Anda di halaman 1dari 21

Membangun Bangsa Dengan Bahasa

Indonesia

Makalah untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kelulusan


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Diajukan Oleh :
Dara Mutia (NIM: 4321712………)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Jurusan Akuntansi
JAKARTA
2018

I
ABSTRAK
Bahasa merupakan sarana manusia untuk berpikir yang
merupakan sumber awal manusia memperoleh pemahaman dan ilmu
pengetahuan, sebagai simbol sebuah pemahaman, bahasa telah
memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada di sekitarnya,
dan mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian.
Globalisasi merupakan era terjadinya perubahan masa akibat pengaruh
budaya asing. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di
dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar.
Perkembangan teknologi dan kebudayaan di jaman modern telah
ikut serta menyebabkan tergesernya suatu nilai-nilai yang berkaitan
dengan suatu bangsa. Salah satunya yaitu bahasa atau lebih tepatnya
dalam hal ini bahasa Indonesia. Telah menjadi isu tersendiri bahwa anak
muda sekarang kurang memahami benar arti sesungguhnya dari
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Globalisasi memiliki pengaruh tidak langsung terhadap
perkembangan bahasa Indonesia. Selain membawa pengaruh negatif
cukup banyak juga pengaruh positif yang ada akibat globalisasi ini. Salah
satu pengaruh positif yang terjadi adalah pemuda - pemudi sekarang jadi
lebih pandai dalam mengunakan bahasa asing. Karenanya mereka jadi
lebih berpeluang untuk dapat sukses. Selain dari segi bahasa, pengaruh
positif juga datang dari teknologi yang semakin canggih. Kompetisi di era
globalisasi ini mengharuskan setiap orang ahli setidaknya bisa dalam hal
pengaplikasian komputer serta segalanya yang berhubungan dengan hal
tersebut di atas.
Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa
Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, perlu dibina dan
dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan
agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya
asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Abstrack.......................................................................................……I
Daftar isi .............................................................................................II
Kata Pengantar.................................................................................III
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah......................................................2
1.4 Manfaat penulisan Makalah....................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia.............................3
2.2 Peranan Bahasa Indonesia dalam pembangunan..................4
2.3 Peranana Baasa Indonesia dalam IPTEK............................10
2.4 Membangun Bangsa dengan Bahasa Indonesia..................16
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................21
3.2 Saran.....................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................23
LAMPIRAN........................................................................................25

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat
dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

III
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikut nya hingga
akhir zaman. Amin
Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi sebagai persyaratan
kelulusan mata kuliah Bahasa Indonesia dan bertujuan untuk membantu
dalam proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik untuk diri saya sendiri dan umumnya untuk rekan-
rekan sekalian.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain
untuk menyelesa ika n tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga
untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi
penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan makah ini
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “Membangun Bangsa Dengan Bahasa Indoensia” tepat waktu.
Saya menyadari tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini Saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak.
Dalam proses pendalaman materi ini, Saya mendapat bimbingan,
untuk itu Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dadi Waras
Suhardjono, S.S, M.Pd, selaku dosen mata kuliah “Bahasa Indonesia”.
Demikian makalah ini, Saya minta maaf jika ada salah dalam kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 24 Juli 2018

(Penulis)

IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara berkembang didunia yang


terdiri dari ribuan pulau, memiliki keanekaragaman budaya, suku, ras
dan agama. Sebagai negara yang majemuk dan banyak memiliki
perbedaan, menjadi kelebihan dan juga sekaligus kelemahan yang
jika perbedaan tersebut dikedepankan
Dari letak geografis, posisi wilayah negara Indonesia terletak
diantara dua benua dan dua samudra. Terletak antara benua Asia
dan benua Australia serta antara samudra Hindia dan samudra
Pasifik. Letak yang sangat strategis karena merupakan sebagai
persimpangan lalu lintas dunia dan berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi Indonesia itu sendiri
Selain letak wilayahnya yang strategis, Indonesia juga memiliki
kekayaan alam yang melimpah yang terbentang dari darat sampai
laut yang semua itu tidak dimiliki oleh negara lain dan keadaan
tersebut memiliki potensi munculnya masalah terutama
permasalahan sengketa wilayah laut antar negara tetangga
Dari beberapa keadaan diatas, Indonesia memiliki potensi
konflik yang tinggi baik itu konflik yang bersifat eksternal maupun
internal, dan disinilah perlu adanya satu kesamaan yang bisa
mempersatukan Indonesia tanpa mengedepankan perbedaan untuk
memperkokoh rasa nasionalisme dan setia untuk mempertahankan
Indonesia dari ancaman-ancaman negara luar dalam bentuk apapun.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia dalam
pembangunan bangsa?
2. Bagaimanakah bahasa Indonesia berperan dalam
pembangunan bangsa?
3. Bagaimanakah peranan bahasa Indonesia dalam Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi pembangunan bangsa?
4. Membangun Bangsa melalui Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia


dalam pembangunan bangsa.
2. Untuk mengetahui peranan bahasa Indonesia dalam
pembangunan bangsa.
3. Untuk mengetahui peranan teknologi dan ilmu pengetahuan
dalam pembangunan bangsa.
4. Untuk mengetahui peranan seni dalam pembangunan bangsa.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat yang dapat diambil melalui kaitan filsafat bahasa dan


karakter bangsa terbagi atas manfaat secara teoritis dan manfaat
secara praktis sebagai berikut.
1. Secara teoritis
Memberikan masukan pada perkembangan bahasa
khususnya pada Pembangunan bangsa untuk mempermudah
pemahaman mahasiswa dan pengajar dalam mempelajari
perkembangan ilmu bahasa, terutama kaitan filsafat bahasa
dengan Pembangunan Bangsa.
2. Secara Praktis
Membantu pembaca dalam mengaplikasikan pemakaian
ilmu filsafat dan peranan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia

Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sudah dibekukan.


Pembakuan itu terjadi sejak dilaksanakannya Seminar Nasional
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah di Jakarta tahun 1975.
Berdasarkan hasil seminar itu disebutkan maka Bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional secara resmi dimulai tahun
1928, yaitu sejak Sumpah Pemuda. Sejak itulah bahasa Indonesia
diakui sebagai bahasa nasional oleh seluruh bangsa Indonesia.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia mempunyai empat fungsi, yaitu:
1. Sebagai lambang kebulatan semangat kebangsaan Indonesia;
2. Sebagai lambang identitas nasional;
3. Sebagai alat penyatuan berbagai masyarakat yang berbeda-
beda latar belakang kabahasaan, kebudayaan, kesukuan, ke
dalam satu masyarakat nasional, dan;
4. Sebagai alat perhubungan antarsuku antardaerah, dan antar
budaya.
Selain sebagai bahasa nasional bahasa indonesia juga sebagai
bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara
secara resmi dimulai tahun 1945. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara artinya bahasa indonesia harus digunakan oleh seluruh
masyarakat Indonesia dalam situasi formal yang berhubungan
dengan masalah kenegaraan.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga mempunyai
empat fungsi, yaitu:
1. Sebagai bahasa resmi pemerintahan;
2. Sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan;

3
3. 3.Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan;
4. Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi.
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat
fungsi itulah memang sebagai ciri penanda bahwa suatu bahasa
dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaran ialah digunakannya
bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945.
Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun
tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat
resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaganya
dituliskan di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato atas nama
pemerintah atau dalam rangka menuanaikan tugas pemerintahan
diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai
bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.

2.2 Peranan bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa

Pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia,


berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia" dalam Kongres Pemuda 28 Oktober
1928 merupakan perwujudan politik bangsa Indonesia yang
menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia telah menyatukan berbagai lapisan
masyarakat ke dalam satu-kesatuan bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia mencapai puncak perjuangan politik sejalan dengan

4
perjuangan politik bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini dibuktikan dengan
dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (pada pasal
36 UUD 1945, dan juga hasil amandemen UUD, Agustus 2002).
Kedudukan dan peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Ipteks berkembang terus
sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan ipteks yang
didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
(seperti internet, e-mail, e-business, e-commerce, TV-edukasi, dan
lain-lain) melaju dengan pesat terutama memasuki abad ke-21
sekarang.
Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang
belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat
pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal
ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan
dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan
bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam
mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan
kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah.
Dengan demikian bahasa Indoensia dan juga bahasa daerah
memiliki peran penting di dalam memajukan pembangunan
masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan.
Peran bahasa Indoensia dan bahasa daerah semakin penting
di dalam era otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah
yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat, akan mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas daerah. Hal ini tercermin dari kewenangan-kewenangan
yang telah diserahkan ke daerah dalam wujud otonomi yang luas,
nyata, dan tanggung jawab. Dengan prinsip tersebut diharapkan

5
dapat mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan
dalam pembangunan masyarakat.
Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999,
kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencakup semua
kewenangan pemerintahan, kecuali kewenangan bidang politik luar
negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal,
agama, serta kewenangan bidang lain yang bersifat lintas
kabupaten/kota. Kewenangan kabupaten/kota meliputi bidang
pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian,
perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal,
lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja.
Pengembangan Bahasa, termasuk sastra berhubungan dengan
kewenangan pemerintahan di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan,
baik yang dimiliki pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Kewenangan pemerintah pusat berupa penyediaan standar,
pedoman, fasilitas dan bimbingan dalam rangka pengembangan
bahasa dan sastra. Sedangkan kewenangan untuk penyelenggaraan
kajian sejarah dan nilai tradisionil serta pengembangan bahasa dan
budaya daerah merupakan bagian dari kewenangan provinsi. Oleh
karena bahasa dan sastra daerah pada dasarnya berkembang dari
masyarakat di desadesa, kampung-kampung serta kelompok
masyarakat tradisional yang secara kewilayahan berada dalam
wilayah kabupaten/kota, maka mulai di kabupaten/kota dilakukan
kegiatan operasional pengembangan bahasa dan sastra daerah.
Di tingkat nasional sudah ada Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang mendapat mandat dari
pemerintah untuk melakukan perencanaan bahasa. Pada tingkat
provinsi dan kabupaten/kota dibentuk lembaga perpanjangan
penyelenggaraan Pusat Bahasa berupa balai atau kantor bahasa
yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan bahasa dan
sastra.

6
2.3 Peranan bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi

Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi


sebagai alat komunikasi. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal
yang saling berpengaruh. Apabila suatu masyarakat berkembang
dengan baik, maka bahasa akan berkembang dengan baik, Dengan
demikian dapat dikatakan, bahwa suatu bahasa akan berkembang
dengan baik apabila masyarakat pemakainya memberikan perhatian
positif. Sebaliknya, apabila masyarakat mengacuhkan atau
melupakan bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau setidaknya
bahasa itu sulit berkembang.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa
berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan imformasi dengan
cepat dan sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat menguasai ilmu
tersebut.
Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-
negara maju seperti negara-negara di Eropa dan Amerika. Karena
bahasa Inggris berkembang secara seimbang dengan ilmu
pengetahuannya, maka penggunaan bahasa pengantar pada buku-
buku yang dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pun banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Hal ini
berbanding terbalik dengan bahasa Indonesia yang
perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan budaya
masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah
berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan
sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar
ilmu pengetahuan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin
dihindari karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat denotatif
daripada konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa
basa-basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan

7
keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh
pembaca, yaitu :
1. Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi
mengharuskan uraian yang padat, tetapi tidak dengan
memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang
tidak dikenal umum.
2. Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu
pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu
diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang
perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah
ditinggalkan.
3. Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-
muluk dan sintaksis yang tidak berbelit-belit.
4. Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik
dan logis antara bagian-bagian karangan, sehingga
keseluruhan hubungan yang baik dan logis tetap tampak.
5. Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan
makna di dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat
dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis
serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu
dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang
mendahului maupun yang mengikutinya.
6. Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan
sejelas mngkin tanpa menggunakan implikasi seperti yang
banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
7. Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan
oleh penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang
sama bagi para pembaca.
8. Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara
penulis dan pembaca.

8
9. Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan pembaca.
10. Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ciri ini kita temukan pula dalam pengungkapan
profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak
hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun
harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus,
penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan
ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang
dan satuan.
Berdasarkan pemakaian kata ilmu pengetahuan sebagai
padanan kata science (s) dengan muatan makna natural science,
maka unsur ip pada kata ipteks itu merujuk pada ilmu pengetahuan
alam. Dengan demikian, bahasa Indonesia ragam ipteks itu adalah
bahasa Indonesia yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan
alam dan teknologi (science and technology).
Upaya pengembangan konsep ipteks modern dalam bahasa
Indonesia itu hanya mungkin dapat dilakukan dengan baik apabila
istilah-istilah yang biasa digunakan dalam bidang ipteks itu sudah
ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Hal itu berarti, untuk
dapat mengembangkan bahasa Indonesia menjadi ragam ipteks,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun
peristilahannya.
Untuk keperluan itulah Pusat Bahasa yang ada sekarang,
dengan bantuan sejumlah pakar perguruan tinggi, lembaga-lembaga
penelitian di Indonesia telah berhasil menyusun peristilahan untuk
berbagai bidang ilmu, dengan memberikan prioritas pada empat
bidang ilmu dasar, yakni fisika, kimia, biologi, dan matematika.
Keempat bidang ilmu dasar itu masing-masing diberi judul Glosarium
Fisika, Glosarium Kimia, Glosarium Biologi, dan Glosarium
Matematika.

9
Kita ambil contoh kata valid yang dipungut dari bahasa Inggris.
Orang Inggris menyerap kata itu dari kata validus dari bahasa Latin.
Dengan menggunakan proses morfologis bahasa Inggris,
terbentuklah kata-kata validity, validate, validly, dan validness. Kata-
kata itu dalam kamus bahasa Inggris ada dalam satu lema (entry).
Jika kita bandingkan kata-kata pungut dalam kamus bahasa Inggris
dengan kata pungut dalam kamus bahasa Indonesia, maka akan
terlihat adanya perbedaan yang mencolok.
Untuk kata valid itu, para leksikograf Kamus Besar Bahasa
Indonesia tidak menurunkan kevalidan sebagai padanan kata
validness. Bahkan akhir-akhir ini kita sering mendengar dan
membaca pemakaian kata validasi sebagai padanan kata validation.
Namun, ada satu harapan baru ketika para pemuda kita empat
tahun lalu, bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda 2000
telah mengikrarkan adanya Sumpah Internet Pemuda, yang dapat
diakses langsung dari seluruh pelosok tanah air. Ini merupakan
sebuah upaya nyata agar masyarakat dan bangsa kita di tengah
krisis multidimensional sekarang tidak terpecah - pecah dan
berakibat pada disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, perlu dukungan
dan tindak lanjut dari berbagai kelompok masyarakat, seperti elite
politik, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, pers, para
pemuda, dan mahasiswa agar Sumpah Internet Pemuda tersebut
dapat diimplementasikan menuju peradaban modern.

2.4 Membangun Bangsa dengan Bahasa Indonesia

Istilah pembangunan bangsa tidak hanya berkaitan dengan


pembangunan di bidang ekonomi, tapi juga di bidang politik, sosial
dan budaya. Ada 3 hal yang harus diperhatikan. Hal pertama yang
paling penting adalah kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan
satu sama lain. Semakin kita jauh dari proklamasi tahun 1945,
mengharuskan kita untuk senantiasa memperkaya kosa kata bahasa

10
indonesia karena permasalahan kita semakin banyak dan kompleks
sifatnya. Yang juga penting adalah keterkaitan kita dengan daerah-
daerah di seluruh Indonesia dimana tidak bisa keputusan keputusan
itu dibuat sendiri oleh Jakarta tapi juga harus menyertakan keinginan
dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan Indonesia.
Dalam hal ini peran bahasa Indonesia sangat penting agar tidak
timbul kesalahpahaman.
Pada waktu ini memang terjadi rebutan dalam penggunaan
bahasa dari berbagai pihak untuk memahami apa yang terjadi di
dunia. Termasuk di ASEAN yaitu antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Inggris. Kesulitan-kesulitan ini adalah salah satu penyebab
timbulnya penggunaan kosa kata yang campur aduk di dalam siaran
TV dan media lainnya. Bahasa yang campur aduk ini menjadi
semakin sulit untuk dimengerti oleh rakyat.
Misalnya saja untuk mengatakan bahwa argumen yang
disampaikan oleh pak menteri tidak mengandung nuansa yang
aspiratif dan tidak solutif. Itu maksudnya apa? Dan banyak sekali
kata-kata seperti itu.
Fenomena ini juga terjadi di Perancis. Orang perancis sendiri
merasa diserbu oleh kosa kata bahasa Inggris. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Keempat baru memiliki sekitar 90 ribu lema. Padahal
Roget’s Thesaurus yang dijangkar di perpustakaan karena sangat
mahal harganya, memiliki hampir satu kosa kata. Itu sebabnya
bahasa Indonesia makin didesak oleh keperluan dari luar sehingga
timbul penggunaan kosa kata bahasa Inggris yang berlebih. Dan
akhirnya makin menyulitkan komunikasi kita dengan rakyat.
Yang kedua, semakin jauh kita berjalan, semakin banyak
persoalan yang menimbulkan makin tingginya keperluan untuk
senantiasa mengembangkan bahasa Indonesia. Contohnya Talk
Show yang kini banyak diselenggarakan oleh media elektronik
menimbulkan banyak perdebatan atau polemik baik di surat kabar
maupun media digital seperti internet. Bahasa Indonesia akhirnya

