Sebagai pemenuhan tugas sebelum UAS mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Kelompok
DISUSUN OLEH
NAMA : Fyarisa
NIM : (0303213056)
KELAS : BKPI-2
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
bimbingan-Nya, serta petunjuknya sehingga makalah Bimbingan dan Konseling
Kelompok dengan judul “Critical Book Review” dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat
atas dasar karena tugas yang diberikan oleh Dosen. Selain itu,makalah ini dibuat untuk
dijadikan bahan diskusi agar dapat memecahkan masalah dalam materi pembelajaran .
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada ibu Amal
Hayati, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok. Tugas
yang telah diberikan ini insyaallah dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan pada
pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan ilmu yang berguna
dan berfungsi pada setiap kesempatan yang bermanfaat.
Fyarisa
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan membaca buku sangatlah penting untuk menambah ilmu dan juga
memperluas wawasan kita sebagai masyarakat umum terutama sebagai
mahasiswa. Mahasiswa haruslah teliti dan bijak dalam menelaah isi dan makna
yang disampaikan dalam sebuah buku. Namun, jika mahasiswa tidak terampil
dalam menganalisis maka mahasiswa akan kesulitan menemukan inti pokok yang
dibahas dalam sebuah buku. Kerap kali mahasiswa kesulitan dalam mencari
makna dalam sebuah buku dan juga kesulitan mencari referensi disebabkan karena
jarangnya melatih keterampilan analisis dan literasi. Padahal dengan memahami
inti pokok bahasan sebuah buku maka ilmu yang didapat akan dijadikan pijakan
pola pikir mahasiswa. Jika salah dalam memahami makna di dalam sebuah buku
maka akan salah jugalah cara berpikirnya. Oleh sebab itu dengan tugas mereview
buku ini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan analisisnya
dalam memahami makna didalam sebuah buku, yang dalam hal ini buku
Pendidikan Kewarganegaraan.
B. TUJUAN
Tujuan penulis membuat CBR ini guna menyelesaikan tugas Bimbingan dan
Konseling Kelompok. Menambah wawasan pembaca dan juga saya sebagai
penulis tentang pentingnya memahami Bimbingan dan Konseling Kelompok
sebagai calon konselor/guru BK aktif, serta hak dan kewajiban apa saja yang
harus kita lakukan. Dengan menulis CBR ini juga penulis dapat meningkatkan
keterampilan meriview buku dan menguatkan kemampuan analisis tentang
pemahaman materi yang disajikan dalam buku tersebut.
C. MANFAAT
1. Mempermudah pembaca dalam mengambil inti sebuah topik dalam buku
yang telah dilengkapi dengan ringkasan topik, pembahasan buku serta
kelebihan dan kekurangan topik bahasan buku.
2. Menambah wawasan pembaca mengenai Mata Kuliah Bimbingan Dan
Konseling Kelompok
3. Melatih diri mahasiswa untuk lebih kritis dalam mencari sumber informasi
maupun referensi.
ISI BUKU
Bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan salah satu jenis layanan dalam
bimbingan dan konseling yang memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai
hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/atau pemecahan masalah individu yang
menjadi peserta kegiatan kelompok.
Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan masalah umum yaitu permasalahan yang sedang hangat diperbincangkan baik yang di
dengar dan dilihat dari media massa (cetak maupun media elektronik), dan berasal dari
lingkungan sekitar. Informasi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan kelompok itu terutama
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman
mengenai orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan yang tidak langsung dari
kegiatan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Sejalan dengan pendapat tersebut
Prayitno (1995) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok dapat pula sebagai media
pemberian informasi kepada sekelompok individu.
Idealnya anggota kelompok yang memutuskan sendiri tujuan khusus yang ingin dicapai
untuk kepentingan mereka sendiri yang akan menjadi pengalaman mereka dalam kelompok.
Akan tetapi, secara umum layanan bimbingan kelompok dan/atau konseling kelompok bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi individu, khususnya kemampuan komunikasi
peserta layanan serta pemecahan masalah pribadi yang mengganggu. Dalam kaitan ini, sering
menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi/berkomunikasi seseorang seringkali
terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan
terkungkung serta tidak efektif (Prayitno, 2012).
Ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh anggota kelompok melalui layanan konseling
kelompok, yaitu:
Elida P, (2010) menjelaskan beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh anggota kelompok
melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok antara lain adalah:
a. Memperoleh pemahaman tentang diri sendiri dan perkembangan identitas diri yang
sifatnya unik;
b. Meningkatkan penerimaan diri sendiri, kepercayaan diri, dan penghargaan terhadap diri
sendiri agar tercapai pemahaman baru tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar;
c. Memiliki kesensitifan yang tinggi terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain;
d. Memahami kebutuhan dan permasalahan yang dirasakan secara bersama oleh anggota
kelompok yang dikembangkan menjadi perasaan yang bersifat universal;
e. Memahami nilai-nilai yang berlaku dan hidup dengan tuntutan nilai-nilai tersebut, dan;
f. Mampu menentukan satu pilihan yang tepat dan dilakukan dengan cara yang arif
bijaksana.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka sesungguhnya sangat banyak manfaat yang dapat
dipetik berdasarkan tujuan pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok dan/atau
konseling kelompok. Apabila para anggota kelompok mendapatkan semua manfaat tersebut
dapat dipastikan tujuan pelayanan bimbingan dan konseling telah tercapai dengan maksimal.
Peran konselor/pemimpin kelompok disini sangatlah vital dalam membawa kegiatan kelompok.
Konseling Kelompok merupakan suatu sistem layanan bantuan yang amat baik untuk membantu
pengembangan kemampuan pribadi, pencegahan, dan menangani konflik-konflik antar pribadi
atau pemecahan masalah (Gazda, 1984). Kelompok merupakan wahana untuk membantu
individu-individu yang menjadi anggota kelompok. Fokus perhatian dan bantuan konselor
diarahkan pada keunikan individual bukan kepada kelompok. Secara konseptual dan praksis
layanan konseling, meliputi dua layanan, yaitu:
a. Konseling Individual: sebagai hubungan timbal balik antara seorang konselor dengan
klien untuk mencapai pemahaman tentang dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan
permasalahan, perkembangan, dan pengambilan keputusan dirinya untuk saat ini dan
saat-saat yang akan datang.
b. Konseling Kelompok: merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana
kelompok yang bersifat pencegahan dan pengembangan, dan diarahkan kepada
pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.
Dalam konsep konseling kelompok sebagai suatu sistem di dalamnya tersirat makna tujuan,
sasaran dan sifat hubungan yang perlu dibangun oleh konselor dan klien konseling kelompok.
Adapun elemen-elemen konseling kelompok adalah sebagai berikut:
a. Individu: kesadaran akan pengakuan terhadap individu yang memiliki keunikan dan
sebagai manusia dengan harapan, nilai-nilai, dan permasalahan yang dihadapinya.
b. Suasana Kelompok: kebutuhan individu untuk diterima, bertukar pengalaman, dan
bekerja sama dengan orang lain, sehingga mendorong mereka mampu memahami
dirinya dan memberikan sumbangan pemikiran bagi anggota yang lainnya.
c. Pencegahan: konseling kelompok mampu mencegah munculnya permasalahan yang
akan menganggu kehidupan klien sebagai individu maupun anggota masyarakat.
d. Pertumbuhan dan Perkembangan: mampu mendorong klien memahami kelebihan dan
kelemahan dirinya serta bagaimana potensi yang mereka miliki menjadi modal bagi
perwujudan diri dalam kehidupan selanjutnya
e. Penyembuhan: berusaha mengubah persepsi individu melalui tukar pengalaman dengan
individu lain sehingga perilaku yang cenderung melemahkan, bahkan menyalahkan diri
sendiri segera bisa diubah dan tidak terlalu parah.
C. Kelebihan Konseling Kelompok
Sebagai suatu sistem pemberian bantuan, Konseling kelompok memiliki kelebihan (Shertzer
Konselor sebagai pemimpin kelompok perlu memperhatikan hak dan kewajiban klien
sebagai anggota kelompoknya, yaitu sebagai berikut:
Sedangkan Keuntungan Konseling Kelompok, menurut Jacobs, Harvill & Masson (1994)
adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Kelebihannya:
1. Menurut penulis, dalam bimbingan kelompok, seluruh anggota kelompok
diharapkan dapat melaksanakan semua peranannya dengan baik. Akan tetapi,
tentulah sangat diharapkan jika setiap anggota kelompok memahami peran dan
tugasnya sebagai anggota. Sebaliknya, pemimpin kelompok harus dapat
membaca sikap anggota kelompok yang dapat mengganggu tugasnya sebagai
pimpinan kelompok.
2. Penulis juga mengemukakan bahwa seorang pemimpin kelompok harus
mempunyai kekuatan yang dapat digunakan untuk mempengaruhi atau mengatur
bawahannya, melalui legitimasi pemakaian kekuatan. Dengan demikian
kepemimpinan kelompok akan berjalan lancar jika ia dapat menunjukkan
kepemimpinannya.
3. Bahasa yang disajikan cukup ringan dan mudah dipahami, memberi kemudahan
pembaca untuk mengikuti alur berfikir penulis dalam pembahasan tersebut,
terutama dalam pembahasan tentang tahap-tahap perkembangan kegiatan
kelompok dalam layanan bimbingan kelompok yang dapat dijadikan oleh calon
pemimpin kelompok (konselor).
4. selain itu tidak kalah pentingnya penulis juga menyajikan satlan bimbingan dan
konseling dan lampiran berbagai permainan yang dapat dilakukan dalam
bimbingan kelompok di sekolah.
Terlepas dari kelebihan tersebut, buku ini tentu memiliki beberapa kekurangan. Adapun
kekurangan buku ini yaitu
1. dari sisi teknis nya saja, buku ini kurang tepat disajikan untuk mahasiswa yang
sedang menempuh mata kuliah bimbingan konseling kelompok umum, karena
buku ini disajikan secara khusus bagi bimbingan di sekolah, lebih tepat disajikan
pada mata kuliah bimbingan konseling sekolah dan untuk para guru pengampu
bimbingan dan konseling.
2. tidak membahas tentang alternatif yang bisa dilakukan oleh pempimpin
kelompok (konselor) untuk mengatasi masalah-masalah yang ada didalam
kelompok tersebut.
1. Buku Pembanding lebih jelas dalam pemaparan teori teori para ahli daripada
buku utama, namun di dalam buku utama menurut saya juga cukup bagus dalam
pemaparan teori namun memiliki sedikit teori.
2. Dalam bab buku pembanding setiap bab telah selesai dibahas memiliki beberapa
pertanyaan salah satunya pengetahuan baru apa saja yang diperoleh ketika
selesai membahas topik dalam bab 1, itu adalah sangat bagus, sehingga kita
dapat mengetahui pengetahuan apa saja yang telah dipahami dan diketahui oleh
para pembaca.
3. Di dalam buku utama, mereka menjelaskan bagaimana dan apa latar belakang
dari bimbingan kelompok tersebut, sehingga kita dapat mengetahui lebih awal
bagaimana latar belakang yang terjadi dalam bimbinga kelompok tersebut
4. Didalam buku utama, tidak berfokus dalam teori, namun didalam buku
pembanding terfokus dalam teori. Sehingga menurut saya, yang lebih bagus
adalah buku pembanding dalam pemafaran teori, karena seorang konselor wajib
mengetahui teori apa apa saja yang menyangkut bimbingan kelompok agar ia
dapat mengetahui bagimana cara dan teori apa yang akan ia laksanakan dalam
melakukan bimbingan dan kelompok
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok tidak sekedar memberikan
informasi kepada anggota kelompok. Sebagai hasil layanan, para peserta bimbingan
kelompok atau konseling kelompok memang menerima sejumlah informasi baru;
namun lebih dari itu, para peserta kegiatan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok tidak sekedar menunggu pemberian informasi dari konselor/pemimpin
kelompok, melainkan sangat aktif saling memberi dan menerima. Peranan
konselor/pemimpin kelompok bukan lagi memberikan informasi kepada kelompok,
melainkan secara arif dan bijaksana memimpin pengembangan dinamika kelompok
yang mengaktifkan semua anggota kelompok. Apabila dalam layanan informasi
konselor sangat aktif berbicara memberikan informasi, sebaliknya, dalam layanan
bimbingan kelompok atau konseling kelompok Konselor/pemimpin kelompok hanya
berbicara seperlunya, bahkan sedapat-dapat membatasi pembicaranya. Tuntutan agar
anggota kelompok ber-BMB3 mendominasi kegiatan layanan.
B. Saran
Untuk lebih dapat mendalami konsep dan wawasan mahasiswa maka diperlukan
suatu solusi atau penanganan yang tepat, agar situasi yang terjadi dapat terealisasikan
dengan baik. Perbaikan harus dilakukan oleh semua pihak, sehingga dapat
memunculkan aspek baru yang lebih relevan dalam menyikapi masalah. Penggunaan
bahasa yang mudah dipahami dan juga pembahasan yang ringkas diperlukan dalam
jurnal ini, untuk memudahkan para pembaca dalam memahami konsep.
DAFTAR PUSTAKA
Rangka Itsar Bolo, Folastri Sisca. (2016). PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN DAN
Adhiputra Ngurah. (2016). Konseling Kelompok Perspektif Teori Dan Aplikasi. Bali: