Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PEMAGANGAN

PERANAN NOTARIS DALAM PROSES LEGALISASI DAN WAARMERKING


AKTA DI BAWAH TANGAN DI KANTOR NOTARIS & PPAT EKA NURWULAN,
S.H., M.H.

Laporan Magang Ini disusun Untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Pemagangan

Oleh:
Nama :Asyrafi Ananda
No. Mahasiswa : 13410362

PROGRAM STUDI HUKUM


PROGRAM SARJANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PEMAGANGAN

PERANAN NOTARIS DALAM PROSES LEGALISASI DAN WAARMERKING


AKTA DI BAWAH TANGAN DI KANTOR NOTARIS & PPAT EKA NURWULAN,
S.H., M.H.

Oleh:
Nama :Asyrafi Ananda
No. Mahasiswa : 13410362

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Magang

Pada tanggal: 29 Februari 2021

Dosen Pembimbing Magang

Indah Parmitasari, S.H., M.H.

i
PERNYATAAN BEBAS PENJIPLAKAN

“Saya, yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Laporan Magang ini ditulis

dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan plagiasi karya orang lain.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup

menerima hukuman/sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.”

Yogyakarta, 2 Februari 2021

Yang membuat pernyataan,

Asyrafi Ananda

NIM: 13410362

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan Laporan Magang Kantor Notaris dan PPAT Rio

K. Wironegoro, S.H., M.Hum yang telah selesai dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2021

sampai dengan 6 Februari 2021. Pada kesempatan magang kali ini, Penulis fokus membahas

terkait “Peranan Notaris dalam Proses Legalisasi dan Waarmerking Akta di Bawah

Tangan di Kantor Notaris dan PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H.”

Tidak lupa shalawat serta salam Penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang kita tunggu syafaatnya di Hari Kiamat nanti dan karena ialah yang

mengantarkan kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman penuh ilmu pengetahuan seperti

sekarang ini.

Laporan Pemagangan ini disusun berdasarkan pengalaman yang diperoleh secara

langsung oleh Penulis selama melaksanakan “Kegiatan Magang” di Kantor Notaris dan PPAT

Eka Nurwulan, S.H., M.H.. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademis dalam

Mata Kuliah Kemahiran Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Islam Indonesia. Penulis menyadari banyaknya kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam

penyusunan laporan ini, untuk itu segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun

akan Penulis terima untuk kemajuan proses belajar Penulis agar kedepannya menjadi lebih

baik.

Pada kesempatan kali ini Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah serta pertolongan-Nya, Penulis selalu

diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan magang di Kantor Notaris dan PPAT

dengan lancar;

iii
2. Kepada Ibu Eka Nurwulan, S.H., M.H., selaku pimpinan instansi Kantor Notarisdan PPAT

yang mendampingi Penulis dalam pelaksanaan kegiatan Pemagangan;

3. Kepada Mas Sandy dan Mba Resty, selaku mentor dalam instansi pemagangan yang

mendampingi Penulis dalam pelaksanaan kegiatan Pemagangan;

4. Kepada Ibu Indah Parmitasari, S.H., M.H, selaku Dosen Pembimbing Pemagangan Penulis

yang telah memberikan pengarahan kepada Penulis dalam pelaksanaan Pemagangan dan

memotivasi Penulis untuk menyelesaikan Pemagangan ini, serta Asisten Dosen

Pemagangan;

5. Mba Yulia Rizki Rahmawati S.H, yang telah sabar dan aktif dalam membimbing Kelas A

Mata Kuliah Pemagangan. Semoga kesehatan, rahmat, serta Ridha Allah selalu

menyertainya.

Akhir kata, Peneliti mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak

yang turut berpartisipasi dalam Pemagangan ini, semoga Laporan Pemagangan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................... i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Tujuan Magang .......................................................................................................... 5
C. Target Magang ........................................................................................................... 5
D. Bidang Magang........................................................................................................... 5
E. Lokasi Magang ........................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................. 7
A. Pengertian Notaris ...................................................................................................... 7
B. Wewenang Notaris ..................................................................................................... 8
C. Legalisasi dan Waarmerking ..................................................................................... 10
BAB III LAPORAN KEGIATAN MAGANG ................................................................. 12
A. Laporan Umum ........................................................................................................ 12
B. Laporan Khusus ........................................................................................................ 15
1. Mengetahui Syarat, Tata Cara, dan Peranan Notaris dalam Legalisasi Akta
di Bawah Tangan ............................................................................................... 16
2. Mengetahui Syarat, Tata Cara, dan Peranan Notaris dalam Akta
di Bawah Tangan ............................................................................................... 17
3. Mengetahui Sanksi Bagi Notaris Yang Melanggar Ketentuan dalam
Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris .................................... 19
4. Mengetahui Perbedaan Antara PPAT di Wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Provinsi Lain .......................................... 20
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 21
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 24
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 26

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemagangan di Universitas Islam Indonesia merupakan suatu proses belajar

mengajar atau praktek langsung bagi mahasiswa untuk menambah wawasan

pengetahuan, keterampilan dan etika pergaulan khususnya pada lingkungan kerja

nyata bagi mahasiswa sebelum mahasiswa tersebut memasuki dunia kerja yang

sebenarnya, sehingga diharapkan setelah mahasiswa lulus bukan hanya menguasai

ilmu dalam perkuliahan saja tetapi juga dapat menerapkan dengan baik ilmu dari

perkuliahan tersebut agar bermanfaat bagi dirinya dimana tempat mahasiswa

tersebut bekerja nantinya. Pemagangan adalah salah satu mata kuliah di Program

Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang wajib diikuti

oleh mahasiswa dengan bobot 2 SKS (Satuan Kredit Semester).

Kegiatan Magang nantinya diharapkan bisa mendorong kreativitas

mahasiswa dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang tenaga kerja yang bekerja

pada suatu tempat atau instansi. Pada tahap ini, mahasiswa akan dituntut untuk

menerapkan atau mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan selama

mengikuti kegiatan perkuliahan dan menerapkannya kedalam dunia kerja nyata.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum diharapkan mampu untuk menerapkan teori

maupun praktik hukum dengan baik pada saat menjalankan perannya sebagai

seorang tenaga kerja. Harapannya di kemudian hari adalah, baik mahasiswa

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang

telah melaksanakan kegiatan Magang, akan dapat mengerti serta memahami seluk-

1
beluk persoalan yang ada di dalam dunia kerja, seperti halnya bagaimana cara

mengatasi permasalahan dalam dunia kerja, dan mengetahui cara menjalankan

peran sebagai seorang pekerja dengan baik dan benar.

Salah satu instansi Magang yang akan diambil pada saat ini adalah di

instansi Notaris dan PPAT. Bagi penulis, pengambilan magang di Notaris dan

PPAT dikarenakan untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana peranan notaris

dalam proses legalisasi dan waarmerking akta di bawah tangan.

Notaris berasal dari kata “nota literaria” yaitu tanda tulisan atau karakter

yang dipergunakan untuk menuliskan atau menggambarkan ungkapan kalimat yang

disampaikan narasumber. Tanda atau karakter yang dimaksud merupakan tanda

yang dipakai dalam penulisan cepat (private notary) yang ditugaskan oleh

kekuasaan umum untuk melayani kebutuhan masyarakat akan alat bukti autentik

yang memberikan kepastian hubungan Hukum Perdata. Dalam pengertian harian

notaris adalah orang yang diangkat oleh pemerintah untuk membuat akta autentik

atau akta resmi. Notaris adalah pejabat umum, seorang menjadi pejabat umum

adalah apabila ia diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah dan diberi wewenang

dan kewajiban untuk melayani publik dalam hal-hal tertentu.1

Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

(selanjutnya disebut Undang-Undang Jabatan Notaris), pengertian notaris tersebut

diubah sehingga menjadi: Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk

1
R. Soegeondo Notodisoerjo, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1993 hlm. 44.

2
membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya.2

Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tidak hanya akta autentik yang

dapat dijadikan sebagai dasar perikatan atau perjanjian atas perbuatan hukum yang

dilakukan oleh 2 (dua) belah pihak atau lebih baik itu mengenai jual beli, sewa

menyewa, pinjam pakai, dan lain sebagainya mengenai barang atau jasa. Selain akta

autentik, dikenal juga akta di bawah tangan. Akta di bawah tangan ini diatur dalam

Pasal 1874 KUHPerdata. Akta di bawah tangan biasanya dibuat oleh salah satu

pihak ataupun bersama-sama yang isinya merupakan kesepakatan dari kedua belah

pihak untuk mengikatkan diri terhadap sebuah perikatan atau perjanjian dan

biasanya terdapat materai di dalam akta di bawah tangan tersebut.

Agar kepastian dan perlindungan hukum benar-benar tercapai bagi para

pihak yang melakukan perjanjian atau perikatan, maka biasanya kedua belah pihak

akan membawa akta di bawah tangan tersebut kepada notaris untuk dilakukan

legalisasi atau waarmerking. Legalisasi dan waarmerking adalah dua proses yang

juga merupakan wewenang dari notaris. Dalam Undang-Undang Jabatan Notaris,

proses legalisasi dan waarmerking sama-sama diatur dalam Pasal 15 ayat (2),

dimana legalisasi diatur dalam huruf a sedangkan waarmerking diatur dalam huruf

b. Meskipun kedua proses tersebut termasuk merupakan kewenangan notaris,

namun legalisasi dan waarmerking memiliki perbedaan.

2
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, Ps. 1 angka 1.

3
Perbedaan antara keduanya yaitu adalah apabila kedua belah pihak atau

lebih mengajukan legalisasi kepada notaris terhadap akta di bawah tangan yang

telah dibuat, maka pihak-pihak dalam akta tersebut melakukan tanda tangan di

hadapan notaris yang sebelumnya telah ditunjuk oleh pihak-pihak dan kemudian

notaris akan melakukan pengesahan tanda tangan dan menetapkan tanggal lalu

dicatatkan dalam Buku Legalisasi. Selain itu, notaris juga dapat membacakan dan

menjelaskan isi dari akta tersebut. Dalam legalisasi, kedua belah pihak atau lebih

terikat untuk melaksanakan hak dan kewajiban sesuai tanggal yang telah ditetapkan

oleh notaris.

