Anda di halaman 1dari 7

TUGAS OSEANOGRAFI BIOLOGI

CHLOROPHYTA (ALGA HIJAU)

Disusun Oleh :

Ikram Maulana Darda

26050117120025

Oseanografi B

Dosen Pengampu :

Dr. Diah Permata Wijayanti, M.Sc

NIP.19690116 199303 2 001

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
A. Pengertian Chlorophyta
Chlorophyta disebut pula dengan alga hijau, yang dinamai berdasarkan kloroplasnya yang
bewarna hijau. Chlorophyta merupakan salah satu alga yang hidup secara simbiotik dengan
fungsi dalam kumpulan mutualistic yang dikenal sebagai lichen atau lumut kerak (Campbell
et al., 2002). Chlorophyta (alga hijau) merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga, yang
sebagian besar hidup di air tawar. Chlorophya merupakan algae yang mampu mensintesa
makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari karena mempunyai klorofil. Biasanya
berwama hijau sehingga seringkali disebut sebagai alga hijau (Green Algae) contohnya pada
spesies; Ulothrix sp, Chlomydomonas sp, Scenedesmus sp, Pediastrum sp, Eudorina Sp,
Ankistrodesmus sp (Soeprapto, 2009).
Chlorophyta mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan
karotin dan xantofil, bersifat kosmopolit, terutama hidup di perairan yang cahayanya cukup
seperti di kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir (sungai dan selokan).
Chlorophyta ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batuan, tanah lembab,
dan kulit batang pohon yang lembab. Chlorophyta merupakan produsen utama dalam
ekosistem perairan karena sebagian besar fitoplankton (bersel satu dan motil) merupakan
anggota chlorophyta yang memiliki pigmen klorofil sehingga efektif untuk melakukan
fotosintesis (Fauziah dan Laily, 2015).
Chlorophya memiliki ciri umum. Adapun ciri umum dari chlorophyta adalah sebagai
berikut.
1. Berwarna hijau terang
2. Kosmopolitan (air tawar, payau, asin. Dari oligotrof sampai eutrof
3. Memiliki anggota terbanyak
4. Eukariot (umumnya uninucleate)
5. Ada yang unisel, koloni dan filamen
6. Pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (α,β,γ) dan beberapa xantofil
7. Dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa
8. Dapat bergerak sedikit
9. Sebagian anggota memiliki flagel
10. Bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral)
11. Termasuk organisme yang paling tua (lebih dari dua miliar tahun yang lalu)
B. Klasifikasi Chlorophyta
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Chlorophyta memiliki beberapa ordo menurut Kasim (2016). Ordo tersebut yaitu.
1. Ordo Ulotrichales
Alga ini hidup berkoloni berupa benang bercabang dan atau tidak bercabang, kadang
berbentuk seperti pipa atau pita. Sel alga ini mempunyai inti sel dan kloroplas yang asih
relative sederhana. Alga ini selalu bertambah Panjang karena sel penyusun tubuhnya terus
menerus membelah secara melintang.

Gambar 1. Ulothrix zonata


2. Ordo Cladophorales
Alga ini memiliki sel dengan multiple inti. Kloroplas alga ini berbentuk seperti jarring
dengan pirenoid yang membentuk koloni berupa benang – benang bercabang yang
melekat pada substrat di perairan air tawar maupun air laut.

Gambar 2. Cladophora glomerata


3. Ordo Chaetophorales
Alga ini mempunyai satu sel dengan satu cloroplas. Talusnya heterotrich yang artinya
opangkal dan ujungnya berbeda, terdiri dari benang – benang merayap, bercabang dan
bersifat pseudoparenkimatik.

Gambar 3. Trentepohlia aurea


4. Ordo Oedogoniales
Alga ini umumnya hidup di air tawar dan memiliki satu inti sal serta kloroplas berbentuk
seperti jala. Koloni yang ada berbentuk seperti benang. Pola reproduksi vegetative
dilakukan dengan pembentukan zoospore, ujungnya yang bebas dan klorofil mempunyai
banyak bulu cambuk yang tersusun dalam suatu karangan.

Gambar 4. Oedocladium sp.


5. Ordo Siphonales
Berbentuk sangan bervariasi, kebanyakan hidup di air laut, talusnya tidak mempunyai
dinding pemisah yang melintang.

Gambar 5. Derbesia marina

C. Reproduksi Chlorophyta
Secara umum, Chlorophyta bereprosuksi secara seksual namun beberapa yang aseksual.
Secara aseksual dapat berupa membelah diri, fragmentasi, dan zoospora. Dalam seksual
terdapat perubahan fase antara haploid dan diploid. Gamet terbentuk dalam fase haploid, dan
zoospora terbentuk pada fase diploid, contohnya pada Ulva lobata. Pada Cholophyta bersel
tunggal terdapat yang mampu bergerak. Contohnya Chlorella yang hidup di dalam tubuh
hewan. Chlorophyta multiseluler memiliki filamen yang dapat melibatkan siklus hidup yang
mencakup antara reproduksi seksual dan aseksual (Lewis and McCourt, 2004).

Gambar 6. Siklus hidup Chlorophyta


D. Habitat Chlorophyta
Chlorophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau, dan tanah – tanh yang basah.
Namun terdapat pula yang hidup di tempat yang kering. Pada umumnya melekat batuan yang
berada disekitar dan seringkali muncul di permukaan apabila air laut surut. Pada air tawar
Chlorophyta hidup di perairan dengan cahaya yang cukup, seperti kolam, danau, dan genangan
dengan intensitas cahaya 0,3 – 0,4 Cd. Suhu perairan yang memungkinkan sebagai tempat
hidup Chlorophyta berkisar antara 25o C sampai 35o C Terdapat beberapa jenis spesies yang
hidup melayang dan mengambang sebagai plankton (Fauziah dan Laily, 2015).

E. Peranan Chlorophyta
Chlorophyta memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari hari, yaitu.
1. Produsen utama ekosistem air laut karena beberapa hidup sebangai plankton.
2. Alternatif bahan pangan karena mengandung vitamin E salah satunya pada spesies
Chlorella. Volvox dapat dijadikan sayuran
3. Sumber protein tunggal.
Namun beberapa spesies memiliki dampak negative yaitu
1. Mengganggu ekosistem perairan apabila terlalu subur
2. Membuat air berubah warna dan bau
3. Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., J.B Reece., L.G Mitchel. 2003. Biologi. Erlangga : Jakarta.
Fauziah, Shaddiqoh Munawaroh., A.N Laily. 2015. Identifikasi Mikroalga dari Divisi
Chlorophyta di Waduk Sumber Air Jaya Dusun Krebet Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang. Bioedukasi. Vol 8 (1).
Kasim, Ma’ruf. 2016. Makro Alga. PS: Jakarta.
Lewis, Louise and R. McCourt. 2004. Green Algae And The Origin Of Land Plants. American
Journal of Botany. Vol 91 (10).
Soeprapto, Hayati. 2009. Manfaat Cahaya Bagi Algae Khususnya Chlorophyta. Pena Akuatik.
Vol 1 (1).

Anda mungkin juga menyukai