OLEH :
ARWANDI
NIM : 2035710
Nama : ARWANDI
NIM : 2035710
Fakultas : Hukum
ARWANDI
NIM. 2035710
ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI
hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya tidak mencantumkan tanpa
pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelum atau ditulis oleh orang
pernyataan ini, makan saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan
ucapkan terimaksih.
ARWANDI
NIM. 2035710
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENYUSUN,
ARWANDI
NIM. 2035710
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ARWANDI
NIM. 2035710
Pembimbing I Pembimbing II
Zulkifli, S.H., M.H., C.L.,A. Rise Karmilia, S.H., M.Hum Almadison,. S.H., M.H
NIDN. 1023048701 NIDN. 1004068502 NIDN. 1003118101
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan skripsi
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Saya juga berterima kasih
kepada pihak – pihak yang membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat berharap skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan untuk kita semua. Penulis Juga Mengucapkan terima
kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini :
1. Bapak Dr. Hardianto M.Pd Selaku Rektor Universitas Pasir Pangaraian yang
Pangaraian;
2. Bapak H. Nofrizal, Lc., M.H Plt. Dekan Fakultas Hukum Universitas Pasir
3. Ibu Rise Karmilia SH. M.Hum. selaku Plt. Ketua Prodi Ilmu Hukum Fakultas
Penulis;
4. Bapak Abdul Latif, S.H., M.H selaku Pembimbing II dalam penulisan skripsi
perhatian, memberi arahan, serta saran dalam mengkoreksi penulisan skripsi ini
iv
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Pasir Pangaraian yang telah
penulis, semoga jasa Bapak dan Ibu Dosen dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa;
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.
Sekiranya skripsi yang dibuat ini dapat berguna bagi Penulis sendiri maupun orang
yang membacanya
ARWANDI
v
DAFTAR ISI
ix
Daerah Dalam Mewujudkan Good Governance
Di Kabupaten Rokan Hulu .................................................................. 69
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 82
5.2 Saran ................................................................................................... 81
Daftar Pustaka
x
ABSTRAK
Oleh :
ARWANDI
xi
ABSTRAK
Oleh :
ARWANDI
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
Negara adalah gejala hidup umat manusia dalam perjalanan sejarah umat
kehidupan suatu negara terdapat manusia atau masyarakat yang terdiri dari
berbagai-bagai suku dan bangsa. Untuk memberikan rasa nyaman dan tentram
dalam masyarakat tersebut di perlukan suatu aturan atau hukum yang dapat
bersifat umum yang nantinya akan diatur lebih lanjut dalam Bentuk Undang-
undang. Indonesia terdiri dari beberapa daerah yang diatur dalam Pasal 18 UUD
1945 disebutkan bahwa “Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil,
1
Jimly Assiddiqie, Pengantar lmu Hukum Tata Negara, Rajawali Press, Jakarta, 2010,
h.1
istimewa.” 2
dilaksanakan dengan asas otonomi daerah yang artinya ialah pemerintah dan
daearah otonam diberi hak dan kewenagan dalam upaya pengurusan sendiri
undangan. Makna yang terkandung dalam hal ini dalam pelaksanaan tugasnya
pemerintah pusat tidak mungkin bisa melakukan tuganya baik dalam bentuk
pelayanan maupun Untuk mensejahterakan rakyat dengan baik terkait hal yang
Sosial Dan Budaya beraneka ragam dan bercorak, di sisi lain NKRI yang meliputi
diharapkan bisa mengatur serta meyusun kegiatan dalam rumah tangganya sendiri,
hal ini dimaksutkan agar pemerintah dapat meningkatkan mutu daya dan Hasil
Guna untuk upaya pelayanan public kepada masyarakat serta untuk melaksankan
2
Lihat Pasal 18 Undang –Undang Dasar Tahun 1945
3
Jimly Assiddiqie, Pengantar lmu Hukum Tata Negara, Op.Cit., Hlm. 6
jika kita lihat dari berkengkangnya situasi dan Kondisi dalam Negeri masyarakat
(Desentralisasi). Jika kita lihat di Luar Negeri Globalisasi semangkin gencar dan
semangkin marak hal ini menuntuk Negara harus memiliki daya saing, Termasuk
capai.
4
Siswanto Sunarno,Hukum Pemerintahan Daerah Di ndonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2013, h.6
5
Halim, Abdul, Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat,
Jakarta, 2002, h. 2
6
Ridwan, Hukum Administrasi Di Daerah, FH UII, Yogyakarta, 2009, h. 7
memerlukan suatu pemerintahan dan baik juga benar, untuk tercapainya Good
diinginkan masyarakat untuk mencapai tujuan serta Cita - Cita Bangsa dan
Negara.7
guna bersih serta bertanggung jawab, satu dengan apa yang menjadi yang hendak
tujuan capai serta sebagai bentuk dan upaya tranparasi Keuangan terhadap publik.
dengan penyatuan tiga pilar pendukung berjalan dengan baik dan benar Fungsi
dan tugasnya, tiga pilar tersut adalah 1. Negara, 2. Sektor Swasta dan 3.
mampu merubah bentuk pelayanan yang terdapat dalam birokrasi bersifat elitis
menjadi birokrasi yang populis. Sektor swasta yang merupakan salah satu
pengelola dari sumber daya selain negara serta birokrasi pemerintahannya juga
7
Sedarmayanti, Good Governanace (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka
Otonomi Daerah: Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisisen Melalui Restrukturisasi dan
Pemberdayaan. Mandar Maju, Bandung, 2003, h. 2
Bentuk dari Pengelolaan barang yang dimilik oleh daerah adalah bentuk
Barang milik daerah atau aset adalah merupakan barang atau harta yang
dimilik oleh daerah yang barangberwujud dan/atau barang yang tidak berwujud.