11
menjadi keperluan kita untuk membangun konsensus yang
dikehendaki oleh musyawarah mufakat.
Tapi memang ada sisi negatifnya, yaitu, dengan menyebarnya
bahasa Indonesia ke seluruh pelosok nusantara, kini semakin
banyak suku bangsa, daerah dan kelompok agama, kini mampu
mengungkapkan ketidak puasannya terhadap satu sama lain. Dalam
keadaan demikian ada yang berpendapat konflik lebih mudah terjadi.
Dulu, tanpa bahasa pemersatu masing-masing daerah akan sulit
berkomunikasi apalagi menyatakan kemarahan. Misalnya antara
suku Banten Selatan dengan Tapanuli Utara atau daerah Minahasa
dengan Bugis. Hal negatif lainnya adalah, seperti dikemukakan oleh
UNESCO, hampir 700 bahasa regional di Indonesia terancam punah.
Yang terakhir adalah, jika kita menengok dunia film, dunia
sastra dan dunia teater, bahasa Indonesia membuat kesusastraan,
kebudayaan dan dunia seni Indonesia menjadi semakin kaya. Setiap
lakon daerah kini bisa dibawa atau ditayangkan ke wilayah lainnya di
Indonesia. Dengan teknologi multimedia, semakin banyak dorongan
bagi para seniman untuk lebih kreatif menggapai pasar Indonesia
yang luas ini.
Inilah tiga soal yang harus diperhatikan mengapa bahasa
Indonesia memerlukan perluasan kosa kota yang cepat dan terus
menerus sebagai bagian dari pilar pembangunan bangsa lewat
pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan politik .

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam pembangunan
bangsa yakni sebagai perisai pemersatu yang belum pernah
dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang
berasal dari berbagai ragam suku daerah.
Bahasa Indonesia berperan penting dalam pembagunan
bangsa karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
kenegaraan yang berperan penting dalam memajukan pembagunan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan yang akhirnya
mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam
pembangunan bangsa.
Bahasa juga sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir, juga
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa, Ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Dengan digunakannya
bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, dapat
menghindarkan dari makna ganda / salah tafsir karena kata yang
dipakai umumnya lebih bersifat denotative dari pada konotatif,
ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa basa – basi. Dengan
berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dapat
membuat pergeseran pada bahasa Indonesia.Karena pada
umumnya, teknologi informasi yang ada.
1.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kata-kata yang
masih belum sempurna sesuai dengan EYD dan masih terdapat
banyak kesalahan, untuk penulis diharapkan lebih banyak mencari
sumber atau referensi yang dapat membantu dalam peulisan
makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Atika. 2016. Peranan bahasa Indonesia dalam Pembangunan

Bangsa. Jakarta : Academia edu.

Esten, Mursai. 2010. “Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa

Dalam Proses.

Gamma, Roy. 2015. Membangun Bangsa dengan bahasa. Jakarta :

Kompasiana.

Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah

Kridalaksana, Harimurti. 1976. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende:

Nusa Indah.

Jakti, Dorodjatun Kuntjoro. 2011 “Membangun Bangsa Dengan Bahasa

Indonesia.” Jakarta: Bahasa Kita.

Luthphia, Syarifatul. 2015. Bahasa Indonesia sebagai bahasa

pembangunan. Jakarta :

Made Pidarta,1997. Landasan kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan

Bercorak Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mudhofar, M. 2010 Kapita Selekta Bahasa dan Sastra Indonesia.

Surabaya: Pustaka Gama.

Muslich, Masnur. 2006. “Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi”.

Nisa, Ichacha. 2016. “makalah Peran Bahasa dalam pembangunan

Bangsa” Jakarta : Academia.

14
Pramesti, Nabila. 2015. Fungsi dan peran bahasa Indonesia dalam

pembangunan bangsa. Jakarta : Prezi

Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta:

Puspa Swara.

Sumowijoyo, G. Susilo. 2001. Pos Jaga Bahasa Indonesia. Surabaya:

Unipress Unesa.

http://www.scribd.com/doc/58973357/Fungsi-Dan-Peran-Bahasa-

Indonesia-Dalam-Pembangunan-Bangsa.

http://nui-duniamahasiswa.blogspot.com/2012/05/peranan-bahasa-

indonesia-dalam.html.

15
LAMPIRAN

1. Peranana Bahasa Indonesia.

2. Membangun Bangsa Melalui Bahasa

3. Pembangunan Bangsa

16
17

Anda mungkin juga menyukai