Anda di halaman 1dari 29

ALGA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah :
Taksonomi Tumbuhan Non Vaskuler

Dosen Pengampu : Dr. Amelia Zuliyanti, M.Sc

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Aulia Yolanda 0704183154
Erinda Finita 0704183151
Fauziah Elfani 0704183157
Intan Aprilianti 0704183153
Nur Khumairah 0704182061

BIOLOGI-4
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan manusia dan menyediakan
segala sesuatu untuk kelangsungan hidupnya dan juga telah melimpahkan rahmat, taufik serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul
ALGA ini membahas tentang ciri, habitat, daan morfologi alga.
Shalawat beriring salam kita hadiahkan kepada junjungan alam Muhammad SAW
pembawa risalah Islam di akhir zaman untuk kesejahteraan seluruh umat manusia dan
menunjuki mereka dalam segala hal. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Taksonomi Non Vaskuler ibu Dr.Amelia Zuliyanti M.Sc
Disadari sepenuhnya dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai macam
kekurangan baik dalam ketikan maupun penyusunan dan hal lainnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak untuk perbaikan makalah pada kemudia
hari.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan
membawa manfaat bagi semua pihak sehingga dapat memetik isi yang terkandung
didalamnya.

Medan, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A. Pengertian............................................................................................................................2

B. Habitat Alga.........................................................................................................................3

C. Morfologi Alga (Ganggang).................................................................................................4

D. Fisiologis Alga (Ganggang)..................................................................................................4

E. Pembagian Kelas Alga (Ganggang).....................................................................................4

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................24

A. Kesimpulan........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................25

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai
Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa
diolah adalah alga meskipun tidak semua alga bisa digunakan.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena
dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya,
seperti Hydrilla. Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi
dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai
dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok
takson tersendiri.
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ
dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ”
seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah
digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi
tujuh kelompok yaitu : cyanophyta, cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta,
phaeophyta, rhodophyta. Berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut
meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini meliputi :
a. Untuk menyelesaikan tugas mikrobiologi dasar tentang algae.
b. Untuk mengetahui tentang morfologi dan sifat hidup serta jenis-jenis dari algae.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika benruk thalli yang beragam,
uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat
hiduup di perairan tawar dan laut (bold & wynne 1978:1; dawea 1981:59). Makroalga adalah
tumbuhan tidak berpembuluh yang tumbuh melekat pada subtract didasaran laut. Tumbuhan
tersebut tidak memiliki akar, batang daun, bunga, buah, dan biji ssejati (sumich 1979:99;
mnConnaughey &zottoli 1983: 114 lerman 1986:39). Makroalga terbesar didaerah litoral dan
sublitoral. Daerah tersebut masih dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga
proses fotosintesis dapat berlangsung (dawes 1981:13). Makraoalga menyerap nutrisi berupa
fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar perairan (leviton 2001: 270).
Menurut atmaja & sulistijo ( 1988: 5), makroalga dapat diklasifikasikan menjadi tiga
divisi berdasarkan kandungan pigmen fotosintetik dan pigmen asesoris, yaitu: cholorophyta,
phaeophyta, dan rhodophyta. Dalam dunia tumbuhan alga (ganggang) termasuk kedalam
dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara
jelas. Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan
bentuk serupa benang atau lembaran.
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di air,baik air tawar atau air
laut,setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan basah.Ada yang bergerak
aktif dan ada yang tidak.jenis ganggang yang bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak
yang berupa bulu-bulu cambuk atau flagel.Yang berjumlsh satu atau lebih.jenis yang
tubuhnya bersel tunggal dan adapat bergerak aktiv merupakan penyusun plankton,tepatnya
fikoplankton.Yang melekat pada sesuatu yang ada didalam air seperti batu atau kayu,disebut
bentos.
Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :
- fikosianin : warna biru
- klorofil : warna hijau
- fikosantin : warna perang/ coklat
- fikoeritrin : warna merah karoten : warna keemasan
- xantofil : warna kuning
Alga (ganggang) bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir
semua alga bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang
lembab. Alga (ganggang) terbagi menjadi beberapa kelas :

2
1. Cyanophyta (ganggang hijau- biru), masih prokaryotik.
2. Chlorophyta (ganggang hijau).
3. Chrysophyta (ganggang keemasan).
4. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang).
5. Rhodophyta (ganggang merah).

B. Habitat Alga
Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun daratan
(terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di perairan. Algae laut
mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus unsur-unsur di bumi, mengingat
jumlah massanya yang sangat banyak yang kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan
di daratan.
Beberapa algae laut bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata tertentu yang
hidup di laut, misalnya spon, koral, cacing laut. Algae terestrial dapat hidup di permukaan
tanah, batang kayu, dan lain-lain. Algae darat dapat bersimbiosis dengan jamur dan
membentuk lumut kerak (Lichenes). Pada lichenes algae bertindak sebagai fikobion,
sedangkan jamur sebagai mikobion. Algae yang dapat membentuk Lichenes adalah anggota
dari Chlorophyta, Xanthophyta, dan algae hijau biru (Cyanobacteria) yang termasuk bakteri.
Fikobion memanfaatkan sinar matahari untuk fotosintesa, sehingga dihasilkan bahan organik
yang dapat dimanfaatkan oleh mikobion.
Mikobion memberikan perlindungan dan berfungsi untuk menyerap mineral bagi
fikobion. Pada beberapa kasus mikobion dapat menghasilkan faktor tumbuh yang dapat
dimanfaatkan oleh fikobion. Lichenes sangat lambat pertumbuhannya, tetapi dapat hidup
pada tempat ekstrem yang tidak bias digunakan untuk tempat tumbuh jasad hidup lain.
Sebagai contoh Lichenes dapat tumbuh pada batuan dengan keadaan yang sangat kering,
panas dan miskin unsur hara atau bahan organik.
Lichenes menghasilkan asam-asam organik yang dapat melarutkan mineral batuan.
Kandungan beberapa pigmen fotosintetik pada algae memberikan warna yang spesifik.
Beberapa divisi algae dinamakan berdasarkan warna tersebut, misalnya algae hijau, algae
merah dan algae coklat.

C. Morfologi Alga (Ganggang)


Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola, batang,
gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Algae hijau uniseluler yang khas. Algae
mengandung nucleus yang dibatasi membrane. Setiap sel mengandung satu atau lebih
kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan
3
tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks kloroplas
terdapat membrane tilakoid yang berisikan klorofil dan pigmen-pigmenpelengkap yang
merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis.
Algae berkembang biak secara seksual atau aseksual. Reproduksi aseksual berupa
pembelahan biner sederhana. Reproduksi seksual dijumpai di antara algae. Dalam proses ini
terdapat konyugasi gamet (sel seks) sehingga menghasilkan zigot.

D. Fisiologis Alga (Ganggang)


Algae adalah mikroorganisme aerobic fotosintetik, dijumpai di mana saja yang tersedia
cukup cahaya, kelembapan, dan nutrient sederhana yang memperpanjang
hidupnya. Pertumbuhan algae berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar
matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan Algae.Beberapa
spesies algae hidup pada salju dan es di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung.
Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas dan suhu setinggi 70 0C. beberapa algae
beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan permukaan batuan.
Alga (ganggang) mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid,
dan fikobilin (ketiganya terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya, algae
menyimpan berbagai produk makanan cadangan sebagai granul atau globul dalam sel-selnya.
Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae lain dapat
menyimpan macam-macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak atau lemak.

E. Pembagian Kelas Alga (Ganggang)


1. Cyanophyta (Ganggang Hijau Biru)
Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan
struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis.
Ganggang hijau biru tersebar luas, banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab,
permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Beberapa jenis dijumpai pada
sumber air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park di Amerika. Ciri-ciri dan sifat
ganggang hijau biru:
- Tumbuhan bersel satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni
- Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin
dan fikoeritin (sering disebut ganggang hijau biru)
- Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang -kadang
berlendir Inti sel tidak memiliki membran (prokarion) Contoh:
Chroococcus

4
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanopyta
Kelas : Cyanopyceae
Ordo : Chroococcales
Famili : Chroococcaceae
Genus : Chroococcaceae
Spesies : Chroococcus sp

Ciri-ciri
Chroococcus sp merupakan prokariota dan karena itu tidak memiliki salah satu
organel bermembran eukariota. Sel Chroococcus sp berbentuk batang dengan diameter
berkisaran antara 0,4 sampai 40 mikrometer. Merupakan organisme autotrophic yang
mampu bertahan hampir tanpa air tawar atau sumber oksigen. Ganggang ini banyak
dimanfaatkan sebagai peptisida hayati, merupakan mikrobia untuk meningkatkan
pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara.

5
Oscillatoria
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanopyta
Kelas : Cyanopyceae
Ordo : Oscillatoriales
Famili : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
Spesies : Oscillatoria sp

Ciri- ciri
Gangang ini berupa benang tebal terdiri dari sel pipih mirip benang dan

berfilamen. Oscillatoria sp ini ber sel satu, benang (filamen) dan hidup yang
berkoloni, dinding sel menagndung peptida, hemiselulosa, kadang-kadang berlendir,
inti sel tidak memiliki membran. Banyak terdapat didalam air yang genangan yang
tenang. Dan memilki peranan vegetasi perintis, hal ini karena ganggang tersebut
mampu/dapat mengawali kehidupan sebelum organisme lainnya dapat hidup di suatu
tempat.

Anabaena azollae

6
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanopyta
Kelas : Cyanopyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Nostocaceae
Genus : Anabaena
Spesies : Anabaena azollae

Ciri-ciri
Anabaena azollae bersifat koloni sehingga pada mikroskop hanya rantai-rantai
yang brwarna hijau, pada umumnya tidak bergerak karena tidak memiliki bulu
cambuk. Anabaena azollae memilki selaput lendir yang berfungsi melindungi dirinya
dari kondosi lingkungan yang ekstrim, memilki dinding sel yang berfungsi untuk
mempertahankan bentuk selnya, juga memilki akinet berdinding tebal yang
mengandung banyak cadangan makanan. Heterosista yang berfungsi mengikat oksigen
dan baeosit yaitu alat perkembangan vegetatif. Ganggang ini memilki klorofil
sehingga mampu berfotosintesis dan dinding sel juga mengandung peptidoglikan
sehingga membuat dinding keras. Ganggang ini tidak memiliki inti sel melainkan
filamen yang seperti benang halus. Dan pemanfaatannya dapat menambat nitrogen
dengan bersimbiosis pada akar bintil kacang-kacangan.

2. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)


Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen
xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam
Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta karoten. Sebagian besar Phaeophyceae terdapat
dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis
yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin.
Beberapa ciri umum yang di miliki oleh Phaeophyta yaitu :
- Sebagian besar Phaeophyta terdapat dilaut.
- Phaeophyta banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin.
- Alga ini banyak mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik.
- Ada jenis-jenis lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik.
- Sebagian besar dari phaeophyta hidup melekat pada subtract karang dan lainnya.
- Beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.
7
- Semua berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi denganbagian-bagian serupa akar, batang, dan daun.
- Umumnya bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan
mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung.
- Mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya: Sebagai bahan
makanan, pengasil alginate di laboratorium,dalam industri sebagai bahan kosmetik,
farmasi, dan penyusun fosil (Roger, 1988).
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari tiga
macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari fukoidin lebih
kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan gabungan dan
keduanya membentuk fukokoloid (Margono, 1998).
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis saja yang
hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-
batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin,
talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup
sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit. Di daerah subtropis,
alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis,
alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih (Campbell, 2003).
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan, yaitu:
Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan
isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara
morfologi tetapi sitologinya berbeda. Contoh: Ectocarpus

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pheophyta
Kelas : Phaeophyceae

8
Ordo : Ectocarpales
Famili : Ectocarpaceae
Genus : Ectocarpus
Spesies : E. siliculosus
Ectocarpus siliculosus adalah ganggang coklat berserabut. Genomnya adalah genom
makroalga coklat pertama yang diurutkan. Ganggang tidak bercabang dan berserabut; ia
membentuk janggut lunak pada tanaman yang lebih besar atau substrat keras lainnya dan
tumbuh hingga 2 kaki. Tanaman berumbai, sering tingginya hanya satu hingga beberapa cm,
tetapi dalam kasus luar biasa hingga 20 cm. Spesies Ecocarpus ini telah terbukti mengikat
besi pada sel-selnya dengan tidak spesifik.

Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun
sitologinya. Contoh: Laminari
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pheophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Laminariales
Famili : Laminariaceae
Genus : Laminaria
Spesies : Laminari sp

Laminaria adalah genus dari 31 spesies alga coklat yang biasa disebut "kelp". Genus
yang penting secara ekonomi ini ditandai dengan lamina yang panjang dan kasar dan
ukurannya relatif besar. Siklus hidup Laminaria memiliki pergiliran keturunan heteromorfik
yang berbeda dengan Fucus. Pada meiosis, zoospora jantan dan betina diproduksi terpisah
kemudian berkecambah menjadi gametofit jantan dan betina. Telur betina matang di

9
oogonium sampai sperma jantan membuahinya. Bentuk Laminaria yang paling jelas adalah
fase sporofitnya, struktur yang terdiri dari holdfast (bagian yang mirip dengan akar),
stipe (mirip dengan batang), dan blade (mirip dengan daun).
Sementara Laminaria menghabiskan sebagian besar waktunya dalam fase sporofit, ia
bergantian antara fase sporofit dan fase gametofit mikroskopisnya.

Golongan Cyelosporae
Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran
keturunan. Contoh: Fucus
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Fucaceae
Genus : Fucus
Spesies : Fucus serratus
Fucus merupakan contoh alga cokelat yang merupakan gulma yang hidup pada batuan,
banyak hidup dilaut beriklim dingin atau iklim sedang. Fucus dapat dilihat dalam jumlah
besar, yaitu menempel pada batuan laut dangkal, atau pada waktu air surut. Focus
seperti Laminariales, juga biasa digunakan untuk berlindung tiram, berbagai jenis udang, dan
kepiting.
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas phaeophyceae.
Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya
mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna
coklat kekuning-kuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan
makanan berupa laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian
besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin (Irfani,
2011).

10
3. Chloropyta (ganggang hijau)
Chlorophyceae terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk
benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang
menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Biasanya hidup dalam air tawar,
merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos.Yang bersel besar ada yang
hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jens-jenis chlorophyceae yang hidup pada
tanah-tanah yang basah, bahkan ada diantaranya yang tahan
kekeringan (Tjitrosoepomo,2011).
Kebayakan chlorophyta memiliki siklus hidup yang kompleks, dengan tahap-
tahap reproduktif seksual maupun aseksual. Hampir semua spesies dengan gamet-
gamet biflagellata yang memiliki kloroplas berbentuk mangkok. Pergiliran generasi
telah dievolusikan pada sikus hidup chlorophyta, termasuk Ulva, yang pergiliran
generasinya bersifat isomorfik. (Campbell,2008)
Adapun contoh-contoh dari ganggang ini yaitu:
Chlorella
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp

Tubuhnya bersel satu serupa bola-bola kecil dengan kloroplas bentuk mangkok.
Pembiakan secara vegetatif dengan membelah diri, dan dapat pula dengan
pembentukan spora. Chlorella mempunyai nilai ekonomi yang penting, karena

11
perkembangbiakannya cepat dan mengandung gizi tinggi (protein, lemak, vitamin:
riboflavin, B12, karoten, dan sebagainya) (Suroso, 1992).

Ulva

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva lactuca
Ulva lactuca merupakan chlorophyceae berbentuk mirip tumbuhan tinggi, dari
observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa thallusnya berbentuk seperti lembaran
mirip seperti selada bokor, tidak berongga dan tidak memiliki cabang serta arah
tumbuhnya horizontal. Ulva lactuca berkembangbiak secara vegetatif maupun
generatif. Pembiakan secara vegetatif dilakukan dengan zoospora berflagel 4,
sedangkan pembiakan secara generatif dengan cara membentuk zigospora. ulva

lactuca dapat ditemukan berhabitat di laut menempel pada batuan pantai. Ulva
lactuca memiliki nilai sebagai sumber makanan bagi manusia. Ulva oleh para ahli
dianggap sebagai sumber makanan yang sehat bagi manusia. Hal tersebut karena
sebagai salah satu anggota dari rumput laut, Ulva mengandung serat sehingga
memakan Ulva dalam jumlah besar membantu memperlancar pencernaan orang yg
memakannya. Ulva juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hal tersebut
merujuk pada fakta bahwa Ulva yang dikeringkan mengandung 18,7% air, 14,9%
protein, 0.04% lemak, 50.6% gula tepung, dan 0.2% serat. Adapun vitamin dan
mineral yang ada dalam Ulva antara lain vitamin A (jumlahnya sama dengan yg

12
terkandung dalam kubis), vitamin B1, vitamin C, serta iodin (jumlahnya 31 ppm).
(Guiry, 2007).

Hydrodictyon

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Hydrodictyaceae
Genus : Hydrodictyon
Spesies : Hydrodictyon sp.
Hydrodictyon (hydro = air, diction = jarring, jala). Alga hijau bentuk koloninya
seperti jaring, hidup di air tawar. Alga ini tergolong makroskopik, koloni anaknya
berupa gelembung panjang 1-2 cm dapat dilihat oleh mata, sering terdapat di
sawah. Hydrodictyon,setiap selnya mengandung kloroplas berbentuk jala pula.
Pembiakan secara seksual dengan peleburan (fusi) dua gamet menjadi zigot
membentuk zoospora secara meiosis, lalu berkembang menjadi koloni anak (Suroso,
1992).

Chara

13
Alga ini memiliki bentuk thallus yang menyerupai tumbuhan tinggi seperti
Klasifikasi
rumput, beruas-ruas, berbuku-buku
Kingdom dan bercabang-cabang. Anteridiumnya berbentuk
: Plantae
bulat dan disebut globul.
DivisiOogoniumnya berbentuk lonjong mirip buah nanas dan
: Charophyta
disebut nukul. Letak globul
Kelas nya berada dibawah ketiak cabang dan nukul nya terletak
: Charophyceae
diatas ketiak cabang. (Suroso,
Ordo 1992). : Charales
4. Rhodophyta (ganggang
Famili merah)
: Characeae
Alga merah (Rhodophyta)
Genus merupakan
:Chara kelompok alga yang mempunyai warna
kemerahan. Adanya warna merah karena
Spesies alga
:Chara ini mengandung pigmen fikoeritin yang
globularis
sangat dominan dibandingan dengan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Jenis alga
ini adalah multiseluler dan atau mikroskopis.
Morfologi rhodophyta sangat beragam dan sering dijumpai pada daerah tropis.
Salah satu contoh jenis alga merah yang sangat dominan ditemukan di daerah tropis
adalah genus Eucheuma dan Gracillaria. Alga merah mempunyai talus-talus yang
berkembang dari hasil diferensiasi perkembangan sel-sel yang membentuk semacam
cabang-cabang talus yang beragam dengan talus induknya. Pola reproduksi yang
dikembangkan alga merah dengan cara vegetatif dan generatif (Kasim, 2016).
Berikut ini contoh dari Rhodophyta yaitu :
Eucheuma