masyarakat aset daerah merupakan salah satu penunjang penting. Karena aset
pendapatan financial serta ekonominya sendiri yang pada masa akan datang bisa
dimiliki atau didapatkan, hal ini akan mmempengaruhi dari fungsinya dan peran
8
Tim CCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum Kenegaraan dan Perundang-Undangan, UGM.
masyarakat.9
dinas merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan
seringkali aset daerah ini disalah gunakan hal ini minsalnya kendaraan dinas
Selain itu banyak juga mobil dinas yang telah dilakukan modifikasi oleh
penggunanya hal ini seperti penggantian nomor plat, letak mobil dinas yang tidak
berada di Kabupaten Rokan Hulu serta mobil dinas yang masih terus digunakan
sedangkan masa jabatannya telah habis atau pejabat pengguna mobil dinas
tersebut telah pindah ke intansi lainnya (mutasi). Namun belum ada dikembalikan
mobil dinas yang digunakan pada intansi sebelumnya. Hal ini merupakan
permasalahan yang sering terjadi dan sudah lumrah kita lihat di Kabupaten Rokan
itu mengenai transparansi dan akutabilitas yang merupakan prinsip dasar sistem
Kabupaten Rokan Hulu hal ini dapat dilihat dari penggelolaan terhadap asset
9
Nyemas Hasfi1, Martoyo, Dwi Haryono, Pengelolaan Barang Milik Daerah, Jurnal
Tesis PMIS-UNTAN-PSIAN-2013, h. 31
daerah berupa mobil dinas pada pejabat pemerintah daerah pada Kabupaten
Rokan Hulu.
B. Perumusan Masalah
Hulu?
Rokan Hulu?
C. Tujuan Penelitian
Rokan Hulu.
D. Manfaat Penelitian
Pasir Pangaraian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang dikerjakan dalam upaya pencapaian tujuan dengan cara mamanfaat kan
potensi yang ada pada manusia serta sumber lain. Moekijat demikian menitik
Dan Pengawasan. manajemen Istilahnya bewal dari penggunaan kata kerja “To
mengerjakan suatu pekerjaan. Proses kegiatan ini ialah merupakan bentuk terankai
10
Nugroho, Good Governance, Mandar Maju, Bandung, 2003, h. 120
9
Pada dasarnya pengelolaan ialah suatu kata istilah yang asalnya dari kata
“Kelola” yang makna artinya serangkaian bentuk usaha bertujuan untuk menggali
dan memanfaatkan selurunya potensi yang dipunya atau dimiliki efektik dan
efisien kegunanya untuk mencapai tujuan apa yang telah direncanakan untuk di
yang tujuannya dalam upaya penggalian serta pemanfaatan sumber daya dipunyai
dengan cara efektif bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi seprti yang telah
ditentukan.
pemungutan pajak. Ditinjau dari segi hukum, pajak adalah merupakan eprikatan
(antara pemerintah selaku fiskus dengan rakyat selaku wajib pajak), timbulnya
seseorang yang telah masuk criteria pemenuhan syaratnya sesuai dengan peraturan
ini negara yang dapat dipaksakan, atanya tidak ada mendapatkan imbalan secara
Negara. Secara umum pengertian pajak adalah pemindahan harta atau hak milik
dipaksakan.
perlengkapan daerah.11
Aset daerah diperoleh dari dua sumber, yakni dari APBD dan dari luar
modal dan bukan belanaja pegawai dan/atau belanja barang serta jasa.
yang berikut ini disebutkan : Azas fungsional, Azas kepastian hukum, Azas
transparansi, Azas efisiensi, Azas akuntabilitas dan Azas kepastian nilai. Asek
memperoleh dari APBN/APBD serta barang yang diperoleh dari apa saja yang
perolehannya secara sah. Adapun barang sah dari perolehan yang lain dapat
didefinisikan:
11
bnu Syamsi, Administrasi Perlengkapan Materil Pemerintah Daerah, Bina Aksara,
Jakarta,1983, h. 9
perjanjian/kontrak.
meliputi :
b. Pengadaan;
c. Penggunaan;
d. Pemanfaatan;
f. Penilaian;
g. Pemindahtanganan;
h. Pemusnahan;
i. Penghapusan;
j. Penatausahaan; dan
daerah dan dalam upaya menciptakan keterbukaan dalam pengeloaan asset yang
di punya daerah, untuk itu pemerintah daerah otonimi memerlukan adanya serta
handal dalan bentuk alat untuk menyiapkan laporan pertanggung jawaban. Dan
dari itu juga, harus ada kemanfaatan dari system informasi sebagi dasar untuk
informasi manajemen barang milik daerah cukup memadai maka diperlukan dasar
daerah:13
3) Pengawasan (monitoring).
Harta milik dearah otonom harus dikekolag secara maksimal serta harus
serta DPRD bagi penggunaan barang aset daerah tersebut supaya tidak ada
terjadi kegiatan menyalahgunakan asset daerah. Berikut ini hal yang cukup peting
terhadap biaya operasional dan pemeliharaan untuk setiap kekayaan yang dibeli
12
Nyemas Hasfi1, Martoyo, Dwi Haryono, Pengelolaan Barang Milik Daerah, Jurnal
Tesis PMIS-UNTAN-PSIAN-2013
13
Mardiasmo, Prinsip-Prinsip Manajemen Dalam Pembiayaan Desentralisasi,
Yogyakarta: FE-UGM, 2002, h. 87
atau diadakan. Ini dikarenakan dalam penanganannya sangat seing terjadi biaya
dan/atau modal. hasrunya ada kaitannya antara belanja investasi dan/atau modal
akan jaminan suatu kepatuhan terhadap hukum serta juga aturan-aturan lain
publik.
