Anda di halaman 1dari 23

Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam

Bidang Hukum

Makalah untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kelulusan


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Diajukan Oleh :
SYAIFUL HIDAYAT (NIM: 43217120009)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Akuntansi

JAKARTA

2018

I
ABSTRAK
Bahasa menjadi sarana manusia untuk berkomunikasi, berpikir dan
berinteraksi, bahasa merupakan sumber awal umat manusia memperoleh
pemahaman dan ilmu pengetahuan, sebagai simbol sebuah pemahaman, bahasa
telah memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, dan
mengantarkannya untuk memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa yang di
gunakan di dunia, bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bagi 742 bahasa
daerah yang ada di Indonesia. Bahasa resmi yang digunakan dalam semua aspek
kehidupan, seperti bidang Agama, Pendidikan, Politik, Ekonomi, Teknik,
Kesehatan, Kedokteran, Hukum dan lain sebagainya. Penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi sudah ditegaskan dan dijabarkan dalam undang – undang
Negara no. 24 tahun 2009 (LN RI 2009 No. 109) tentang Bendera, Bahasa,
Lambang Negara dan Lagu kebangsaan.
Penggunaan bahasa hukum Indonesia merupakan persoalan yang tidak
sederhana, perlunya penyeragaman penggunaan bahasa hukum Indonesia yang
bersifat baku dan tidak menimbulkan multi tafsir. Padahal tujuan hukum adalah
memberikan suatu kepastian, sehingga penggunaan bahasa hukum Indonesia yang
mengandung tafsir sudah tentu akan menimbulkan tafsir pula di dalam
pemahamannya. Hal ini disebabkan karena penggunaan bahasa Indonesia pada
bidang hukum kadang bersifat ambigu, karena bahasa hukum di Indonesia
mempunyai karakteristik yang harusnya disesuaikan pula dengan bahasa
penggunaannya.
Kata Kunci : Indonesia, Bahasa Indonesia Hukum.

ABSTRACT
Language becomes a means of human beings communication, thinking and
interaction, language is a source of the beginning for human to understanding and
knowledge, as a symbol understanding, the language has enabled human to
understand around of it, and bring in it to have knowledge and expertise.
Bahasa Indonesia is one of many languages spoken in the world, Bahasa
Indonesia is official language for 742 local languages in Indonesia. Official
language used in all aspects of life, like Religion, Education, Politics, Economics,
Engineering, Health, Medicine, Law and etc. Employing Indonesian language as a
official language has been affirmed and elaborated in State law No. 24 of 2009
(State Gazette RI 2009 No. 109) of Flags, Languages, State Symbols and National
Anthems.
Employing of Indonesian legal language is not simple issue. The need for
standardizing using of Indonesian legal language.
Keywords: Indonesia, Indonesian Law.

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................. ……I

Abstrak ....................................................................................... ……II

Daftar isi .......................................................................................... III

Kata Pengantar................................................................................. IV

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ................................................. 2

1.4 Manfaat penulisan Makalah ................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................... 3

2.1 Definisi Bahasa Indonesa ................................................... 3

2.2 Definisi Bahasa Hukum ...................................................... 4

2.3 Fungsi Bahasa Hukum ....................................................... 6

2.4 Kaidah Hukum .................................................................... 7

2.5 Bentuk Pengaplikasian Kata Bahasa Indonesia Pada Bidang


Hukum ................................................................................ 8

BAB III : PENUTUP ......................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ....................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 14

LAMPIRAN ...................................................................................... 16

III
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur yang tidak terhingga selalu terucap dari lisan hamba-
hamba yang selalu mengharap ridha, magfirah serta petunjuk dalam setiap
langkah yang ditujukan kepada sang pemberi nikmat serta karunianya yang
tidak terhingga luas dari pada nikmatnya. Sholawat serta salam tidak lupa
kami selalu tercurah limpahkan pada kekasih Allah SWT, pemimpin para
umat terbaik dan penutup para Nabi baginda Rasulullah SAW yang telah
menjadi qudwah hasanah sepanjang massa bagi umatnya, sehingga Saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi sebagai persyaratan
kelulusan mata kuliah Bahasa Indonesia dan bertujuan untuk membantu
dalam proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik untuk diri saya sendiri dan umumnya untuk rekan-
rekan sekalian.
Dalam penulisan makalah dengan judul “Penggunaan Bahasa
Indonesia Dalam Bidang Hukum” ini Saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang Saya miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Saya menyadari tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini Saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak.
Dalam proses pendalaman materi ini, Saya mendapat bimbingan,
untuk itu Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dadi Waras
Suhardjono, S.S, M.Pd, selaku dosen mata kuliah “Bahasa Indonesia”.
Demikian makalah ini, Saya minta maaf jika ada salah dalam kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 10 Juli 2018

Syaiful Hidayat

IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah


satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah
bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-
19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Persoalan penggunaan bahasa hukum Indonesia merupakan
persoalan yang tidak sederhana, Kesemuanya itu bertujuan untuk
menyeragamkan penggunaan bahasa hukum Indonesia yang bersifat
baku dan tidak menimbulkan multi tafsir yang akan memberikan
pemahaman yang biasa. Padahal tujuan hukum adalah memberikan
suatu kepastian, sehingga penggunaan bahasa hukum Indonesia
yang mengandung tafsir sudah tentu akan menimbulkan tafsir pula di
dalam pemahaman suatu ketentuan peraturan perundang - undangan
dan atau penggunaan istilah bahasa hukum itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena hukum Indonesia khususnya ilmu hukum pidana
dan ilmu hukum perdata mempunyai karakteristik yang harus
disesuaikan pula dengan bahasa penggunaannya. Hal inilah yang
menjadi alasan penulis memilih permasalahan dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut,


dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa hukum
2. Apa Fungsi Bahasa Hukum.

1
3. Apa yang dimaksud kaidah hukum.
4. Bagaimana Pengaplikasian kata bahasa Indonesia dalam
hukum.

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui sejarah mulanya bahasa hukum di Indonesia.


2. Mengetahui pengertian dari bahasa hukum,fungsi bahasa
hukum, dan kaidah hukum
3. Agar kita semua mengetahui Bagaimana Bentuk pengaplikasian
kata bahasa Indonesia pada hukum pidana dan hukum perdata.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari makalah ini yaitu memberikan sedikit pengetahuan


kepada kita semua untuk mengetahui bahasa hukum, baik penerapan
atau bentuk pengaplikasian bahasa Indonesia pada bahasa hukum di
Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bahasa Indonesia

Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa


Melayu - Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah
Sumatera. Bahasa Melayu - Riau inilah yang diangkat oleh para
pemuda pada “Kongres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi
bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu -
Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih
“bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Selain itu bahasa
Indonesia juga sebagai jati diri bangsa Indonesia perlu dibina oleh
setiap warga negara Indonesia terutama dalam era globalisasi ini, hal
ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh
pengaruh dan budaya asing yang jelas - jelas tidak sesuai dengan
bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
ditegaskan dan dijabarkan lagi di dalam Undang Undang Nomor: 24
Tahun 2009 (LN RI 2009 No.109) tentang Bendera, Bahasa dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Dalam Undang-Undang ini
disebutkan ada tiga bahasa yang perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Nasional yang
digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Pasal 1 angka 2).
2. Bahasa Daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun
temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1 angka 6)

3
3. Bahasa Asing adalah bahasa selain Bahasa Indonesia dan
Bahasa Daerah (Pasal 1 angka 7).
Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak
diperlukan setiap bangsa. Tanpa bahasa, bangsa tidak akan mungkin
dapat berkembang, bangsa tidak mungkin dapat menggambarkan dan
menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan dengan
bangsa lain. Akibatnya, bangsa itu akhirnya akan lenyap ditelan masa.
Jadi, bahasa menunjukkan identitas bangsa. Bahasa, sebagai bagian
kebudayaan dapat menunjukkan tinggi rendahnya kebudayaan
bangsa. Bahasa akan menggambarkan sudah sampai seberapa jauh
kemajuan yang telah dicapai suatu bangsa. Ikrar berupa “Soempah
Pemoeda” inilah yang menjadi dasar yang kokoh bagi kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia.

2.2 Definisi Bahasa Hukum

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia untuk


mengungkapkan perasaan, menyampaikan buah pikiran kepada
sesama manusia. Dalam kaidahnya bahasa terbagi menjadi tiga, yaitu
Lisan, Tulisan dan Pertanda atau Lambang.
Bahasa Indonesia hukum yang berfungsi sebagai alat atau
sarana untuk menyampaikan informasi. Oleh karena bahasa
Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa
Indonesia. Kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia
hukum juga berlaku dalam bahasa Indonesia hukum, hanya saja
antara bahasa hukum dan bahasa Indonesia mempunyai ciri - ciri
yang tegas yang berfungsi sebagai pembeda yaitu yang mencakup
dengan konsep bahasa itu sendiri.
Dalam bahasa Indonesia sesuai konsepnya satu kata dapat
mempunyai beberapa arti, sedangkan dalam bahasa hukum sedapat
mungkin menghindarkan seperti hal tersebut. Karena didalam bahasa
hukum terdapat suatu konsep atau prinsip mono semantik atau

4
kesatuan makna. Hal ini dimaksudkan supaya jangan timbul hal yang
berbeda yang menyangkut dengan kaidah hukum.
Tanpa kemampuan berbahasa manusia tidak bias
mengembangkan budaya, sebab tanpa kemampuan berbahasa hilang
pola kemampuan untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi
yang satu kepada generasi selanjutnya. Disamping itu pula tanpa
kemampuan berbahasa manusia tidak dapat melakukan berpikir
secara sistematis dan teratur. Dengan melihat kemampuan
berpikir manusia itu maka fungsi bahasa dapat dibagi 5 yaitu :
1. Sebagai alat komunikasi antara manusia.
2. Sebagai alat untuk menyampaikan pesan.
3. Sebagai sarana komunikasi untuk mengekspresikan sikap.
4. Sebagai alat komunikasi untuk berpikir.
5. Sebagai sarana untuk mempersatukan kelompok manusia yang
menggunakan bahasa tersebut.
Menurut Purbacaraka, P., & Soekanto, S. (1983). Pendidikan
Hukum dan Bahasa Hukum. Jurnal Hukum & Pembangunan, 13(3),
menyebutkan ada beberapa macam arti hukum yang diberikan
masyarakat diantaranya.
1. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang tersusun secara sistematis berdasarkan
kekuatan pemikiran.
2. Hukum sebagai suatu disiplin, merupakan suatu sistem tentang
ajaran kenyataan atau gejala - gejala yang dihadapi.
3. Hukum sebagai kaidah, merupakan sebagai pola atau pedoman
atau petunjuk yang harus ditaati.
4. Hukum sebagai tata hukum: melihat bagaimana struktur dan
proses perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu
waktu dan tempat tertentu dalam bentuk tertulis.

5
2.3 Fungsi bahasa Hukum

Terdapat 3 macam fungsi bahasa hukum .


1. Fungsi Simbolik
Bahasa Hukum mempunyai fungsi simbolik yakni berfungsi
untuk mengkomunikasikan buah pikiran. Fungsi simbolik ini
terlihat sangat menonjol di dalam komunikasi-komunikasi ilmiah
hukum Fungsi simbolik Bahasa Hukum memungkinkan kita
untuk memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
hukum, karena bahasa memberikan kemampuan berpikir secara
teratur dan sistematis. Fungsi simbolik sangat menonjol dalam
komunikasi ilmiah, hal ini dapat dipahami karena komunikasi
ilmiah mensyaratkan suatu bentuk komunikasi yang berbeda dari
bentuk komunikasi yang bersifat estetika. Komunikasi ilmiah
bertujuan menyampaikan informasi berupa pengetahuan, agar
komunikasi ilmiah ini berjalan dengan baik, bahas yang
digunakan harus bebas dari unsur emotif dan harus bersifat
reproduktif. Contoh : Anak yang lahir diluar pernikahan yang sah
hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu yang
melahirkannya. Fungsi simbolik selanjutnya dari Bahasa Hukum
dapat berupa bahasa yang mencerminkan bahasa isyarat. Ini
merupakan salah satu keistimewaan dari Bahasa Hukum.
2. Fungsi Emotif
Bahasa Hukum sebagai sarana komunikasi ilmiah hukum
harus bersifat jelas dan objektif serta harus terbebas dari unsur-
unsur emotif. Bersifat emotif artinya berusaha untuk memaksa
dengan menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasinya
dan dilakukan secara rasional. Adanya unsur emotif dalam
komunikasi ilmiah hukum, akan menjadikan komunikasi kurang
sempurna, bahkan hukum yang dikomunikasikan tidak sesuai
dengan tujuan hukum itu sendiri.
Fungsi ini berfokus pada pembicara atau penulis, yaitu
proses pengungkapan kehendak dan perasaan pembicara atau

6
penulis. Contoh teks yang kental dengan fungsi ini adalah buku
harian, otobiografi, memori, ulasan dan komentar atau resensi.
Teks ilmiah jarang menonjolkan fungsi ini karena yang terpenting
di dalam bentuk keilmiahan adalah acuannya bukan cara
menerangkan acuan itu yang mungkin saja khas bagi tiap - tiap
penulisnya. Kalau pun fungsi ini hadir didalam teks ilmiah maka
fungsi ini bisa saja diabaikan.
3. Fungsi Efektif
Fungsi Afektif dalam Bahasa Hukum berkaitan erat dengan
sikap, fungsi ini diharapkan supaya norma-norma Hukum yang
dikomunikasikan melalui Bahasa Hukum mampu mengubah dan
mengembangkan kepribadian agar mentaati hukum,
mengingatkan kesadaran hukum serta bersikap tegas sesuai
dengan aturan-aturan hukum. Pada dasarnya fungsi efektif yang
tergambar dalam Bahasa Hukum itu sangat menonjol untuk
meningkatkan dan mengembangkan kebudayaan hukum,
budaya hukum itu sendiri merupakan suatu karakteristik yang
hidup dan dipatuhi oleh masyarakat.

2.4 Kaidah Hukum

Kaidah hukum merupakan kaidah yang memiliki sanksi tegas.


Kaidah hukum ialah kaidah yang mengatur hubungan atau interaksi
antar pribadi, baik secara langsung atau tidak langsung oleh karena
itu kaidah hukum ditujukan untuk kedamaian, ketentraman, dan
ketertiban hidup bersama. Kaidah hukum biasanya ada paksaan yang
berwujud ancaman bagi para pelanggarnya.
“Mochtar kusumaatmadja, seorang pakar hukum,
mengemukakan, hukum adalah keseluruhan kaidah – kaidah serta
asas - asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat, yang
bertujuan memelihara ketertiban serta meliputi lembaga lembaga
dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu sebagai
kenyataan dalam masyarakat”.

7
Kata-kata yang terurai dalam bentuk kaidah hukum, bukan
hanya menyatakan dalam memberikan penilaian, tetapi juga memberi
atau bersifat inpraktif. Kaidah hukum itu mengandung perintah dan
larangan. Kaidah hukum itu bukan hanya berbentuk kaidah
perundangan yang berwujud bahasa tulisan, tetapi juga berwujud
bahasa lisan , seperti yang terdapat dalam hukum adat atau hukum
kebiasaan, bahkan sebenarnya kaidah hukum diluar hukum yang
tertulis dalam bentuk perundang - undangan lebih banyak.
Kaidah Hukum yang tidak tertulis memiliki kelebihan karena
dengan cepat dapat mengikuti setiap tingkat perubahan masyarakat.
Berbeda dengan yang tertulis, masyarakat sudah berubah, Undang -
undang belum berubah disebabkan banyak faktor. Kaidah hukum
tertulis memiliki kelemahannya yaitu kurang kepastian akan hukum
untuk masyarakat Indonesia, dimana seharusnya hukum memberikan
kepastian hak dan kewajiban setiap warga negaranya.

2.5 Bentuk pengaplikasian kata Bahasa Indonesia Pada Hukum

a. Digunakan dalam bahasa tulisan Ilmiah

Tidak berbeda dengan bidang ilmu lainnya, bahasa hukum


Indonesia memiliki ciri-ciri bahasa keilmuan (Moeliono
1974 dalam Natabaya 2000), yakni :
1. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan
ketaksaan atau ambigu.
2. Objektif dan menekan prasangka pribadi.
3. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan
kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpang siuran.
4. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensasi.
5. Membakukan makna kata - katanya, ungkapannya, dan gaya
paparannya berdasarkan konvensi.
6. Bercorak hemat, hanya kata yang diperlukan yang dipakai.
7. Bentuk, makna, fungsi kata ilmiah lebih mantap dan stabil da
ri pada yang dimiliki kata biasa.

8
Bahasa hukum Indonesia dalam surat - menyurat khususnya,
menurut Suryomurcito (2009), perlu memperhatikan tata bahasa
yang benar, istilah yang tepat, kosakata yang beragam, kalimat
yang singkat dan jelas, kalimat yang mengandung satu pokok
pikiran, dan tanda baca yang benar. Supaya masyarakat lebih
mudah memahaminya, disarankan untuk menghindari kalimat
yang bertele-tele, mengulang-ulang, istilah yang tidak sesuai
dengan yang digunakan di dalam undang-undang, jangan salah
menggunakan tanda baca, dan jangan salah ketik. Dalam
dokumen hukum dibutuhkan penulisan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam menyampaikan aturan hukum di dalam
ejaan yang tepat dan benar tersusun dalam kalimat yang efektif.
Kalimat efektif, menurut Alwi (2001:38), adalah kalimat yang
memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh penulis dan
pembaca berlangsung sempurna sehingga isi atau maksud yang
disampaikan oleh penulis tergambar lengkap dalam pikiran
pembaca. Kalimat efektif dapat dilihat dari ciri – ciri berikut :
1. Memiliki keutuhan atau keterkaitan makna antar unsur di
dalam kalimat.
2. Mempunyai kesejajaran struktur klausa dan kesejajaran
makna / informasi.
3. Memfokuskan unsur – unsur dengan mengulang bagian –
bagian yang ditekankan menunjukkan penghematan dalam
kata.
Tulisan ini akan menyajikan pemakaian bahasa hukum di
dalam surat perjanjian kredit (2003), surat perjanjian kerja (2006),
dan surat perjanjian pemberian pinjaman (2008).

b. Surat Perjanjian

Surat perjanjian adalah surat yang dibuat oleh dua pihak yang
telah sepakat untuk suatu urusan. Jenis surat perjanjian ada
bermacam-macam, misalnya perjanjian jual beli, perjanjian sewa
beli, perjanjian sewa-menyewa, perjanjian kerja, dan perjanjian

9
pinjaman uang. Surat perjanjian dibuat sebagai bukti autentik
adanya ikatan kedua belah pihak dan untuk menghindari
persengketaan di kemudian hari. Anatomi surat perjanjian terdiri
dari (a) judul, (b) pembukaan, (c) komparisi, (d) premis/dasar
pertimbangan, (e) isi perjanjian, (f) penutup, dan (g) tanda tangan
dan lampiran (Widjaja 2004).
Untuk mengungkap pemakaian bahasa hukum dalam ketiga
surat perjanjian, ditemukan beberapa pemakaian bahasa yang
tidak benar, yang meliputi pemakaian ejaan dan tanda baca,
pemakaian bentuk jamak diikuti pengulangan kata, pemakaian
kata yang bersinonim, pengaruh unsur bahasa Inggris, pemakaian
kata yang bersinonim, pemakaian bahwa di depan Subjek,
pemakaian bentuk kata yang tidak sejajar, pemakaian kalimat
yang panjang, dan pemakaian Dalam Hal dan Maka.

c. Pemakaian ejaan dan tanda baca

Bahasa ilmiah hendaknya memperhatikan penulisan ejaan


dan tanda baca ang benar. Penulisan ejaan dan tanda baca yang
benar menandakan penulis memperhatikan kaidah – kaidah
kebahasaan dan mampu menggunakaanya secara tepat untuk
menyatakan maksudnya. Kadang kala pemakaian tanda baca
yang tidak tepat dapat mengakibatkan makna yang disampaikan
akan berubah. Salah satu tanda baca yang sering digunakan di
dalam bahasa hukum, khususnya di dalam surat perjanjian adalah
titik koma, terlepas dari struktur kalimatnya, perhatikan contoh
berikut :
Bahwa para pihak masing – masing dalam kedudukan
sebagaimana tersebut di atas terlebih dahulu menerangkan hal –
hal sebagai berikut :
“Bahwa Pihak Pertama merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang asuransi jiwa;”
Dalam kaidah bahasa Indonesia, tanda titik dua diganti
dengan titik satu pada kalimat lengkap yang diikuti perincian

10
berupa kalimat lengkap pula, dan perincian diakhiri tanda titik
(Utorodewo, Felicia N. dkk. 2004). Oleh karena itu, pada contoh
kalimat pertama bukan titik dua yang mengakhiri kalimat, melaikan
titik satu karena perincian berikutnya, yaitu kalimat kedua,
merupakan kalimat yang sudah lengkap pula (mengandung unsur
Subjek – Predikat - Pelengkap).

Disamping titik dua, penulisan di agaknya menyambung jika


kata yang mengikuti merupakan verb (kata kerja). Kata
berimbuhan di- sebagai awalan dapat diubah ke dalam bentuk
aktif. Contoh : divonis - memvonis, jika tidak berdampingan
dengan verb, di tulis terpisah, misalnya di pengadilan, di atas.
Dengan demikian, kalimat pada contoh diatas dibidang diperbaiki
menjadi di bidang.

d. Pemakaian bentuk jamak diikuti pengulangan kata


Tidak seperti dalam bahasa Inggris, untuk menyatakan bentuk
jamak dalam bahasa Indonesia digunakan kata bermakna jamak,
seperti beberapa, para, semua, atau kata bilangan. Ketika bentuk
jamak itu digunakan nomina yang menyertainya tidak lagi diulang
katanya. Contoh :
1. Selalu mentaati dan melaksanakan smua peraturan
perundang – undangan yang berlaku, termasuk tetapi tidak
terbatas kepada, seluruh ketentuan – ketentuan yang berlaku
serta sesuai standar profesionalisme, etika kerja dank ode etik
yang lazim sebagai Tanda Pemasaran di Indonesia.
2. DEBITUR dengan ini berjanji dan mengikat diri untuk
mensahkan semua tindakan – tindakan hukum.
Dalam contoh 1, selain kesalahan ejaan mentaati, yang
seharusnya menaati, ditemukan seluruh ketentuan – ketentuan
dan pada contoh 2, semua tindakan – tindakan. Supaya lebih
hemat pengggunaan katanya, dipebaiki masing – masing menjadi
seluruh ketentuan dan semua tindakan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara berfungsi


sebagai bahasa resmi kenegaraan. Bahasa juga berperan penting
dalam berbagai macam bidang seperti, bidang Agama, bidang
Politik, bidang Ekonomi, bidang Teknik, bidang Pendidikan,
bidang Kesehatan, bidang Kedokteran dan bidang Hukum.
Penggunaan bahasa dalam bidang hukum atau Bahasa Indonesia
hukum berfungsi sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan
informasi. Kaidah - kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia
hukum juga berlaku dalam bahasa Indonesia, hanya saja antara
bahasa hukum dan bahasa Indonesia mempunyai ciri - ciri yang
tegas yang berfungsi sebagai pembeda yang mencakup dengan
konsep bahasa itu sendiri.
2. Bahasa hukum Indonesia di dalam contohnya saja dalam sebuah
surat perjanjian masih menunjukkan kesalahan yang klise, seperti
ketidaktepatan dalam penggunaan ejaan, tanda baca, dan
kalimat. Karena bahasa hukum merupakan produk yang
diperuntukkan bagi masyarakat dari kalangan mana pun, bukan
hanya orang dari kalangan hukum, Penyampaian isi yang efektif
perlu didukung oleh kaidah ejaan bahasa Indonesia yang benar.

2.2 Saran

1. Seharusnya penyusun dokumen hukum lebih menyederhanakan


penyampaian pesan atau maksud dari aturan atau pernyataan di
dalam pasal-pasalnya sehingga pembaca lebih mudah dan cepat
mencerna isinya.
2. Sebaiknya seorang ahli hukum juga seorang pemerhati bahasa
Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,2015. Makalah seminar Internasional “Penggunaan Bahasa

Serapan Asing yang digunakan dalam Terminologi Hukum Indonesia”.

Banjarmasin : Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat.

Abdulkarim, A. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga

Negara yang Demokratis. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama.

Adiwidjaya, Soelaeman B. dan Lilis Hartini. 1999. Bahasa Indonesia

Hukum. Bandung: Pustaka.

Alwi, Hasan. 2001. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Asshidiqie, J. (2011). Kewarganegaraan: Konstruksi Hukum

Keindonesiaan. “Makalah untuk simposium tentang ke-indonesiaan

dan Kewarganegaraan”, Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan.

Azhari, A. F. (2012). Negara Hukum Indonesia: Dekolonisasi dan

Rekonstruksi Tradisi. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 19(4), 489-505.

Dirjosisworo, Sujono, 1999, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Raja

Grafindo.

Gaara, Hery, 2011. “Menggunakan bahasa Hukum dalam bahasa

Indonesia”.https://herygaara5.wordpress.com/2011/04/13/penggunaa

n-bahasa-hukum-dalam-bahasa-indonesia/ (diakses 30 Juni

2018,11.10).

Hadikusuma, Hilman. 2010. Bahasa Hukum Indonesia. Bandung : Alumni

Hamzah, Andi. 1991. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta : Rineka Cipta.

13
Harkrisnowo, Harkristuti. 2007. Bahasa Indonesia sebagai Sarana

Pengembangan Hukum Nasional. Jakarta : Universitas Indonesia.

Kartumina, 2017. Makalah ”Peran Bahasa Indoensia dalam Hukum”.

Jakarta : http://kartumiah.blogspot.com/2017/09/peranan-bahasa-

indonesia-dalam-hukum.html (diakses 30 Juni 2018, 10.45)

Mahadi dan Sabaruddin Ahmad. 1979. Pembinaan Bahasa Hukum

Indonesia. Jakarta: Binacipta.

Maronie, S. 2013. ”Pengertian dan kegunaan bahasa hukum”.

http://zriefmaronie.blogspot.com/2013/03/pengertian-kegunaan-

bahasa-hukum.html. (diakses 31 Juni 2018, 11,59).

Meha, Rulita Nurhayati. 2016. Makalah ”Penggunaan bahasa dalam Ilmu

Hukum.” Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Musaba, Zulkifli. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Jogjakarta :

Aswaja Pressindo.

Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi

Wahyudi. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Surakarta: Media Perkasa.

Ningsih, Yayuk Sugiarti. 2016. Makalah “ Penggunaan Bahasa dalam ilmu

hukum pidana dan ilmu hukum perdata”. Banjarmasin : Universitas

Lambung Mangkurat.

Pamungkas, Prahasto W. 2010. “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam

dokumen Hukum”. https://pwpamungkas.wordpress.com/2010/03/26/

penggunaan-bahasa-indonesia-dalam-dokumen-hukum/. (diakses 31

Juni 2018, 20.00).

14
Pudjosewojo, Kusumadi. 1997. Pedoman Pelajaran Tata Hukum

Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.

Purbacaraka, P., & Soekanto, S. (1983). Pendidikan Hukum dan Bahasa

Hukum. Jurnal Hukum & Pembangunan, 13(3).

Qamar, N., & Djanggih, H. (2017). Peranan Bahasa Hukum dalam

Perumusan Norma Perundang-undangan. Jurnal Ilmiah Kebijakan

Hukum, 11(3), 337-347.

Rahardjo, S. (2003). Sisi-sisi lain dari Hukum di Indonesia. Jakarta :

Penerbit Buku Kompas.

Rizkiana, Rizka. 2016. Makalah mata kuliah bahasa Indonesia “

Penggunaan Bahasa dalam ilmu hukum pidana dan ilmu hukum

perdata”. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Rospasca, 2012. “Bahasa Hukum”.http://rosepasca.blogspot.com/2012/09/

bahasa-hukum.html (diakses 30 juni 2018, 11.26).

Siregar, Veronica M.Y. 2013, “Fungsi Bahasa hukum”.

http://veronicamartha3.blogspot.com/2013/04/fungsi-bahasa-

hukum.html (diakses 31 Juni 2018, 19.52).

Universitas Pamulang. 2011, Makalah “kegunaan mempelajari Bahasa

Hukum Indonesia serta maksud dan tujuannya”. Tangerang : Kelas

Eksekutif Ilmu Hukum (S-1). https://www.academia.edu/6693317/

MakalahbahasaIndonesiadalamhukum (diakses 30 Juni 2018, 11.04).

Widjaja, I.G. Rai. 2004. Merancang Suatu Kontrak (Contract Drafting) Teori

dan Paktik. Bekasi: Megapoin.

15
LAMPIRAN

1. Bahasa Hukum Indonesia

2. https://www.academia.edu/6693317/Makalah_BAHASA_INDONESIA_
DALAM_HUKUM

16
3. Pengertian Bahasa Hukum Indonesia.

4. Penggunaan Bahsa Indonesia dalam Bidang Hukum

17
5. Masalah dalam bahasa hukum Indonesia serta kerancuannya.

18
6. Bahasa Indoensia Sebagai Bahasa Persatuan

19

Anda mungkin juga menyukai