Sedangkan pada waarmerking, pihak-pihak yang terikat dalam suatu akta di

bawah tangan tersebut terlebih dahulu menandatangani akta yang telah disepakati

tersebut lalu baru membawanya ke kantor notaris untuk dilakukan waarmerking,

yaitu notaris akan mencatatkan akta yang telah ditandatangani oleh pihak-pihak ke

dalam buku yang telah disediakan untuk itu dengan tujuan ada pihak lain yang

mengetahui tentang adanya akta tersebut. Berbeda dengan legalisasi, hak dan

kewajiban kedua belah pihak atau lebih mulai berlaku sesuai yang telah disepakati

oleh pihak-pihak.

Berdasarkan uraian diatas maka Penulis tertarik melaksanakan program

magang ini di Kantor Notaris dan PPAT Rio K. Wironegoro, S.H., M.Hum yang

berkedudukan di Jl. Jayaningprangan No. 9, Gunungketur, Pakualaman, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan fokus Pemagangan adalah

mengenai peranan notaris dalam proses legalisasi dan waarmerking akta di bawah

tangan.

4
B. Tujuan Magang

Tujuan dari dilaksanakan pemagangan di Kantor Notaris dan PPAT ini antara lain:

1. Untuk mengetahui syarat-syarat proses legalisasi dan waarmerking akta di

bawah tangan oleh notaris;

2. Untuk mengetahui prosedur dan tata cara legalisasi dan waarmerking akta di

bawah tangan oleh notaris;

3. Untuk memahami cara dan prosedur penanganan konsultasi dengan klien terkait

legalisasi dan waarmerking akta di bawah tangan di Kantor Notaris dan PPAT;

4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami pada saat proses legalisasi dan

waarmerking akta di bawah tangan.

C. Target Magang

1. Mengetahui syarat-syarat proses legalisasi dan waarmerking akta di bawah

tangan oleh notaris;

2. Mampu mengetahui prosedur dan tata cara legalisasi dan waarmerking akta di

bawah tangan oleh notaris;

3. Mampu memahami cara dan prosedur penanganan konsultasi dengan klien

terkait legalisasi dan waarmerking akta di bawah tangan di Kantor Notaris dan

PPAT;

4. Mampu mengetahui kendala-kendala yang dialami pada saat proses legalisasi

dan waarmerking akta di bawah tangan.

D. Bidang Magang

Bidang magang yaitu fokus pada peranan Notaris dalam proses legalisasi dan

waarmerking akta di bawah tangan

5
E. Lokasi Magang

Nama Instansi Pemagangan : Kantor Notaris dan PPAT Rio K.

Wironegoro, S.H., M.Hum.

Pimpinan Instansi : Rio K. Wironegoro, S.H., M.Hum.

Alamat Lengkap Instansi : Jl. Jayaningprangan No. 9, Gunungketur,

Pakualaman, Kota Yogyakarta

Nomor Telepon Instansi : (0274) 545960

Alamat E-mail Instansi :-

Nomor Faximile Instansi : (0274) 554626

Nama Mentor : Rio K. Wironegoro, S.H., M.Hum.

Nomor Telepon Mentor : +628122955339

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Notaris

Notaris berasal dari kata “nota literaria” yaitu tanda tulisan atau karakter

yang dipergunakan untuk menuliskan atau menggambarkan ungkapan kalimat yang

disampaikan narasumber. Tanda atau karakter yang dimaksud merupakan tanda

yang dipakai dalam penulisan cepat (private notary) yang ditugaskan oleh

kekuasaan umum untuk melayani kebutuhan masyarakat akan alat bukti autentik

yang memberikan kepastian hubungan Hukum Perdata. Dalam pengertian harian

notaris adalah orang yang diangkat oleh pemerintah dalam hal ini adalah

Kementerian Hukum dan HAM untuk membuat akta autentik atau akta resmi.

Notaris adalah pejabat umum, seorang menjadi pejabat umum adalah apabila ia

diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah dan diberi wewenang dan kewajiban

untuk melayani publik dalam hal-hal tertentu.3 Notaris selain memiliki tugas

sebagai pejabat umum dan memiliki wewenang untuk membuat akta autentik,

notaris juga diberikan kewenangan lainnya sesuai dengan yang diatur dalam

Undang-Undang Jabatan Notaris.4

Pengertian notaris dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Jabatan Notaris,

yaitu adalah: Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta

autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya.5

3
R. Soegeondo Notodisoerjo, Loc. Cit.
4
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2009, hlm. 13
5
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, Loc. Cit.

