Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

“ Hubungan Bisnis”

DOSEN PENGAMPU :
HERMANTO SE.MM
YUSNEDI, SH. M. Hum

DISUSUN OLEH:
SEMESTER 3B
KELOMPOK 1
MAYSAROH
LILI SURYANI
HAIDIL MARIADI
SIS APRIANTI
DELLA SENTIA
ILIYANI NOVIYA RAHMADANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDRAGIRI (STIE-I) RENGAT


T.A. 2021/2022

1
Hukum bisnis
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah "Hubungan Bisnis” dalam mata
kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi.
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman
pembaca terhadap Hubungan Bisnis. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui
pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikkan garis kesimpulan dalam makalah ini.
Hubungan bisnis ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat
membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan kita
dapat memahami mengenai Hubungan bisnis.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen mata kuliah Aspek Hukum Dalam
Ekonomi yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah
Hubungan Bisnis dalam mata kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik dan masukan sangat
kami harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah ini.

Kuala Cenaku, 9 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
Hukum bisnis
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1) Latar Belakang ....................................................................................... 4
2) Rumusan Masalah.................................................................................. 4
3) Tujuan..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN HUBUNGAN BISNIS.................................................... 5
A. KEAGENAN, BROKER DAN KOMISIONER............................................... 5-10
B. FRANCHISING.............................................................................................10-11
C. JOIN VENTURE...........................................................................................11
BAB III PENUTUP .............................................................................................12
a. KESIMPULAN ........................................................................................12
b. SARAN................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................13

BAB I PENDAHULUAN

3
Hukum bisnis
a. Latar belakang
Hubungan-hubungan bisnis dilakukan karena mempunyai kepentingan dan tujuan untuk
saling mencari keuntungan satu sama lain. Tujuan lain seperti untuk mempercepat proses
pemasaran produknya ke masyarakat luas. Ada juga yang bertujuan membantu pihak lain
karena tidak diizinkannya pihak lain memasarkan produknya di suatu negara. Namun ada
pula yang melakukannya karena ketidakmampuannya untuk berbisnis, ataupun masalah
permodalannya.

b. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keagenan, broker dan komisioner
2. Apa yang dimaksud dengan franchising
3. Apa yang dimaksud dengan Joint Venture

c. Tujuan Untuk mengetahui dan memahami Hal yang Dimaksud Rumusan Masalah di atas.

BAB II PEMBAHASAN
HUBUNGAN BISNIS

4
Hukum bisnis
A. KEAGENAN, BROKER DAN KOMISIONER
1) KEAGENAN
Agen atau agent (bahasa inggris) adalah perusahaan nasional yang menjalankan keagenan,
sedangkan keagenan adalah hubungan hukum antara pemegang merk (principal) dan suatu
perusahaan dalam penunjukan untuk melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur serta
penjualan/distribusi barang modal atau produk industri tertentu. Jasa keagenan adalah
usaha jasa perantara untuk melakukan suatu transaksi bisnis tertentu yang menghubungkan
produsen di satu pihak dan konsumen di lain pihak.
Hubungan Hukum Keagenan. Hubungan hukum antara agen dengan principal merupakan
hubungan yang di bangun melalui mekanisme layanan lepas jual, disini hak milik atas produk
yang dijual oleh agen tidak lagi berada pada principal melainkan sudah berpindah kepada
agen, karena pada prinsipnya agen telah memberi produk dari principal.
Perbedaan Pokok Agen dengan distributor
Perbedaan Pokok Agen dengan distributor menurut Nathan Weinstock (1987), seperti yang
dikutip Levi lana (dalam jurnal Hukum Bisnis 2001) membedakan secara tegas antara agen
dengan distributor :
a) Distributor membeli dan menjual barang untuk diri sendiri dan atas tanggung jawab
sendiri termasuk memikul semua resiko, sedangkan agen melakukan tindakan hukum atas
perintah dan tanggung jawab principal.
b) Distributor mendapat keuntungan atas margin harga beli dengan harga jual, sementara
agen mendapat komisi.
c) Distributor bertanggung jawab sendiri atas semua biaya yang dikeluarkan, sedangkan
agen meminta pembayaran kembali atas biaya yang dikeluarkannya.
d) Sistem manajemen dan akuntansi dari distributor bersifat otonom, sedangkan keagenan
berhak menagih secara langsung kepada nasabah.
Sengketa-sengketa Keagenan
a) Perselisihan biasanya disebabkan terutama menyangkut tata cara pengakhiran (siapakah
yang dimaksud dengan ‘pihak’; versi principal, pihak adalah hanya agen saja, sementara
versi agen, pihak adalah baik principal maupun agen);
b) standar atau ukuran untuk menilai kegiatan yang tidak memuaskan dari pihak agen;
c) penunjukkan agen lain sebelum ada penyelesaian tuntas;
d) lemahnya sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak keagenan;
e) masih ada anggapan bahwa agen hanya sebatas working relationship, bukan sebagai
partnership dari principal yang kemudian berujung pada habis manis sepah dibuang, setelah
melakukan berbagai upaya untuk membangun channel of distribution, promosi, pemasaran,
dan lain-lainnya.

