PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Critical Book Review ini bertujuan untuk mengetahui isi buku tetapi lebih
menitik beratkan pada evaluasi kita mengenai ringkasan, kelemahan, serta
kelebihan dari buku apa yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku
tersebut bisa mempengaruhi cara berfikir dan menambah pemahaman kita
terhadap suatu bidang kajian tertentu. Sehingga critical book review ini
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencari kelebihan serta kelemahan
buku.
Materi yang ada didalam bab buku ini mengenai Perubahan Praktik
Bimbingan Dan Konseling Di Indonesia. Diharapkan dengan adanya critical book
review ini dapat menambah wawasan kita semua dan mampu berfikir kritis
maupun sistematis, sehingga untuk kedepannya mahasiswa sebagai calon guru
bimbingan dan konseling dapat mengaplikasikan materi ini dilapangan atau
setelah menjadi guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja indentitas dari buku tersebut?
2. Apa saja ringkasan dari buku bab delapan?
3. Apa saja kelebihan dari buku tersebut?
4. Apa saja kelemahan dari buku tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui identitas dari buku tersebut.
2. Untuk mengetahui ringkasan dari buku bab delapan.
3. Untuk mengetahui kelebihan dari buku tersebut.
4. Untuk mengetahui kelemahan dari buku tersebut.
5.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Buku
BUKU PEMBANDING :
Judul Buku : Manajemen
Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
2
B. Ringkasan Buku
Profesionalisasi Profesi Konselor Berwawasan Islami
3
Merupakan angin segar pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah.
Semangat yang luar biasa untuk melaksanakan ini karena disana dikatakan “Tugas
guru adalah mengajar dan/atau membimbing.”
Apa, mengapa, untuk apa, bagaimana, kepada siapa, oleh siapa, kapan dan
dimana pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan dilaksanakan juga belum jelas.
Oleh siapa bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan, di sekolah banyak terjadi
diberikan kepada guru-guru senior, guru-guru yang mau pensiun, guru mata
pelajaran yang kurang jam mengajarnya untuk memenuhi tuntutan angka
kreditnya. Guru-guru ini jelas sebagian besar tidak menguasai dan memang tidak
dipersiapkan untuk menjadi Guru Pembimbing. Kesan yang tertangkap di
masyarakat terutama orang tua murid Bimbingan Penyuluhan tugasnya
menyelesaikan anak yang bermasalah. Sehingga ketika orang tua dipanggil ke
sekolah apalagi yang memanggil Guru Pembimbing, maka orang tua menjadi
malu, dan dari rumah sudah berpikir ada apa dengan anaknya, bermasalah atau
mempunyai masalah apakah. Dari segi pengawasan, juga belum jelas arah dan
pelaksanaan pengawasannya.
B. Lahirnya Pola 17
4
kebutuhan manusia modern saat ini. Bimbingan dan konseling yang dikenal
sebagai ilmu humanistik selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa dan
menuntut adanya perubahan yang sebaiknya menyesuaikan diri dengan kondisi
saat ini. Perkembangan ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses ilmiah
yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan hasil yang benar-benar dibutuhkan
oleh masyarakat. Proses inilah yang sering dikatakan dengan penelitian.
Walaupun sudah ada pola yang jelas pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
sekolah belumlah semulus dan lancar seperti yang diharapkan. Hal ini banyak
penyebabnya dan akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Satu hal
diantarnya yang menjadikan “kebingungan” di lapangan, pemikiran bahwa: BK
Pola 17 saja belum mapan dan mantap sudah dikembangkan BK Pola 17 Plus
bahkan BK Pola 17 Plus-plus (45) yaitu Spektrum Profesi Konseling.
Dalam konteks ini, perubahan yang terjadi pada skema pelayanan bimbingan
dan konseling, yang pada awalnya berupa BK Pola 17 diperbaharui menjadi BK
Pola 17 Plus dan saat ini dilakukan inovasi kembali menjadi BK Pola 17 Plus
yang disempurnakan. Pola yang digunakan Bimbingan dan Konseling di sekolah
saat ini adalah pola 17 yang disempurnakan dan BK Komprehensif.
Dalam konteks ini, perubahan yang terjadi pada skema pelayanan bimbingan
dan konseling, yang pada awalnya berupa BK Pola 17 diperbaharui menjadi BK
Pola 17 Plus dan saat ini dilakukan inovasi kembali menjadi BK Pola 17 Plus
yang disempurnakan. Pola yang digunakan Bimbingan dan Konseling di sekolah
saat ini adalah pola 17 yang disempurnakan dan BK Komprehensif.
5
komprehensif dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam
desain, dan bersifat pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope,
preventive in design and developmental in nature).
1. Layanan Dasar
a. Pengertian
b. Tujuan
6
erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas
perkembangnya (sebagai standar kompetensi kemandirian).