14
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Kappaphycus
Spesies : Kappaphycus alvarezii
Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah
(Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena keraginan
yang dihasilkan termasuk fraksi Kappa-karaginan. Secara taksonomi, jenis ini disebut
Kappaphycus alvarezii. Nama daerah ‘cottonii’ umumnya lebih dikenal dan biasa
dipakai dalam dunia perdagangan nasional maupun internasional.
Umumnya Eucheuma cottonii tumbuh dengan baik di daerah terumbu karang.
Habitat khasnya di daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap dengan variasi
suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati. Secara morfologi, permukaan
kuit luar agak kasar karena mempunyai gerigi dan bintik-bintik kasar. Kappaphycus
alvarezii memiliki permukaan licin, berwarna cokelat tua,hijau cokelat, hijau kuning,
atau merah ungu. Tingginya dapat mencapai 30 cm. Kappaphycus alvarezii tumbuh
melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram (Peranginangin, 2013).

Gracilaria

15
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp.
Rumput laut marga Gracilaria terdiri atas banyak jenis. Bahkan, beberapa ahli
menduga bahwa rumput laut marga Gracilaria memiliki jenis yang paling banyak
dibandingkan dengan marga lainnya. Masing-masing jenis memiliki sifta-sifat
morfologi dan anatomi yang berbeda serta nama spesies yang berbeda pula.
Seperti pada alga kelas lainnya, morfologi rumput laut Gracilaria sp. tidak
memiliki perbedaan antara akar, batang dan daun. Tanaman berbentuk batang yang
disebut dengan thallus dengan berbagai percabangam. Secara alami, Gracilaria sp.
hidup dengan melekatkan thallusnya pada substrat yang berupa pasir, lumpur, karang,
kulit karang mati, batu maupun kayu, pada kedalaman sekitar 10 sampai 15 meter
dibawah permukaan air yang salinitasnya pada konsentrasi 12-30 per mil (Murdinah,
2012).

Amphiroa anceps

16
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Cryptonemiales
Family : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Spesies : Amphiroa ancep
Spesies ini berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis
(cabang utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur mengandung Ca.
Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini melimpah di zona intertidal atas
yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel
pada dasar pasir atau menempel pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya
banyak terdapat di daerah tropis, saeprti di Indonesia. Dalam dunia kesehatan banyak
dimanfaatkan sebagai bahan anti mikrobia.
Alga ini mengandung zat kapur pada thallus yang berbentuk silindris.Thallusnya
berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas).Alga ini hidup dilaut,
terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai oleh gelombang pendek.
Hidup alga ini sebagai bentos yang melekat erat pada substrat (Bold, 1978).

Gelidium corneum

17
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Gelidiales
Famili : Gelidiaceae
Genus : Gelidium
Spesies : Gelidium corneum
Alga ini berwarna merah dengan bentuk percabangan dichotomus, dua cabang
disetiap titik percabangan. Thallus berbentuk batangan yang bertipe cartilaginous
dengan panjang 7 cm. Hidup melekat pada substrat batu atau karang yang berpasir.
Ditemukan berada di zona mid-littoral yang tergenang air sepanjang surut. Manffat
dari alga ini digunakan sebagai bahan pembuatan agar pada industri makanan
(Kasanah, 2018).

Chondrus

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta

18
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gigartinaceae
Genus : Chondrus
Spesies : Chrondus cripus
Memiliki thallus yang berbentuk silindris dengan warna coklat kekuningan.
Tinggi thallus mencapai 2,5 cm dan memiliki percabangan dikotomi yaitu
percabangan dengan dua cabang disetiap titik percabangan. Pertumbuhan thallus tegak
ke atas dan holdfast melekat pada batuan yang tersebar di zona supra-littoral yang
tidak tergenang air pada saat surut terendah (Kasanah, 2018).