5
Hukum bisnis
2) BROKER
Broker merupakan istilah yang merujuk pada seseorang atau perusahaan yang tugasnya
menjembatani transaksi antara investor dengan pasar modal. Berbeda dengan pasar
perdagangan barang yang tidak mengharuskan adanya broker, dalam pasar modal keberadaan
broker sangat penting dan diperlukan. 

Pasalnya, tidak sembarang orang dapat melakukan transaksi langsung di pasar modal.
Dengan kata lain, broker adalah perantara yang memudahkan investor melakukan transaksi. 

Tugas dan Tanggung Jawab Broker


Broker bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan, melaksanakan
penjualan, dan menyelesaikan tugas administratif, seperti mempersiapkan dokumen. Broker
juga bertanggung jawab untuk menjaga kepuasan pelanggan. Singkatnya, layanan pelanggan
merupakan komponen penting dari pekerjaan broker. 

Agar lebih jelas, simak tugas broker berikut ini. 

 Melakukan Transaksi
Pada dasarnya, tugas utama seorang pialang adalah menjembatani dan bertanggung jawab
terhadap seluruh pelaksanaan transaksi yang terjadi antara investor dengan pasar modal.
Transaksi yang dilakukan, mulai dari penjualan hingga pembelian harus sesuai perintah
investor. 

Setelah menyelesaikan kesepakatan, broker bertanggung jawab mempersiapkan dan


melengkapi dokumen yang diperlukan untuk penjualan. Agar seluruh proses tersebut berjalan
lancar, sangat penting bagi broker untuk melakukan interaksi secara rutin dengan investor.

 Analisis
Pasar Modal
Tugas broker selanjutnya adalah menganalisis pasar modal kemudian memberikan saran
terbaik pada investor. Agar mendapatkan keuntungan maksimal dan meminimalisasi
kegagalan, broker harus cermat dan pandai dalam memahami situasi pasar. 

Tanpa kemampuan tersebut, proses analisis pasar tidak akan berjalan lancar padahal ini
sangat penting karena memengaruhi keuntungan ataupun kerugian yang akan dialami oleh
investor. 

Sebenarnya, analisis yang dilakukan broker tidak terpatok pada situasi pasar modal saja.
Broker harus memiliki pengetahuan mendalam tentang produk dan layanan perusahaan
sehingga mampu menjawab pertanyaan pelanggan sekaligus memberi masukan dan
bimbingan mengenai produk atau layanan yang sesuai.  

 Menjaga Hubungan Dengan Pelanggan


Memberikan layanan pelanggan merupakan tugas dasar broker. Broker bertanggung jawab
untuk menjaga hubungan baik dengan melakukan penilaian terhadap kebutuhan pelanggan,
mengidentifikasi masalah, merekomendasikan solusi, dan menindaklanjutinya. 

Selain tugas di atas, broker juga bertugas:

 Menegosiasikan dan menutup kesepakatan dengan pelanggan.

6
Hukum bisnis
 Menganalisis data dan tren pasar.

 Menjaring pelanggan potensial.

Fungsi Broker
Fungsi utama broker adalah menyelesaikan masalah pelanggan dengan biaya tertentu denga
bertindak sebagai perantara atau penghubung. Broker juga bertanggung jawab dalam
menjalankan transaksi jual ataupun beli yang diperintahkan oleh pelanggan. Sementara fungsi
sekundernya adalah memberikan informasi mengenai situasi yang terjadi di pasar modal atau
hal terkait lainnya.

Dalam pasar modal, broker berfungsi memberikan rekomendasi terbaik terkait saham kepada
investor. Rekomendasi yang diberikan harus berdasar pada analisis saham, situasi ekonomi,
dan reputasi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk melindungi investor dari risiko kerugian
sekaligus mengedukasi pemula yang tengah mempelajari seluk beluk investasi. 

Broker juga melakukan perdagangan di pasar keuangan, memberikan informasi mengenai


kuotasi dan mekanisme perdagangan, memberikan masukan, mediasi, melindungi data
pelanggan, serta melakukan hal teknik untuk melancarkan transaksi di bursa. 

Jenis Broker
Berdasarkan jenis kliennya, broker dibedakan menjadi dua jenis, yakni Retail Broker (klien
individu) dan Institusional Broker (klien institusi atau perusahaan). Sementara berdasarkan
layanan, terdapat empat jenis broker, yakni:

 FullService Broker – Memberikan informasi, laporan, analisis, dan menjalankan


perintah penuh sesuai keinginan investor. 

 Deep Discount Broker – Hanya melakukan perintah jual dan beli serta memelihara
rekening milik pelanggan.

 Discount Broker – Memberikan informasi dan rekomendasi analisis terkait pasar


saham dan melakukan jual beli saham.

 Online Broker – Menyediakan jasa melalui sistem pelayanan online.

3) KOMISIONER

Komisioner merupakan pembantu pengusaha di luar perusahaan. Yang dimaksud dengan


komisioner adalah orang yang menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-
perjanjian atas namanya sendiri, mendapat provisi atas perintah dan atas pembiayaan
orang lain.

Ciri-ciri khas komisioner adalah :


 Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan penyumpahan sebagaimana halnya makelar.
 Komisioner menghubungkan komitmen dengan pihak ketiga atas namanya sendiri.
 Komisioner tidak berkewajiban untuk menyebut namanya komitmen. Dalam hal ini,
komisioner menjadi pihak dalam perjanjian.
 Komisioner juga dapat bertindak atas nama pemberi kuasanya. Dalam hal demikian,
maka ia tunduk pada aturan-aturan yang mengatur tentang pemberian kuasa. 

7
Hukum bisnis
Pada umumnya komisioner membuat perjanjian atas namanya sendiri, tetapi komisioner
juga dapat bertindak atas nama pemberi kuasanya. Bagi komisioner bahwa berbuat atas
nama sendiri adalah sifat umum, sedangkan berbuat atas nama pemberi kuasa adalah sifat
khusus. Hal tersebut kebalikan dari makelar. Sifat umum dari makelar adalah berbuat atas
nama pemberi kuasa, sedangkan berbuat atas nama sendiri
Perjanjian Komisioner. 
Perjanjian komisioner adalah perjanjian antara komisioner dengan komitmen, yaitu perjanjian
pemberian kuasa. Dari perjanjian tersebut timbul hubungan hukum yang bersifat tidak tetap,
sebagai mana hubungan makelar dengan pengusaha. Sedangkan sifat hukum perjanjian
komisi tidak diatur secara tegas dalam undang-undang. Ada beberapa pendapat
mengenai sifat hukum perjanjian komisi tersebut, yaitu :
 M. Polak, berpendapat bahwa hubungan tersebut bersifat sebagai perjanjian
pemberian kuasa khusus, yaitu pemberian kuasa yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Ke khususnya terletak pada : 1. seorang pemegang kuasa bertindak pada umumnya
atas nama pemberi kuasa, tapi seorang komisioner pada umumnya bertindak atas
nama sendiri. 2. Pemegang kuasa bertindak tanpa upah, kecuali kalau diperjanjikan
dengan upah, tapi komisioner mendapat provisi bila pekerjaannya telah selesai. 3.
Akibat hukum perjanjian komisi banyak yang tidak diatur dalam undang-undang.
 Molengraaff, berpendapat bahwa perjanjian komisi merupakan perjanjian campuran,
yaitu perjanjian pelayanan berkala dan perjanjian pemberian kuasa.
 Prof. Soekardono, berpendapat lebih mendekati pendapat M. Polak, hal tersebut
diperkuat dengan adanya hak retensi yang diberikan kepada komisioner. Hak retensi
diberikan kepada pemegang kuasa dan tidak diberikan kepada pemberi pelayanan
berkala.
Hubungan Antara Komisioner dan Komitmen. Hubungan antara komisioner dan komitmen
(pengusaha) adalah :