7
Menurut Habib Adjie, Notaris merupakan suatu jabatan publik yang

mempunyai karakteristik yaitu sebagai Jabatan, artinya Undang-Undang Jabatan

Notaris merupakan unifikasi di bidang pengaturan Jabatan Notaris, artinya satu-

satunya aturan hukum dalam bentuk undang-undang yang mengatur Jabatan

Notaris di Indonesia, sehingga segala hal yang berkaitan dengan notaris di

Indonesia harus mengacu kepada Undang-Undang Jabatan Notaris. Jabatan Notaris

merupakan suatu lembaga yang diciptakan oleh negara. Menempatkan Notaris

sebagai jabatan merupakan suatu bidang pekerjaan atau tugas yang sengaja dibuat

oleh aturan hukum keperluan dan fungsi tertentu (kewenangan tertentu) serta

bersifat berkesinambungan sebagai suatu lingkungan pekerjaan tetap.6

B. Wewenang Notaris

Dalam menjalankan pekerjaannya, notaris harus sesuai dengan

wewenangnya. Wewenang notaris dalam menjalankan pekerjaannya diatur dalam

Pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Di pasal

tersebut dijelaskan kewenangan notaris dalam menjalankan pekerjaannya antara

lain sebagai berikut:7

a) Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan,

perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan

dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam

6
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Tafsir Tematik Terhadap Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung, 2008, hlm. 32-34.
7
Habib Adjie, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung, 2015, hlm 2.

8
Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta,

memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang

pembuatan salinan tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain

atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.

b) Notaris juga berwenang untuk:8

1) mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah

tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

2) membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

3) membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat

uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;

4) melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;

5) memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan Akta;

6) membuat Akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau

7) membuat Akta risalah lelang.

Selain yang diatur dalam Undang-Undang Perubahan tentang Jabatan

Notaris, terdapat juga wewenang notaris yang berada di peraturan perundang-

undangan lainnya. Hal ini didasarkan pada Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang

Jabatan Notaris yang menyebutkan bahwa notaris dapat memiliki kewenangan yang

diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya. Kewenangan notaris lainnya

tersebut antara lain notaris memiliki wewenang dalam pendaftaran PT dan

pendirian perkumpulan serta yayasan.

8
Ibid.

9
C. Legalisasi dan Waarmerking

1. Legalisasi

Legalisasi dalam pengertian sebenarnya adalah membuktikan bahwa

dokumen yang dibuat oleh para pihak itu memang benar-benar ditandatangani oleh

para pihak yang membuatnya. Oleh karena itu diperlukan kesaksian seorang Pejabat

Umum yang diberikan wewenang untuk itu yang dalam hal ini adalah notaris untuk

menyaksikan penandatanganan tersebut pada tanggal yang sama dengan waktu

penandatanganan itu. Dengan demikian Legalisasi itu adalah melegalisasi dokumen

yang dimaksud dihadapan notaris dengan membuktikan kebenaran tanda tangan

penandatangan dan tanggalnya.9

Dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a Undang-Undang Jabatan Notaris, notaris

dalam jabatannya, berwenang mengesahkan tanda tangan dan menetapkan

kepastian tanggal surat di bawah tangan, dengan mendaftar dalam buku khusus.

Ketentuan ini, merupakan legalisasi terhadap akta di bawah tangan, yang dibuat

sendiri oleh orang perseorangan, atau oleh para pihak, di atas kertas yang bermaterai

cukup, dengan jalan pendaftaran dalam buku khusus, yang disediakan oleh notaris.

Poin dari legalisasi ini adalah, para pihak membuat suratnya, dibawa ke notaris, lalu

menandatanganinya di hadapan notaris, kemudian dicatatkan dalam Buku

Legalisasi. Tanggal pada saat penandatanganan dihadapan notaris itulah, sebagai

tanggal terjadinya perbuatan hukum, yang melahiran hak dan kewajiban antara para

pihak.10

9
Ayu Riskiana Dinaryanti, Tinjauan Yuridis Legalisasi Akta di Bawah Tangan Oleh Notaris,
Jurnal Hukum, Edisi No. 3 Vol. 1, 2013 hlm. 6.
10
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt54b7b0bedaa2a/perbedaan-legalisasi-dan-
iwaarmerking-i-dokumen/ diakses pada tanggal 25 Januari 2021 pada pukul 18.38 WIB

10
2. Waarmerking

Selain memiliki kewenangan untuk melakukan legalisasi, dalam Pasal 15

ayat (2) Undang-Undang Jabatan Notaris, notaris juga memiliki kewenangan untuk

melakukan pembukuan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku

khusus. Kewenangan tersebut disebut sebagai waarmerking.

Waarmerking (register) yaitu pembukuan yang dilakukan oleh seorang

notaris berdasarkan keinginan pihak yang aktanya akan didaftarkan untuk

dibukukan ke dalam sebuah buku khusus yang dimiliki oleh notaris yang

bersangkutan.11

Perbedaan yang mencolok dari waarmerking dan legalisasi yaitu terlihat

pada kapan tanda tangan notaris dan tanda tangan para pihak dalam akta tersebut

dibubuhkan. Pada waarmerking, pembubuhan tanda tangan oleh notaris tersebut

dilakukan di waktu yang berbeda setelah para pihak dalam akta telah menyepakati

dan menandatangani akta tersebut terlebih dahulu. Jadi, tanggal ditandatanganinya

akta oleh para pihak berbeda dan lebih dahulu dari pada tanggal ditandatanganinya

akta tersebut oleh notaris. Sedangkan pada legalisasi yaitu waktu penandatanganan

antara para pihak yang terkait dalam akta dan notaris harus sama. Dengan arti lain

bahwa akta tersebut disahkan dihadapan Notaris dengan ditandatangani oleh para

pihak terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan tanda tangan oleh notaris pada

waktu yang sama.

11
N Wahyu Triashari, Sagung Putri M.E. Purwani, Analisis Yuridis Akta di Bawah Tangan Yang
Di Waarmerking dan Di Legalisasi, Jurnal Hukum, Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Udayana, 2014 hlm. 3.

11
BAB III

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

A. Laporan Umum

Penulis melakukan kegiatan Pemagangan secara mandiri di Kantor Notaris

dan PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H. yang berkedudukan di Jl. Kepatihan No. 23,

Gunungketur, Pakualaman, Klaten, Jawa Tengah. Kantor Notaris ini memiliki

wilayah kerja di Klaten.

Kantor Notaris dan PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H memiliki 6 (enam)

staff yang terdiri dari 3 (tiga) staff magang dari ALB (Anggota Luar Biasa)INI dan

3 (tiga) orang lain sebagai staff tetap di Kantor Notaris dan PPAT Eka Nurwulan,

S.H., M.H. Hari kerja kantor tersebut dari hari Senin hingga Sabtu dengan jam

kerja pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sedangkan untuk hari Sabtu kantor

tersebut tetap beroperasi dimulai pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB (setengah

hari), namun yang masuk hanyalah staff tetap Kantor Notaris.

Ketika memasuki kantor tersebut maka akan disambut oleh staff yang selalu

siap untuk menyambut dan menerima klien. Apabila ada klien yang datang secara

bersamaan, maka dapat menunggu di ruang tunggu terlebih dahulu, selain itu

Kantor Notaris dan PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H juga memiliki beberapa

tempat untuk klien berkonsultasi baik dengan staff ataupun langsung dengan

Notaris dan PPAT. Dan juga setiap tempat untuk berkonsultasi dan menunggu

juga disediakan hand sanitizer untuk mencegah penyebaran Covid-19.

1. Kegiatan di Minggu Pertama

Belajar mengenai dasar-dasar jabatan notaris dalam UUJA dari pasal 1 hingga

pasal 92 serta berdiskusi dengan mentor dalam pendirian PT, dan sedikit

mengenai kode etik notaris. Berkenalan dengan pimpinan dan staf di kantor

12
notaris dan ppat Eka Nurwulan, S.H., M.H.

2. Kegiatan di Minggu Kedua

Belajar diskusi mengenai kode etik notaris , bentuk anatomi akta notaris, akta

di bawah tangan serta wewenang notaris terhadap akta dibawah tangan

bersama dengan mentor instansi pemagangan.

3. Kegiaatan di Minggu Ketiga

Mempelajari dan berdiskusi tentang dasar-dasar profesi PPAT sesuai dengan

dasar bersama dengan mentor dan juga mempelajari mengenai bentuk dan

anatomi akta PPAT serta praktek membuat draft akta PPAT

13
Jadwal pelaksanaan magang dimulai sejak tanggal 18 Januari 2021 – 2

Februari 2021, rincian sebagai berikut :

WAKTU KERJA
HARI/ JUMLAH
NO AKTIVITAS
TANGGAL DATANG PULANG JAM

Penerjunan dan
pengenalan dengan
seluruh staff dan
lingkungan di Kantor
Notaris dan PPAT Eka
1. 18/01/2021 08.00 16.00 8 Jam Nurwulan, S.H., M.H
serta sedikit penjelasan
materi
tentang perbedaan
notaris dengan PPAT
oleh mentor.
Pembahasan dan diskusi
mengenai Pasal 1-15
Undang-Undang
Jabatan Notaris, yang
2. 19/01/2021 08.00 16.00 8 Jam berisi mengenai
pengertian notaris
pengangkatan dan
pemberhentian notaris,
serta kewenangannya.
Pembahasan dan diskusi
mengenai Pasal 16-48
Undang-Undang
Jabatan Notaris, yang
berisi mengenai
3. 20/01/2021 08.00 16.00 8 Jam
kewajiban notaris,
larangan notaris,
kedudukan notaris, cuti
notaris, dan honorarium
bagi notaris.
Pembahasan dan diskusi
4. 21/01/2021 08.00 16.00 8 Jam mengenai Pasal 49-68
Undang-Undang

