Anda di halaman 1dari 7

SISTEM DERIVAT KULIT DAN RAMBUT

Kelompok 2
1. Mohamad Fajar Bahari (18620056)
2. Alvina Tunggal Dewi (186200
3. Purti Anisa (186200
4. Sanggita Rani Dhea (18620
5. Desy Qomariyatul Maghfirah (18620103)

Kulit hewan-hewan vertebrata terdiri dari dua lapisan utama, yaitu :


epidermis dan dermis. Setelah terbentuknya zigot, selanjutnya membentuk
embrio, zigot mengadakan pembelahan sel dan menyebabkan pembentukan
bangunan multiselular. Bagian multiselular mengalami diferensiasi sel sehingga
terbentuk tiga lapisan utama, yakni : lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit
terutama tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini merupakan
pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh dan ada kekhususan setempat bagi
terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar

1. Epidermis
Epidermis berasal dari lapisan ektoderm. Epidermis pada dasarnya
dibangun oleh epitel berlapis banyak pipih menanduk dan beberapa sel lain,
terutama sel pigmen atau sel melanosit yang akan memberikan warna tertentu
pada kulit. Ketebalan epidermis bervariasi tergantung spesies hewan dan letaknya
di tubuh(Bergman,1996).
Epidermis disusun oleh lapisan – lapisan berikut (Bergman, 1996):
a. Stratum basal (lapis basal, lapis benih)
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang
tersusun berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di
bawahnya. Selselnya kuboid atau silindris. Intinya besar, jika dibanding ukuran
selnya, dan sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran
mitotik sel, proliferasi selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada
lapisan ini bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel pada lapisan
yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah luka, dan
regenerasinya dalam keadaan normal cepat.
b. Stratum spinosum (lapis taju)
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk
poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan
pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang
berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah
menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak
desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke
atas bentuk sel semakin gepeng.
c. Stratum granulosum (lapis berbutir)
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak
granula basofilik yang disebut granula keratohialin, yang dengan mikroskop
elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi
ribosom. Mikrofilamen melekat pada permukaan granula.
d. Stratum lusidum (lapis bening)
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan
agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini. Walaupun
ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi kurang sehingga pada sajian
seringkali tampak garis celah yang memisahkan stratum korneum dari lapisan
lain di bawahnya.
e. Stratum korneum (lapis tanduk)
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti
serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel yang paling permukaan
merupa-kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.

2. Dermis

Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan
ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast, ciri dari bagian
dermis kulit diantarnya:

o Dermis merupakan jaringan ikat (penyokong) yang menghubungkan


antara lapisan epidermis dengan jaringan subkutan ( hipodermis ).
o Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan papilar dan lapisan retikular
o Lapisan papilar mengandung serabut elastin yang dapat melenturkan kulit.
o Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan papilar dan lapisan retikular.
o Lapisan papilar mengandung serabut elastin yang dapat melenturkan kulit.
o Bahan organik dalam dermis terdiri atas asam mukopolisakarida dan
glikosaminoglikans yang terutama dermatan sulfat dan kondroitin sulfat.
o Lapisan dermis mengandung banyak pembuluh darah dan pembuluh limfa.
o Dermis mengandung beberapa derivat epidermis seperti folikel rambut,
kelenjar keringat dan sebaseus, serabut-serabut saraf dan reseptor
o Lapisan retikular terdiri dari retikulum dan mengandung serat kolagen
(terbanyak) dan serat elastin. Lapisan retikular merupakan tempat
menempelnya serat otot rangka (wajah dan kulit kepala) dan otot polos
(arrector pili muscles/ akar rambut). Terdapat pula reseptor sensori
somatik

RAMBUT

Rambut dibungkus oleh folikel rambut, prosesnya di mulai dari suatu


invaginasi epidermis yang terjadi selama periode pertumbuhan dengan suatu
pelebaran ujung yang dinamakan bulbus rambut. Bagian rambut yang berada di
dalam folikel rambut disebut akar rambut. Rambut dibentuk oleh mitosis sel-sel
epithelial germinal yang mengalami deferensiasi menjadi sel-sel yang
membentuk medula rambut, korteks rambut, dan kutikula rambut. Sel-sel yang
lebih tua didesak menjauh dari daerah pertumbuhan ini, mereka mati dan
mengalami keratinisasi, membentuk bagian membesar dari pangkal rambut
Dalam fase pertumbuhan rambut terbagi menjadi 3 tahap,yaitu: · Fase Anagen :
disebut juga fase pertumbuhan rambut. Masa pertumbuhan ini lamanya 2-6tahun.
· Fase Katagen: merupakan fase peralihan dari fase berhentinya pertumbuhan
rambut menuju fase istirahat folikel. Dalam fase ini tidak terjadi pertumbuhan
rambut. Masa peralihan ini berlangsung selama 2-3 minggu. · Fase Telogen :
Merupakan masa istirahat folikel rambut. Setelah beberapa minggu, folikel
lambat laun akan terdorong keluar dan terjadilah proses kerontokan rambut.

Folikel rambut

Folikel rambut dikelilingi pema-datan komponen fibrosa dermis. Di antara


komponen tersebut dengan epitel folikel terdapat membran vitrea non-seluler,
yang merupakan membran basal sangat tebal dari lapis luar epitel folikel, yang
disebut sarung akar rambut luar. Pada bagian bulbus pili, sarung akar rambut luar
ini hanya setebal satu sel sesuai stratum basal epidermis. Mendekati permukaan
kulit, tebalnya beberapa lapis sel dan memiliki strata menyerupai epidermis kulit
tipis. Lapis-lapis konsentris berikut dari folikel adalah sarung akar rambut
dalam, yang memiliki tiga komponen: (1) lapis Henle, selapis sel gepeng yang
melekat erat pada sel-sel paling dalam dari sarung akarambut luar, (2) lapis
Huxley, terdiri atas dua atau tiga baris sel-sel gepeng, (3) kutikula sarung akar
rambut dalam, terdiri atas sel-sel pipih mirip sisik tersusun mirip genteng dengan
tepi bebasnya mengarah ke bawah. Pada permulaan perkembangan semua sel
pada folikel aktif bermitosis akan tetapi kemudian setelah folikel terdiferensiasi
sempurna hanya sel-sel bagian bawah bulbus, yaitu sel matriks, yang tetap aktif
bermitosis. Sel-sel tersebutlah yang akan mengisi berbagai bagian rambut, yaitu
medula, korteks, dan kutikula.

Medula rambut

Medula rambut terletak paling tengah, biasanya terlihat lebih terang daripada
bagian lain. Sel-selnya berbentuk poligobal, tersusun jarang satu sama lain. Di
dalam sitoplasmanya dapat terlihat sedikit pigmen melanin. Perlu diperhatikan
bahwa tidak semua rambut mempunyai medula

Korteks rambut

Korteks rambut merupakan bagian terbesar rambut, mengandung beberapa


lapisan konsentris yang terdiri atas sel panjang terkeratinisasi. Melanin biasanya
terjepit di antara dan di dalam sel-sel ini, sehingga mewarnai rambut.

Kutikula rambut

Kutikula rambut merupakan bagian paling luar akar dan batang rambut
mengandung sel-sel paling tipis, mirip sisik, dengan ujung bebas ke arah ujung
distal. Sel-sel yang menyusun kutikula rambut sangat pipih, saling berselisip, dan
berhimpitan dengan sel-sel kutikula sarung akar rambut dalam, sehingga sulit
dibedakan satu sama lai

BULU

Bulu berkembang dari folikel yang terdapat pada lapisan dermal dan epidermal
kulit. Kemudian terbentuk papilla dermis, folikel bulu yang tumbuh secara aktif
disebabkan karena adanya suplai dari pembuluh darah pada dermis. Sehingga
memungkinkan bulu untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal (bulu primer).
Setelah menjadi bulu primer maka tidak ada lagi suplai darah. Namun folikel
bulu akan tetap mempertahankan suplai darah dari kulit untuk tetap bertahan
hidup namun tidak tumbuh dan tidak berkembang(Calvin,1998)

SISIK

Pada mulanya sel epidermis belum mengalami perkembangan. Di bawah sel


epidermis terdapat sel epitel. Pada waktu tertentu sel mengalami envaginasi yang
akan mendesak pertumbuhan ke arah atas pada sel epidermis. Dengan proses
desakan epidermis yang terjadi secara konstan maka salah satu bagian dari sel
epidermis mengalami invaginasi (pertumbuhan ke arah bawah). Pada salah satu
contoh ikan (hiu), pertumbuhan sisik bersamaan dengan jaringan epidermis.
Adapula pada contoh ikan lain (pari) proses pertumbuhan sisik lebih awal
kemudian di susul dengan pertumbuhan jaringan epidermis. Pada ikan nila
pertumbuhan sisik berada di daerah dermis dan di susul dengan epidermis setelah
sisik terbentuk. Pada ikan yang hidup di lumpur (lele) epidermis lebih
berkembang menjadi tebal(Pack,2007).

KUKU

Kuku tersusun atas zat-zat mati, yaitu lapisan


kompak dari epitel yang mengalami
pertandukan. Kuku tumbuh ke arah distal,
meluncur di atas kulit dasar kuku yang
dikenal sebagai hiponikium, yang
melanjutkan diri ke epidermis yang meliputi
permukaan ventral jari-jari. Perluasan
epidermis berzat tanduk pada ujung
proksimal lipatan kuku
adalah eponikium atau
kutikula(Suntoro,1993).

KELENJAR

Kelenjar keringat

Kelenjar ini terbentuk atas sel mioepitel (dari bahasa Latin: myo = otot), sel epitel
khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya.
Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang sudah
menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel
dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan hormon yang beredar dalam
tubuh(Suripto,2000).

Kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea atau kelenjar rambut merupakan kelenjar holokrin yang terdapat
pada seluruh kulit yang berambut. Hampir semua kelenjar sebasea bermuara ke
dalam folikel rambut kecuali yang terdapat pada puting susu, kelopak mata, glans
penis, klitoris, dan labium minus. Kelenjar sebasea yang berhubungan dengan
folikel rambut biasanya terdapat pada sisi yang sama dengan otot penegak rambut
(m. arrector pili)(Suripto, 2000)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bergman RA, Afifi KA, Heidger Jr PM. 1996. Histology. Philadelphia: W.B.
Saunders Company.

2. Bergman RA, Afifi KA, Heidger Jr PM. 1996. Histology. Philadelphia: W.B.
Saunders Company;

3. Calvin M. 1998. Cutaneous wound repair. Wounds 1998;10:12-32.

4. Pack, Phillip E. 2007. Cliffs Quick Review Anatomi dan Fisiologi. Bandung :
PT. Intan Sejati

5. Suntoro, Susilo Handari., Tanjung, Harminani S. Djalal. 1993. Anatomi dan


Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka

6. Suripto. 2000. Struktur Hewan. Bandung : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai