Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKHIR

MENGENAI ALGA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MARIFA ABIDJALA

NIM : A22120163

KELAS : E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
PENDAHULUAN

Di wilayah pesisir Indonesia terdapat kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya


alam yang melimpah, baik yang dapat pulih maupun yang tidak dapat pulih.
Kekayaan keanekaragaman sumberdaya alam khususnya keanekaragaman hayati
(biodiversity) laut Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, karena memiliki
ekosistem pesisir seperti hutan mangrove, terumbukarang dan padang lamun yang
sangat luas dan beragam (Dahuri dkk, 2001).

Wilayah pesisir merupakan daerah yang kaya dan beragam sumberdaya alamnya
dan memiliki berbagai fungsi baik sebagai sumber makanan utama maupun sebagai
transportasi dan pelabuhan, kawasan agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan
pariwisata, kawasan pemukiman dan bahkan sebagai tempat pembuangan limbah.

Alga berasal dari bahasa Yunani yaitu “algor” yang berarti dingin (Nontji, 2002).
Menurut Landau (1992), alga laut (seaweed) merupakan bagian terbesar dari
tumbuhan laut dan termasuk tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki
perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun meskipun tampak
seperti ada perbedaan tapi sebenarnya hanya merupakan bentuk thallus belaka.
Siklus hidup alga yang periodik membutuhkan data tentang distribusi alga dari
berbagai tempat. Cukup banyak penelitian tentang manfaat dari alga di bidang
farmasi, kosmetika dan nutrasetika yang memerlukan data ekologis dan
biodiversitas.
PEMBAHASAN

Deskripsi Alga Laut

Secara ekologis alga berfungsi sebagai tempat pembesaran dan pemijahan biota
-biota laut, juga sebagai bahan dasar dalam siklus rantai makanan di perairan
karena dapat memproduksi zat-zat organik (Bold dan Wynne, 1985). Selain itu,
menurut Dawes (1998) alga dapat mencegah pergerakan substrat, dan berfungsi
sebagai penyaring air.

Secara keseluruhan alga ini mempunyai morfologi yang mirip walaupun


sebenarnya berbeda, sehingga dikelompokkan ke dalam kelompok Thallophyta
(tumbuhan berthallus) yaitu suatu tumbuhan yang mempunyai struktur kerangka
tubuh tidak berdaun, berbatang dan berakar, semuanya terdiri dari batang thallus
(Trainor, 1978). Menurut Prescott (1951), bentuk thallus ini bermacam-macam ada
yang seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantung, seperti rambut dan
sebagainya. Percabangan thallus juga bermacam-macam ada yang dichotomous
(dua terus menerus), pinicilate (dua-dua berlawanan sepanjang thallus utama),
intricate(berpusat melingkari batang utama), dan di samping itu juga ada yang tidak
bercabang.

Struktur tubuh alga laut terdiri dari 3 bagian utama, pertama dikenal dengan
sebutan blade, yaitu struktur yang menyerupai daun pipih yang biasanya lebar,
kedua stipe, yaitu struktur yang menyerupai batang yang lentur dan berfungsi
sebagai penahan goncangan ombak, dan ketiga holdfast, yaitu bagian yang
menyerupai akar dan berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat (Sumich,
1992).

Habitat Makroalga

Pada umumnya alga terdapat pada zona intertidal sampai pada kedalaman di
mana cahaya matahari masih dapat tembus. Di perairan yang jernih beberapa jenis
alga laut dapat hidup sampai pada kedalaman 150 m. Alga dapat dijumpai dalam
bentuk filamen yang sangat halus dan berbentuk membran dan dapat ditemukan
pada daerah yang cukup dalam. Alga juga dapat bertumbuh dan tersebar di
berbagai daerah pantai dan pulau-pulau karang (Bold dan Wynne, 1985). Distribusi
alga dapat dibagi berdasarkan kedalaman yaitu pada perairan dangkal didominasi
oleh alga hijau kemudian diikuti oleh alga coklat dan yang sering ditemukan pada
perairan yang lebih dalam adalah alga merah (Duxbury dan Duxbury, 1989; Odum,
1996).
CIRI-CIRI GANGGANG

Alga mempunyai tubuh yang relatif tidak mengalami diferensiasi dan tidak ada
akar atau daun sejati. Dan biasanya autotrofik, berasal mereka “makanan”, atau
mendapat energi, dari lingkungan mereka dalam bentuk sinar matahari. Mari kenali
beberapa ciri-ciri ganggang berikut ini Grameds:

•Termasuk organisme eukariotik

•Memiliki sifat fotoautotrof (berfotosintetis)

•Terdapat klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya

•Memiliki pirenoid atau dapat menyimpan cadangan makanan

•Memiliki sifat uniseluler atau multiseluler Mempunyai dinding sel attau tidak
Termasuk Soliter

•Dapat bergerak dan tidak bergerak

•Termasuk metagenesis atau tidak dapat hidup dengan bebas atau bersimbiosis
dengan jamur membentuk lichen

Pada tubuh Ganggang (Alga) tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.
Tubuh berupa talus, sehingga termasuk dalam golongan thalophyta

Algae berkembang biak secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual


berupa pembelahan biner sederhana, fragmentasi atau spora. Reproduksi seksual
dijumpai di antara alga, dalam proses ini terdapat konyugasi gamet (sel seks)
sehingga menghasilkan zigot. Proses seksual yaitu konjugasi atau singami atau
anisogami.

Pertumbuhan algae berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar
matahari. Sebab phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan
Algae. Memiliki habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat
lembab. Dan dapat menempel di bebatuan (epilitik), tanah atau lumpur atau pasir
(epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel tubuh hewan
(epizoik). Beberapa spesies algae hidup pada salju dan es di daerah-daerah kutub
dan puncak-puncak gunung, bahkan dalam sumber air panas.

Alga (ganggang) memiliki tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil,


karotenoid, dan fikobilin (ketiganya terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil
fotosintetiknya, algae menyimpan berbagai produk makanan cadangan sebagai
granul atau globul dalam sel-selnya.

Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae
lain dapat menyimpan macam-macam karbohidrat, minyak bahkan lemak.

JENIS GANGGANG

GANGGANG HIJAU BIRU (CYANOPHYTA)

Ganggang hijau biru banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab,


permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula
di sumber air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park di Amerika. Cara
perkembangbiakan ganggang hijau biru, dilakukan dengan tiga cara yaitu
Pembelahan sel dimana sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk kolon, contoh pada Gloeocapsa, cara kedua adalah fragmentasi atau
dengan memutuskan bagian tubuh yang kemudian membentuk individu baru. Cara
ketiga Spora: Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora
yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena
penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon comfervicolus.

Alga hijau merupakan jenis alga yang paling mudah didapat karena jumlahnya
paling banyak diantaranya Chlorella atau jenis alga hijau yang hanya memilki satu
sel. Habitatnya di air tawar maupun air laut. Chlorella juga dapat dijumpai di
tumbuhan payau di darat. Tubuhnya berbentuk bulat dengan kloroplasnya yang
menyerupai lonceng atau mangkuk. Reproduksinya ditandai dengan pembiakan
secara vegetatif melalui pembelahan sel yang kemudian membentuk 4 sel anakan
pada setiap pembelahannya. Sebagai jenis alga yang paling banyak ditemukan,
chlorella juga dipercaya merupakan salah satu jenis makanan alternatif bagi
manusia, berupa makanan baru karena kaya akan protein, lemak dan karbohidrat.
GANGGANG COKLAT (PHAEOPHYTA)

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukarya

Kerajaan: Chromalveolata

Filum: Ochrophyta

Subfilum: Phaeista

Infrafilum: Limnista

Superkelas: Fucistia

Kelas: Phaeophyceae (Kjellman)

Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini banyak
mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada jenis-
jenis lainnya yang hidup didaerah tropik dan subtropik. Sebagian besar dari
phaeophyceae hidup melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa
diantaranya hidup sebagai epifit. Reproduksi terjadi secara aseksual dengan
pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual
terjadi secara ogami dan isogami. Contoh ganggang coklat; Focus serratus, Makro
cystis pyrefera, Sargassum vulgare Turbinsaris decurrens
GANGGANG MERAH (RHODOPHYTA)

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukariota

(tanpa takson): Archaeplastida

Filum: Rhodophyta Wettstein, 1922

kemungkinan kelas

•Florideophyceae

•Bangiophyceae

•Cyanidiophyceae

Sebagian besar ganggang merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak
oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Ganggang merah yang banyak
ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum
ditemukan di laut dangkal. Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif dan
generative. Perkembangbiakan secara vegetative berlangsung dengan
pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang
yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina
yang sel-selnya haploid, Perkembangbiakan secara generative dimana Ganggang
merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin
jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang
menghasilkan spermatium dan tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebut
karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh
spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi
ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis.
Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada
ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.

GANGGANG KEEMASAN (CHRYOPHYTA)

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukarya

Kerajaan: Chromalveolata

Filum: Heterokontophyta

Kelas: Chrysophyceae

Ordo

•Chromulinales

•Chrysamoebales

•Ochromonadales

Jenis alga ini pada umumnya banyak yang hidup di habitat perairan air tawar.
Memiliki tubuh bersel tunggal (uniseluler) dan sebagian kecil multiseluler,
membentuk koloni, dinding sel mengandung silica. Memiliki dua flagella yang tidak
sama panjangnya, cara hidup ada yang berenang bebas dan ada yang membentuk
koloni. Dan tubuh tersusun dari pigmen klorofil a dan c, serta pigmen tambahan
berupa karoten yang menentukan warna kuning hingga keemasan. Turunan dari
karoten ini adalah fucoxanthin, beta-carotine dan xanthophylls yang terkumpul di
bagian kloroplas. Biasanya hidup di perairan air tawar dan sebagian kecil di laut.
Hampir semua alga jenis ini berperan dan menjadi komponen penting dalam
eksositem laut yaitu sebagai bagian dari jenis jenis plankton yang disebut
fitoplanklton. Sebab, fitoplankton berperan sebagai produsen primer bagi trofik di
atasnya. Sebagai contohnya adalah alga yang uniseluler atau bersel tunggal adalah
Ochromonas danica, Ochromonas malhamensis dan Navicula lanceolata. Atau yang
sering di sebut alga kersik (karakternya mirip dengan Bacillariophyta atau diatom).
Dan juga alga yang multiseluler atau bersel banyak adalah Vaucheria geminata dan
Vauceheria litorea.

GANGGANG DIATOM (BACILLARIOPHYTA)

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukaryota

(tanpa takson): SAR: klad atau supergrup yang mencakup stramenopile (heterokont),

alveolata, dan Rhizaria.[1][2][3][4]

Superfilum: Heterokonta

Filum: Ochrophyta

Kelas: Bacillariophyceae Dangeard, 1933[5]

Sinonim

Diatomea Dumortier, 1821[6]

Diatomophyceae Rabenhorst, 1864[7]


Bacillariae Haeckel, 1878[8]

Bacillariophyta Engler & Gilg, 1919[9]

Bacillariophyta (Diatom) merupakan algae unisel yang memiliki tudung keras


atau dinamakan frustule. Tersusun dari silica dan tertutup oleh lapisan organik.
Dinding selnya terdiri dari epiteka dan hipoteka. Reproduksi terjadi secara vegetatif
dengan membelah diri. Tubuhnya berwarna kuning keemasan dan habitatnya pada
air tawar, air laut dan tempat basah atau lembab. Sebagian hidup bebas dan
sebagian lagi hidup berkoloni. Mempunyai bentuk kloroplas bervariasi, yaitu seperti
cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih. Mempunyai peran sebagai fitoplankton
dan produsen primer bagi trofik di atasnya. Sebagai contoh spesiesnya adalah
Stephanodiscus alpinus, Stephanodiscus astrea, Stephanodiscus parvus,
Stephanodiscus minutulus dan Cymbella cistula serta Cymbella ventricosa.

EUGLENA (EUGLENOPHYTA)

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukaryota

Kerajaan: Excavata

(tanpa takson): Discoba

Filum: Euglenozoa [1][2]

Kelas: Euglenoidea

Ordo: Euglenales

Famili: Euglenaceae
Genus: Euglena Ehrenberg, 1830

Mempunyai struktur antara algae sebenarnya dan protozoa, dengan ciri


khususnya adalah memiliki flagella, dapat bergerak menggunakan flagellanya,
uniseluler, biasanya ditemukan di perairan yang bersih. Khususnya pada daerah
yang kaya bahan organik, habitatnya pada perairan air tawar dan tempat yang
lembab. Mempunyai struktur titik mata (eyespot atau stigma) yang merupakan
organ primitif dan memungkinkan untuk menentukan tingkat cahaya di lingkungan.
Alga ini terbilang unik karena beberapa sifatnya seperti tumbuhan yaitu memiliki
kloroplas dan memproduksi energi dari proses fotosintesis. Disamping itu, sifat
seperti hewan ditunjukkan pada beberapa jenis yang heterotrof yaitu mampu
mengasimilasi substansi organik selama fotosintesis. Sampai-sampai beberapa
jenis Euglena dapat menelan makanan berbentuk partikel melalui lubang lubang di
seluruh permukaan tubuhnya.

GANGGANG API (PYRHOPHYTA)

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi : Phyrrophyta

Class : Dinophyceae

Ordo : Dinoflagetalles
Genus : Phyridonium

Species : Phyronidinium, sp

Sering di juluki dengan ganggang api, hal ini karena tubuhnya dapat berpendar
karena memiliki kandungan fosfor.Memiliki kemampuan untuk berpendar atau
menghasilkan cahaya atau dinamakan bioluminescent. Alga uniseluler dengan dua
flagella, dan diselubingi oleh lapisan selulosa. Dari jenisnya kebanyakan adalah
plankton di lautan, beberapa pada perairan yang bersih dan bergantung pada
temperatur, salinitas dan kedalaman. Karena Alga bersifat heterotrof (saprofit,
simbiotik, parasit, atau hidup bebas). Mengandung klorofil a dan c, β‐carotene,
xanthophyll. Dan berperan menjadi produsen primer dan menjadi bagian penting
dalam rantai makanan di laut. Contoh organismenya: Ornithocercus magnificus.

Keberagaman tumbuhan yang ada saat ini sudah ada sebelum adanya manusia.
Namun, karena adanya eksploitasi atas penggunaannya, berbagai tumbuhan
banyak yang terancam punah.

MANFAAT GANGGANG

Ganggang banyak dimanfaatkan dalam berbagai macam industri. Seperti


Chlorella yang dimanfaatkan dalam industri kosmetik, Eucheuma spinosum,
Gelidium, Gracilaria lichenoides, dan Agardhiella yang menghasilkan agar dan
karagenan dan dimanfaatkan dalam industri tekstil sebagai perekat tekstil. Selain
ganggang yang telah disebutkan tadi, masih ada pula ganggang lain yang
dimanfaatkan dalam industri, yaitu:

Ganggang keemasan (misal: diatom) yang sisa-sisa cangkangnya dan


membentuk tanah diatom digunakan untuk bahan peledak, penyekat dinamit,
campuran semen, bahan alat penyadap suara, bahan penggosok, bahan isolasi,
bahan pembuat cat dan pernis, bahan dasar pembuatan kaca, dan dalam
pembuatan saringan. Dulu, ketika piringan hitam masih digunakan, diatom ini pun
digunakan untuk membuat piringan hitam.

Laminaria sp. juga digunakan sebagai pengental dalam industri lem, tekstil,
pelapis kertas, dan pasta gigi. Chondrus sp. digunakan sebagai bahan pembuat lem,
Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa digunakan sebagai penghasil karagenan,
untuk bahan penyamak kulit, bahan pembuat krim, dan obat pencuci rambut
(shampoo).
Mikroalga sebagai bahan bakar. Seorang peneliti Indonesia, Mujizat Kawaroe,
menemukan bahwa mikroalga yang melimpah di laut mengandung senyawa dasar
pembentuk bahan bakar. Kandungan lipid dalam mikroalga diketahui 20 persen,
namun dapat ditingkatkan menjadi 50 persen melalui rekayasa genetik.

Protista fotosintetik yang dapat dijadikan bahan bakar ini yaitu Chrysophyta dan
Chlorophyta. Cyanophyta atau ganggang hijau-biru merupakan anggota kingdom
Monera bersama bakteri yang dapat dijadikan sumber bahan bakar bioenergi.

Dalam bidang kesehatan, protista fotosintetik telah dikenal memiliki berbagai


khasiat dan digunakan dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Misalnya Chlorella
yang telah diketahui mengandung klorofil 2–3 persen dari beratnya, protein 55–60
persen, vitamin C, vitamin E, kalsium, kalium, dan magnesium serta berkhasiat
meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, memperbaiki
pencernaan, mendorong pertumbuhan bakteri yang bermanfaat dalam usus,
menanggulangi sembelit, mencegah sakit maag, dan mencegah tumor.

Porphyra tenerakijellum yang bermanfaat untuk suplemen kesehatan, Laminaria


digitalis dan Macrocystis pyrifera sebagai penghasil iodium untuk mengobati
penyakit gondok, Laminaria sp. sebagai bahan pembuatan pil, tablet antibiotik, dan
salep, Eucheuma spinosum, Gelidium, Gracillaria lichenoides

Agardhiella digunakan sebagai obat pencahar (laksatif), dan Dunaliella sp. yang
digunakan sebagai sumber beta-karoten yang bermanfaat untuk mencegah
berbagai kanker termasuk kanker paru-paru.

Kombu yang berasal dari Laminaria japonica memiliki kandungan serat, zat besi,
kalsium dan iodium yang cukup tinggi serta konon dapat menurunkan tekanan darah
tinggi dan mencegah diabetes melitus.

Di bidang pertanian, Laminaria sp. digunakan untuk pupuk pertanian. Spirogyra


dan Chara braunii dalam bidang sains digunakan sebagai bahan percobaan
fotosintesis, sedangkan beberapa ganggang merah seperti Eucheuma spinosum
dan Agardhiella digunakan sebagai dasar pembentukan gel untuk media biakan
mikrobiologis serta fase padat pada elektroforesis gel.

Pada budidaya ternak, Laminaria lavaniea digunakan untuk makanan ternak


karena banyak mengandung kalium. Di California, Macrocystis pyrifera atau kelp
dipanen untuk memberi makan kerang abalone yang banyak dibudidayakan
masyarakat setempat. Di Indonesia sendiri ganggang jenis Gracilaria sp. yang
digunakan untuk memberi makan kerang abalone yang banyak dibudidayakan
masyarakat Nusa Tenggara Barat.

Dalam bidang ekonomi, ganggang memegang peranan yang cukup penting,


terutama bagi masyarakat pesisir dan negara-negara kepulauan yang memiliki
daerah laut lebih luas dibanding wilayah daratannya. Masyarakat yang demikian
banyak membudidayakan ganggang maupun memanfaatkannya untuk makanan
berbagai hewan budidaya mereka. Melihat sekian banyaknya manfaat ganggang di
bidang industri dan pangan, sekiranya cukuplah bukti dan alasan bagi kita untuk
mengatakan bahwa peranan ganggang cukup besar di bidang ekonomi.
KESIMPULAN

Alga mempunyai tubuh yang relatif tidak mengalami diferensiasi dan tidak ada
akar atau daun sejati. Dan biasanya autotrofik, berasal mereka “makanan”, atau
mendapat energi, dari lingkungan mereka dalam bentuk sinar matahari.

Algae berkembang biak secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual


berupa pembelahan biner sederhana, fragmentasi atau spora. Reproduksi seksual
dijumpai di antara alga, dalam proses ini terdapat konyugasi gamet (sel seks)
sehingga menghasilkan zigot. Proses seksual yaitu konjugasi atau singami atau
anisogami.

Pertumbuhan algae berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar
matahari. Sebab phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan
Algae. Memiliki habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat
lembab. Dan dapat menempel di bebatuan (epilitik), tanah atau lumpur atau pasir
(epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel tubuh hewan
(epizoik). Beberapa spesies algae hidup pada salju dan es di daerah-daerah kutub
dan puncak-puncak gunung, bahkan dalam sumber air panas.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/ganggang/

https://www.ruangguru.com/blog/biologi-kelas-10-macam-macam-protista-mirip-
tumbuhan

https://id.scribd.com/document/414301264/Pengertian-Pyrrophyta

Anda mungkin juga menyukai