14
Jabatan Notaris, yang
berisi mengenai bentuk
akta notaris,
pemanggilan dan
pengawasan notaris.
Mentor juga
menunjukkan bentuk
dari minuta dan salinan
akta notaris.
Pembahasan dan diskusi
mengenai Pasal 69-92
Undang-Undang
Jabatan Notaris, yang
5. 22/01/2021 08.00 16.00 8 Jam berisi mengenai Majelis
Pengawas Notaris dan
organisasi notaris yaitu
INI (Ikatan Notaris
Indonesia)
Pembahasan dan diskusi
mengenai Kode Etik
6. 25/01/2021 08.00 16.00 8 Jam Notaris beserta dengan
Peraturan Perkumpulan
INI
Pembahasan detail
mengenai bentuk dan
7. 26/01/2021 08.00 16.00 8 Jam anatomi akta serta
praktik membuat draft
akta notaris
Mempelajari buku-buku
yang wajib dimiliki oleh
notaris sesuai dalam
Undang-Undang
Jabatan Notaris seperti
bundel minuta akta,
8. 27/01/2021 08.00 16.00 8 Jam
buku legalisasi, buku
waarmerking, klaper,
buku daftar wasiat, buku
daftar akta protes, dan
buku daftar pendirian
PT

15
Mempelajari berkas
akta pendirian PT dan
berdiskusi bersama
mentor mengenai
kewenangan notaris
9. 28/01/2021 08.00 16.00 8 Jam dalam pendirian PT dan
mempelajari jenis
klasifikasi suatu PT
sesuai dalam Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI)
Mempelajari tata cara
dan prosedur dalam
legalisasi dan
10. 29/01/2021 08.00 16.00 8 Jam waarmerking serta
praktik membuat kata-
kata untuk legalisasi dan
waarmerking
Pembahasan dan diskusi
mengenai dasar-dasar
profesi PPAT (Pejabat
Pembuat Akta Tanah)
11. 1/02/21 08.00 16.00 8 Jam sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 37
Tahun 1998 dan
Pemerintah Nomor 24
Tahun 2016
Pembahasan detail
mengenai bentuk dan
12. 2/02/21 08.00 16.00 8 Jam anatomi akta serta
praktik membuat draft
akta PPAT.
TOTAL JAM KESELURUHAN 96 JAM

16
B. Laporan Khusus

1. Mengetahui Syarat, Tata Cara, dan Peranan Notaris dalam Legalisasi

Akta di Bawah Tangan

Di Kantor Notaris dan PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H, syarat untuk

dilakukannya legalisasi adalah para pihak yang ingin akta di bawah tangannya

dilegalisasi untuk datang ke Kantor dengan kondisi bahwa akta di bawah tangan

tersebut belum ditandatangani oleh para pihak. Bentuk dari akta tersebut

merupakan kehendak dan bergantung pada kesepakatan bagi para pihak, jadi tidak

ada ketentuan yang mengatur bentuk akta di bawah tangan untuk dilegalisasi. Di

Kantor Notaris dan PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H, yang biasanya diajukan oleh

pihak untuk dilakukan legalisasi adalah surat kuasa, namun juga ada berbagai

macam akta di bawah tangan yang dilegalisasi, tidak ada batasannya.

Lalu tata cara dan prosedur dalam melakukan legalisasi yaitu setelah para

pihak datang menghadap notaris dengan membawa akta di bawah tangan yang

belum ditandatangani, akta di bawah tangan tersebut sebenarnya dapat dibacakan

oleh notaris agar para pihak mengerti apa yang ditandatanganinya, akan tetapi

pembacaan itu bukanlah kewajiban bagi notaris. Lalu setelah itu diberi cap stempel

dan diberi paraf oleh notaris di setiap halamannya. Setelah itu para pihak

menandatangani akta di bawah tangan tersebut di hadapan notaris. Lalu notaris

menambahkan kata-kata di bawah akta di bawah tangan tersebut dengan contoh

sebagai berikut:

Nomor: 002/XI/LEG/NOT/2020
Melihat dan mengesahkan tanda tangan dari : -----------------------------------
- Nyonya WANDA;
- Tuan VISION;
Tersebut diatas
Pada hari ini, Senin tanggal 02-11-2020 (dua November dua ribu dua
puluh), oleh saya
17
EKA NURWULAN, Sarjana Hukum, Magister Hukum, Notaris di
Yogyakarta.

NOTARIS DI KLATEN

TTD

(Eka Nurwulan, S.H., M.H.)

Setelah diberi kata-kata tersebut, maka suatu akta di bawah tangan telah

selesai dilegalisasi oleh seorang notaris. Proses legalisasi itu sendiri tidak memakan

waktu yang lama, hanya sekitar 15-20 menit. Setelah proses legalisasi selesai,

notaris mencatatkan nomor legalisasi dan jenis akta serta para pihak ke dalam Buku

Daftar Legalisasi.

Maka disini peran notaris dalam legalisasi yaitu adalah mengesahkan

tanggal dan tanda tangan para pihak dalam suatu akta di bawah tangan lalu

mencatatkannya ke dalam Buku Daftar Legalisasi.

2. Mengetahui Syarat, Tata Cara, dan Peranan Notaris dalam Akta di Bawah

Tangan

Sedangkan syarat untuk dilakukannya waarmerking Di Kantor Notaris dan

PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H adalah para pihak yang ingin akta di bawah

tangannya diwaarmerking untuk datang ke Kantor dengan kondisi bahwa akta di

bawah tangan tersebut telah ditandatangani oleh para pihak, serta tidak ada batasan

maksimal berapa hari sejak ditandatanganinya akta di bawah tangan tersebut

untuk kemudian dilakukan waarmerking. Selain itu, bentuk dari akta tersebut

merupakan kehendak dan bergantung pada kesepakatan bagi para pihak, karena

merupakan akta di bawah tangan, jadi tidak ada ketentuan yang mengatur

mengenai bentuk akta di bawah tangan untuk diwaarmerking. Di Kantor Notaris

18
dan PPAT Eka Nurwulan, S.H., M.H, yang biasanya diajukan oleh pihak untuk

dilakukan waarmerking adalah surat kuasa, namun juga ada berbagai macam akta

di bawah tangan yang diwaarmerking, tidak ada batasannya.

Lalu tata cara dan prosedur dalam melakukan waarmerking yaitu setelah

para pihak datang menghadap notaris dengan membawa akta di bawah tangan yang

telah ditandatangani, akta di bawah tangan tersebut sebenarnya dapat dibacakan

oleh notaris agar para pihak mengerti apa yang ditandatanganinya lalu diberi cap

stempel dan diberi paraf oleh notaris di setiap halamannya. Selain itu juga agar

notaris tau apa isi dari akta di bawah tangan tersebut. Setelah itu para pihak

menyerahkan akta di bawah tangan tersebut kepada notaris untuk ditambahkan

kata-kata di bawah akta di bawah tangan tersebut dengan contoh sebagai berikut:

Nomor: 099/XI/W/NOT/2020
“Dibukukan dan Didaftarkan pada hari, Rabu tanggal 02-01-2020 (dua
November dua ribu dua puluh), oleh saya, EKA NURWULAN, Sarjana
Hukum, Magister Humaniora, Notaris di Yogyakarta”

NOTARIS DI KLATEN

TTD

(Eka Nurwulan, S.H., M.H.)

Maka disini peran notaris dalam waarmerking yaitu adalah mendaftarkan

dan membukukan akta di bawah tangan para pihak ke dalam Buku Daftar

Waarmerking.

19
3. Mengetahui Sanksi Bagi Notaris Yang Melanggar Ketentuan dalam

Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris

Dalam melaksanakan tugas dan jabatannya, seorang notaris harus

berpedoman pada Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. Kedua

aturan tersebut berbeda isinya, namun tetap harus dijunjung tinggi oleh notaris.

Yang berwenang untuk menjatuhkan sanksi apabila seorang notaris melanggar

ketentuan dalam Undang-Undang Jabatan Notaris adalah Majelis Pengawas Daerah

dan Wilayah Notaris, Majelis Wilayah Notaris juga berwenang untuk mengusulkan

sanksi pemberhentian notaris pada Majelis Pengawas Pusat Notaris. Sedangkan

yang berwenang untuk menjatuhkan sanksi apabila seorang notaris melanggar

ketentuan dalam Kode Etik Notaris adalah Dewan Kehormatan Notaris.

Apabila seorang notaris dikenai sanksi pemberhentian sementara dan tidak

hormat karena berulang kali melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Jabatan

Notaris, maka notaris tersebut tidak boleh membuka kantornya karena Majelis

Pengawas Pusat Notaris dapat mengusulkan kepada Kementrian Hukum dan HAM

untuk membekukan bahkan mencabut SK seorang notaris sehingga tidak dapat

melakukan praktik notarisnya. Sedangkan apabila seorang notaris dikenai sanksi

pemberhentian sementara dan tidak hormat karena berulang kali melanggar

ketentuan dalam Kode Etik Notaris, yang diberhentikan adalah keanggotaannya

dalam organisasi Ikatan Notaris Indonesia (INI) sehingga notaris masih dapat

membuka kantornya dan melaksanakan pekerjaannya sebagai notaris akan tetapi

bukan sebagai anggota Ikatan Notaris Indonesia (INI).

20
4. Mengetahui Perbedaan Antara PPAT di Wilayah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Dengan Provinsi Lain

Perbedaannya yaitu apabila seorang Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

di wilayah Provinsi DIY membantu melakukan proses perpanjangan Hak Guna

Bangunan (HGB) bagi masyarakat Etnis Tionghoa di Provinsi DIY, maka saat akan

melakukan proses perpanjangan tersebut harus menunggu Surat Keputusan dari

Gubernur DIY. Hal ini sesuai yang diatur dalam Instruksi Wakil Kepala Daerah

DIY No. K.898/I/A/1975 tanggal 5 Maret 1975 tentang Penyeragaman Policy

Pemberian Hak Atas Tanah kepada Seorang WNI Nonpribumi, dimana dalam

Instruksi tersebut diatur bahwa WNI Nonpribumi yang dalam hal ini termasuk Etnis

Tionghoa tidak dapat memiliki Hak Milik terhadap tanah, WNI Etnis Tionghoa

tersebut hanya berhak atas Hak Guna Bangunan (HGB). Peraturan ini hanyalah

terdapat di Provinsi DIY, dan tidak ada di provinsi lainnya. Oleh karena itu, PPAT

di wilayah Provinsi DIY dalam membantu pengurusan perpanjangan HGB bagi

WNI Etnis Tionghoa berbeda dengan provinsi lain.

