Anda di halaman 1dari 11

RAGAM BAHASA INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

OLEH DOSEN PEMBIMBIMNG :

SULIS EKA ARIYANING PUTRI, M.Pd

Kelompok 3:

1. Febryanti Rahmi Putri Abidin (18620104)


2. Mohamad Fajar Bahari (18620056)

PROGAM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2018/2019
Jln. Gajayana No.50 Malang 65144 Telp. +62(341)551-354
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnyalah sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas makalah
Bahasa Indonesia. Makalah ini bertema tentang keragaman bahasa Indonesia, makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Maulana Malik
Ibrahim Malang, makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui definisi, ruang lingkup, dan
penjabaran ragam bahasa Indonesia dengan demikian makalah ini kami beri judul “RAGAM
BAHASA INDONESIA”.

Kami ucapkan trimakasih kepada Ibu Sulis Eka Ariyaning Putri, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang memberikan tema yang kami dapatkan, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini, akhir kata kami ucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir, semoga dengan terciptanya makalah ini dapat memberi manfaat untuk
penambahan wawasan dan semoga Allah SWT selalu meridhoi segala usaha kita, aamiin.

Malang, 4 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Ragam Bahasa Indonesia 2


2.2 Jenis-Jenis Ragam Bahasa Indonesia 3
2.3 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar 6

BAB III PENUTUP 7

3.1 Kesimpulan 7

3.2 Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan yang maju secara pesat dan masuknya perkembangan
budaya barat ke Indonesia yang sangat signifikan, secara tidak langsung mempengaruhi
pola pikir masyarakat. Dampak positifnya adalah perkembangan pola pikir masyarakat yang
semakin maju, sedangkan dampak negatifnya adalah munculnya kebudayaan dari bangsa
barat yang mulai masuk dan dikonsumsi oleh masyarakat kita saat ini, sedangkan ancaman
sendiri adalah masuknya bahasa asing yang dikonsumsi oleh masyarakat yang nilainya itu
melenceng terhadap nilai yang terkandung dalam bahasa Indonesia dan dikhawatirkan akan
membuat hilangnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dikarenakan sudah
seringnya dan terbiasa menggunakan bahasa asing yang masuk dari budaya barat.
Penjelasan dan pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan, untuk memberi
tambahan wawasan bahwa bahasa Indonesia yang terdiri dari beberapa macam tidak hanya
itu daja, ragam yang terdapat diantaranya sebagai contoh seperti ragam bahasa tulis dan
ragam bahasa lisan, dengan penambahan wawasan tersebut dapat menciptakan ketertarikan
untuk mempelajari bahasa Indonesia lebih meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa Indonesia?
2. Apa saja jenis ragam bahasa Indonesia?
3. Apa tujuan adanya ragam bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan penjelasan yang dimaksud ragam bahasa Indonesia
2. Mengetahui jenis-jenis ragam bahasa Indonesia
3. Mengetahui tujuan dari yang dimaksud ragam bahasa Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ragam Bahasa Indonesia


Ketrampilan bahasa setiap orang sendiri berbeda-beda semakin banyak kosa kata yang
dikuasai semakin hebat kemampuan yang dimiliki dalam berbahasa. Kosakata yang dimiliki
setiap orang juga dapat dibuat sebagai tolak ukur untuk megukur tingkat penegtahuan
seseorang dan pengalaman seseorang dalam berbahasa. Kekayaan kosa kata dapat tercermin
dari penggunaan bahasa yang dia pakai dalam menyatakan pikiran, perasaan, pengalaman,
dan gagasan kepada orang lain secara dan tepat, dalam bentuk lisan maupun tulisan.1
Ragam bahasa Indonesia adalah variasi bahasa, menurut pemakaian yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, kawan bicara, medium pembicara dan menurut orang yang
dibicarkan. Ragam bahasa sendiri tidak hanya fokus pada ucapan dan lisan saja, tetapi
terdapat begitu banyak yang dinamkan ragam bahasa dari yang mulai konteks segi tulisan dan
lisan..
Ragam bahasa Indonesia memiliki banyak jenis dikalangan masyarakat. Meski begitu,
atarpenutur Hal ini masih bisa dipahami oleh antar penutur ragam dalam berkomunikasi
sebab intisari bersama atau terasnya umumnya sama. Keragaman bahasa sebenarnya tetap
mengacu kepada refrensi utama pada kaidah-kaidah bahasa Indonesia yaitu KBBI, kamus
adalah pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu,
disertakan pula informasi mengenai ejaan, pelafalan, kelas kata, makna kata, kadangkala
sejarah kata, dan contoh pemakaian kata dalam kalimat (Sulis, 2016).
Ragam bahasa yang berbeda-beda di setiap wilayah dinyatakan sebagai bahasa Indonesia
dan kekayaan ragam bahasa Indonesia menjadi salah satu kekayaan ilmu budaya yang
dipunyai Indonesia, setiap wilayang pasti punya ciri tersendiri terhadap ragam bahasa yang
dimilikinya dan tentunya akan berbeda dari ragam bahasa dari daerah lain. Perubahan kaidah
bahasa seperti baik dalam bentuk kaidah tata bunyi, pembentukan kata, tata makna, dan lain
sebagainya. Perubahan kaidah, baik yang menyangkut masalah kelisanan dan keberaksaraan
yang seperti inilah yang dianggap sebagai bentuk ragam bahasa.
Ragam bahasa yang bersifat jamak dapat kita untuk dikenali dan dipahami oleh ragam
bahasa Indonesia di setiap daerah yang berbeda-beda, seseorang dapat memahami dan
mengidentifikasinya berdasarkan golongan penuntur bahasa dan ragam berdasarkan jenis
pemakai bahasa.

1
Qodratillah dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kemendikbud, 2011), .
2
2.2 Jenis-Jenis Ragam Bahasa Indonesia
Sebuah bahasa diartikan penting dapat dilihat dari 3 kriteria ini, yaitu jumlah penutur, luas
daerah penyebaran, dan terpakainya bahasa itu sendiri dalam sarana susastra, dan budaya.

a. Dipandang dari jumlah penutur


Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai bahasa kedua setelah bahasa daerah yang
merupakan bahasa pertama karena bahasa daerah adalah bahasa yang muncul
pada diri seseorang pertama kali sehungga bahasa daerah disebut juga (“bahasa
Ibu”) . Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang
memberkakukan bahasa Indonesia sebagai “bahasa kedua”.
b. Dipandang dari luas penyebaranya
Penyebaran suatu bahasanya selalu berkaitan dengan penutur yang
menggunakan bahasa itu, penyebaran ini dapat kita jumpai buktinya dimana
beberapa Universitas luar negeri yang membuka mata perkuliahan jurusan
Bahasa Indonesia.
c. Dipandang dari dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya dan Susastra
Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebaranya, pemakaian suatu bahasa
sebagai sarana ilmu, budaya dan susastra dapat pula dijadikan ukuran penting
dalam menetukan penting atau tidaknya bahasa itu.

Ketiga hal diatas telah dijalankan oleh bahasa Indonesia dengan baik dan membuktikan
bahwa bahasa Indonesia sangatlah penting. Berikut jenis-jenis ragam bahasa Indonesia
anatara lain:

2.2.1 Ragam Lisan dan Ragam Tulis


Bahasa Indonesia ragam lisan dan bahasa Indonesia ragam tulis sanagatlah berbeda.
Ragam tulis adalah pengalihan dari ragam bahasa lisan, tapi hal ini tidak seratus persen
dibenarkan karena tidak semua ragam lisan dapat dituliskan; sebaliknya tidak semua
ragam tulis dapat dilisankan.

Berikut perbedaan ragam lisann dan ragam tulis antara lain:

Ragam Bahasa Lisan Ragam Bahsa Tulis

1. Menghendaki adanya orang ke- 1. Tidak mengharuskan adanya orang ke-


dua. dua.
2. Unsur gramatikal terkadang di- 2. Menggunakan unsur gramatikal
tinggalkan
3. Sangat terikat pada kondisi dan 3. Tidak terikat dengan situasi dan kon-
situasi. kondisi.
4. Dipengaruhi panjang pendeknya 4. Dilengkapi dengan tanda baca, huruf
suara. besar, dan hiruf miring

Perbandingan wujud bahasa Indonsia ragam lisan dan wujud bahasa Indonesia
ragam tulis, sebagai berikut:

3
 Ragam Lisan
a. Penggunaan Bentuk kata
1. Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni.
2. Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu.
b. Penggunaan kosakata
1. Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.
2. Mereka lagi bikin denah buat pameran entar.
c. Penggunaan struktur kalimat
1. Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Dierektur.
2. Karena telalu banyak saran berbeda-beda sehingga ia makin bingung untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.
 Ragam Tulis
a. Penggunaan bentuk kata
1. Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni
2. Apabila tak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu.
b. Penggunaan kosakata
1. Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu
2. Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.
c. Penggunaan struktur kalimat
1. Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Dierektur.
2. Karena telalu banyak saran berbeda-beda, ia makin bingung untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.

2.2.2 Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku


Ragam tulis dan ragam lisan berdasarkan pada ragam baku dan ragam tidak baku.
Ragam baku adalah ragam yang dikembangkan dan diakui sebagai bahasa resmi yang
merupakan kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya. Ragam bahasa
tidak baku adalah ragam yang tidak dikembangkan dan tandai oleh ciri-ciri yang
menyimpang dari norma ragam baku.

Ragam baku mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Mantap
Mantap memberi artian yaitu kesuaian dengan kaidah bahasa. Kalau ada kata rasa
dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Menurut kemantepan bahasa,
kata rajin apabila mendapat bubuhan pe akan menjadi perajin bukan pengrajin.
Jika kita berpegang teguh pada sifat mantap maka kata pengrajin tidak dapat kita
terima.

2. Dinamis
Dinamis berarti tidak statis dan tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai sebuah makna ganda, yaitu orang

4
yang berlangganan dan tempat berlangganan. Hal ini, tokohnya disebut langganan
dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
3. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat dan
acara resmi. Perwujudan ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal
ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan yang lebih banyak melalui
jalur pendidikan formal (sekolah). Contohnya kalimat yang tidak cendikia adalah
sebagai berikut:

Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.

Frasa rumah sang jutawan mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang aneh
atau sang jutawan yang aneh. Kalimat itu tidak memberikan informasi yang jelas.
Agar menjadi cendikia kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut.

1. Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual.


2. Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.
4. Seragam
Proses pembakuan pada hakikatnya adalah sebuah proses penyeragaman bahasa.
Dengan kata lain, pembekuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman

2.2.3 Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan


Ragam baku tulis adalah ragam ayang dipakai dalam buku-buku ilmiah dan buku-
buku resmi lainya. Pemerintahan pada saat ini mendahulukan ragam baku tulis secara
nasional, usaha tersebut diwujudkan dengan menerbitkan dan menertibkan masalah
ejaan bahasa Indonesia. Ragam baku lisan sendiri pencerminan nilainya bergantung
kepada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Berbahasa
baku lisan sendiri dalam pembicaraanya tidak terlalu menonjolkan pengaruh logat dan
dialog bahasa daerahnya.

2.2.4 Ragam Sosial dan Ragam Fungsional


Baik ragam lisan maupun ragam tulis ditandai dengan adanya ragam sosial, yaitu
ragam yang norma dan kaidahnya didasarkan kepada kesepakatan bersama dalam
sebuah lingkup sosial yang lebih kecil dari masyarakat. Ragam baku nasional juga
dapat berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku daerah atau
ragam baku lain dinaggap mempunayi nilai kemsyarakatan yang rendah. Ragam
fungsional disebut juga ragam profesional adalah ragam bahasa yang dikaitkan
dengan profesi,lembaga lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainya. Ragam
fungsional menjelma menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian.

5
2.3. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Kriteria bahasa yang baik dan benar tidak jauh dari bahsa baku. Pengertian benar pada
suatu kata atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Kalimat
dianggap benar apabila pembentuk kalimatnya memeatuhi dengan kaidah-kaidah bahasa yang
berlaku. Pengertian bahasa yang baik adalah pandangan yang diarahkan dari pilihan lata
(diksi), contoh:

Kuda makan rumput

Kalimat ini benar karena memenuhi kaidah bahasas sebuah kalimat secara struktur, ada
subjek (kuda), predikat (makanan), dan ada objek (rumput). Kalimat ini juga memenuhi
sebuah kaidah kalimat darim segi makna yaitu mendukung sebuah informasi yang dapat
dimengerti oleh pembaca. Beda halnya dengan kalimat dibawah ini.

Rumput dimakan kuda

Kalimat ini benar menurut struktur bahasa, dikarenakan ada subjek (rumput), predikat
(diamakan), objek (kuda). Tetapi dari segi makna kalimat ini tidak mengandung makna yang
baik.

Kesimpulannya adalah, bahasa yang benar yaitu bahasa yang menerapkan kaidah dengan
konsisten sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang
mempunyai nilai dan nilai rasa yang tepat sesuai pemakaianya.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bahasa adalah sesuatu yang sangat penting dalam aspek sebuah kehidupan, bahasa
tidak hanya mencangkup dalam perkataan ataupun ucapan dan dialog-dialog, tetapi
banyak pembagian bahasa, sehingga munculah ragam bahasa. Ragam bahasa adalah
variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
medium pembicara dan media yang dibicarkan. Ragam bahasa Indonesia terdiri atas
ragam lisan dan ragam tulis; ragam baku dan tidak baku; ragam baku tulis dan ragam
baku lisan; ragam baku sosial dan fumgsional. Penggunaan bahasa sendiri harus secara
baik dan benar. Struktur yang benar harus diposisikan yang tepat dalam penggunaanya.

3.2 SARAN
Sebaiknya pembelajaran tentang pengetahuan bahasa Indonesia dan ragam ragam
yang terkandung didalamnya segera dilakukan, untuk tetap menjaga lestarinya nilai-nilai
didalam bahasa Indonesia di ere perkembangan kemajuan teknilogi yang sangat pesat
dan mulai masuknya budaya-budaya barat yang belum tentu sejalan dengan kebudayaan
bangsa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat menunjang penggunaan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amran, T. A. 2008. Cermat berbahsa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akpress.

Qodratillah dkk. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kemendikbud.

Sulis, S. 2016. Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Pembelajaran
Kosakata Baku dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD. Jurnal Grametika, 45-46

Anda mungkin juga menyukai