Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN

RENDAH
“DESKRIPSI DAN IDENTIFIKASI JENIS ALGAE DI PANTAI
PASIR PANJANG KECAMATAN KELAPA LIMA KOTA
KUPANG”

Oleh:
Yodiana Kikhau (2106050044)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul "
DESKRIPSI DAN IDENTIFIKASI JENIS ALGAE DI PANTAI PASIR PANJANG ” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah. Selain itu laporan ini juga berfungsi untuk
menambah wawasan pembaca dan penulis tentang Identifikasi dan Deskripsi Jenis-jenis Alga
di Pantai Pasir Panjang kota Kupang.

Penulis mengucapkan limpah terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya
kepada: Ibu Dra. Maria Teresia Danong, M.Si dan Ibu Dra. Maria T. L. Ruma, M.Si yang telah
dengan sabar membimbing dalam setiap kegiatan praktikum dan yang telah memberikan tugas
ini sehingga penulis mampu memahami dengan baik terkait Identifikasi dan Deskripsi Jenis-
jenis Alga di Pantai Pasir Panjang Kota Kupang. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini sampai selesai.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan
kritikan yang membangun dari pembaca sangat di harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Kupang, 20 November 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki perairan yang sangat luas mencakup tiga perempat dari bumi
dengan zona perairan meliputi zona ekonomi esklutif dan landas kontinen yang memiliki
potensi yang beragam sumberdaya alam, baik hayati maupun nonhayati. Sumberdaya
hayati laut yang telah lama dikenal orang sebagian besar mengarah kepada sumberdaya
ikan, namun seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan ternyata masih
banyak sumberdaya hayati yang bermanfaat bagi masyarakat diantaranya alga (Silaban,
2019).
Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan
kerangka seperti akar, batang dan daun meskipun tampak seperti ada perbedaan tetapi
sebenarnya hanya merupakan bentuk thallus belaka (Kepel et al., 2018). Menurut
ukurannya, alga dapat dibedakan menjadi dua yaitu mikroalga dan makroalga (Kepel et
al.,2018).Makroalga yaitu alga yang mempunyai bentuk dan ukuran tubuh makroskopik
(Subagio, dan Kasim, 2019).Makroalga merupakan kelompok alga multiseluler yang
tubuhnya berupa pelepah tanpa akar, batang, dan daun yang nyata (Haryati et.al., 2008).
Alga merupakan kelompok hidrobiota berklorofil yang memiliki fungsi yang sangat
penting dalam ekosistem perairan. Alga berdasarkan bentuk hidupnya dibagi menjadi dua
yaitu alga planktonik dan non-planktonik disebut juga alga bentik. Alga planktonik adalah
alga yang hidupnya mengapung di badan perairan seperti danau dan sungai yang memiliki
arus lambat, sedangkan alga non-planktonik merupakan alga yang berasosiasi atau
menempel diatas permukaan substrat organik (makrofita) dan anorganik (batu) yang berada
pada daerah yang masih ditembus cahaya matahari sampai ke dasar perairan. Salah satu
kelompok alga non-planktonik adalah alga epilitik (Bellinger dan Sigee. 2010).
Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melalui
proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa mikrometer sampai beberapa meter
panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hampir di segala macam lingkungan
yang terkena sinar matahari. Dalam dunia tumbuhan, ganggang termasuk kedalam dunia
Thallopyta (Tumbuhan Talus). Thallophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki daun,
akar dan batang yang jelas dan Thallophyta merupakan. tumbuhan yang bertalus termasuk

3
diantaranya adalah golongan jamur atau fungi, bakteri, dan ganggang atau alga. Alga atau
ganggang merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang, dan daun yang
sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Alga hidup ditempat-
tempat yang berair, baik air tawar maupun air laut dan tempat-tempat yang lembah, Alga
atau ganggang merupakan sumber daya nabati sebagai bahan kebutuhan hidup manusia.
Berdasarkan perbedaan pigmen alga dibedakan menjadi empat divisio, yaitu: Chlorophyta,
Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rodophyta
1.2 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi jenis-jenis alga yang ditemukan di pantai pasir panjang kota
Kupang.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Alga

Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki organ seperti
yang dimiliki tumbuhan seperti akar, batang, daun, dan sebagainya. Karena itu alga pernah
digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus (Campbell, 2003).

Kelompok alga terbagi atas dua kelompok, yaitu makroalga dan mikroalga.
Makroalga terdiri atas 3 (tiga) divisi, (Rhodophyta), (Chlorophyta), yaitu alga alga merah
hijau dan alga cokelat (Phaeophyta) (Biondi et al., 2017). Siklus hidup alga yang periodik
membutuhkan data tentang distribusi alga dari berbagai tempat. Berbagai penelitian tentang
manfaat dari alga di bidang farmasi, kosmetika, dan nutrasetika memerlukan data ekologis
dan biodiversitas telah dilakukan (Landau, 1992). Alga mampu melakukan fotosintesis
karena memiliki klorofil a. Alga memiliki sistem reproduksi yang masih sederhana (Dawes,
1981).
Alga merupakan salah satu sumber daya alam hayati laut yang bernilai ekonomis
dan memiliki peranan ekologis, diantaranya sebagai produsen dalam rantai makanan serta
sebagai tempat pemijahan berbagai biota laut (Bold dan Wynne, 1985). Keberadaan alga di
suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan, sehingga alga
dapat berfungsi sebagai parameter biologi yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk
mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan di suatu perairan. Adanya jenis alga yang
dapat hidup dan blooming terjadi karena kandungan senyawa-senyawa nutrisi tertentu.
Selain itu, alga juga turut menyumbang oksigen terbesar di suatu perairan dan menyerap
energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis, sehingga berperan penting bagi
kehidupan perairan (Jumadil et al., 2014).
2.2 Jenis Alga
Rumput laut dibedakan menjadi tiga kelas ialah rumput laut merah
(Rhodophyceae), rumput laut hijau (Chlorophyceae), dan rumput laut coklat

5
(Phaeophyceae). Pengelompokan ini berdasarkan pada dominasi pigmen yang dikandung
(Kordi dan Ghufran, 2011). Adapun jenis alga yang mempunyai pigmen dominan, yaitu:
a. Alga merah (Rhodophyceae)
Ciri khas alga merah yaitu mengandung pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin
dan fikosianin. Rumput laut yang termasuk dalam kelas alga merah penghasil
carrageenan (karaginofit) yaitu Kappaphycus dan Hypnea, sedangkan yang
mengandung (agarofit) yaitu Glacilaria dan Gelidium (Kordi dan Ghufran, 2011).
b. Alga hijau (Chlorophyceae)
Rumput laut kelas Chlorophyceae atau biasa disebut alga hijau biasanya memiliki
tallus berupa lembaran, batangan atau bulatan yang bersifat lunak dan keras terdiri dari
uniseluler atau multiseluler.
c. Alga coklat (Phaeophyceae)
Alga coklat mempunyai bentuk yang bervariasi tetapi hampir sebagian besar berwarna
coklat atau pirang. Warna tersebut tidak berubah walaupun sudah dikeringkan. Alga
coklat juga mengandung beberapa pigmen fotosintetik, seperti karoten, fukoxantin,
klorofil a dan klorofil c.
d. Alga Biru (Cyanophyceae)
Alga biru merupakan salah satu jenis alga yang melakukan produksi gas oksigen
dengan cara fotosintesis. Alga biru terdapat memiliki pigmen klorofil, karatenoid, dan
juga pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin (berwarna biru) dan fikorietin
(berwarna merah).
e. Alga Kuning (xanthophyceae)
Alga kuning mempunyai klorofil a, b, dan c yang kromatofornya berbentuk lensa.
Bentuk sederhana dari alga kuning ialah bersel tunggal yang bergerak dan berkoloni
benang bercabang ataupun tidak.
2.3 Habitat Alga
Alga merupakan organisme yang hidup di habitat perairan baik itu di perairan air
tawar ataupun air laut. Sebagian dari spesies alga hidup di suhu yang sangat dingin seperti
perairan dingin ataupun di puncak gunung. Namun ada juga spesies alga yang hidup
perairan bersuhu tinggi pada batu-batuan dan sumber air panas seperti di Yellowstone
National Park. Selain di perairan, alga juga dapat hidup pada tanah yang lembab, pohon
dan permukaan batuan.
2.4 Reproduksi Alga