2. Layanan Responsif
a. Pengertian
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik
yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan
gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
b. Tujuan
c. Fokus pengembangan
Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
dirinya, serta pemahaman akanpeluang dan kesempatan yang tersedia di
lingkungannya.
b. Tujuan
7
1) Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya
2) Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan
terhadap perkembangan dirinya
3) Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan
rencana yang telah dirumuskan.
c. Fokus pengembangan
4. Dukungan Sistem
C. Kelebihan Buku
a) Kelebihan buku yang pertama dapat dilihat dari judul, judul buku yang di
kritik adalah ”Profesionalisasi Profesi Konselor Berwawasan Islami”.
Bahwa judul pada buku ini sudah dapat menggambarkan keseluruhan dan
relevan isi buku dan tidak berbelit-belit, judul buku tersebut juga tidak
lebih dari 15 kata. karena, syarat-syarat judul yang baik adalah mencakup
seluruh isi tulisan, relevan dengan topik, dan menarik perhatian. Agar
menarik perhatian sebaiknya judul berkalimat tidak lebih dari 12 kata
berbahasa Indonesia dan 10 kata berbahasa Inggris.1
b) Kelebihan selanjutnya yang dapat dilihat dari buku ini ialah bahwa penulis
memang memiliki keahlian dibidang bimbingan dan konseling. Adanya
keterkaitan antara profesi penulis dengan buku yang ditulis. Karena, dalam
1
Adi Suprayitno, 2019, Pedoman Penyusunan dan Penulisan Jurnal Ilmiah Bagi Guru,
Yogyakarta : CV Budi Utama, hal. 60
8
penulisan karya ilmiah, diperlukan suatu keterkaitan antara karya ilmiah
yang ditulis dengan profesi ataupun gelar si penulis.2
c) Kelebihan buku yang lain dapat dilihat pada halaman 162 yang mana pada
halaman tersebut digambarkan struktur mengenai BK Pola 17, halaman
169 juga menampilkan gambar struktur wawasan bimbingan dan
konseling, halaman 179 juga terdapat spectrum pelayanan komprehensif,
dan terakhir pada halaman 196-197 juga tergambar struktur layanan
Konseling Pola Komprehensif dan Diagram Perbandingan Pelaksaaan BK
Komprehensif dengan BK Pola 17 Plus.
d) Kelebihan lainnya dapat dilihat dari segi penulisan istilah asing yang
ditulis dengan huruf miring, tanda baca sangat diperhatikan dengan baik
dalam buku ini. Karena, tanda baca, lambang ilmiah, singkatan, rujukan,
jenis huruf (besar, kecil, tegak, miring, tebal, tipis) dalam karya tulis
ilmiah perlu diperhatikan.3
e) Kelebihan selanjutnya yang ada dalam buku ini dapat dilihat pada halaman
170 di paragraph kedua bahwa 5 premis dasar menurut Gysbers &
Henderson (dalam Tarmizi, 2018:170) dipaparkan lebih jelas dan pendapat
para ahli yang diambil lebih terbaru, yaitu:
1) Bimbingan dan konseling adalah sebuah program. Karakteristiknya yang
mirip dengan program lain dibidang pendidikan dan mencakup:
Standar siswa. Standar yang di maksud siswa yang berlaku di
Indonesia adalah standar kemandirian siswa sesuai yang tertuang
dalam penataan pendidikan professional konselor dan layanan
bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal.
Kegiatan dan proses layanan untuk membantu siswa dalam mencapai
standar.
Sertifikat professional dalam rangka implementasi bimbingan dan
konseling komprehensif di perlukan tenaga jurna tenaga professional.
2
Nova Oktavia, 2015, Sistematika Penulisan Karya Ilmiah, Yogyakarta : CV Budi
Utama, hal. 45
3
Hariyanto A. G, Dkk, 2000, Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, Jakarta :
IKAPI, hal. 32
9
Konselor sekolah yang menjadi penanggung jawab keterlaksanaan,
hendaknya telah memiliki sertifikat sebagai konselor professional.
Bahan dan sumber daya keberhasilan layanan bimbingan dan
bimbingan dan konseling di pengaruhi dengan ketersediaan sarana dan
pra sarana serta dukungan dana.
Program, personil, dan evalusai hasil program bimbingan dan
konseling memiliki kerangka yang jelas meliputi adanya program kerja
yang jelas, ketersediaan personil yang mendukung, serta
dimungkinkannya kegiatan evaluasi hasil layanan bimbingan dan
konseling.
2) Program bimbingan dan konseling adalah perkembangan dan
komprehensif. Perkembangan dalam kegiatan bimbingan dan konseling
yang dilakukan pada regular, direncanakan, dan secara sistematis untuk
membantu siswa dalam perkembangan akademik, karir, dan pribadi sosial.
Meskipun kebutuhan mendesak dan krisis siswa yang harus dipenuhi,
focus utama program perkembangan adalah untuk memberikan siswa
dengan pengalaman semua untuk membantu mereka tumbuh dan
berkembang. Program bimbingan dan konseling yang komprehensif dalam
berbagai macam kegiatan dan layanan yang disediakan.
3) Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-
building approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat
komprehensif bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan
bimbingan dan konseling melibatkan seluruh personalia yang ada
disekolah dengan sentral koordinasi dan tanggung jawab ada di tangan
konselor yang bersertifikat (certified counselor). Konselor tidak hanya
menyediakan layanan langsung untuk peserta didik, tetapi juga bekerja
konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain. Staf personil
sekolah (guru dan tenaga administrasi), orangtua dan masyarakat.
4) Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian
proses sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi,
dan keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut
10
diharapkan kegiatan layanan bimbingan konseling dapat diselenggrakan
secara tepat sasaran dan terukur.
5) Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang
kokoh. Factor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin
akuntabilitass dan pencapaian kinerja program bimbingan dan konseling.4
4
Tarmizi, 2018, Profesionalitas Profesi Konselor Berwawasan Islami,Medan : Perdana
Publishing, Hal. 170
11
5) Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh kepemimpinan
yang mempunyai visi dan misi yang kuat tentang bimbingan dan
konseling. Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin sangat berkontribusi
yang positif dalam menjamin akuntabilitas dan pencapaian kinerja
konselor sekolah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.5
Dalam hal ini dapat dilihat pada buku pertama bahwa peulis memaparkan
lebih jelas dan kata-kata yang digunakan lebih mudah dipahami. Terlihat pada
poin pertama di buku Dr. Tarmizi, M.Pd memaparkan poin-poin karakteristik
yang mirip dengan program lain di bidang pendidikan, sedangkan di buku
Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah hanya menjelaskan poin-poin
besarnya saja.
D. Kekurangan
a) Kekurangan buku terletak pada halaman 164-165 mengenai bidang
pelayanan BK pola 17 Plus, dalam buku pertama ditulis bidang pelayanan
BK meliputi :
a. Bidang pengembangan pribadi
b. Bidang pengembangan sosial
c. Bidang pengembangan kegiatan belajar
d. Bidang pengembangan karir
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
f. Bidang pengembangan kehidupan beragama6
Dan jika dibandingkan dengan buku konseling profesional yang
berhasil oleh Prof. Dr. Prayitno, di halaman 12 bidang pelayanan BK pola 17-
Plus meliputi :
a. Bidang pengembangan pribadi
b. Bidang pengembangan sosial
5
Sugio, 2016. Manajemen Bimbingan Dan Konseling di Sekolah (Pedoman teoritis dan
praktis bagi konselor sekolah), Semarang : Widya Karya, Hal. 16-17
6
Tarmizi, 2018, Profesionalitas Profesi Konselor Berwawasan Islami,Medan : Perdana
Publishing, Hal. 164-165
12
c. Bidang pengembangan kegiatan belajar
d. Bidang pengembangan pilihan karir dan kehidupan berpekerjaan
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
f. Bidang pengembangan kehidupan berpekerjaan
g. Bidang pengembangan kehidupan bermasyarkat dan
berkewarganegaraan.7
Dalam hal ini bisa dilihat pada buku pertama, hanya menuliskan 6 poin
bidang pelayanan, sedangkan dalam buku konseling profesional yang berhasil
menuliskan 7 poin bidang pelayanan BK. Dan perbedaan lain yang bisa dilihat
pada buku pertama menuliskan bidang pengembangan kehidupan beragama
sedangkan pada buku konseling profesional yang berhasil tidak ada bidang
pengembangan beragama, tetapi bidang pengembangan kehidupan berpekerjaan
dan bidang pengembangan kehidupan bermasyarakat dan berkewarnegaraan.
7
Prayitno, 2017, Konseling Profesional Yang Berhasil, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, hal. 12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa kelebihan dan kekurangan buku yang sudah dipaparkan, penulis
mengambil kesimpulan bahwa buku ini sangat cocok digunakan oleh kalangan
mahasiswa, terkhusus mahasiswa bimbingan dan konseling islam, dan buku ini
juga bisa membantu guru BK dan mahaiswa BK untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru BK yang profesional.
B. Saran
Dalam hal ini ada beberapa kekurangan yang dijabarkan oleh pengkritik, maka
diharapkan buku ini terus adanya perbaikan untuk terus menyempurnakan buku
ini dan bisa menjawab tantangan zaman dan sesuai dengan perkembangan zaman
dan IPTEK.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adi Suprayitno, 2019, Pedoman Penyusunan dan Penulisan Jurnal Ilmiah Bagi
Guru, Yogyakarta : CV Budi Utama.
Hariyanto A. G, Dkk, 2000, Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,
Jakarta : IKAPI.
Nova Oktavia, 2015, Sistematika Penulisan Karya Ilmiah, Yogyakarta : CV Budi
Utama.
Prayitno, 2017, Konseling Profesional Yang Berhasil, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Sugio, 2016. Manajemen Bimbingan Dan Konseling di Sekolah (Pedoman teoritis
dan praktis bagi konselor sekolah), Semarang : Widya Karya.
Tarmizi, 2018, Profesionalitas Profesi Konselor Berwawasan Islami,Medan :
Perdana Publishing.
15