Dosen Pengampu:
Ditulis Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020
BROWN ALGAE
(ALGA COKLAT/PHAEOPHYTA)
Ganggang coklat memiliki spesies yang paling beragam dari semua kelompok
ganggang air tawar. Ganggang coklat (Phaeophyta) hanaya memiliki satu kelas yaitu
Phaeophyceae. Kebanyakan Phaeophyceae hidup sebagai litofit, namun beberapa ada yang
epifit dan endofit. Pleurocladia dapat tumbuh secara epifit pada Heribaudiella di beberapa
aliran sungai. Perbedaan spesies dari ganggang coklat air tawar menunjukkan pola geografis
yang berbeda dan jumlah keragamannya rendah. Semua phaeophytes air tawar
diklasifikasikan sebagai anggota dari ectocarpales (lima genera) atau Sphacelariales (satu
genus, dua spesies).
Morfologinya didasarkan pada bentuk filamen yang relatif sederhana dan tidak
membentuk parenkim (seperti jaringan) thalli, karakteristik lebih kompleks. Ukurannya lebih
kecil dari pada koloni di habitat laut. Berbentuk Crustose dengan tinggi hanya 10-30 sel (1-2
mm), dan bentuk koloninya mencapai 0,2-50 cm2 dalam area. Filamen dapat membentuk
jumbai makroskopik berukuran 2-10 mm. Beberapa koloni dapat bergabung membentuk
hamparan yang lebih besar pada batu, tetapi pada spesies ganggang coklat intertidal dapat
mencapai ukuran beberapa meter. Tiga morfologi umum ganggang coklat air tawar yaitu:
Sel mengandung satu sampai beberapa kloroplas cokelat keemasan, yang mungkin
diskoid, seperti pita, atau berbentuk tidak teratur, dan biasanya parietal; pyrenoids hadir dalam
beberapa spesies. Spesies air tawar (Herlbaudlella, Sphacelaria) memiliki fitur Phaeophyte
khas seperti tilakoid dalam triplet, sampul kloroplas terdiri dari empat membran, dan
melintasi dinding silang plasmodesmata. Sebagian besar spesies memiliki banyak badan nias,
termasuk physodes, tubuh gelap berpigmen yang mungkin menyimpan tanin phaeophycean
(fucosan), lainnya polifenik dan terpene.
Struktur Reproduksi
Persebaran Geografis
Beberapa alga cokelat (Phaeophyta) mempunyai distribusi di daerah perairan tawar,
Heribaudiella fluviatilis merupakan spesies paling banyak pada habitat perairan tawar.
Ectocarpus siliculosus dan Porterinema fluviatile tampaknya merupakan spesies euryhaline
sejati yang menempati berbagai macam salinitas, termasuk air tawar. Hal tersebut ditunjukan
pula dengan distribusi Heribaudiella fluviatilis di Amerika Utara yang menunjukkan hampir
tidak adanya alga dari lokasi sungai di dekat pantai dan banyak populasi di daerah pedalaman
dan dataran tinggi.
Heribaudiella Gomont
Thalusnya seperti kulit zaitun coklat sampai coklat tua, ditemukan pada batuan sungai
dan danau, koloni berdiameter 1-5 cm dengan garis bulat tidak teratur dengan tepi yang
berbeda. Pada filamen basal bercabang, filamen tegak sedikit bercabang dan dikotomi.
Heribaudiella membentuk sistem filamen tegak vertikal yang kokoh tidak mudah terpisah di
bawah tekanan. Mempunyai kloroplas yang bebentuk oval atau diskoid (4-10 per sel).
Sporangia unilokular bersifat terminal. Contoh spesiesnya adalah Heribaudiella fluviatilis
yang merupakan jenis alga cokelat habitat air tawar yang sering ditemukan.
