Anda di halaman 1dari 16

Critical Book Review

Sebagai pemenuhan tugas sebelum UAS mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Kelompok

Dosen Pengampu : Amal Hayati, M.Pd

DISUSUN OLEH

NAMA : Fyarisa

NIM : (0303213056)

KELAS : BKPI-2

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
bimbingan-Nya, serta petunjuknya sehingga makalah Bimbingan dan Konseling
Kelompok dengan judul “Critical Book Review” dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat
atas dasar karena tugas yang diberikan oleh Dosen. Selain itu,makalah ini dibuat untuk
dijadikan bahan diskusi agar dapat memecahkan masalah dalam materi pembelajaran .
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada ibu Amal
Hayati, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok. Tugas
yang telah diberikan ini insyaallah dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan pada
pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan ilmu yang berguna
dan berfungsi pada setiap kesempatan yang bermanfaat.

Medan , 17 November 2022

Fyarisa
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan membaca buku sangatlah penting untuk menambah ilmu dan juga
memperluas wawasan kita sebagai masyarakat umum terutama sebagai
mahasiswa. Mahasiswa haruslah teliti dan bijak dalam menelaah isi dan makna
yang disampaikan dalam sebuah buku. Namun, jika mahasiswa tidak terampil
dalam menganalisis maka mahasiswa akan kesulitan menemukan inti pokok yang
dibahas dalam sebuah buku. Kerap kali mahasiswa kesulitan dalam mencari
makna dalam sebuah buku dan juga kesulitan mencari referensi disebabkan karena
jarangnya melatih keterampilan analisis dan literasi. Padahal dengan memahami
inti pokok bahasan sebuah buku maka ilmu yang didapat akan dijadikan pijakan
pola pikir mahasiswa. Jika salah dalam memahami makna di dalam sebuah buku
maka akan salah jugalah cara berpikirnya. Oleh sebab itu dengan tugas mereview
buku ini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan analisisnya
dalam memahami makna didalam sebuah buku, yang dalam hal ini buku
Pendidikan Kewarganegaraan.

B. TUJUAN
Tujuan penulis membuat CBR ini guna menyelesaikan tugas Bimbingan dan
Konseling Kelompok. Menambah wawasan pembaca dan juga saya sebagai
penulis tentang pentingnya memahami Bimbingan dan Konseling Kelompok
sebagai calon konselor/guru BK aktif, serta hak dan kewajiban apa saja yang
harus kita lakukan. Dengan menulis CBR ini juga penulis dapat meningkatkan
keterampilan meriview buku dan menguatkan kemampuan analisis tentang
pemahaman materi yang disajikan dalam buku tersebut.

C. MANFAAT
1. Mempermudah pembaca dalam mengambil inti sebuah topik dalam buku
yang telah dilengkapi dengan ringkasan topik, pembahasan buku serta
kelebihan dan kekurangan topik bahasan buku.
2. Menambah wawasan pembaca mengenai Mata Kuliah Bimbingan Dan
Konseling Kelompok
3. Melatih diri mahasiswa untuk lebih kritis dalam mencari sumber informasi
maupun referensi.

D. IDENTITAS BUKU UTAMA

1. Judul : PROSEDUR LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
KELOMPOK (Panduan Praktis Menyeluruh)
2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang/Editor : Sisca Folastri, M.Pd.,
Kons. Dan Itsar Bolo Rangka, M.Pd., Kons.
4. Penerbit : Mujahid Press
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tahun terbit : 2016
7. ISBN : 978-979-762-418-7

E. IDENTITAS BUKU PEMBANDING

1. Judul : KONSELING KELOMPOK


PERSPEKTIF TEORI DAN APLIKASI
2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang/Editor : Dr. A. A. Ngurah
Adhiputra, M.Pd.
4. Penerbit : INSTITUT KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI
5. Kota Terbit : Bali
6. Tahun terbit : 2016
BAB II

ISI BUKU

Ringkasan Isi Buku Utama Bab 2 : Konsep Dasar Layanan BK Kelompok

A. Arti Bimbingan dan Konseling Kelompok

Bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan salah satu jenis layanan dalam
bimbingan dan konseling yang memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai
hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/atau pemecahan masalah individu yang
menjadi peserta kegiatan kelompok.

Layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok dapat diselenggarakan di


mana saja, di dalam ruangan ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah
salah seorang peserta atan di rumah konselor, di suatu kantor atau lembaga tertentu, atau di
ruang praktik pribadi konselor. Di manapun kedua jenis layanan itu dilaksanakan, harus
terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai
tujuan layanan.

Layanan bimbingan kelompok membahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian


bersama anggota kelompok, sedangkan dalam layanan konseling kelompok membahas masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Pembahasan topik tersebut
melalui suasana dinamika kelompok yang intensif dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota
di bawah bimbingan pemimpin kelompok (konselor).

Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan masalah umum yaitu permasalahan yang sedang hangat diperbincangkan baik yang di
dengar dan dilihat dari media massa (cetak maupun media elektronik), dan berasal dari
lingkungan sekitar. Informasi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan kelompok itu terutama
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman
mengenai orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan yang tidak langsung dari
kegiatan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Sejalan dengan pendapat tersebut
Prayitno (1995) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok dapat pula sebagai media
pemberian informasi kepada sekelompok individu.

Dalam bimbingan kelompok peranan dinamika kelompok tidaklah kurang dibandingkan


dengan peranannya dalam konseling kelompok. Para peserta yang secara langsung terlibat dan
menjalani dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok juga akan dapat mencapai tujuan
ganda, yaitu: (1) mendapat kesempatan untuk memperkembangkan diri untuk diperolehnya
kemampuan-kemampuan sosial, pengalaman, informasi, wawasan, pemahaman, nilai dan sikap,
serta (2) berbagai alternatif yang akan memperkaya dan mungkin bahkan dapat mereka
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Perolehan yang mengandung unsur-unsur kognitif,
afektif, konatif, dan kemampuan-kemampuan tertentu dapat dicapai melalui kegiatan
pembahasan dan/atau pendalaman masalah-masalah atau topik yang bersifat umum.

B. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok

Idealnya anggota kelompok yang memutuskan sendiri tujuan khusus yang ingin dicapai
untuk kepentingan mereka sendiri yang akan menjadi pengalaman mereka dalam kelompok.
Akan tetapi, secara umum layanan bimbingan kelompok dan/atau konseling kelompok bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi individu, khususnya kemampuan komunikasi
peserta layanan serta pemecahan masalah pribadi yang mengganggu. Dalam kaitan ini, sering
menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi/berkomunikasi seseorang seringkali
terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan
terkungkung serta tidak efektif (Prayitno, 2012).

Ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh anggota kelompok melalui layanan konseling
kelompok, yaitu:

a. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain;


b. menemukan berbagai kemungkinan cara menghadapi persoalan-persoalan
perkembangan dan upaya mengentaskan konflik-konflik tertentu;
c. meningkatkan kemampuan mengontrol diri sendiri, kemandirian, dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan orang lain;
d. membuat perencanaan yang khusus untuk merubah tingkah laku tertentu dan dengan
kesadaran diri sendiri sungguh-sungguh (to commit) untuk sepenuhnya menjalankan
rencana itu;
e. belajar keterampilan sosial yang efektif;
f. belajar melakukan konfrontasi orang lain dengan cara yang berkelembutan, perhatian,
keramahan, dan terkendali, serta;
g. berubah dari hidup semata-mata untuk menjadi seperti apa yang diharapkan atau dimaui
orang lain menjadi hidup sesuai dengan diharapkan diri sendiri yang penuh dengan
berkah.
Melalui layanan bimbingan kelompok dan/atau konseling kelompok hal-hal yang
mengganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui
berbagi cara; pikiran yang suntuk, buntu atau beku dicairkan dan didinamikkan melalui berbagai
masukkan dan tanggapan baru; persepsi dan wawasan yang menyimpang dan/atau sempit
diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, penyadaran dan penjelasan; sikap yang
tidak objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta tidak efektif digugat dan didobrak; kalau
perlu diganti dengan yang hal-hal baru yang lebih efektif.

C. Manfaat Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok

Elida P, (2010) menjelaskan beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh anggota kelompok
melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok antara lain adalah:

a. Memperoleh pemahaman tentang diri sendiri dan perkembangan identitas diri yang
sifatnya unik;
b. Meningkatkan penerimaan diri sendiri, kepercayaan diri, dan penghargaan terhadap diri
sendiri agar tercapai pemahaman baru tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar;
c. Memiliki kesensitifan yang tinggi terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain;
d. Memahami kebutuhan dan permasalahan yang dirasakan secara bersama oleh anggota
kelompok yang dikembangkan menjadi perasaan yang bersifat universal;
e. Memahami nilai-nilai yang berlaku dan hidup dengan tuntutan nilai-nilai tersebut, dan;
f. Mampu menentukan satu pilihan yang tepat dan dilakukan dengan cara yang arif
bijaksana.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka sesungguhnya sangat banyak manfaat yang dapat
dipetik berdasarkan tujuan pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok dan/atau
konseling kelompok. Apabila para anggota kelompok mendapatkan semua manfaat tersebut
dapat dipastikan tujuan pelayanan bimbingan dan konseling telah tercapai dengan maksimal.
Peran konselor/pemimpin kelompok disini sangatlah vital dalam membawa kegiatan kelompok.

D. Hal Umum Terkait Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Kelompok

a. Layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok bukan sekedar kegiatan


kelompok biasa, seperti darmawisata, arisan atau pertemuan-pertemuan lainnya.
Kegiatan bimbingan kelompok atau konseling kelompok mengemban fungsi-fungsi
konseling (pemahaman, pencegahan, pengentasan masalah pengembangan dan
pemeliharaan, dan advokasi) serta menerapkan prinsip dan asas-asas konseling, disertai
berbagai teknik-teknik konselingnya.
b. Kegiatan bimbingan kelompok bukan berarti “membimbing kelompok” melainkan
suatu layanan terhadap sejumlah konseli (dalam hal ini anggota kelompok) agar setiap
konseli itu memperoleh manfaat tertentu dan/atau pengentasan masalah pribadi yang
dialaminya. Fungsi “membimbing kelompok”memang dilakukan oleh
konselor/pemimpin kelompok; namun orientasinya bukan kelompok itu sebagai
“sebuah satuan kelompok”, melainkan pengembangan dinamika kelompok sebagai
wahana untuk pengembangan individu anggota kelompok serta pengentasan masaiah-
masalah mereka masing-masing.
c. Kegiatan bimbingan kelompok atau konseling kelompok tidak sama dengan diskusi
biasa atau rapat. Dalam bimbingan kelompok atau konseling kelompok memang
dilakukan pembahasan permasalahan melalui semacam kegiatan berdiskusi, bertukar
pendapat, menganalisis dan mengkritisi data, berbeda pendapat dan berargumentasi,
namun semuanya itu bukan untuk sampai kepada kesimpulan atau keputusan yang
dicantumkan pada notulen, melainkan secara dinamis dan konstruktif membina setiap
anggota kelompok sesuai dengan tujuan layanan. Strategi berfikir, merasa, bersikap,
bertindak, dan bertanggungjawab (BMB3) merupakan arah pengembangan diri bagi
setiap anggota kelompok. Oleh karenaitu dalam bimbingan kelompok atau konseling
kelompok tidak diperlukan adanya laporan kelompok dengan notulennya.
d. Layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok tidak sekedar memberikan
informasi kepada anggota kelompok. Sebagai hasil layanan, para peserta bimbingan
kelompok atau konseling kelompok memang menerima sejumlah informasi baru;
namun lebih dari itu, para peserta kegiatan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok tidak sekedar menunggu pemberian informasi dari konselor/pemimpin
kelompok, melainkan sangat aktif saling memberi dan menerima. Peranan
konselor/pemimpin kelompok bukan lagi memberikan informasi kepada kelompok,
melainkan secara arif dan bijaksana memimpin pengembangan dinamika kelompok
yang mengaktifkan semua anggota kelompok. Apabila dalam layanan informasi
konselor sangat aktif berbicara memberikan informasi, sebaliknya, dalam layanan
bimbingan kelompok atau konseling kelompok Konselor/pemimpin kelompok hanya
berbicara seperlunya, bahkan sedapat-dapat membatasi pembicaranya. Tuntutan agar
anggota kelompok ber-BMB3 mendominasi kegiatan layanan.
Ringkasan Isi Buku Pembanding Bab 2 : Konsep Dasar Konseling Kelompok