5. Chrysophyta ( ganggang keemasan)


Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani yang berarti dua emas. Warna yang berasal dari
yang dominasi warna emas dari kedua Pigmen. chrysophytes adalah algae keemasan. Warna
keemasan dari kloroplast chrysophyta (kromoplast) merupakan akibat dari dominasi kedua
Pigmen, khususnya β-carotene, fucoxanthin dan xanthophylls. Pigmen utama fotosintesis
adalah klorofil a dan c 1 serta c 2. Sel chrysophyta sebagian besar tersusun atas silikat. Alga
ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau
kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk
benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut
Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan
spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium
membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang
cocok menjadi filamen baru. Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil.
Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau parit. Tanah yang
mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi
secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri (Tjitrosoepomo,2011).

Ciri-Ciri Chrysophyta
Berpigmen secara umum dikuasai derivat karoten berupa xantofil (kuning) dan pigmen
dengan klorofil a, c, dan fukosantin (cokelat).
19
 Bersifat uniseluler soliter, uniseluler koloni, dan multiseluler
 Berflagela dan tidak berflagela

 Berdinding sel dan mengandung hemiselulosa pektin, atau silika.

 Menyimpan cadangan kuliner bentuk karbohidrat atau lemak

 Habitat di air tawar dan air laut.

 Hidup sebagai organisme fotoautotrof dan sebagian menyerap senyawa organik


terlaruk (miksotrofik)

 Kloroplas berukuran kecil dan berbentuk cakram atau lembaran

Berikut kelas dari Chrysophyta:


Chrysophyceae
Chrysophyceae tampak berwarna cokelat keemasan karena mengandung pigmen
klorofil dan karoten. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk karbohidrat dan minyak.
Tubuhnya terdiri atas satu sel dan hidup secara soliter atau berkoloni. Contohnya ganggang
Synura yang hidup berkoloni, sedangkan Mischococcus dan Ochromonas hidup soliter. Sel
tubuhnya berbentuk seperti bola dan memiliki flagella.

Klasifikasi
Kindom : Plantae
Divisi : Chrysophyta
Class : Chrysophyceae
Ordo : Synurales
Famili : Synuraceae
Genus : Synura
Species :Synura uvella
Genus Synura merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang berflagel. Genus
Chrysamoeba, bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit klorofil dan hidup seperti

20
Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya seperti
spesies-spesies yang holofitik, jadi menurut sistematika tetap suatu saprofitik tipe dari
Chrysophyceae.

Xanthophyceae
Xanthophyceae berwarna hijau kekuningan karena memiliki pigmen klorofil dan
xantofil. Tubuhnya multiseluler, berbentuk filamen bercabang, dan senositik (sel memiliki
banyak inti). Xanthophyceae bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi
secara vegetatif terjadi dengan membentuk zoospora yang selanjutnya tumbuh menjadi
filamen baru. Sementara reproduksi secara generatif yaitu dengan membentuk anteridium
yang menghasilkan spermatozoid dan oogonium yang menghasilkan ovum. Bila terjadi
fertilisasi, akan dihasilkan zigospora yang selanjutkan tumbuh menjadi filamen baru.
Contohnya Vaucheria.

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Choromista
Kelas : Xanthophyta
Ordo : Xanthophyceae
Family : Vaucheriales
Genus : Vaucheriaceae
Spesies : Vaucheria sessilis

Bacillariophyceae (Diatomae atau diatom)


Bacillariophyceae (Yunani, bacillus = batang kecil, phykos = alga) adalah ganggang
uniseluler, berwarna kuning kecokelatan, dan memiliki dinding sel yang unik seperti gelas

