Anda di halaman 1dari 14

KODE ETIK PROFESI LAINNYA

(KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA)


( Etika Bisnis dan Profesi )

Oleh :

Agro Niago Utomo 1411031001


Ari Yanto 1411031015
Dila Anjelika 1411031035
Dina Purwitasari 1411031037
Dwiki Yogistiawan 1411031041
Fitri Yanti 1411031051
Hafin Jaya Wardana 1411031055
Indra 1411031063
Kurnia Purnama Ayu 1411031071
Melinda Deborah. T 1411031083

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016/2017
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi
tentang Kode Etik Profesi Lainnya.

Dalam menyelesaikan tugas ini kami dapat mengerjakan dengan


baik dan memperoleh bantuan dari berbagai pihak sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dalam penyelesaian tugas ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberi pengetahuan bagi


para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tugas ini.

Bandar Lampung, 19 April 2017

Anggota Kelompok

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengertian Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)....3
2.1.1 Visi dan Misi......................................................................................3
2.2 Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).....3
2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup (BPK-RI).......................................................6
2.4 Nilai Dasar Kode Etik (BPK-RI)................................................................6

BAB III PENUTUP .............................................................................................10


3.1 Kesimpulan.................................................................................................10
3.2 Saran ..........................................................................................................10

Daftar Pustaka.......................................................................................................11

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya
bidang teknologi informasi.Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang TI
(Teknologi Informasi),karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang
baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
IT-er itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Kode etik profesi
dalam bidang apapun merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas
dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih
sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam
etika profesi.
Dewasa ini setelah era reformasi, makin banyak bermunculan organisasi
profesi dari kelompok profesi sejenis sebagai contoh Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Setiap organisasi pasti menyadari
perlunya membuat kode etik untuk menjadi pedoman perilaku bagi para
anggotanya, tujuan khususnya adalah untuk mengembangkan kompetensi
secara berkelanjutan sekaligus untuk melakukan pengendalian perilaku para
anggotanya. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
penerapan Kode Etik pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK-RI).

1.2 Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah
diantaranya :
1. Apa itu Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)?
2. Apa saja Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK-RI)?
3. Apa Tujuan dan Ruang Lingkup Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI)?
4. Bagaimana Nilai Dasar Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK-RI)?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui apa itu Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK-RI).
2. Untuk mengetahui apa saja Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI).
3. Untuk mengetahui Tujuan dan Ruang Lingkup Kode Etik Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).
4. Untuk mengetahu Nilai Dasar Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia


(BPK-RI)

2
Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2007 Pasal 1 yang dimaksud Badan Pemeriksa Keuangan
yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga negara yang bertugas untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

2.1.1 Visi dan Misi


Visi
Menjadi pendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan
negara melalui pemeriksaan yang berkualitas dan bermanfaat.
Misi
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
secara bebas dan mandiri; dan
2. Melaksanakan tata kelola organisasi yang berintegritas,
independen, dan profesional.

2.2 Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)


Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 tentang Kode Etik BPK maka Kode Etik BPK
yang selanjutnya disebut kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi
oleh setiap Anggota BPK dan Pemeriksa BPK selama menjalankan tugasnya
untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK. Kedua
istilah ini- Anggota BPK dan Pemeriksa BPK- mempunyai pengertian yang
berbeda menurut pasal 1 ayat 2 dan 3 Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007, yaitu :
a. Anggota BPK adalah Pejabat Negara pada BPK yang dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.

3
b. Pemeriksa adalah orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama
BPK.
Pasal 2 kode etik BPK mengatur tentang nilai-nilai dasar yang wajib dimiliki
oleh anggota dan pemeriksa BPK. Nilai-nilai dasar ini terdiri atas :
a. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang
berlaku.
b. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
c. Menjunjung tinggi independensi, integritas, dan profesionalitas.
d. Menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas.

Proses Penalaran Kode Etik BPK


CIRI PROFESI KODE ETIK BPK
1. Kepentingan Publik Mengutamakan kepentingan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan (Pasal 2b)
2. Tanggung Jawab Mengembangkan standar kompetensi tinggi yang
menyangkut knowledge, skill, dan attitude
3. Kompetensi Dilihat dari tiga unsure kompetensi (knowledge,
skill, attitude):
a) Pengetahuan Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
(knowledge) pendidikan keahlian tertentu (Pasal 1 ayat 8)
b) Keterampilan (skill) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
merupakan patokan pemeriksaan yang
menyangkut standar umum, standar pelaksanaan
pekerjaan, dan standar pelatoran (Pasal 1 ayat 5)
c) Sikap perilaku Menyangkut diri (pribadi) dan hubungan dengan
(attitude) lembaga/pihak lain.
Menyangkut diri Bagi setiap anggota dan pemeriksa wajib
(pribadi) mematuhi, memiliki, dan menjunjung nilai-nilai
dasar (Pasal 2):
Taat pada peraturan (ayat 2)