14
bid., h. 40
penghapusan aset milik daerah harus dilakukan secata ketat. adanya campur
pemerintah daerah dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Dengan itu juga,
penting dalam upaya terhindar dari penyimpangan baik dalam perencanaan dan
pemanfaatan dari hasil dalam evaluasi publik yakni karakteristik informasi, cara
pengkajian, struktur masalah, struktur birokrasi dan politik, interaksi antara pelaku
kebijakan. Dari karakteristik informasi, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu
memadai.
keuntungan perusahaan.15
15
Soedarmayanti, Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi
Dinamika Perubahan Lingkungan. Mandar Maju, Jakarta, 2000, h. 169
barang/jasa Instansi Pemerintah, barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan
uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, peralatan, yang
kekayaan daerah baik yang dimiliki maupun yang dikuasai yang berwujud, baik
merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur, atau ditimbang
termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat berharga lainnya”.
Untuk menyokong pengelolaan aset daerah dengan efektif dan efisien dan
dengan bentuk komprehensif dan juga handal sebagai alat dalam menghasilkan
16
bnu Syamsi, Administrasi Perlengkapan Materil Pemerintah Daerah, Op.Cit., h. 9
pengelolaan kekayaan aset daerah yang menjadi dasar daerah yakni: (1)
pencatatan secara terdokumentasi dengan baik dan benar dalam sistem database
kekayaaan milikdaerah.
17
Mardiasmo, Prinsip-Prinsip Manajemen Dalam Pembiayaan Desentralisasi, Op.Cit., h.
87
terhadap biaya operasional dan pemeliharaan untuk setiap kekayaan yang dibeli
atau diadakan. Biasanya terjadi hal berupa tidak disambungkannya antara biaya
Sementara itu Kekuasaan pada dasarnya berbentuk seperti hubungan yang dalam
arti ialah “Ada Satu Pihak Yang Memerintah Dan Pihak Lain Yang Diperintah”
18
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar lmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998,
h. 35-36
a. Pengertian Wewenang
ialah sesuatu yang disebut sebagai bentuk kekuasaan formal, yang dalam hal ini
kekuassan tersebut merupakan pemberiaan atas apa yag diberikan oleh undang-
undang, dari pada itu Wewengan ialah mengenai suatu “Onderdeel” (bagian)
didefinsikan Henc Van Maarseven kedalam bentuk “Blote Match”,23 untuk suatu
bentuknya berdasarkan sistem hukum atau maknai sebagai suatu bentuk kaidah-
22
Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi V,Universitas Parahyangan, Bandung, 2000, h. 22
23
Suwoto Mulyosudarmo, Kekuasaan dan Tanggung Jawab Presiden Republik ndonesia,
Suatu Penelitian Segi-Segi Teoritik dan Yuridis Pertanggungjawaban Kekuasaan, Universitas
Airlangga, Surabaya, 1990, h. 30
kaidah yang dipatuhi dan diakui masyarakat serta bahkan yang diperkokoh oleh
Negara.24
Kekuasaan rata-rata berbektuk seperti hubungan dalam makna bahwa “ada satu
pihak yang memerintah dan pihak lain yang diperintah” (the rule and the ruled).25
Negara selalu bergerak (De Staat In Beweging) yang berdampak positif agar
24
A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat
ndonesia, Kanisius, Yogyakarta, 1990, h. 52
25
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar lmu Politik, Op.Cit., h. 35-36
26
Philipus M. Hadjon, Tentang Wewenang, Op.Cit., h. 1
27
Rusadi Kantaprawira, Hukum dan Kekuasaan, Makalah, Universitas slam ndonesia,
Yogyakarta, 1998, h. 37-38
memberikan pelayanan kepada warga negaranya. Untuk hal itu, Negara harus
orang manusia kepada tingkah laku seseorang atau kelompok lainnya demi bentuk
yang pegangnya.
28
Miriam Budiardjo, Op Cit, h. 35
29
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Op.Cit., h. 102
pemberi mandat.
”Kewenangan untuk pembuatan keputusan bisa diperoleh hanya dengan dua cara,
yakni atribusi atau delegasi. Dengan demikian mandat dapat disimpilan bentuk
membuat keputusan atas nama pejabat Tata Usaha Negara pemberi mandat.
wilayah dan/atau ruang (Locus), serta waktu (Tempus). Aspek-aspek ter sebut
cacat tidak terpenuhi maka cacat wewenang atau dalam istilah bahwa diluar batas-
batas itu suatu tindakan oleh pemerintahan ialah tindakan yang tidak memiliki
wewenang (Onbevoegdheid).
30
Philipus M. Hadjon, Tentang Wewenang, Op.Cit., h. 3
a. Kewenangan Terikat :
b. Kewenangan fakultatif :
Dalam hal ini tata usaha negara tidak mawih mengelurkan dan
pilihan.
c. Kewenangan bebas :
kepada badan tata usaha negara dalam menentukan akan suatu isi dari
31
bid., h. 5
tersebut sebagai konsekuensi logis dari negara hukum, supremasi hukum dan
dari sistem presidensil, yaitu sebagai sistem yang menempatkan semua lembaga
kenegaraan berada di bawah UUD 1945. Selain itu dalam sistem pemerintahan
keilmuan dalam bacaan ilmu politik hampir 120 tahun yang lalu, pada masa
tinggi saja. Wacana yang berkaitan dengan makna governance baru muncul
32
bid., h. 25
33
Soewoto Mutyosudarmo, Pembaharuan Ketatanegaraan Melalui Perubahan Konstitusi,
Assosiasi Pengajar HTN dan HAN Jawa Timur dan n-Trans, Malang, 2004, h. 7
yang baik dan benar, pengelolaan pemerintahan yang baik serta bertanggun jawab,
Dan juga makna konsep governance memiliki arti tara cara agar bangsa bisa
menjujung tinngi adanya yang dikehendaki masyarakat atau rakyat serta makna
tujuan keadilan sisoal serta kemandirian. Kedua, fungsional dari aspek kedalam
34
Sofian Efendi. Membangun Budaya Birokrasi untuk Good Governance. Lokakarya
Reformasi Birokrasi, Departemen Pemberdayaan Aparatur Negara, Jakarta, 2005, h. 26
35
bid., h. 2
dengan tujuan membangun relasi antara Negara, masyaraka, serta pasar. Konsep
ideologisnya.
sebuah cara pengelolaan yang dimiliki oleh pemerintah dalam sektor ekonomi
serta sosialnya didalamnya terlibat pengaruh sector negara serta sektor non-
banyak sekali aktor melibatkan diri namum belum ada yang sangat dominan
36
Tjahjanulin Domai, Dari pemerintahan ke pemerintahan yang baik, Depdagri, Jakarta.
2005, h. 6
37
Meuthia Ganie-Rochman dalam artikel berjudul “Good governance : Prinsip,
Komponen dan Penerapannya”, yang dimuat dalam buku HAM : Penyelenggaraan Negara Yang
Baik & Masyarakat Warga, Komnas HAM, Jakarta. 2000, h. 17
yang lebih pas ialah Democratic Governance, yakni pemerintahan yang asalnya
semata-mata hanya untuk rakyat. Dasanya konsep ini dalam substantif tida ada
atas prinsip-prinsip di dalamnya, jka kita lihat dari prinsip-prinsip maka akan
ditemukan tolak ukur dalm kinerja dari pemerintahan dalam upaya terjuwudnya
bentuk pemerintah yang baik. Nilai tentang baik serta buruknya pemerintah dapat
memilikan hak dan suara, maupun dia meyampaikan langsung ada melalui
yang lembaga yang telah diwakilkan secar sah yang mana berkedudukan
38
Purwo Santoso, Makalah “Institusi Lokal Dalam Perspektif Good Governance”, RE,
Yogyakarta, 2002, h. 7
berkeadilan serta tidak memihak dan memilih, dalam bagiannya hak asasi
lembaga serta informasi harus bisa diaksesk bagi mereka yang mempuayai
pihak-pihak perlukan.
tersebut.
stitusi lainya, dan juga dari pakar satu ke pakar lainnya. Namun paling tidak ada
Maka dari pada itu, Good Governance untuk diperlukan penanganan yang efektif
harus mempunyai koordinasi dan integritas yang baik, profesionalisme juga etos
kerja dan juga moral kerja yang tinggi dari ketiga adar pilat yakni pemerintahnya,
publik saat sekarang ini. Sadu Wasistiono mengemukakan bahwa tuntutan akan
warga negara untuk menciptakan sistem atau paradigma baru untuk mengawasi
jalannya pemerintahan agar tidak melenceng dari tujuan semula. Tuntutan untuk
tidak sekedar pemerintah dan negara tapi juga peran berbagai aktor di luar
pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat juga sangat luas. Lebih
daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non
39
Sadu Wasistiono, Kapita SelektaPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Fokus
Media, Bandung,2003, h. 23
40
Joko Widodo, Good Governance (Telaah dan Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol
Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah), nsan Cendekia, Surabaya, 2001, h. 18
yakni politik, ekonomi dan admnistrasi. Pilar pertama yaitu tata pemerintahan di
formulasi kebijakan publik, baik dilakukan oleh birokrasi sendiri maupun oleh
politik.42
33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah memiliki dua
Nomor 32 tahun 2004 menitik-beratkan pada apa yang sering disebut sebagai
41
Krina, Lalolo. P, “indikator dan alat ukur akuntabilitas, transparasi dan partisipasi”
Http// good governance : Bappenas.go.id./informasi.Htm, Sekretaris Good Public Governance.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, hLm. 6 Diakses pada tanggal 4 Mei 2015
42
Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ,
Akuntabilitas Dan Good Goverenance” Lembaga Admnistrasi Negara dan Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan, Jakarta, 2000, h.5
dan sumber daya keuangan sebagai upaya menyediakan pelayanan umum kepada
membuat akses terhadap sumber-sumber ekonomi daerah hanya kepada elit dan
keseimbangan peran ketiga pilar yaitu pemerintah, dunia usaha swasta, dan
menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain
dalam local governance. Dunia usaha berperan dalam penciptaan lapangan kerja
43
Pheni Chalid, Otonomi Daerah (Masalah, Pemberdayaan, Konflik), Kemitraan,
Jakarta, 2005, h. 6
ekonomi dan politik di daerah. Ketiga unsure tersebut dalam memainkan perannya
kepada masyarakat. Dalam upaya mewujudkan good governance dan good local
yaitu:44
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka secara dapat
dipahami bahwa prinsip yang melandasi tata kepemerintahan yang baik sangat
bervariasi dari satu institusi ke institusi lain, dari satu pakar ke pakar lainnya,
44
Bappenas. Menumbuhkan Kesadaran Tata Kepemerintahan yang baik, Jakarta, 2015,
h. 15
instrumen yang diperlukan untuk mencapai prinsip yang lainnya, dan ketiganya
adalah instrumen yang diperlukan untuk mencapai manajemen publik yang baik.
Prinsip ini menuntut dua hal yaitu (1) kemampuan menjawab (answerability), dan
dari responsibilitas) adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat untuk
daya telah dipergunakan, dan apa yang telah dicapai dengan menggunakan sumber
daya tersebut.
yudikatif (MA dan sistem peradilan) serta legislatif (MPR dan DPR). Peranan pers
pilar keempat.45
45
Miriam Budiardjo, Menggapai kedaulatan Untuk Rakyat, Mizan, Bandung, 1998, h.
107- 120
dengan kewajiban dari institusi pemerintahan maupun para aparat yang bekerja di
dalamnya untuk membuat kebijakan maupun melakukan aksi yang sesuai dengan
adanya pembatasan tugas yang jelas dan efisien dari para aparat birokrasi. Karena
sumber daya public dan juga akan hasil, akuntabilitas internal harus dilengkapi
dengan akuntabilitas eksternal, melalui umpan balik dari pemakai jasa pelayanan
nilai-nilai atau norma-norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholders yang
a) pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi
berlaku;
c) adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah sesuai
terpenuhi
c) akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat
norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholders yang berkepentingan dengan
pengawasan.
setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik. Keterbukaan
Prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu komunikasi publik oleh pemerintah,
dan hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya akan sangat sulit
kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi. Komunikasi publik menuntut
prinsip transparasi paling tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti:47
sektor public;
46
Meutiah Ganie Rochman,Op.Cit ., h. 151
47
Bappenas, Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah,
2007, h. 60
sehingga kebijakan publik yang muncul bisa memberikan hasil yang optimal bagi
proporsional.
penganggaran, dan monitoring serta evaluasi program, yang mudah diakses oleh
pemerintah atas berbagai aspek pelayanan publik, pada akhirnya akan membuat
BAB III
METODE PENELITIAN
oleh Negara khusunya penggunaan Mobil Dinas sehingga Peneliti Tertarik Untuk
Memilih lokasi tersebut dalam melakukan penelitian dan memperoleh data yang
jenis penelitian observational research yaitu dengan cara survey atau meninjau
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah berupa data sekunder
42
Hulu.
Undang-Undang.
berikut:
sama.48 Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang dapat
Tabel 3.I
48
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, 2005,
h.118
5 Jumlah 43 Orang
membandingkan hasil penelitian tersebut dengan teori-teori dan pendapat para ahli
kesimpulan secara deduktif yaitu mengambil kesimpulan dari hal-hal yang umum
yaitu mengenai Pelaksanaan Pengelolaan Aset Daerah Atas Mobil Dinas Daerah
BAB IV
4.1 Implementasi Pengelolaan Aset Daerah Atas Mobil Dinas Daerah Dalam
Kabupaten Rokan Hulu. Salah satu kebijakan yang dibuat untuk melakukan
“Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan
Agar Aset Milik daerah berupa mobil dinas dapat terawat dan
49
Lihat Pasal 1 butir 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
50
Lihat Pasal 1 butir 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
47
aset daerah berupa mobil dinas pemerintah Kabupaten Rokan Hulu membuat
yang terdapat dalam Pasal 1 Butir 5 Peraturan Daerah 2 Tahun 2018 Tentang
b) Pengadaan;
51
Lihat Pasal 1 Butir 5 Peraturan Daerah 2 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Barang
Milik Daerah Kabupaten Rokan Hulu
52
Wawancara dengan Bapak Abdul Haris Selaku Kepala Bagian Perlengkapan
Kabupaten Rokan Hulu pada tanggal 12 Juli 2021
c) Penggunaan;
d) Pemanfaatan;
f) Penilaian;
g) Pemindahtanganan;
h) Pemusnahan;.
i) Penghapusan;
j) Penatausahaan; dan
Tujuan dilakukan pengelolaan aset daerah berupa mobil dinas adalah untuk
efisiensi.
Kabupaten Rokan Hulu yaitu mengacu pada PP No.27 Tahun 2014 dan Peraturan
Rokan Hulu yang terdapat dalam ketentuan Pasal 8 butir 2 yakni sebagai
berikut:53
53
Wawancara dengan Bapak Abdul Haris Selaku Kepala Bagian Perlengkapan
Kabupaten Rokan Hulu pada tanggal 12 Juli 2021
Salah satu proses pengelolaan barang milik daerah yang dilakukan oleh
meliputi standar jenis, macam, jumlah dan besarnya barang milik daerah yang
Daerah melalui pembakuan ruang kantor, perlengkapan kantor, rumah dinas dan
No.7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemda.
sesuai jenis, spesifikasi dan kualitas dalam satu periode tertentu biasanya 1 (satu)
tahun dan ditetapkan oleh Kepala Daerah. Proses perencanaan dan penganggaran
Tahun 2014 serta Peraturan Daerah 2 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Barang
yang dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hulu dimulai dari dari setiap Satuan Kerja
dan RPBU sesuai dengan Rencana Kerja (RENJA) yang telah ditetapkan,
Rokan Hulu selaku pembantu pengelola barang daerah. Setelah seluruh Rencana
Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Penganggaran Butuh Unit (RPBU)
diterima bagian perlengkapan Sekda Kab. Rokan Hulu, maka bagian perlengkapan
Setda Kab. Rokan Hulu menyusun Jadwal asistensi barang daerah. Hasil asistensi
Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun Anggaran berikutnya. Walaupun kegiatan ini
telah dilaksanakan masih saja ada ketidaktaatan dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah dalam penyampaian Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) untuk tepat
Kebutuhan Barang Unit (RKBU) sangat penting untuk mengetahui anggaran yang
Kabupaten Rokan Hulu beserta Intansi terkait untuk melihat standar harga yang
barang yang berlaku yang tercantum dalam Peraturan Bupati. Dalam Perencanaan
kebutuhan dan penganggaran masih didapat jumlah serta kualitas barang tidak
cukup berarti untuk memainkan fungsi dan peranananya secara optimal demi
barang milik daerah yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah haruslah
jumlah mobil dinas yang dibutuhkan tersebut telah dilakukan pelelangan untuk
dengan yang dibutuhkan serta spesifikasinya juga telah sesuai dengan apa yang
diinginkan”.54
Daerah Kabupaten Rokan Hilir dapat dilaksanakan dengan beberapa cara antara
lain, yaitu:
(1) Menggunakan penyedia barang dan jasa, dilakukan dengan pelelangan umum
atau seleksi umum kecuali dalam rangka efisiensi atau dalam kondisi tertentu
Pada Kabupaten Rokan Hulu pengadaan mobil dinas dilakukan dengan proses
54
Wawancara dengan Bapak Abdul Haris Selaku Kepala Bagian Perlengkapan
Kabupaten Rokan Hulu pada tanggal 12 Juli 2021
atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Dalam
pengadaan barang dan jasa milik daerah ini Kepala Satuan Kerja Perangkat
proses penggadaan barang dan jasa pada bagian perlengkapan Setda Kab.
Rokan Hulu telah sesuai dengan aturan barang yang berlaku. Bagian
Panitia Pemeriksaan Barang dan Jasa setiap tahunnya, dan Tim ini bertugas
pendataan dan inventarisasi. berikut jumlah mobil dinas yang telah dilakukan
perlengkapan Setda Kab. Rokan Hulu sudah menyampaikan secara lisan dan
tersebut. Laporan yang tidak tertib ini menyebabkan ada kegiatan yang di
dalamnya ada belanja modal yang di jadikan aset tetap sering terabaikan untuk
barang dan jasa dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Proses pengadaan
barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah memiliki standar
mengenai pengadaan barang. Namun dalam pengadaan barang masih banyak yang
Rokan Hulu harus disesuaikan dengan Perbup tentang sarana dan prasarana yang
memiliki standar barang terhadap pengadaan barang dan jasa. Standar sarana dan
prasarana terhadap pengadaan barang dan jasa yang selama ini belum bisa
ditentukan sarana apa yang semestinya dibutuhkan oleh setiap Satuan Kerja
Pengadaan barang dan jasa harus didukung oleh pejabat pengadaan barang dan
jasa yang memiliki kemampuan dan mengerti tugas pokok dan fungsi dari pejabat
pengadaan barang dan jasa tersebut. Salah satu faktor penyebabnya dikarenakan
tidak adanya sanksi terhadap pejabat atau pengelola barang milik daerah dalam
milik daerah pada proses pengadaan barang dan jasa dapat berjalan dengan baik
sesuai ketentuan yang berlaku, serta di dukung oleh dana yang memadai dalam
melaksanakan tugasnya.
3. Penggunaan
efektif. Pengguna yang tidak menyerahkan tanah atau bangunan yang tidak
berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah atau bangunan dimaksud. Tanah atau
bangunan yang tidak digunakan sesuai tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja
Kasus yang sering terjadi terhadap penggunaan barang milik daerah adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah sehingga sering ditemui apalagi seperti barang
milik daerah seperti mobil dinas yang jarang dilakukan proses pengembalian atas
karena fisik sudah tidak ada. Dalam proses penggunaan barang milik daerah sudah
Hulu mengalami hambatan karena penggunaan kendaraan roda empat dan roda
dua beserta tidak tercatat pada bagian Perlengkapan Setda Kabupaten Rokan
Hulu. Hanya saja penggunaan barang belum digunakan dengan baik sebagai
pendukung tugas pokok dan fungsi pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Peggunaan barang milik daerah harus di pelihara dan digunakan sesuai
4. Pemanfaatan
dipergunakan sesuai tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Pemanfaatan barang milik daerah berupa mobil dinas dilaksanakan oleh pengelola
pengelola maka pengunaan mobil dinas baru dapat menggunakan mobil dinas.
Mobil dinas yang telah didapatkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
terhadap mobil dinas yang diberikan oleh bagian perlengkapan Setda Kabupaten
Rokan Hilir
masing Satuan Kerja Perangkat Daerah belum terlaksana dengan baik. Proses
Kabupaten Rokan Hulu dilaksanakan dimulai dari pencatatan oleh pengguna dan
halnya pematokan terhadap batas tanah masih ada belum dilaksanakan sehingga
diperlukan sistem dan prosedur yang dilakukan untuk menunjang kegiatan ini agar
dengan tertib seperti yang diharapkan oleh Bagian Perlengkapan Setda Kabupaten
Rokan Hulu.
milik daerah secara fisik dan tindakan hukum yang dititik beratkan pada
terhindar dari penyerobotan pengambil alihan atau klaim dari pihak lain. Dengan
adanya pengamanan yang baik maka aset-aset milik daerah dimungkinkan tidak
pengelolaan barang milik daerah Kabupaten Rokan Hulu yang dilaksanakan juga
memerlukan tindakan hukum. Bagi barang milik daerah yang bermasalah dengan
pihak lain, penyelasainnya pada tahap awal dilakukan oleh pengguna dan apabila
Hulu yang merupakan pembantu pengelola barang milik daerah sudah melakukan
atas tindakan hukum tersebut. Kendala yang sering dihadapi adalah tidak adanya
pengamanan dan pemeliharaan barang yang berada pada kuasaannya, serta tidak
mendapatkan solusinya.
Barang Milik Daerah, hal ini ditunjukkan bahwa adanya biaya pemeliharaan yang
tidak sesuai dengan barang milik daerah yang dimiliki Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Begitu juga dengan pengamanan terhadap mobil dinas daerah yang masih
banyak belum dilakukan pengamanan terhadap mobil dinas yang digunakan oleh
pengguna mobil dinas dikarenakan kurang adanya koordinasi antara pengurus dan
unit kerja teknis yang membantu pengelolaan barang serta mengkoordinir dan
membina Satuan Kerja Perangkat Daerah. Namun penilaian yang umumnya sering
dilakukan adalah yang berkaitan dengan penghapusan barang dengan tujuan untuk
penarikan atas mobil dinas milik Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu yang sudah
rusak atau tidak layak untuk dipergunakan. Selanjutnya penilaian untuk dum
teknis terkait seperti Satpol PP Kabupaten Rokan Hilir dan Dinas Perhubungan
7. Pemindah tanganan
melalui tiga pintu yaitu pada Sub Bagian Perlengkapan, selanjutnya Sub Bagian
dimana setiap barang yang dibeli langsung diterima oleh PPTK karena belum
adalah sebagai tindak lanjut dari hasil pengadaan dari pihak ketiga berdasarkan
perjanjian dan pelaksanaan dari suatu perijinan tertentu yang dilengkapi dengan
Selain itu Pemerintah Daerah dapat menerima barang dari pihak ketiga yang
Penyerahan dari Pihak Ketiga, dituangkan dalam Berita Acara, Serah Terima
Kemudian pengelola atau pejabat yang ditunjuk dalam hal ini pengurus barang
yang dibantu oleh penyimpan barang, dimana pengurus barang harus mencatat
semua penerimaan barang dari setiap proses pengadaan yang dilakukan. Namun
terlaksana dengan baik, seharusnya setiap ada proses pengadaan terhadap barang,
barang daerah masih terdapat penyimpangan dari aturan yang ada, kondisi ini
dapat dilihat dari didapatnya barang milik daerah yang belum memiliki bukti
untuk menunjang tugas pokok pekerjaan yang diemban sebagai pengurus maupun
yang berkaitan dengan penerimaan dan penyaluran barang dapat berjalan dengan
baik. Pada proses penyimpanan, barang yang telah terdaftar dalam barang milik
daerah disimpan dalam gudang atau ruang penyimpanan secara teratur, tertib, rapi
dan aman terawat agar setiap waktu diperlukan dapat dilayani dengan cepat dan
tepat.
8. Pemusnahan
Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian,
Panitia Penghapusan.
9. Penghapusan
kuasa pengguna dan/atau pengelola dari tanggungjawab administrasi dan fisik atas
pada pengelola serta penghapusan pemusnahan bagi barang yang tidak dapat
bukukan barang milik daerah dari pencatatan inventaris barang milik daerah yang
didasarkan pada Surat Kepala Daerah untuk membebaskan pengguna barang milik
daerah atau pengelola dari tanggungjawab administrasi dan fisik atas barang yang
Daftar Barang Pengguna atau Kuasa Pengguna yang berada pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah dan Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah yang berada
pada pengelola. Penghapusan barang milik daerah dilakukan dalam hal barang
milik daerah sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna atau kuasa
seperti mobil dinas atau ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah
selain tanah atau bangunan diketahui bahwa, Pengelolaan Barang Milik Daerah
Kabupaten Rokan Hulu pada prinsipnya meliputi semua barang milik daerah
dapat dihapuskan yang sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna atau
sebagai berikut: (a) Rusak berat, terkena bencana alam/force majeure; (b)
Tidak dapat digunakan secara optimal (idle); (c) Terkena planologi kota; (d)
berikut: (a) Pertimbangan teknis, antara lain rusak dan tidak ekonomis apabila
diperbaik tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi, telah melampaui batas
yang berlebih karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari
kerugian, yang disebabkan antara lain kesalahan atau kelalaian Penyimpan atau
bagi tanaman atau hewan/ternak dan karena kecelakaan atau alasan tidak
terdiri dari unsur instansi teknis terkait. Tugas Panitia meneliti barang yang
10. Penatausahaan
daerah dimuat dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) sesuai format yang meliputi :
untuk mempermudah dalam pelaporan aset yang berada pada setiap Satuan Kerja
Milik Daerah Kabupaten Rokan Hilir, dan koordinasi sudah dilakukan dengan
pengelolaan keuangan yaitu bagian akuntansi, namun Sistem dan Prosedur dalam
Hal ini akan diperhatikan untuk pengelolaan barang milik daerah serta
Kartu Inventaris Barang. Kegiatan ini dimaksudkan supaya laporan barang yang
belum adanya rasa tanggungjawab dari masing-masing staf atau pejabat dalam
pengelolaan barang milik daerah dimana didapat ada beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang sering telat dalam penyampaian laporan baik padahal
Kabupaten Rokan Hulu akan berdampak pada penyajian laporan barang milik
daerah yang tidak akurat selain itu dalam pelaksanaan penatusahaan yang menjadi
penghambat dalam pengelolaannya adalah selain sumber daya manusia dari segi
jumlah dan kualitasnya. Kenyataan ini tentunya harus diperhatikan dan diperlukan
solusi yang tepat supaya proses pengelolaan barang milik daerah dalam tahap
penatausahaan barang milik daerah berjalan dengan baik sehingga tercipta adanya
daerah.
1) Pengawasan asset daerah berupa mobil dinas adalah Usaha atau kegiatan
perundang-undangan
2) Pengendalian asset daerah berupa mobil dinas adalah Usaha atau kegiatan
Hulu
Aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang dimiliki oleh
daerah. Potensi ekonomi bermakna adanya manfaat finansial dan ekonomi yang
bisa diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa menunjang peran dan
polisi pamong praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Rokan Hulu, Peraturan Daerah
Rokan Hulu Serta PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Aset
berikut:55
Rokan Hulu selain itu sosialisasi mengenai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
2018 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Rokan Hulu Serta PP
Hal ini bisa terlihat atas ketidaktahuan para pejabat pengguna Mobil dinas pada
Rokan Hulu Serta PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Aset
Milik Negara/Daerah.
55
Hasil Wawancara dengan Bapak Ridarmanto selaku Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Rokan Hulu Pada hari Senin, tanggal 5 Juli 2021
aturan yang dikeluarkan atau dibuat oleh pemerintah harus dilakukan sosialisasi
dibuat tersebut. Sehingga pelanksaan terhadap aturan yang dibuat tersebut dapat
mobil dinas pada lingkungan Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu dan belum
melakukan pengembalian mobil dinas sedangkan masa jabatannya telah habis atau
telah pindah pada Dinas lainnya. Namun, sampai saat sekarang ini mereka tidak
Rokan Hilir Serta PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Aset
Milik Negara/Daerah Berikut jawaban yang penulis susun dalam bentuk tabel di
bawah ini:
Table 4.1
Jawaban Pengguna Mobil Dinas Pada Pemerintahan Kabupaten
Rokan Hulu yang Tidak Mengetahui Mengenai Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Rokan
Hulu Serta PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Aset
Milik Negara/Daerah
No Jawaban Jumlah Persentase
1 Mengetahui 5 25%
2 Tidak Mengetahui 35 75%
Jumlah 40 100%
Sumber: olah data lapangan pada tanggal 7 Juli 2021
Dari tabel di atas diketahui bahwa banyak pengguna mobil dinas pada
sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hulu masih kurang
Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Rokan Hulu
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok
sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. Oleh
sebab itu faktor komunikasi dianggap sebagai faktor yang sangat penting, karena
dalam setiap proses kegiatan yang melibatkan setiap unsur manusia dan
yang dilakukannya”.
