Disusun Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “FAKIR BERBAHASA INDONESIA” ini. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dadi Waras Suhardjono S.S., M.Pd. pada mata kuliah Bahasa Indonesia . Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Berbahasa
Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................................7
DAFTAR REFERENSI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pernahkah kita mendengar kata keracak, cerih, atau tanglung? Jangan merasa
aneh seandainya merasa asing dengan kata-kata tersebut. Kita sama. Keracak
artinya melonjak-lonjak/laju. Cerih berarti sisa/ampas. Sedangkan, tanglung
adalah lentera dari kertas/lampion. Di KBBI, ada begitu banyak kata yang
seringkali tak terucap dan terungkap, baik dalam bahasa lisan ataupun tulisan
kita.
Pola pikir yang salah menjadikan kamus bahasa diperuntukkan hanya bagi
mereka yang pemula dalam berbahasa. Kita sebagai orang asli Indonesia telah
mendarah-dagingkan bahasa Indonesia, dalam percakapan dan/atau tulisan,
sejak usia dini, paling tidak sewaktu di sekolah. Jadi, tidak ada desakan untuk
mempelajari kamus bahasa Indonesia. Padahal, pengetahuan berbahasa kita
jauhlah dari sempurna. Ada begitu banyak kosa kata bahasa Indonesia yang
belum kita ketahui. Dan kita seolah merasa malas untuk belajar pada sumber
1
kekayaan bahasa, yakni kamus. Jadilah kita seperti fakir dalam berbahasa
Indonesia.
Hal yang sama terjadi dengan penamaan tempat atau produk. Kalau kita ke
luar rumah, di sepanjang jalan kita akan menemukan begitu banyak kosa kata
bahasa asing bertebaran di papan nama gerai toko/rumah
makan/penginapan/dst. Tujuannya jelas, yakni agar tempat-tempat itu
berkesan elitis, menaikkan gengsi. Secara negatif, kita lantas bisa
menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia tidaklah elitis, tidak mampu
menaikkan gengsi. Sungguh ironis. Sementara itu, di dalam rumah, kotak
televisi kita juga menyuguhkan beragam produk lokal yang lebih percaya diri
dengan menamai dan/atau mengiklankan merk dagangnya dengan terminologi
bahasa asing.
2
Martabat bangsa kita sejatinya dipertaruhkan ketika kita malah menjadi
seorang fakir dalam berbahasa Indonesia; lebih percaya diri dengan memakai
terminologi bahasa asing daripada kata bahasa Indonesia. Jika hal itu tidak
kita sadari, bisa-bisa bahasa kita menjadi kelas dua di tanah airnya sendiri.
Manfaat dengan adanya penulisan makalah ini adalah memperluas kosa kata
bahasa indonesia pada diri pembaca dan mengetahui lebih dalam tentang
bahasa Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Indonesia. Pada waktu itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai
bahasa nasional. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa ini tumbuh
dan berkembang dari bahasa Melayu yang jaman dulu sudah dipakai sebagai
bahasa perhubungan dan perdagangan. Tidak hanya ke Kepulauan Nusantara tapi
hampir di seluruh Asia Tenggara. Di Asia Tenggara, bahasa melayu sudah dipakai
sejak abad ke-7. Kerajaan-kerajaan di Indonesia juga memakai bahasa melayu.
Tidak hanya Kerajaan Majapahit, tapi juga Kerajaan Sriwijaya.
5
kepulauan nusantara. Lingua Franca yang berasal dari bahasa Latin artinya adalah
bahasa penghubung antara komunitas yang berbeda bahasa di wilayah geografis
yang cukup luas (nusantara).
Indonesia saat ini banyak kehilangan eksistensi bahsa dan budaya. Karena
dampak arus globalisasi dan kemajuan zaman yang semakin tinggi dan pesat.
Karena terlalu banyak bahasa dan budaya yang tidak di jaga sehingga lambat laun
kemurniannya hilang dengan masuknya bahasa dan budaya luar. Hal ini banyak
berpengaruh juga apalagi untuk para pekerja atau mahasiswa yang banyak
berinteraksi dengan orang dari luar negeri.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gaya bahasa seperti ini merupakan hal positif karena mampu menjadi metode
pembelajaran Bahasa Inggris. Penggunaan Bahasa campuran ini hanya dipakai di
lingkungan pertemanan saja. Cara berbahasa seperti ini justru dapat memprkaya
kosakata dan belajar berani bicara Bahasa Inggris, yang penting tahu tempat,
situasi, dan waktu saja. Hal ini bisa terjadi karena lingkungan sekitar yang terbiasa
menggunakan Bahasa asing. Kalau istilah Bahasa, ada yang Namanya code
mixing atau campuran kode. Ini sangat mungkin terjadi dilingkungan sosial mana
pun.
3.2 Saran
7
DAFTAR REFERENSI
https://jagokata.com/arti-kata/fakir.html
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/25/150000269/bahasa-indonesia-
sejarah-dan-perkembangannya?page=all
https://www.kompasiana.com/domingguspenga/55171471a333119106b65949/fak
ir-berbahasa-indonesia