PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Habitat utama makro algae adalah zona pasang surut yang berhubungan
dengan sedimen, sehingga mempengaruhi pertumbuhan makro algae. Dalam hal
ini makro algae merupakan ekosistem yang rentan terhadap berbagai aktivitas
manusia dan frekuensi transportasi perkapalan yang tinggi (Litaay, 2014).
Aktivitas masyarakat di perairan cenderung mempengaruhi keanekaragaman
makro algae (Langoy et al., 2011).
BAB II
PEMBAHASAN
a. Chlorophyta
Chlorophyta merupakan divisi terbesar dari semua divisi alga, ada sekitar
6500 jenis anggota divisi chlorophyta yang telah berhasil di identifikasi. Divisi ini
tersebar luas dan menempati beragam substrat seperti tanah yang lembab, batang
pohon, batuan basah, danau, laut hingga batuan bersalju. Sebagian besar (90%)
hidup di air tawar dan umumnya merupakan penyusun komunitas plankton.
Sebagian kecil hidup sebagai makro alga di air laut. Divisi Chlorophyta terdiri
atas satu kelas yaitu chlorophyceae, dan terbagi menjadi 4 ordo yaitu : Ulvales,
Caulerpales, Cladophorales, dan Dasycladales (Verheiji, 1993 dalam Palallo,
2013).
Talus membentuk seperti balon, bentuk talus silindris, berdinding tipis dan
transparan, bagian dalamnya berisi cairan dan terlihat mengkilap. Memiliki warna
hijau muda, holdfast rhizoid. Habitatnya berada pada substrat batu.
Boodlea sp
Alga ini banyak di jumpai pada pantai yang memiliki rataan terumbu
karang. Habitatnya pada substrat karang mati, pasir, pecahan karang mati.
Kebanyakan spesies ii tidak tahannpada kondisi yang kering, oleh sebab itu alga
ini tumbuh pada surut terendah masih tergenang air. Ciri umum dari genus ini
talus utama tumbuh menjalar, ruas batang utama di tumbuhi akar yang pada
umumnya menyerupai akar serabut, bentuk cabang seperti daun yang beragam
misalnya daun tunggal,bundar, seperti daun kelapa dan ketela pohon (Aslan
1991).
Genus Halimeda
Talus rimbun, blade kaku dan berkapur, holdfast seperti umbi yang
memanjang. Memiliki warna hijau dan pada saat kering memiliki warna hijau
kekuningan, habitatnya berada pada substrat berpasir.
Talus lurus, tegak dan tinggi 8-13 cm, agak rimbun, berwarna hijau muda.
Segmen kaku dengan jumlah segmen 20-60, keras, dan berkapur, pertumbuhannya
seperti kipas. Warna holdfast hijau kecoklatan. Habitat berada pada substrat
berpasir
b. Rhodophyta
Alga merah merupakan kelompok alga yang jenis-jenisnya memiliki
berbagai bentuk variasi warna. Namun sebagian indikasinya dari segi warna
bahwa itu alga merah, adalah terjadinya perubahan warna dari warna aslinya
menjadi ungu apabila alga tersebut terkena panas sinar matahari secara langsung.
Thalli dari alga ini bervariasi mengenai bentuk, tekstur dan warnanya, bentuk
thalli ada yang silindris, gepeng dan lembaran. Rumpun yang terbentuk berbagai
system percabangan, ada yang tampak sederhana dan ada juga yang beerupa
percabangan kompleks. Warna thalli beranekaragam, ada yang merah, ungu,
pirang, coklat, dan hijau. Alga ini mengandung pigmen fotosintetik berupa
karotin, xanthofil, fikobilin sama r-fikoeretrin penyebab warna merah dan
khlorofil a dan b. Dalam dinding sel terdapat sellulosa dan produk fotosintetik
berupa karagian, agar dan lembaran (Atmadja, 1988).
Talus tebal berbentuk silindris dan berlendir, berwarna kuning saat segar
dan coklat setelah kering. Melekat dengan holdfast discoid. Memiliki percabangan
dichotomous, jarak antara percabangan 2.1 mm, dengan panjang batang primer 1
mm. Ukuran luas penampang sel dari E. denticulatum 86.8 mm. Transisi sel
bersifat bertahap dari sel kortikal sampai menjadi sel medula, bagian permukaan
terdiri dari 1-2 sel korteks.Bentuk sel medula bulat memanjang dengan ukuran 2.0
mm. Habitatnya berada di substrat berpasir.
Talus rimbun, berbentuk silindris dan tebal, berukuran kecil dan tidak
teratur. Pada ujung blade tidak memiliki percabangan, melekat dengan holdfast
berbentuk discoid, berwarna hijau dan pada saat kering berwarna hijau tua
kehitaman. Ukuran panjang batang 1.14 mm, jarak antara percabangan 3-4mm.
Ukuran luas penampang sel Gelidiopsis intricate 39.7 mm. Bagian permukaan
terdiri dari 3-4 korteks, dengan diameter 178.3 μm, bentuk sel medula memanjang
dengan diameter 451.1 mm. Habitatnya berada pada substrat berpasir.
Gracilaria blodgettii Harvey
Talus berbentuk lamina seperti kipas, lamina yang tipis, dan talus tumbuh
membentuk koloni dengan holdfast rhizoid. Memiliki garis lobus berjumlah 7-12
yang berbentuk dari blade hingga permukaan blade. Memiliki warna coklat
kekuningan, habitatnya berada pada substrat berpasir.
Talus lurus dan keras, bagian bawah keras. Bentuk blade agak bulat,
umumnya seperti corong dan di kelilingi oleh duri yang tidak beraturan. Talus
berwarna coklat gelap dan bentuk holdfast rhizoid. Habitatnya pada substrat
berpasir.
B. Senyawa aktif dari Biota Alga
Alga laut merupakan sumber yang kaya akan senyawa bioaktif struktural
beragam dengan berbagai aktivitas biologis. Baru-baru ini, pentingnya alga
sebagai sumber zat bioaktif baru berkembang pesat dan berbagai penelitian telah
mengungkapkan bahwa alga laut berasal senyawa menunjukkan berbagai aktivitas
biologis. Dewasa ini, banyak penelitian yang membuktikan bahwa produk laut
memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang, seperti nutraseutikal,
farmaseutikal, maupun kosmeseutikal. Kosmeseutikal merupakan produk
kosmetik yang memiliki efek medis sehingga dapat mempengaruhi fungsi biologis
kulit dikarenakan jenis zat bioaktif yang dikandungnya. Alga laut berpotensi
tinggi sebagai sumber bahan baku kosmeseutikal. Kandungan senyawa bioaktif
dalam alga laut yang berpotensi dalam bidang kosmesetikal diantaranya MAA,
fenol, fukoidan, fosfolipid, β-Karoten, derivat phlorotannin, fukosantin, DPHC,
oxysterol, polisakarida, astaxanthin, dan lutein. Kandungankandungan tersebut
dapat berfungsi sebagai antioksidan, protektor terhadap radiasi UV (UV filter),
sintesis kolagen, regenerasi kulit, pelembab, serta menghambat pembentukan
melanin.