keberhasilan dalam implementasi Perda diatas masih jauh dari apa yang
dinas yang masih digunakan oleh para pejabat yang tidak menjabat lagi serta para
pejabat yang telah dimutasi pada dinas lain pada pemerintahan di Kabupaten
mana hal tersebut merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk pendataan
56
Wawancara Dengan Bapak Abdul Haris Selaku Kepala Bagian Perlengkapan
Kabupaten Rokan Hulu Pada Tanggal 12 Juli 2021
Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Rokan Hulu
Negara/Daerah tidak dapat berjalan dengan baik. Maka hal ini dapat menghambat
pengguna mobil dinas yang belum mengembalikan mobil dinas sedangkan masa
jabatannya telah habis atau telah pindah kepada dinas lain pada pemerintahan
Rokan Hulu diperlukan penertiban langsung oleh pihak Satuan Polisi Pamong
Praja dalam melakukan penertiban terhadap mobil dinas yang masih digunakan
oleh pejabat yang telah habis masa jabatannya atau telah pindah kepada dinas lain
Rokan Hulu masih kurang kesadarannya untuk mengembalikan mobil dinas yang
digunakan secara sendiri pada bagian perlengkapan Setda Kabupaten Rokan Hulu.
disebabkan habisnya masa jabatan atau dilakukan mutasi pada dinas lainnya
sehingga keadaan mobil dinas pada pemerintahan di Kabupaten Rokan Hulu dapat
Hal ini sesuai dengan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018
Milik Negara/Daerah.57
Tabel 4.2
57
Hasil Wawancara dengan Bapak Kidaryanto selaku Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Rokan Hulu Pada hari Senin, tanggal 5 Juli 2021
sanksi yang masih kurang tegas. Sehingga penertiban terhadap para pejabat yang
masih menggunakan mobil dinas sedangkan masa jabatannya telah habis atau
telah dimutasi pada dinas lainnya disebabkan juga karena sanksi yang diberikan
dinas hanya diberikan teguran tertulis semata sehingga hal tersebut merupakan
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah daerah serta masyarakat pada
Tabel 4.3
1 Teguran Tertulis 8
2 Penarikan Paksa 36
3 Jumlah 46
potensi yang terkandung didalam diri Manusia, bisa juga diartikan sebagai
manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi atau biasa disebut juga
personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan. Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah Potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal didalam
organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik
personil bidang perlengkapan serta Satpol PP Rokan Hulu yang masih Minim.
Sehingga penertiban terhadap mobil dinas belum dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan ketentuan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang
tujuan individu. Didalam melakukan suatu kegiatan peran manusia sangat penting
didalamnya seperti melakukan usaha, dimana pola fikir dan tingkat kesadaran
sangat penting. Sumber Daya Manusia (SDM) yang mana lebih ditekankan
kepada manusia sangat perlu diperhatikan agar tidak terjadi tindakan sewenang-
wenang yang dapat menimbulkan permasalahan yang timbul baik dari dalam
tugas, perintah, dan anjuran atasan. Selain itu, harus ada kelayakan antara jumlah
staf yang dibutuhkan dan keahlian yang harus dimiliki sesuai tugas yang akan
dikerjakan.
Perda tersebut hendaknya perlu pemahaman interaksi antar aktor politik yang
dapat bersinergi dalam melakukan penertiban mobil dinas pada Kabupaten Rokan
Hulu. Pembenahan dalam struktur SDM merupakan langkah yang baik dalam
Hulu.
pelanggar kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yakni sesuai dengan Peraturan
Hal ini juga di jelaskan oleh Kepala Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu
dimana salah satu kendala yang dirasakan adalah mengenai sarana dan prasarana
yang masih kurang memadai serta jumlah personil yang masih kurang
tidak dapat berjalan secara maksimal dan efektif sesuai dengan apa yang
Milik Daerah Kabupaten Rokan Hulu Serta PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
yang baik dari berbagai intansi. Maka perlu difikirkan juga bagaimana pihak
atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Barang Milik
7. Faktor Mobil Dinas yang Tidak ada di Kabupaten Rokan Hulu dan Mobil Dinas
58
Hasil wawancara dengan bapak Suyanto Sebagai Kepala nspektorat Kabupaten Rokan
Hulu pda tanggal 6 Juli 2021
Rokan Hulu bahwa terdapat beberapa mobil dinas milik pemerintah Kabupaten
Rokan Hulu yang tidak berada di Kabupaten Rokan Hulu. Namun berada di
daerah lain. Selain itu ada juga beberapa mobil dinas milik pemerintah kabupaten
Rokan Hulu yang nomor polisinya telah diganti oleh pengguna mobil dinas yang
59
Hasil Wawancara dengan Bapak Kidaryanto selaku Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Rokan Hulu Pada hari Senin, tanggal 5 Juli 2021
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
82
5.2 Saran
2. Hendaknya antar lembaga terkait yakni Satuan Polisi Pamong Praja dan
yang digunakan oleh para pejabat yang telah habis masa jabatannya agar
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Aksara, Jakarta
Joko Widodo, 2001, Good Governance (Telaah dan Dimensi Akuntabilitas dan
Jimly Assiddiqie, 2010, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Press,
Jakarta
Jakarta
Kemitraan, Jakarta
Maju, Bandung
Grafika, Jakarta
Jakarta
Depdagri, Jakarta
Peraturan Perundang-undangan
Negara/Daerah
Artikel/Jurnal
2015
1990.