahasa adalah suatu sistem. Hal

tersebut berarti suatu keseluruhan kegiatanyang satu dengan yang

13
lainnya saling berkaitan untuk mencapai tujuan berbahasa yaitu

berkomunikasi.

Subsistem bahasa adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan

semantik. Keempat sistem ini tidak dapat berdiri sendiri. Dapat

diartikan bahwa, pada saat kita menggunakan bahasa, tidak hanya

menggunakan salah satu unsur tersebut. Sebagai contoh pada saat

pembelajaran berbicara, kita menggunakan kata, kata disusun

menjadi kalimat, kalimat yang kita ucapkan menggunakan intonasi

yang tepat. Berkaitandenganini secara tidak sadar kita telah

memadukan unsur fonologi (lafal, intonasi), morfologi (kata),

sintaksis (kalimat), dan semantik (makna kalimat).

Berdasarkan kenyataan di atas, maka pembelajaran bahasa

Indonesia hendaknya tidak disajikan secara terpisah-pisah.

Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya disajikan secara terpadu

atau terintegratif baik antara unsure fonologi, morfologi, sintaksis,

dan semantik ataupun pemaduan antara keterampilan berbahasa

Indonesia.

c. Prinsip Fungsional

Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai

dengan Kurikulum 2004 adalah agar peserta didik dapat

menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dengan baik

dan benar. Hal ini sejalan dengan prinsip pembalajaran bahasa yang

fungsional, yaitu pembelajaran bahasaharus dikaitkan dengan

14
fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam memenuhi

keterampilan untuk hidup (Purnomo,2002).

Prinsip fungsional dalam pemabalajaran bahasa pada

hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran pendekatan

komunikatif. Konsep pendekatan komunikatif mengisyaratkan

bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas. Guru bukanlah satu-

satunya pemberi informasi dan sumber belajar. Sebaliknya, guru

harus sebagai penerina informasi (Hairuddin, 2000). Jadi,

pembelajaran harus berdasarka multisumber.

d. Prinsip Apresiatif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988)

kata “apresiasi” berarti “penghargaan”. Dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, istilah apresiatif dimaknai “menyenangkan”. Jadi, prinsip

pembelajaran yang apresiatif merupakan pembelajaran yang

menyenangkan.

Jika dilihat dari artinya, prinsip apresiatif ini tidak hanya

berlaku untuk pembelajaran sastra, tetapi juga untuk pembelajaran

aspek yang lain seperti keterampilan berbahasa (menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis). Dalam hal ini pembelajaran

sastra dapat dipadukan dalam pembelajaran keempat keterampilan

berbahasa tersebut

15
4. Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Sekolah Dasar mempunyai tujuan yaitu menciptakan atau

menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu usaha

yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan

prestasi belajar siswa. Sekolah Dasar adalah pendidikan formal pertama

untuk menyipakan potensi-potensi dasar siswa dalam rangka meniti

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga anak memiliki

kemampuan atau bekal yang kuat dan berintraksi dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan. Oleh karena itu di sekolah dasar dilaksanakan proses

belajar mengajar yang kondusif dalam setnua mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah dasar, termasuk pelajaran Bahasa Indonesia.

Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah pada hakikatnya adalah

mengajarkan anak agar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa

Indonesia. Pernbelajaran bahasa Indonesia di sekolah Dasar diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan

bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu

dilakukan berbagai upaya untuk itu. Termasuk oleh guru kelas atau guru

bahasa Indonesia. Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi secara tertulis ditempuh melalui kemponen kebahasaan,

pemahaman, penggunaan, dan pengajaran.

Keterampilan berkomunikasi secara tertulis sangat memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia, karena pengetahuan apapun


16
tidak terlepas dari menulis dan membaca. Tanpa keterampilan tersebut,

maka dalam memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang lain akan sia-

sia apalagi di era gobalisasi ini, yang banyak menuntut berbagai

keterampilan. Mengingat penting kemampuan berkomunikasi secara

tertulis, maka perlu pembinaan dari tingkat dasar atau sekolah dasar

(SD). Di sekolah dasar pembelajaran menulis dan membaca merupakan

salah satu bidang garapan yang memegang peranan penting dalam

pelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran keterampilan menulis di SD

perlu diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis

menggunakan bahasa yang baik dan benar, seperti menulis sesuai dengan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar

Pendekatan adalah cara umum seorang guru memandang persoalan

atau objek sehingga diperoleh pesan tertentu. Menurut Tarigan, pendekatan

adalah seperangkat asumsi yang bersifat aksiomatik mengenai hakikat bahasa,

pengajaran, bahan, dan belajar bahasa yang digunakan sebagai landasan

dalam merancang, melakukan, dan menilai proses belajar bahasa. Menurut

Anthony, pendekatan(approach) adalah sekumpulan asumsi yang terkait

dengan hakikat bahasa dan hakikat belajar bahasa. Pendekatan bersifat

aksioma, menggambarkan hakikat subjek yang akan diajarkan secara benar.

Pendekatan yang telah lama diterapkan dalam pembelajaran bahasa

antara lain adalah pendekatan tujuan dan pendekatan struktral. Seorang guru

17
yang hanya menggunakan pendekatan proses, akan selalu berupaya

menggunakan pedekatan bagaimana cara mempelajarinya. Pendekatan

struktural lebih mementingkan penggusaan tata bahasa (struktur), sedangkan

pendekatan metalis memandang pengajaran bahasa harus dimulai secara

metalis (membaca).

Pendekatan adalah cara memulai sesuatu. Pendekatan dalam

pembelajaran bahasa adalah seperangkat asumsi tentanghakikat bahasa,

pengajaran bahasa, dan proses belajar bahasa. Pendekatan-pendekatan dalam

pembelajaran bahasa antara lain adalah:

a. Pendekatan tujuan

Pendekatan tujuan dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap

kegiatan belajar mengajar yang harus dipikirkan dan ditetapkan dulu

adalah tujuan yang hendak dicapai.

b. Pendekatan struktural

Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan yang

digunakan dalam proses pembelajaran bahasa. Pendekatan ini dilandasi

dengan asumsi bahwa bahasa sebagai akidah.

c. Pendekatan keterampilan proses

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu kegiatan belajar

mengajar yang terfokus pada pelibatan peserta secara aktif dan kreatif

dalam proses pemerolehan hasil belajar. Keterampilan proses ini meliputi

keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik.

Menurut pendekatan proses, peserta didik tidak hanya diberikan materi

18
apa harus dipelajari, tapi juga belajar bagaimana cara mempelajarai

bahasa itu sendiri.

d. Pendekatan whole language

Whole language adalah salah satu pendekatan pembelajaran

bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-

pisah.

C. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar

Metode diartikan sebagai sebuah prosedur yang telah ditetapkan untuk

mencapai tujuan. Di sisi lain metode diartikan sebagai rencana pembelajaran

yang mencakup pemilihan bahan, penyusunan secara sistematis bahan yang

akan diajarkan serta kemungkinan pengulangan, dan pengembangannya.

Dalam uraian berikut pengertian metode lebih menekankan pada prosedur,

cara kerja yang sistematis untuk mencapai tujuan. Macam-macam metode

pembelajaran bahasa yaitu:

1. Metode Terjemah

Metode Terjemahan sering digunakan dalam pembelajaran bahasa

asing atau bahasa kedua. Penggunaan metode ini dilakukan dengan

menerjemahkan wacana dalam bahasa asing ke dalam bahasa ibu peserta

didik. Urutan penyajiannya dari pengenalan kata dan aturan tata bahasa

dalam kalimat. Karena itu penyajian materi lebih menekankan pada

pemakaian bahasa tulis. Kebaikan metode Terjemahan adalah:

19
a. Praktis, dengan memilih bacaan kemudian menerjemahkan ke dalam

bahasa ibu dengan bermodalkan kamus.

b. Pengetahuan kata-kata dapat diperoleh dengan cepat.

c. Latihan terjemahan juga merupakan pembandingan dua bahasa.

Kelemahan metode Terjemahan meliputi:

1) Hanya berlaku dalam pembelajaran bahasa asing.

2) Kurang memberikan kesempatan dalam penggunaan bahasa

lisan.

3) Menimbulkan kesulitan karena belum tentu katakata dapat

diterjemahkan dalam bahasa ibu.

4) Kurang tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa yang

bersifat aktif.

5) Penerjemahan sering dilakukan dengan menerjemahkan kata per

kata yang kurang tepat dengan penggunaan bahasa sesuai

konteks.

6) Pencampuran bahasa ibu dengan bahasa asing kurang

menguntungkan, dapat menimbulkan kerancuan penggunaan

bahasa.

2. Metode Tatabahasa

Penggunaan metode Tata Bahasa didasarkan pada pendekatan

informatif, yang berupa penjelasan penggunaan kata-kata dan tata

bahasa. Isi pelajaran berupa daftar kata-kata dan butir-butir tata bahasa.

20
Penggunaann metode ini lebih menekankan pada pembelajaran bahasa

tulis yang bersifat pasif. Kelebihan metode tata bahasa, yaitu:

a. Mudah dilaksanakan,

b. Sederhana,

c. Biayanya murah.

