Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Habitat dan Biologi Mikroalgae

Mikroalga adalah organisme tumbuhan yang paling primitif berukuran seluler yang
umumnya dikenal dengan sebutan nama fitoplankton. Habitat hidupnya adalah wilayah
perairan di seluruh dunia. Habitat hidup mikroalga adalah di perairan atau tempat-tempat
lembab. Menurut Kasrina, et al. (2012), Chlorophyta, Euglenophyta, Chrysophyta, dan
Cyanophyta merupakan mikroalga yang memiliki habitat di air tawar. Organisme ini
merupakan produsen premier perairan yang mampu berfotosintesis seperti layaknya
tumbuhan tingkat tinggi lainnya.

Chlorophyta (alga hijau) merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga, Chlorophyta
sebagian besar hidup di air tawar. Chlorophyta mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b
lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil, bersifat kosmopolit, terutama hidupperairan
yang cahayanya cukup seperti di kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir
(sungai dan selokan). Chlorophyta ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada
batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab). Chlorophyta merupakan
produsen utama dalam ekosistem perairan karena sebagian besar fitoplankton(bersel satu
dan motil) merupakan anggota chlorophyta yang memiliki pigmen klorofil sehingga efektif
untukmelakukan fotosintesis. Susunan tubuh Chlorophyta bervariasi baik dalam ukuran,
bentuk maupun susunannya, bisa berupa uniselular dan motil (Chlamydomonas), uniselular
dan non motil (Chlorella), sel senobium (Volvox), koloni tak beraturan (Tetraspora), dan
filamen (bercabang: Oedogonium, tidak bercabang: Pithoptora) (Fauziah dan Laily, 2015).

Divisi Euglenophyta adalah mikroalgaunisesuler, bergerak aktif, reproduksinya dengan


pembelahan biner, memiliki sista dorman dan memiliki bintik mata yang jelas. Mikroalga
divisiEuglenophyta banyak ditemukan dan melimpah, sesekali mewarnai air kolam berwarna
hijau tua, atau membentuk filamen hijau di permukaan. Euglena berenang bebas di berbagai
habitat, dapat ditemukan di hampir semua lokasi di mana ada air tawar atau payau,
berkembang dengan baik di lingkungan yang tercemar atau diperkaya, terutama bila ada
banyak limbah organik (Harmoko et al., 2018).

Chrysophyta merupakan fitoplankton yang mempunyai peranan penting di perairan


tawar.Chrysophyta memiliki pigmen warna yang terdiri ataskaroten dan xantofil yang
berwarna kuning.Chrysophyta mempunyai ciri-ciri antara lain berflagel tidak sama panjang
dan tidak selalu sama bentuknya (Heterokontae), dinding sel diperkuat dengan bahan silika
dan berpori. Chrysophyta mempunyai pori-pori dengan bentuk yang terdiri dari2 bagian yaitu
tutup (epiteka) dan wadah (hipoteka) yang mudah membuka sehingga memudahkan
ikanuntuk mencerna isi sel dengan bantuan enzim pencernaan. Chrysophyta biasanya
melimpah di perairan yang relatif tenang seperti danau dan waduk. Hidup optimal pada
kisaran oksigen di atas 5 mg/L (Putri et a., 2014).

Alga Cyanophyta, alga hijau-biru berbeda dengan alga yang lainnya. Alga ini memiliki
pigmen yang terlokalisasi di kromatophora tertentu yaitu bagian peripheralprotoplast dan
termasuk ke dalam klorophil α, karotin dan xantophylls. Alga ini juga mempunyai pigmen biru
yaitu c-phycocyanin dan pigmen merah yaitu c-phycoerythrin. Keunikan lain dari cyanophyta
adalah nukleus yang primitif, badan pusat dan tidak ada membran nukleolus dan nukleolus.
Habitatnya biasanya di air tawar, bebatuan yang basah atau tanah basah. Ada juga tumbuh
di air panas dengan suhu 85 derajat C (Widiyanti et al., 2015).

Divisi Bacillariophyta ini disebut juga sebagai diatom. Divisi Bacillariophyta terdiri dari
diatom-diatom yang hidup di air tawar, air laut dan didalam tanah yang lembab, bersifat
unisesuler, berkoloni, dan setiap sel mengadung satu nukleus. Peran diatom sebagai
produsen dalam rantai makanan yakni penghasil bahan organik dan oksigen.
Bacillariophyta memiliki makanan yang disimpan sebagai leukosin yang berupa tetes-tetes
minyak dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan karoten.
Bacillariophyta juga merupakan bioindikator yang telah diketahui secara umum baik untuk
mengetahui tingkat pencemaran suatu perairan. Divisi Bacillariophyta memiliki kemampuan
beradaptasi terhadap arus yang kuat sampai lambat karena memiliki alat penempel pada
substrat berupa tangkai bergelatin. Sebagian besar anggota kelas Bacillariophyceae memiliki
sitoplasma yang didalamnya mengandung mukopolisakarida yang mampu mengeluarkan
cairan perekat untuk menempel pada substrat. ( Harmoko & Krisnawati, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, R. M., &Laily, A. N. (2015). Identifikasi Mikroalga dari Divisi Chlorophyta di


WadukSumber Air Jaya Dusun Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
Bioedukasi.8(1), 20-22.

Harmoko, Triyanti, M., & Aziz, L. (2018). EKSPLORASI MIKROALGA DI SUNGAI MESAT
KOTA LUBUKLINGGAU. Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya. 13(2),
19-23.

Kasrina., S. Irawati, dan W. E. Jayanti. (2012). RAGAM JENIS MIKROALGA DI AIR RAWA
KELURAHAN BENTIRING PERMAI KOTA BENGKULU SEBAGAI ALTERNATIF
SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA. Jurnal Exacta. 10(1), 36-44.

Putri, F. D. M., Widyastuti, E., &Christiani. (2014). HUBUNGAN PERBANDINGAN TOTAL


NITROGEN DAN TOTAL FOSFOR DENGAN KELIMPAHAN CHRYSOPHYTA DI
PERAIRAN WADUK PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN, BANJARNEGARA. SCRIPTA
BIOLOGICA .1(1), 96-101.

Widiyanti, N. L. P. M., Setiawan, I. G. A. N., &Suryanti, I. A. P. (2015). PENGARUH GARAM


DAPUR DAN CUPRI SULPHAT TERHADAP PERTUMBUHAN ALGA CYANOPHYTA
YANG DIISOLASI DARI BATU BATA BANGUNAN PURA DI DESA TEJAKULA
BULELENG. Jurnal Sains dan Teknologi. 4(2), 608-620.

Harmoko & Krisnawati, Y. (2018). Mikroalga divisi Bacillariophyta yang ditemukan di Danau
Aur Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.). 6(1),
30-35.

Anda mungkin juga menyukai