Pleurocladia A. Braun
Thalusnya berukuran kecil berwarna coklat hingga coklat pucat, hidup melekat pada
batu dan tanaman. Sistem bassal nya terdiri dari filamen yang terdiri dari sel bulat dan
membesar biasanya membentuk pertumbuhan sentrifugal. Pada sistem tegak terdiri dari
filamen panjang tegak tidak beraturan dan lebih mendekati isodiametrik. Sel-sel vegetatif
mengandung satu (jarang dua) kloroplas parietal keemasan besar. Spora unilokular tunggal,
klavat atau globusa. Salah satu jenis spesiesnya adalah Pleurocladia lacustris yang hidup
pada perairan tawar juga terkadang pada perairan payau.
Porterinema Waer
Thalus monosomatrik berbentuk piringan cakram coklat dengan filamen yang teratur.
Genus ini tumbuh secara epifit atau endofit pada alga lain. Thalli merayap, terdiri dari filamen
bercabang tidak teratur, filamen tegak pendek jarang diproduksi . Sel-sel basal berbentuk tong
atau kadang-kadang diperbesar pada ujung proksimal, sel ereksi sedikit tetapi lebih
memanjang. Sel-sel vegetatif terdapat satu sampai tiga kloroplas parietal, berwarna coklat
keemasan. Sporangia plurilocular (terkadang terminal), sessile. Salah satu spesiesnya adalah
Porterinema fluviatile yang hidup pada habitat perairan payau.
Sphacelaria Lyngbye
Thalus berbentuk seperti jumbai atau bantal yang berwarna coklat kecil, terdapat pada
batu di aliran danau. Pertumbuhan vegetatif merupakan hasil dari filamen bassal (merayap).
Sel-sel rhizoid membentuk filamen basal yang terhubung pada substrat. Genus dibedakan dari
sumbu yang bervariasi multilaksial dan uniaksial. Cabang-cabangnya hemiblastik (sel-sel
primordial yang timbul dari posisi atas), menghasilkan pola pertumbuhan apikal. Contoh
spesies dari genus ini adalah S. lacustris, dan S. Fluviatilis. Kedua spesies ini dipisahkan
berdasarkan pola percabangan (bergantian atau tidak teratur pada S. Lacustris dan berlawanan
pada S. fluviatilis), pembelahan sel lateral (jarang dan tidak teratur pada S. lacustris, dua
hingga empat divisi reguler pada sumbu utama S fluviatilis).
GOLDEN ALGAE
(ALGA EMAS/ CHRYSOPHYTA)
Karakteristik Umum
Ganggang emas atau Chrysophyta berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
klorofil. Kloroplas ganggang ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Sel-sel ganggang
keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel biasanya mengandung silika (SiO2) atau
kersik. Bersifat uniseluler bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. dan
multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen. Memilik lebih dari 1.200 spesies dalam
112 genus yang mempunyai flagela heterokont dan kloroplast dengan klorofil a dan c dan
dapat melakukan fotosintetis. Chrysophyta hidup sebagai fitoplankton di air tawar.
Distribusinya dipengaruhi oleh suhu dan Ph. Ganggang ini memiliki cadangan makanan
berupa leucosin, karbohidrat yang belum diketahui susunannya, dan minyak. Ganggang ini
ditemukan di air tawar, di laut, dan di tanah yang lembab.
Struktur Sel
Dinding stomatokista berupa ornamen halus atau beruang, termasuk tonjolan seperti
duri dalam berbagai array tergantung pada spesiesnya. Pada Hydrurus dan beberapa genera
lainnya memiliki stomatokista khas yaitu ellipsoidal dengan cincin khatulistiwa. Pembelahan
sel secara longitudinal dan pada sel motil dimulai dari ujung anterior sel.
Klasifikasi
Sistematika pertama Chrysophyta diperkenalkan oleh Pascher (1913), yang
menekankan tingkat organisasi sebagai dasar untuk taksonomi, dengan jumlah flagellar
menjadi sangat penting. Organisme uniflagellata ditempatkan di Chromulinales, sedangkan
organisme yang memiliki dua flagela dengan panjang yang sama diklasifikasikan dalam
Isochrysidales. Organisme yang memiliki dua flagela yang tidak sama dikelompokkan dalam
Ochromonadales. Setahun kemudian, Pascher (1914) menetapkan kelas Chrysophyceae, yang
mencakup protista dengan pigmentasi emas coklat. Klasifikasinya lebih menekankan pada
bentuk-bentuk vegetatif (flagellate, capsoid, atau amoeboid) sebagai ganti dari jumlah dan
bentuk flagela. Dalam sistem yang baru diusulkannya, semua flagellate diklasifikasikan
dalam Chrysomonadales.
