Disusun Oleh:
Kelompok 3
Ilfa Dianti :1423015
Dhea Annisa Murni :1423017
Abdul Aziz :1423035
Dosen Pengampu:
Revvi Mithania, S.Pd., M.Pd.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul
Tantangan dan Pengembangan Bahasa Indonesia Baku.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Revvi Mithania, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai di bidang
studi yang kita tekuni. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam membuat makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan ilmu pengetahuan, informasi, dan manfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah dasar kehidupan setiap manusia, karena dengan
bahasa setiap orang dapat berkomunikasi dan dapat menyampaikan
tujuannya kepada setiap orang. Agar informasi yang kita sampaikan dapat
diterima baik dan dapat dipahami orang maka bahasa yang kita gunakan
harus seragam agar interaksi dengan setiap orang dapat berjalan dengan
baik.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005: 1), memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi
yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu
bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang
menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam
masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa
percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa
baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan
resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di
dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa
tidak baku dan sesuka hati. Hal inilah yang pada akhirnya menjadi tantangan
tersendiri dalam pengembangan dan penggunaan bahasa baku tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tantangan bahasa indonesia baku?
2. Apa saja pengembangan bahasa indonesia baku?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tantangan bahasa indonesia baku
2. Untuk mengetahui pengembangan bahasa indonesia baku
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ermanto, Emidar, Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Depok:
Rajawali Pers, 2018), 16.
5
bagian puncak seringkali menutupi bagian atau sesuatu yang ada di bagian
bawah sehingga bahasa Indonesia ragam yang lain sering terlupakan.
Berdasarkan piramida ragam bahasa tersebut, kedudukan bahasa
Indonesia baku terlihat jelas berada di puncak. Oleh karena itu, tentulah
bahasa Indonesia baku akan mendapat tantangan. Tantangan itu disebabkan
oleh kemajuan zaman yang dihadapi oleh penutur bahasa Indonesia.2
1. Pengaruh bahasa daerah
Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaian dan
bermacam ragam penuturnya harus takluk pada hukum perubahan.
Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat juga berpengaruh
terhadap perubahan bahasa sehingga menimbulkan sejumlah ragam
bahasa Indonesia. Mengenai ragam bahasa Indonesia yang timbul dari
bermacam ragam penuturnya seringkali memberikan pengaruh
terhadap eksistensi bahasa Indonesia baku.3
Pengaruh bahasa daerah di Indonesia memainkan peran penting
dalam keragaman budaya dan linguistik negara ini. Dengan lebih dari
700 bahasa daerah yang tersebar di seluruh kepulauan, keberadaan
bahasa daerah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas lokal
masyarakatnya. Meskipun demikian, keberagaman ini juga membawa
tantangan dalam pemertahanan penggunaan bahasa Indonesia baku.
Salah satu tantangan utama adalah penggunaan kata-kata dari
bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari atau bahkan dalam bentuk
tulisan. Meskipun penggunaan ini mungkin menjadi bagian alami dari
komunikasi dalam lingkungan lokal, namun seringkali kata-kata
tersebut tidak sesuai dengan tata bahasa resmi bahasa Indonesia. Hal ini
dapat mengganggu pemahaman dan mengurangi kejelasan komunikasi,
terutama bagi mereka yang tidak akrab dengan bahasa daerah tersebut.
2
Ermanto, Emidar, Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Depok:
Rajawali Pers, 2018), 20.
3
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ke-4, (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, 2017), 3.
6
Selain itu, penggunaan kata-kata dari bahasa daerah juga dapat
mengaburkan identitas baku bahasa Indonesia dan menimbulkan
kebingungan terhadap standar yang seharusnya diikuti. Akibatnya,
terkadang sulit untuk membedakan antara penggunaan kata-kata yang
sah dari bahasa daerah yang memang telah diresmikan dalam bahasa
Indonesia dengan kata-kata yang mungkin bersifat slang atau tidak
baku.
2. Pengaruh bahasa asing
Kemajuan zaman dengan kondisi masyarakat Indonesia yang
“mendunia” tidak dapat dielakkan dan telah mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Kondisi ini jelas berpengaruh
pula pada bahasa Indonesia yang digunakan oleh penuturnya. Pengaruh
itu terutama datang dari bahasa internasional, yakni bahasa Inggris.
Kemajuan kehidupan dunia dan aktivitas kehidupan dunia yang
dominan menggunakan bahasa Inggris kadang-kadang memaksa
penutur bahasa Indonesia menggunakan kosakata bahasa asing itu. Hal
itu merupakan tantangan bagi bahasa Indonesia dan penuturnya.