21
dan campuran bahan organik dan silika. Bacillariophyceae dikenal sebagai ganggang kersik.
Dinding sel diatom terdiri atas dua bagian yang saling tumpang tindih seperti kotak
(hipoteka) dengan tutupnya (epiteka). Pada hipoteka dan epiteka terdapat pori-pori sebagai
tempat pertukaran zat dan gas antara sel dengan lingkungannya. Bentuk dinding sel
(cangkang) dan pori-porinya merupakan ciri yang digunakan sebagai dasar klasifikasi diatom.
Diatom menyimpan cadangan makanan dalam bentuk polimer glukosa laminarin dan minyak.
Pada siang hari diatom berada di permukaan air. Bila diatom sudah mati, maka sisa
dinding selnya akan mengendap di dasar perairan dan membentuk fosil yang menjadi
penyusun sedimen tanah diatomeseus. Tanah diatomeseus dimanfaatkan sebagai bahan pasta
gigi, bahan penggosok, medium filter (penyaring), campuran semen, isolasi, dan penyerap
nitrogliserin pada bahan peledak. Contoh diatom, yaitu Navicula monilifera, Pinnularia sp.,
Melosira, dan Cyclotella meneghiniana.

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Bacillariophyta
Kelas : bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Naviculaceae
Genus : Navicula
Spesies : Navicula monilifera

Tubuh Navicula terdiri atas dua bagian yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di
antara kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe. Bila Navicula mati, dinding selnya
akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan bahan
dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus.Ciri khas Navicula bagian pinggirnya bergerigi
pada bagian dalam yaitu dinding sel terdiri atas dua belahan atau katup yang saling menutup.
Pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya

22
adalah fukoxantin, klorofil a, dan klorofil c. Memiliki dinding sel yang mengandung
Selulosa, silika, kalsium karbonat, dan beberapa khitin.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
 Ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di berbagai tempat. Misalnya : air
tawar, air laut, air sungai di dataran rendah dan pegunungan. Adapun bentuk-
bentuk dari ganggang ini sendiriberaneka ragam di antaranya yaitu berbentuk
filamen, bulatan, lembaran, mangkok, sabuk, dan bentuk cakram.
 Ganggang dibagi menjadi lima kelompok yaitu ganggang biru, hijau, cokelat,
keemasan, dan ganggang merah. Pengklasifikasian ganggang didasarkan atas
zat pigmen yang terdapat pada ganggang tersebut. Manfaat dari ganggang hijau
adalah sebagai produsen dan banyak digunakan sebagai sayuran. Manfaat dari
panggang merah adalah banyak digunakan dalam pembuatan agar-agar.
Manfaat dari ganggang keemasan adalah digunakan dalam pembuatan silikat.
 Adapun pigmen-pigmen yang terdapat pada masing-masing ganggang adalah :
Ganggang hijau memiliki pigmen xantofil, klorofil, a dan klorofil b. Ganggang
cokelat memiliki pigmen fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Ganggang merah
memiliki fikosiani,fikoeritin, dan klorofil a dan klorofil b. Ganggang keemasan
memiliki pigmen kuning,cokelat, dan klorofil a dan klorofil c. Ganggang hijau
biru : memilki fikobilin, fikosianin, dan fikoeritin.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi :
Prentice Hall Of India.
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.
Jakarta : Erlangga
Guiry, M.D. 2007. Algae Base version 4.2. Ireland : National University of Ireland.
Hasairin, Ashar. 2009. Taksonmomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Irfani. 2011. Mikrobiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Depkes RI.
Kasanah, dkk. 2018. Rumput Laut Indonesia. Yogyakarta : UGM Press.
Kasim, Ma’ruf. 2016. Makro Alga. Jakarta : Swadaya.
Latifah, roimil. 2001. Botani tumbuhan rendah. Malang : UMM.
Margono. 1998. Biologi. Jakarta : Bailmu.
Murdinah, dkk. 2012. Membuat Agar Dari Rumput Laut. Jakarta : Penebar Swadaya.
Peranginangin, Rosmawaty,. dkk. 2013. Memproduksi Karaginan Dari Rumput Laut.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Roger. 1988. Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Tjitrosoepomo, gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Jakarta : Bhatara Karya
Aksara.
Tjitrosoepomo, gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM PRESS.
Yudianto, Suroso Adi.(1992). Pengantar Cryptogamae (Sistematik tumbuhan rendah).
Bandung :Tarsito.

25

Anda mungkin juga menyukai