Klasifikasi Pascher diterima secara luas pada tahun-tahun berikutnya.
Chrysophyceae dibagi menjadi tiga subclass yaitu Acontochrysophycidae (tidak berflagella),
Heterochrysophycidae (satu dua flagel yang tidak sama), dan Isochrysophycidae (dua flagela
sama). Pada Heterochrysophycidae terdapat dua ordo yaitu Chromulinales (satu flagela) dan
Ochromonadales (dua flagela). Semua genera chrysophycean membentuk silika sisik dan duri
disatukan dalam keluarga Synuraceae, dalam Ochromonadales. Chrysophytes skala-silika
dibagi ke dalam keluarga Mallomonadaceae (penyisipan paralel tubuh basal flagel, kehadiran
korset sisik lamella dan flagel, dan kurangnya stigma) dan Paraphysomonadaceae.
Habitat
Chrysophyta umumya adalah fitoplankton yang sebagian besar hidup di air tawar tetapi
ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota
Chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan
biner. Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar
dan di tanah yang lembab. Hydrurus, ditemukan melekat pada batuan di perairan mengalir.
Beberapa spesies hidup sebagai neuston yang melekat pada lapisan permukaan.
Chromophyton dapat mencakup kolam hutan kecil dengan lapisan emas dalam jumlah
2.000.000 sel per cm2. Habitat Chrysophyta air tawar yang khas adalah humic, netral, atau
sedikit di danau asam dan kolam dengan cukup pasukan nutrisi. Chrysophyta mungkin
merupakan biomassa fitoplankton utama. Pada kondisi lebih asam, rendah gizi, atau air alkali,
terdapat beberapa spesies tapi terkadang dengan jumlah sel tinggi. Kolam yang dikelilingi
oleh lahan pertanian, tidak dicemari oleh ternak, seringkali kaya akan chrysophytes.
Reproduksi
Secara Seksual
Reproduksi seksual pada beberapa anggota Chrysophyceae seperti Dinobryon
menunjukkan isogamy. Selama reproduksi seksual dua sel vegetatif berfungsi sebagai gamet
menyatu. Pada spesies tertentu flagella antereor kedua sel saling melingkari satu dengan yang
lainnya, kemudian sel meninggalkan mangkuknya dan menyatu (hologami). Zigot kemudian
membentuk kista. Perkecambahan kista diikuti meiosis. Siklus hidup diplontik.
Secara Aseksual
Pada Chrysomonadalis yang soliter reproduksi aseksual melalui pembelahan longitufinal
yang menghasilkan 2 sel anak. Sedangkan pada Chrysomonadalis koloni, pembentukan
koloni baru melalui lepasnya satu protoplas. Pada Chrysococcales dan Chrysotrichales
reproduksinya melalui zoospore uniflagellata atau zoospore biflagelata yang tak sama
panjang. Selain itu, reproduksi aseksual juga terjadi melalui pembentukan kista atau
statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada chrysophyta,
khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan bulat.
Diatom (Bacillariophyceae)
Habitat dan penyebaran
Bacillariophyceae atau diatom merupakan mikroflora utama di perairan tawar maupun
laut. Kelompok ini ditemukan hamper di setiap lingkungan perairan yang cukup sinar
matahari untuk mempertahankan aktivitas. Bacillariophyceae ditemukan di berbagai habitat
seperti tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut, dan kulit kayu, juga terlihat seperti
buih kuning diatas lumpur pada selokan atau kolam. Beberapa diantaranya hidup sebagai
epifit pada alga atau tanaman air lain.
Reproduksi
Secara Seksual
Secara Aseksual
Reproduski aseksual melalui pembelahan sel dari satu sel menjadi dua sel dengan
pembelahan sel katup (valve) dan akan menjadi epiteka pada sel anak dimana masing-masing
sel anak membentuk hipoteka baru.