Sedangkan kelemahannya yaitu:

a. Tidak tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa yang bersifat

dinamis;

b. Arti kata-kata lebih tergantung pada konteks pemakaiannya, dan

bukan pada daftar kata-kata lepas.

c. Gagal membedakan aspek pengetahuan dan penguasaan bahasa.

3. Metode Langsung

Penggunaan metode langsung didasarkan pada asumsi bahwa

penguasaan bahasa dan pengembangan rasa bahasa secara instingtif

berakar dalam hubungan langsung antara pengalaman dan ekspresi.

Karena itu tidak diperkenankan penggunaan bahasa perantara,

penguasaan bahasa lisaan diutamakan, pembelajaran dilaksanakan seperti

anak belajar bahasa ibunya, waktu terbanyak digunakan untuk latihan

bahasa lisan, pola-pola dan struktur kalimat diajarkan secara induktif,

gairah belajar harus tumbuh dalam pelajaran itu, Kebaikan metode

Langsung adalah:

a. Peserta didik aktif berbahasa,

21
b. Peserta didik langsung diajak menggunakan bahasa target yang

merupakan penerapan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi,

c. Pemahaman peserta didik terhadap bahasa tidak verbalistis.

4. Metode Berlizt

Penggunaan metode Berlizt merupakan pengembangan metode

Langsung. Prinsip dasar penggunaannya sama dengan metode langsung.

Adapun ciri-ciri penggunaan metode Berlizt, yaitu:

a. Selalu menjaga hubungan langsung antara bahasa dan pikiran,

b. Bahasa ibi tidak boleh digunakan,

c. Kata-kata benda konkret diajarkan dengan menunjukkan benda asli,

gambar atau tiruannya,

d. Kata-kata benda abstrak diajarkan dengan mendemonsrasikan

pengertiannya,

e. Tata bahasa diajarkan dengan contoh-contoh,

f. Sejak awal semua aspek diajarkan secara lisan, dan

g. Kata-kata diajarkan dalam hubungannya dengan kalimat.

D. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar

Setrategi pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan

ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut.

Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu

mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar

22
dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru

perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat

siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran

yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama

dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada

berbagai faktor tersebut. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik

pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik

pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode

disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan

menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat

diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula. Berikut ini adalah

teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

a. Teknik pembelajaran menyimak

Simak-ulang ucap, Simak-tulis (dikte), Simak-kerjakan, Simak-

terka, Memperluas kalimat, Menyelesaikan cerita, Membuat rangkuman,

Menemukan benda, Bisik berantai, Melanjutkan cerita, Parafrase, Kata

kunci

b. Teknik pembelajaran berbicara

Ulang-ucap, Lihat-ucapkan, Memerikan, Menjawab pertanyaan,

Bertanya, Pertanyaan menggal, Melanjutkan, Menceritakan kembali,

Percakapan, Parafrase, Reka cerita gambar, Bermain peran, Wawancara,

Memperlihatkan dan bercerita

23
c. Teknik pembelajaran membaca

Membaca survey, Membaca sekilas, membaca dangkal, Membaca

nyaring, Membaca dalam hati, Membaca kritis, membaca teliti,

Membaca pemahaman

d. Teknik pembelajaran menulis

Menyalin kalimat, membuat kalimat, meniru model, menulis

cerita dengan gambar berseri, menulis catatan harian, menulis

berdasarkan foto, meringkas, paraphrase, melengkapi kalimat,

menyusun kalimat, mengembangkan kata kunci.

E. Seni Berbahasa
Seni berbahasa atau keterampilan dalam berbahasa memiliki empat

aspek yang harus ada dalam berbahasa. Semua aspek ini saling berhubungan

dengan cara yang beraneka ragam. Serta keempat keterampilan tersebut juga

memiliki hubungan dengan proses berfikir.

Ketika kemampuan siswa meningkat dia tidak “memikirkan” cara

berbicara. Kemampuan berbahasa itu meningkat tanpa disadari, melalui

tingkatan pengembangan mental berdasarkan pengalaman belajarnya dari

lingkungan. Pemahaman system bahasa tersebut dapat diperoleh melalui:

1. The phonological atau system bunyi dalam bahasa. Pada

system phonological atau system bunyi, anak belajar

mengucapkan setiap bunyi dalam bahasa.

24
2. The syntactic atau system srtuktur dalam bahasa. System ini

merupakan system tata bahasa yang mengatur penggunaan

kata-kata yang dikombinasikan ke dalam kalimat.