21
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan magang ini, Penulis mendapatkan banyak pengetahuan

secara nyata dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh saat kuliah,

sehingga dapat dipraktikkan secara maksimal dan optimal ketika melaksanakan

magang. Walaupun pada kenyataannya tidak semua ilmu yang diperoleh saat kuliah

dapat diimplementasikan saat kegiatan Pemagangan, tetapi setidaknya ilmu berupa

teori tersebut tetap dapat dipraktikkan. Selain itu, magang adalah sarana bagi

Penulis untuk mengenal dunia kerja nyata sekaligus mengenal lingkungan dan

kondisi kerja yang nantinya akan dihadapi Penulis setelah lulus kuliah.

Inti dari kegiatan Pemagangan ini sendiri yaitu adalah untuk mencapai

target magang yang telah ditentukan sendiri oleh Penulis. Target utama dalam

pemagangan ini telah tercapai yaitu untuk mengetahui peranan notaris dalam

legalisasi dan waarmerking akta di bawah tangan, serta mengetahui syarat dan tata

cara legalisasi dan waarmerking terhadap akta di bawah tangan.

Sedangkan mengenai target untuk ikut dalam penanganan konsultasi klien

terhadap proses legalisasi dan waarmerking belum tercapai, dikarenakan pada saat

Penulis melaksanakan Pemagangan tidak ada klien yang datang untuk melakukan

proses legalisasi dan waarmerking. Selain itu, target untuk mengetahui kendala-

kendala dalam proses legalisasi dan waarmerking juga belum tercapai, karena

berdasarkan penjelasan Notaris Rio K. Wironegoro, selama ini tidak ada kendala

yang berarti dalam proses legalisasi dan waarmerking akta di bawah tangan.

22
Walaupun ada beberapa target Pemagangan yang tidak tercapai, Penulis

tetap mendapat banyak pengetahuan dan informasi baru terkait dengan Notaris dan

PPAT yang telah Penulis jelaskan dalam Laporan Khusus Pemagangan yang telah

disebutkan diatas.

Berdasarkan uraian Penulis dalam Laporang Magang diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam dunia kerja diperlukan tanggung jawab, ketelitian,

kesabaran yang tinggi atas semua pekerjaan yang dikerjakan dan disiplin waktu

menjadi tanggung jawab kita agar tugas-tugas yang diberikan dapat diselesaikan

dengan baik dan tepat waktu. Selain itu penulis berkesimpulan bahwa dengan

mengikuti kegiatan Pemagangan di Kantor Notaris dan PPAT Rio K. Wironegoro,

S.H., M.Hum, maka dapat menambah pengetahuan dan informasi serta menambah

pengalaman Penulis dalam dunia kerja khususnya dunia kenotariatan dan PPAT.

Dan semoga dengan adanya kegiatan Pemagangan ini dapat bermanfaat bagi

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, bagi instansi

Pemagangan yang dituju, dan tentunya bagi Fakultas Hukum Universitas Islam

Indonesia itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan

kegiatan pemagangan, maka penulis hendak memberikan saran kepada Fakultas

Hukum Universitas Islam Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan Pemagangan

ini, yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pemagangan terlalu singkat, hanya 2 (dua) minggu lebih beberapa

hari. Hal ini karena kebijakan kampus dalam menentukan minimal jam

23
Pemagangan hanya 96 (sembilan puluh enam) jam. Minimal jam tersebut

menurut Penulis dirasa terlalu singkat sehingga pengalaman yang didapat tidak

terlalu banyak. Dengan minimal jam yang menurut Penulis terlalu sebentar

tersebut, dikhawatirkan nantinya akan membuat Mahasiswa cepat merasa puas

karena minimal jam dalam Pemagangan hanya sedikit.

Penulis menyarankan untuk kedepannya minimal jam Pemagangan tersebut

untuk ditingkatkan lagi agar pengalaman yang didapat bisa menjadi lebih

banyak bagi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

kedepannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, UII Press, Yogyakarta,

2009

Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Tafsir Tematik Terhadap Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Refika Aditama,

Bandung, 2008

, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung,

2015

R. Soegeondo Notodisoerjo, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 1993

B. Jurnal

Ayu Riskiana Dinaryanti, Tinjauan Yuridis Legalisasi Akta di Bawah Tangan Oleh

Notaris, Jurnal Hukum, Edisi No. 3 Vol. 1, 2013

N Wahyu Triashari, Sagung Putri M.E. Purwani, Analisis Yuridis Akta di Bawah

Tangan Yang Di Waarmerking dan Di Legalisasi, Jurnal Hukum, Hukum

Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2014

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

25
D. Data Elektronik

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt54b7b0bedaa2a/perbedaan-

legalisasi-dan-iwaarmerking-i-dokumen/ diakses pada tanggal 25 Januari 2021

pada pukul 18.38 WIB

26
LAMPIRAN

Lampiran Dokumentasi

26

Anda mungkin juga menyukai