Masuknya kosakata asing terutama kosakata bahasa Inggris ke
dalam bentuk komunikasi berbahasa Indonesia telah mengakibatkan
bercampurnya kosakata bahasa Indonesia yang digunakan oleh
penuturnya. Hal ini dapat dimungkinkan akan merusak perkembangan
masa depan bahasa Indonesia jika tidak dikendalikan secara baik.
Salah satu faktor yang membuat generasi penerus bangsa lebih
bangga dengan pencampuran bahasa, karena menganggap bahasa
tersebut lebih terkesan gaul dan keren ketimbang bahasa asli Indonesia.
Hal tersebut jelas mengurangi kekaedahan akan bahasa Indonesia yang
menjadi simbol bahasa persatuan.4
3. Penggunaan slang dan bahasa gaul
Kehadiran slang dan bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari,
khususnya di kalangan remaja, memang telah menjadi fenomena yang
4
Desi Karolina Saragih, Dampak Perkembangan Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia di Era
Globalisasi, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol.6 No.1 (2022), 2576.
7
cukup dominan di Indonesia. Remaja sering menggunakan istilah-
istilah slang sebagai cara untuk mengekspresikan diri, menunjukkan
identitas kelompok, atau sekadar untuk menjadi bagian dari tren sosial
di lingkungan mereka. Namun, penggunaan slang yang tidak sesuai
dengan kaidah bahasa baku dapat menimbulkan beberapa dampak
negatif terhadap pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Tindakan yang harus dilakukan agar bahasa Indonesia
tidak terbawa oleh budaya asing, bahasa gaul, maupun bahasa alay
adalah dengan mempertahankan jati diri bahasa Indonesia. Hal ini
menyangkut kedisiplinan berbahasa Indonesia, dan mematuhi kaidah
atau aturan penggunaan bahasa yang baik dan benar.5
Penggunaan slang yang berlebihan juga dapat berdampak
negatif terhadap keterampilan komunikasi bahasa Indonesia yang baik
dan benar, terutama di kalangan generasi muda. Jika remaja lebih sering
terpapar dengan bahasa slang daripada bahasa Indonesia baku,
kemampuan mereka untuk menggunakan bahasa secara formal dan
mengikuti kaidah tata bahasa mungkin terganggu. Hal ini bisa
mengakibatkan penurunan kemampuan komunikasi yang efektif di
lingkungan yang memerlukan penggunaan bahasa formal, seperti di
tempat kerja atau dalam konteks akademis.
5
Selvia Anggraini, Nurul Fauziyah, “Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Jejaring
Media Sosial Facebook”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.9 No.1 (Mei,
2023), 27.
8
ditantang dengan menghadapinya secara positif dengan membuat kaidah
yang jelas.
Masuknya kosakata bahasa asing ke dalam kosakata bahasa
Indonesia, pada dasarnya telah terjadi sejak masa lalu bahasa Melayu.
Djojonegoro (1995: 4) telah mengungkapkan bahwa masuknya kosakata
asing ke dalam bahasa Melayu masa lalu telah terjadi secara alamiah karena
kontak budaya antarbangsa sejak awal tarikh Masehi. Kosakata bahasa
Melayu pada masa lalunya telah memuat beberapa ribu kata yang berasal
dari bahasa Sansekerta, Cina, Arab, Tamil, Parsi, Jawa Kuno, Portugis,
Belanda, Jawa Modern, Sunda, Minang, Inggris, dan lain-lain. Penyerapan
kosakata bahasa asing terutama kosakata bahasa Inggris itu terjadi pula pada
masa kini dengan arus yang amat deras pula.6
Pada masa kini, kosakata bahasa asing yang masuk secara cepat
mengakibatkan keberterimaannya dipaksakan dan menimbulkan pro dan
kontra di kalangan penuturnya. Oleh karena masuknya kosakata asing itu
secara membabi buta, tentulah kondisi bahasa Indonesia dalam waktu yang
sangat singkat akan hancur berantakan yang tidak kenal lagi dengan jati
dirinya.
Penutur bahasa Indonesia perlu berhati-hati menggunakan bahasa
Indonesia dari ancaman bahasa asing. Lembaga resmi yang berwewenang
untuk menjaga keberadaan bahasa Indonesia, seperti Pusat Bahasa atau
lembaga lain seperti penerbit-penerbit perbukuan, penerbit media massa,
atau lembaga-lembaga penyelenggara penyiaran berita harus bertanggung
jawab untuk itu.
Pengembangan bahasa Indonesia baku perlu dilakukan secara
berkesinambungan. Djojonegoro (1995: 5) mengemukakan bahwa
pengembangan bahasa Indonesia baku perlu bertolak dari dua gagasan
pokok berikut ini.7
1. Dalam pengembangan bahasa Indonesia baku harus ada
kesinambungan antara hakikat bahasa dulu dan sekarang. Hal ini berarti
6
Ermanto, Emidar, Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Depok:
Rajawali Pers, 2018), 21.
7
Ibid., 22.
9
bahwa bahasa Indonesia baku sebagai bahasa nasional jangan
kehilangan jati dirinya.
2. Dalam pengembangan bahasa Indonesia baku hasil penyerapan itu
harus mampu mempertajam daya ungkap pemakai bahasa Indonesia
dan harus memudahkan orang menyatakan isi akal budinya dengan
cepat dan tepat. Hal ini berarti bahwa penyerapan itu harus bersifat
selektif.
Dalam pengembangan bahasa Indonesia baku pada dasarnya perlu
dipertahankan eksistensi kaidah bahasa Indonesia baku dan ketahanan
kaidah bahasa Indonesia baku dalam kognisi para penuturnya.
Hoed (2000: 8) mengungkapkan bahwa ada tiga upaya pengembangan
bahasa Indonesia baku.8
1. Kita perlu menjaga agar setiap kata asing yang masuk memperoleh
padanan yang berterima sesuai dengan situasi pemakaiannya. Perlu
diingat bahwa alternatif kata baru yang terlalu banyak akan
membingungkan masyarakat.
2. Kita perlu menjaga agar tata bahasa Indonesia tidak berubah dan agar
tetap dikuasai oleh penuturnya. Jadi, gejala penjiplakan tata bahasa
asing ke dalam bahasa Indonesia baku harus dicegah.
3. Kita perlu menggalakkan penulisan dalam berbagai bidang dengan
menggunakan bahasa Indonesia sesuai ragam dan larasnya.
Demikianlah pembicaran tentang keberadaan bahasa Indonesia baku
di tengah-tengah berbagai ragam bahasa Indonesia. Ancaman kosakata
bahasa asing pada dasarnya datang menimpa bahasa Indonesia baku. Hal itu
merupakan tantangan bagi para penutur bahasa Indonesia. Jadi, bahasa
Indonesia baku perlu dikembangkan dengan cara menghadapi ancaman
yang datang itu. Pengembangan itu perlu dilakukan secara selektif, matang,
dan logis. Jika ancaman itu dibiarkan, akibatnya tentu masa depan bahasa
Indonesia baku akan amburadul keberadaannya.
8
Ibid., 22.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia baku menghadapi tantangan yang signifikan
dalam menghadapi kemajuan zaman. Tantangan-tantangan tersebut antara
lain adalah pengaruh bahasa daerah, pengaruh bahasa asing, dan
penggunaan slang dan bahasa gaul. Pengaruh bahasa daerah memunculkan
ragam bahasa Indonesia yang beragam, pengaruh bahasa asing membawa
masuk kosakata asing terutama dari bahasa Inggris, dan penggunaan slang
dan bahasa gaul dapat mengganggu pemahaman dan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, khususnya di kalangan remaja.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya
pengembangan bahasa Indonesia baku yang berkelanjutan. Hal ini
mencakup menjaga eksistensi kaidah bahasa Indonesia baku, memastikan
setiap kata asing yang masuk memiliki padanan yang berterima, mencegah
penjiplakan tata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia baku, dan
mendorong penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai bidang dengan
sesuai ragam dan larasnya. Jika tidak ditangani secara selektif, matang, dan
logis, masa depan bahasa Indonesia baku dapat terancam keberadaannya.
Maka dari itu, perlu kesadaran dan tindakan yang kokoh dari semua
pihak untuk menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia baku sebagai
aset penting dalam identitas dan persatuan bangsa.
B. Saran
Demikianlah makalah ini dapat kami susun dan ketik, kami sadar
bahwa makalah kami ini masih banyak kekurangannya. Jika ada kesalahan
dan kekurangan kami memohon maaf dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang kami dapatkan. Oleh karena itu, kami membutuhkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga ilmu dan
materi di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S., & Fauziyah, N. (2023). Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam
Jejaring Media Sosial Facebook. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 27.