6
Alga bereproduksi baik secara seksual ataupun aseksual. Reproduksi seksual pada
alga melibatkan konyugasi gamet (sel seks) sehingga akan terbentuk zigot. Jika morfologi
pada gamet-gamet itu sama, maka disebut isogami walaupun jika berbeda ukuran disebut
dengan heterogami. Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan sel
ataupun dengan spora. Salah satu contoh spora uniseluler yang dihasilkan disebut dengan
akinet, selain itu ada pula spora yang berflagella dan motil yang dinamakan zoospora
sedangkan spora nonmotil disebut juga dengan aplanospora.

7
BAB III

METODOLIGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 November 2023,Pukul
06:00- Selesai, yang bertempat di pantai Pasir Panjang, Kota Kupang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis, Plastik dan kamera
handphone.
3.3 Pengambilan Spesimen
Pengambilan spesimen dengan eksplorasi langsung ke pantai ketika keadaan surut
kemudian mengambil spesies yang ditemukan dan memasukan alga yang diperoleh
kedalam plastik.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan sebanyak 7 alga di Pantai Pasir
Panjang. Data hasil pengamatan dari 7 jenis alga tersebut dijelaskan pada pembahasan.

4.2 Pembahasan
Makroalga merupakan tumbuhan bertalus dengan morfologi yang berbedabeda.
Adapun ciri morfologi merupakan ciri umum yang digunakan untuk mengelompokan suatu
jenis tumbuhan (Festi, 2022). Berdasarkan data identifikasi alga di Pantai Pasir Panjang
Kota Kupang yang ada, terdapat 3 macam divisi tumbuhan yaitu alga hijau (Chlorophyta),
alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah (Rhodophyta).
Adapun deskripsi tentang spesies alga yang ditemukan di Pantai Pasir Panjang
adalah sebagai berikut :

A.Halimeda macroloba (Decaisne, 1841)

Halimeda macroloba merupakan salah satu jenis Chlorophyta yang sering disebut
dengan kaktus laut tegak (erect sea cactus). Alga ini memiliki ciri-ciri berwarna hijau cerah
atau hijau keputihan dengan bentuk talus seperti kipas dengan bentuk rata. Panjang talusnya
antara 5-15cm. Talus Halimeda macroloba tersusun membentuk segmen basal dan segmen
cabang. Segmen basal memiliki talus pipih sedangkan segmen cabang lebar dan datar. Struktur
tubuhnya terdiri dari blade dan akar (holdfast). Blade memiliki bentuk seperti kipas dengan
bentuk yang rata, sedangkan pada holdfast berbentuk menyerupai umbi yang memanjang dan
dapat menempel kuat pada substrat. Halimeda macroloba mempunyai percabangan di-

9
trikotomus, setiap segmen basal membentuk dua atau lebih cabang.Ruas cabang yang besar
memiliki lebar 2,2–2,9cm dan panjang 2-2,3cm. Alga ini tumbuh menempel pada substrat
berpasir yang terdapat didaerah perairan dangkal.

Berikut merupakan klasifikasi dari Halimeda macroloba :

Kingdom : Plantae
Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina
Class : Ulvophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Halimedaceae
Genus : Halimeda
Species : Halimeda macroloba (Decaisne)

Gambar 1. Halimeda macroloba

B.Ulva intestinalis

Ulva intestinalis memiliki talus berupa lembaranlembaran kecil pipih, berwarna hijau
karena mengandung kloroplas, talus bercabang-cabang, hidup berkoloni. Ukuran talus antara
5-15 cm. Alga ini memiliki holdfast (rhizoid) berbentuk serabut, ditemukan menempel pada
bebatuan, terumbu karang, dan pasir. Alga ini hidup di laut dan dapat ditemukan di pesisir
pantai. Reproduksi seksualnya terjadi melalui isogami, sedangkan reproduksi aseksualnya
terjadi dengan zoospora.

Berikut merupakan klasifikasi dari Ulva intestinalis L. :

10
Kingdom : Plantae
Filum : Chlorophyta
Kelas : Ulvophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva intestinalisLinnaeus

Gambar 2. Ulva intestinalis

C. Padina australis Hauck

Thallus berbentuk kipas dengan segmen-segmen lembaran tipis, berwarna cokelat


kekuningan dan terdiri dari cuping-cuping (flabellate lobes). Memiliki garis lengkung ganda
(concentric hair lines). Pengapuran terjadi di bagian permukaan daun. Memiliki alat pelekat
(holdfast) berukuran kecil. Makroalga cokelat ini hidup pada substrat berpasir dan karang mati
di daerah pasang surut. Padina sp salah satu jenis alga coklat.

Klasifikasi Padina australis Hauck sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales

11
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina australis Hauck

Gambar 3. Padina australis Hauck

D.Galaxaura rugosa

Alga ini memiliki ciri morfologi yaitu thallus silindris berbuku-buku pendek (sekitar 1-
1,5 cm). Percabangan dichotomous tidak teratur membentuk rumpun yang merimbun dibagian
atas. Ujung thallus tumpul dan agak membentuk lubang. Tinggi rumpun dapat mecapai sekitar
5-7 cm. Warna thallus pirang. Tumbuh melekat pada batu di bagian dalam dan luar rataan
terumbu. Berdasarkan ciri morfologi rumput laut yang ditemukan, dilihat dari bentuk rumput
laut ini termasuk ke dalam jenis Alga Merah (Rhodophyta) yaitu Galaxaura rugosa.

Klasifikasi rumput laut merah Galaxaura rugosa sebagai berikut:


Kindom : Plantae
Subkingdom : Biliphyta
Phylum : Rhodophyta
Subphylum : Eurhodophytina
Class : Frolideophyceae
Subclass : Nemaliophycidae
Order : Nemaliales
Family : Galaxauraceae
Genus : Galaxaura

12
Species : Galaxaura rugosa (Guiry,1996)

Gambar 4. Galaxaura rugosa

E. Amphiroa fragillissima (Linaeus) Lamouroux

Rumput laut Amphiroa fragilissima berbentuk seperti percabangan ranting-ranting


yang banyak, mudah patah karena struktur rapuh.

Berikut merupakan klasifikasi dari Amphiroa fragilissima :

Divisi : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Corallinales
Famili : Lithophyllaceae
Genus : Amphiroa S
pesies : Amphiroa fragilissima (Linnaeus) Lamouroux
Tumbuhan laut ini berwarna ungu kemerahan, mengapur, tegak, rapuh, bercabang dua
atau tiga, kadang-kadang adventif, dengan ujung tumpu.Segmen atau intergenikula silindris
atau sedikit terkompresi, beberapa kali lebih Panjang dari lebarnya, terkadang dengan
pembengkakan di ujungnya. Konseptus lateral, setengah bola, menonjol (Jha dan Reddy, 2009).

13
Gambar 5. Gracilaria coronopifolia

F. Caulerpa racemose (forsskal) Agardh

Menurut Atmaja dkk. (1996), pada umumnya marga Caulerpa memiliki karakteristik
thallus utama tumbuh menjalar, ruas batang utama ditumbuhi akar yang menyerupai akar
serabut, bentuk percabangan seperti bentuk daun yang beragam menyerupai daun tunggal,
bundar (anggur, daun pakis, daun kelapa, daun ketela pohon). Akan tetapi khusus untuk
Caulerpa racemosa memiliki ciri-ciri yaitu cabang dapat berdiri dan memiliki bentuk daun
seperti anggur, warna thallus hijau, bentuknya tubular, dan terdapat bintil-bintil kecil, hidup
sebagai bentos (melekat pada batu) pada perairan dangkal.