 lebih sebagai hubungan pemegang kuasa dan pemberi kuasa. Komisioner bertanggung
jawab atas pelaksanaan perintah kepada pemberi kuasa dan pemberi kuasa
bertanggung jawab atas biaya pelaksanaan perintah dan pembayaran provisi. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjanjian komisioner adalah perjanjian


pemberian kuasa khusus yang harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Tanggung Jawab Komisioner. Komisioner bertanggung jawab untuk biaya, kerugian dan
bunga yang mungkin timbul karena tidak berprestasinya debitur. Dalam hal pemenuhan
semua kewajiban yang timbul dari perjanjian tersebut sudah dijamin oleh komisioner dengan
suatu perjanjian khusus yang disebut "del credere", maka komisioner tidak perlu
memberitahukan kepada komitmen siapa pihak ketiga yang menjadi pihak lawan dalam
perjanjian itu.

Dalam praktek yang sering terjadi seorang komisioner memberi jaminan kepada pemberi
kuasanya (komitmen) terhadap penyelesaian perjanjian dengan pihak ketiga yang
menguntungkan. Jaminan ini adalah borgtocht. Bila perjanjian dengan pihak ketiga itu benar-

8
Hukum bisnis
benar menguntungkan pemberi kuasanya, maka komisioner mendapat tambahan provisi dari
pemberi kuasa tersebut. Baik jaminan ataupun tambahan provisi tersebut, menurut Dorhout
Mees, disebut "del credere". Del credere merupakan janji khusus dalam perjanjian komisi
antara komisioner dengan komitmennya, dan dapat dijanjikan secara terang-terangan atau
secara diam-diam, berdasarkan kebiasaan hukum dalam praktek.
Hak Komisioner. Komisioner mempunyai beberapa hak sebagai berikut : 
 Hak retensi, yaitu hak komisioner untuk menahan barang-batang komitmen, bila
provisi dan biaya-biaya yang lain belum dibayar.
 Hak istimewa (privilege). Semua penagihan komisioner mengenai provisi, uang yang
telah dikeluarkan untuk pembayaran uang muka, biaya-biaya dan bunga, serta biaya-
biaya lain, maka komisioner mempunyai hak istimewa pada barang-barang komitmen
yang ada di tangan komisioner : untuk dijualkan, untuk ditahan bagi kepentingan lain
yang akan datang, serta yang dibeli dan diterimanya untuk kepentingan komitmen.

Pelaksanaan dari hak istimewa (privilege) yang dipunyai komisioner adalah sebagai berikut :
 Bila barang-barang yang ada pada komisioner dijual, maka untuk penagihan,
komisioner dapat mengambilnya dari hasil penjualan barang-barang tersebut.
 Bila barang yang ada di tangan komisioner tersebut untuk ditahan bagi kepentingan
yang akan datang, atau dengan pembatasan kekuasaan untuk dijual, atau perintah
untuk menjual sudah gugur, maka komisioner dapat mengajukan permohonan kepada
hakim Pengadilan Negeri setempat untuk menjual barang-barang tersebut.
 Bila komisioner diberi kuasa untuk membeli barang dan barang itu sudah diterima,
maka komisioner dapat mengajukan permohonan kepada hakim Pengadilan Negeri
setempat untuk menjual barang komitmen.

Sedangkan mengenai tata cara bagaimana penjualan tersebut dilaksanakan, ditetapkan dalam
putusan hakim yang memberi ijin penjualan tersebut. Meskipun komitmen jatuh pailit, hak
istimewa komisioner tetap berlaku terus, asalkan pelaksanaan hak istimewa tersebut terjadi
sebelum berakhirnya tenggang waktu dua bulan sejak saat insolvensi, kecuali kalau tenggang
waktu 2 bulan tersebut diperpanjang oleh hakim. 
Berakhirnya Perjanjian Komisioner. Pemberian kuasa dari komitmen kepada komisioner akan
berakhir tunduk kepada aturan-aturan sebagai mana diatur dalam ketentuan Pasal
1813 sampai dengan Pasal 1818 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), yaitu
:
 Meninggal dunianya si pemberi kuasa atau si pemegang kuasa.
 Dicabutnya pemberian kuasa oleh pemberi kuasa.
 Pengembalian pemberian kuasa oleh pemegang kuasa.
 Pemberi atau pemegang kuasa ditaruh di bawah pengampuan atau dalam kondisi
pailit.