4
Mengutamakan kepentingan Negara (ayat b)
Menjunjung tinggi indepedensi, integritas,
dan profesionalitas (ayat c)
Menjunjung tinggi martabat, kehormatan,
citra, dan kredibilitas BPK
Hubungan rekan Menghormati dan memercayai serta saling
sejawat membantu di antara pemeriksa sehingga dapat
bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan
tugas (Pasal 8 ayat 1g)
Hubungan klien Menghindari terjadinya benturan
kepentingan (Pasal 6 ayat 1b)
Dilarang menerima pemberian dalam bentuk
apa pun baik langsung maupun tidak
langsung yang diduga atau patut diduga
dapat memengaruhi pelaksanaan tigas dan
wewenangnya (Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 7
ayat 2a)
Dilarang membocorkan informasi yang
diperolehnya dari auditee (Pasal 6 ayat 2d)
Hubungan Lain Dilarang merangkap jabatan pada badan,
lembaga, atau perusahaan lain untuk
anggota dan pemeriksa (Pasal 3 ayat 2a dan
Pasal 6 ayat 2a)
Dilarang menjadi anggota partai politik bagi
anggota BPK (Pasal 3 ayat 2b)
Pengawasan Melalui Majelis Kehormatan Kode Etik (Bab III
Pasal 9-32)

2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI)

5
Pasal 2 Peraturan BPK-RI Nomor 2 Tahun 2007 menjelaskan tentang tujuan
Kode Etik BPK yaitu untuk memberikan pedoman yang wajib ditaati oleh
Anggota BPK dan Pemeriksa BPK untuk mewujudkan BPK yang
berintegritas, independen, dan profesional demi kepentingan negara. Kode
Etik ini berlaku bagi Anggota BPK dan Pemeriksa BPK.

2.4 Nilai Dasar Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK-RI)
Nilai Dasar Kode Etik BPK-RI meliputi :
1. Independensi
2. Integritas
3. Profesionalitas

Indepedensi, Integritas, dan Profesionalitas BPK


NILAI DASAR ANGGOTA BPK PEMERIKSA
Indepedensi Memegang sumpah jabatan Netral dan tidak berpihak
Netral dan tidak berpihak Menghindari benturan
Menghindari banturan kepentingan
kepentingan Menghindari hal-hal yang dapat
Menghindari hal-hal yang memengaruhi objektivitas
dapat memengaruhi Mempertimbangkan informasi,
objektivitas pandangan, dan tanggapan pihak
lain diperiksa
Bersikap tenang dan mampu
mengendalikan diri

Dilarang : Dilarang:

Merangkap jabatan Merangkap jabatan


Menjadi anggota partai politik Menunjukkan sikap dan
Menunjukkan sikap dan perilaku yang menyebabkan

6
perilaku yang menyebabkan orang lain meragukan
orang lain meragukan indepedensinya
indepedensinya Tunduk pada intimidasi/tekanan
orang lain
Membocorkan informasi
auditee
Dipengaruhi oleh prasangka,
interpretasi atau kepentingan
tertentu baik untuk kepentingan
pribadi pemeriksa maupun
pihak lain

Integritas Bersikap tegas Bersikap tegas


Jujur Jujur
Memegang rahasia pihak yang Memegang rahasia pihak yang
diperiksa diperiksa
Dilarang menerima pemberian Dilarang:
dalam bentuk apa pun, baik Menerima pemberian dalam
langsung maupun tidak
bentuk apa pun, baik langsung
langsung
maupun tidak langsung
Menyalahgunakan wewenang
Profesionalitas Prinsip kehati-hatian, Prinsip kehati-hatian, ketelitian,
ketelitian, kecermatan kecermatan
Menyimpan rahasia Negara Menyimpan rahasia Negara dan
dan jabatan jabatan
Tidak menyalahgunakan Tidak menyalahgunakan rahasia
rahasia Negara untuk Negara untuk kepentingan
kepentingan pribadi dan pribadi dan golongan/pihak lain
Menghindari perbuatan di luar
golongan/pihak lain
Menghindari perbuatan di luar tugas dan wewenangnya
tugas dan wewenangnya Komitmen tinggi

7
Meningkatkan kemampuan
Profesionalisme secara
berkelanjutkan
Kerja sama saling menghormati
dan memercayai antar rekan
sejawat
Berkomunikasi dan berdiskusi
antar rekan sejawat
Menggunakan sumber daya
publik secara efisien, efektif,
dan ekonomis.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara yang bertugas
untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, BUMN, Badan
Layanan Umum, BUMD, dan lembaga atau badan lainyang mengelola
keuangan negara. Kaitannya dalam kode etik BPK yaitu untuk menghindari
terjadinya pelanggaran etika, yang terdiri dari tiga nilai dasar kode etik
diantaranya yaitu independensi, integritas dan profesionalisme. Kode etik
tersebut merupakan norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap Anggota
BPK, Pemeriksa dan Pelaksana BPK lainnya selama menjalankan tugasnya
untuk menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas BPK.

3.2 Saran
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
merupakan salah satu lembaga negara di Indonesia yang bergerak secara
independen dalam ikut serta mengawasi berjalannya roda pemerintahan
hendaknya benar-benar dapat menjalankan fungsinya dengan baik yang telah

9
diamanatkan dalam Undang-Undang, sehingga akan tercapai semua cita-cita
bangsa ini seiring dengan berjalannya roda pemerintahan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,Sukrisno dan I Cenik Ardana .2017. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta :
Salemba Empat.

www.bpk.go.id/diakses pada tanggal 14 April 2017

www.slideshare.net/rasibanting/kode-etik-bpk-39134294/diakses pada tanggal


14 April 2017

10

Anda mungkin juga menyukai