Klasifikasi Caulerpa racemose :


Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Bryopsidophyceae
Ordo : Bryopsidales
Family : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Species : Caulerpa racemosa

14
Gambar 5. Caulerpa racemose (forsskal) Agardh
G. Turbinaria decurrens Bory de Saint-Vincent

Memiliki struktur thalus agak keras atau kaku, tebal serta tubuh yang tegak. Perbedaan
dengan jenis lainnya, jenis ini memiliki blade yang umumnya seperti corong dengan pinggir
bergigi. Karakteristik jenis ini adalah pinggir bladenya membentuk bibir dengan bagian tengah
blade melengkung ke dalam. Merupakan alga yang hidup pada karang. Rhizoid pada T.
decurrens akan terlihat menyebar pada permukaan karang di zona intertidal. Dapat hidup di
kelompok kecil maupun ada dalam kelompok yang penyebaran sangat luas. Sebagian besar
berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat tua dengan bintik-bintik cokelat tua.

Taksonomi rumput laut T. decurrens Bory diklasifikasikan sebagai berikut : (LIPI,


2013).

Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Subkelas : Fucophycidae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Turbinaria
Spesies : Turbinaria decurrens (Bory de Saint-Vincent)

15
Gambar 7. Turbinaria decurrens Bory de Saint-Vincent.

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu Alga adalah sekelompok
organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga
bahkan dapat dianggap tidak memiliki organ seperti yang dimiliki tumbuhan seperti akar,
batang, daun, dan sebagainya. Karena itu alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan
bertalus.
Berdasarkan data identifikasi alga di Pantai Pasir Panjang Kota Kupang, terdapat 3
macam divisi tumbuhan yaitu alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga
merah (Rhodophyta).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan sebanyak 7 alga di Pantai
Pasir Panjang yaitu Halimeda macroloba, Ulva intestinalis, Padina australis Hauck,
Galaxaura rugosa, Amphiroa fragillissima (Linaeus) Lamouroux, Turbinaria decurrens.

5.2 Saran
Sebaiknya pada saat pengambilan sampel di lapangan harus melihat dengan teliti
apakah tumbuhan tersebut masuk ke dalam karakteristik alga, karena banyak tumbuhan di
daerah tersebut yang menyerupai alga dan tetap mengutamakan keselamatan pada saat
pengambilan sampel di lapangan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Huisman, J. M., Sherwood, A. R., & Abbott, I. A. (2004). Studies of Hawaiian


Galaxauraceae (Nemaliales, Rhodophyta): Large subunit rDNA gene
sequences support conspecificity of Galaxaura rugosa and G.
subverticillata. Cryptogamie, Algologie, 25(4), 337–352.
ha B, Reddy CRK, Thakur MC, Rao MU. 2009. Seaweeds of Dordrecht. India.
Springer
Kadi, A. 2014. Potensi Rumput Laut sebagai produk Alam dari Perairan Pantai
Indonesia. Jurnal Oseana 39(3): 31-40.
Pitriana, Pipit. 2008. Bio Ekspo Menjelajah Dunia Dengan Biologi. Solo: Jatra
Graphic Oryza, D., Manahal, S., & Sari, M. S. (2017). Identifikasi
Rhodophyta Sebagai Bahan Ajar Di Perguruan Tinggi. Jurnal
Pendidikan, 2(3), 309–314.
Sharma, OP. 1992. Text Book of Algae. Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited, New Delhi: 73-79
Subagio, S., & Kaim, S. H. (2019). Identifikasi Rumput Laut (Seaweed) di
Perairan Pantai Cemara, Jerowaru Lombok Timur sebagai Bahan
Informasi Keanekaragaman Hayati Bagi Masyarakat. Jurnal Ilmu
Sosial Dan Pendidikan, 3(1), 308–321.
Tjitrosoepomo, G. (2003). Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wiriyadamrikul, J., Geraldino, P. J. L., Huisman, J. M., Lewmanomont, K., &
Boo, S. M. (2013). Molecular diversity of the calcified red algal genus
Tricleocarpa (Galaxauraceae, Nemaliales) with the description of T.
jejuensis and T. natalensis. Phycologia, 52(4).

18
LAMPIRAN

Gambar 1. Hasil foto bersama di


lokasi praktikum

19

Anda mungkin juga menyukai