B.FRANCHISING (HAK MONOPOLI)


Franchising adalah merupakan salah satu bentuk lain dari praktik bisnis, yang paling umum
biasanya di bidang restoran cepat saji, hotel, Copy Contek, Kantor broker untuk real estate,
salon maupun jenis jasa konsultasi lainnya. Franchising adalah pemilik dari sebuah merk

9
Hukum bisnis
dagang/nama dagang, sebuah rahasia dagang, patent, atau sebuah produk (biasanya
disebut “Franchisor”) yang memberikan lisensi ke pihak lain (biasanya disebut “Franchisee”)
untuk menjual atau memberi pelayanan dari produk di bawah nama Franchisor (royalti)
terhadap aktivitas yang mereka lakukan. Franchisee dan Franchisor merupakan dua pihak
yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Disamping beberapa jenis kontrak seperti tersebut diatas KUH Perdata juga mengenal istilah
lain dari kontrak untuk:
* kontrak jual beli
* kontrak sewa-menyewa
* pemberian atau hibah (schenking)
* perseroan (maatschap)
* kontrak pinjam-meminjam
* kontrak penanggungan utang (borgtocht)
* kontrak kerja
* kontrak pembiayaan
Berakhirnya Kontrak
Kontrak dapat berakhir karena:
a. pembayaran
b. penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan produk yang hendak dibayarkan
itu di suatu tempat.
c. pembaruan utang
d. kompensasi
e. percampuran utang
f. pembebasan utang
g. hapusnya produk yang dimaksudkan dalam kontrak
h. pembatalan kontrak
i. akibat berlakunya suatu syarat pembatalan
j. lewat waktu

C. JOIN VENTURE

10
Hukum bisnis
Menurut pandangan seorang ahli hukum, Joint Venture adalah kerja sama sementara, yaitu
suatu macam Partnership (perserikatan) yang bersifat sementara. Joint Venture adalah kerja
sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional semata-mata berdasarkan
suatu perjanjian berkala (contractueel).
Operasional dari Joint Venture
Operasional dari Joint Venture adalah:
1.      mencoba memanfaatkan modal asing yang berasal dari luar negeri,
2.      mencoba untuk memanfaatkan teknologi yang berasal dari luar negeri
3.      mencoba untuk memanfaatkan kapasitas manajemen berasal dari luar negeri.
Alasan Pembentukan joint ventura
1.      Ingin membangun perusahaan yang lebih kuat
2.      Adanya pembagian biaya dan resiko
3.      Memperbaiki akses sumber finansial atau modal
4.      Pertimbangan ekonomi dan keuntungan

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN
keagenan adalah hubungan hukum antara pemegang merk (principal) dan suatu perusahaan dalam
penunjukan untuk melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur serta penjualan/distribusi barang
modal atau produk industri tertentu.

Broker merupakan istilah yang merujuk pada seseorang atau perusahaan yang tugasnya
menjembatani transaksi antara investor dengan pasar modal.

Komisioner merupakan pembantu pengusaha di luar perusahaan. Yang dimaksud dengan komisioner


adalah orang yang menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian atas namanya
sendiri, mendapat provisi atas perintah dan atas pembiayaan orang lain.

11
Hukum bisnis
Franchising adalah merupakan salah satu bentuk lain dari praktik bisnis, yang paling umum biasanya
di bidang restoran cepat saji, hotel, Copy Contek, Kantor broker untuk real estate, salon maupun
jenis jasa konsultasi lainnya. 

Menurut pandangan seorang ahli hukum, Joint Venture adalah kerja sama sementara, yaitu suatu
macam Partnership (perserikatan) yang bersifat sementara.

12
Hukum bisnis

Anda mungkin juga menyukai