3. The semantic atau system arti dalam bahasa. Kosakata

merupakan komponen kunci dalam system ini.

F. Implikasi Pembelajaran Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Ada beberapa karakteristik dan kebutuhan anak SD/MI terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran:

1. Anak SD/MI adalah anak yang senang bermain. Karakteristik ini

menuntun guru untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang

bermuatan permainan. Implementasinya dalam pembelajaran bahasa

Indonesia yakni guru mengajak siswa untuk bermain di luar, lalu

siswa disuruh mengamati apa saja yang ada dan apa saja yang terjadi

dilingkungan tersebut, lalu guru menyuruh anak untuk

menceritakannya. Dalam pelajaran bahasa Indonesia hal ini

berkaitan dengan kemampuan bahasa lisan yang dilakukan oleh

siswa.

2. Anak SD/MI adalah anak yang senang bergerak. Orang dewasa

dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD/MI dapat duduk

dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Implementasinya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yakni apabila guru mengetahui

siswanya sudah merasa bosan dan jenuh maka hendaknya guru

25
menyuruh siswanya unruk melakukan olahraga refleksi yang dimana

hal itu bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan pada siswa.

3. Anak SD/MI adalah anak yang senang bekerja dalam kelompok.

Karakteristik ini membawa implementasi bahwa guru harus

merancang metode pembelajaran yang memungkinkan anak untuk

bekerja dan belajar dalam kelompok. Implementasinya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yakni guru meminta siswa untuk

membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk

mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok,

dimana hal ini akan mendorong siswa untuk belajar berkomunikasi

dengan baik bersama kelompoknya.

4. Anak SD/MI adalah anak yang senang merasakan atau

melakukan/meragakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori

perkembangan kognitif, anak SD/MI memasuki tahap operasi kokret.

Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan

konsep-konsep baru dengan konsep lama berdasarkan pengalaman.

Implementasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia yakni guru

menyuruh siswa untuk melihat keadaan disekitar lingkungan

sekolah, lalu menyuruh siswa mendeskrifsikan apa yang dilihatnya

menggunakan kalimat induktif dan deduktif.

Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk

memenuhi tuntunan tersebut. Melalui pengaaran bahasa, murid SD

diharapkan dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat

26
komunikasi yang tepat dan berguna. Pembelajaran bahasa Indonesia SD

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.

Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran sebagai secara garis

besar terdiri dari tiga komponen yaitu:

1. Kebahasaan.

2. Kemampuan berbahasa.

3. Kesastraan.

Kopetensi kebahasaan terdiri dari dua aspek yaitu:

1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi,

sintaksis, sematik, kewacanaan.

2. Kosakata.

Kemampuan berbahasa terdiri dari atas empat aspek yaitu:

1. Kemampuan mendengar/menyimak.

2. Kemampuan membaca.

3. Kemampuan berbicara.

4. Kemampuan menulis.

Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan

tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan panduan dari

keempatnya.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pernbelajaran bahasa Indonesia di sekolah Dasar diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa

Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu dilakukan

berbagai upaya untuk itu. Termasuk oleh guru kelas atau guru bahasa

Indonesia. Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

secara tertulis ditempuh melalui kemponen kebahasaan, pemahaman,

penggunaan, dan pengajaran.

Bahasa pada hakikanya merupakan suatu sistem simbol yang tidak

hanya merupakan suatu sistem simbol yang tidak hanya merupakan urutan

bunyi-bunyi secara empiris, melainkan memiliki makna yang sifatnya

nonempiris.

B. Saran

Sebagai guru professional kita harus menguasai banyak kosa-kata,

sehingga kita harus bisa mengajarkan bagaimana bahasa yang baik dan benar

kepada siswa kita.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2020). Pembelajaran Bahasa Indonesia Dan Sastra (Basastra) Di Sekolah


Dasar. PERNIK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 35–44.

Suparlan, S. (2020). Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekoah Dasar.


FONDATIA, 4(2), 245–258.

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Cahyani, Isah. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam. Jakarta.

Carlo. De. J.E. 1995. Perspectives in Whole Language. ALLyn & Bacon. USA.

Damai A, Sagita, Krissandi B. et all., 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia


untuk SD. Penerbit Media Maxsima

Depdiknas. (2003).Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning.Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Ismati, Esti dan Faraz Umaya. 2012. Belajar Bahasa di Kelas Awal. Penerbit
Ombak. Yogyakarta.

Isah,Cahyani. (2013). Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia

Winaputra, Udin S, et al., 2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Satra Di Sekolah


Dasar,.Bandung: Remaja Rosdakarya.

29

Anda mungkin juga menyukai