A. Pengertian Konseling Kelompok

Konseling Kelompok merupakan suatu sistem layanan bantuan yang amat baik untuk membantu
pengembangan kemampuan pribadi, pencegahan, dan menangani konflik-konflik antar pribadi
atau pemecahan masalah (Gazda, 1984). Kelompok merupakan wahana untuk membantu
individu-individu yang menjadi anggota kelompok. Fokus perhatian dan bantuan konselor
diarahkan pada keunikan individual bukan kepada kelompok. Secara konseptual dan praksis
layanan konseling, meliputi dua layanan, yaitu:

a. Konseling Individual: sebagai hubungan timbal balik antara seorang konselor dengan
klien untuk mencapai pemahaman tentang dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan
permasalahan, perkembangan, dan pengambilan keputusan dirinya untuk saat ini dan
saat-saat yang akan datang.
b. Konseling Kelompok: merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana
kelompok yang bersifat pencegahan dan pengembangan, dan diarahkan kepada
pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.

B. Elemen-elemen Konseling Kelompok

Dalam konsep konseling kelompok sebagai suatu sistem di dalamnya tersirat makna tujuan,
sasaran dan sifat hubungan yang perlu dibangun oleh konselor dan klien konseling kelompok.
Adapun elemen-elemen konseling kelompok adalah sebagai berikut:

a. Individu: kesadaran akan pengakuan terhadap individu yang memiliki keunikan dan
sebagai manusia dengan harapan, nilai-nilai, dan permasalahan yang dihadapinya.
b. Suasana Kelompok: kebutuhan individu untuk diterima, bertukar pengalaman, dan
bekerja sama dengan orang lain, sehingga mendorong mereka mampu memahami
dirinya dan memberikan sumbangan pemikiran bagi anggota yang lainnya.
c. Pencegahan: konseling kelompok mampu mencegah munculnya permasalahan yang
akan menganggu kehidupan klien sebagai individu maupun anggota masyarakat.
d. Pertumbuhan dan Perkembangan: mampu mendorong klien memahami kelebihan dan
kelemahan dirinya serta bagaimana potensi yang mereka miliki menjadi modal bagi
perwujudan diri dalam kehidupan selanjutnya
e. Penyembuhan: berusaha mengubah persepsi individu melalui tukar pengalaman dengan
individu lain sehingga perilaku yang cenderung melemahkan, bahkan menyalahkan diri
sendiri segera bisa diubah dan tidak terlalu parah.
C. Kelebihan Konseling Kelompok

Sebagai suatu sistem pemberian bantuan, Konseling kelompok memiliki kelebihan (Shertzer

& Stone, 1981), yaitu sebagai berikut:

a. Efisiensi: dibandingkan dengan strategi bantuan yang bersifat individual, konseling


kelompok lebih efisien karena dalam waktu yang relatif sama konselor dapat
memberikan layanan bantuan kepada sejumlah individu.
b. Keragaman Sumber dan Sudut Pandang: dalam suasana kelompok, sumber bantuan
tidak hanya dari konselor dengan sudut pandang yang tersendiri, tetapi juga dari
sejumlah individu/klien sebagai anggota kelompok dengan sudut pandang yang lebih
kaya.
c. Pengalaman Kebersamaan: individu tidak akan merasa bahwa hanya dirinya yang
mengalami permasalahan tertentu dalam kehidupannya, dia akan menjadi sadar bahwa
ternyata orang lain-pun mengalami permasalahan walaupun sedikit berbeda.
d. Rasa Saling Memiliki: dalam suasana kelompok yang kohesif, kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai, menerima dan diterima, menghargai dan dihargai akan tumbuh
dan dirasakan langsung oleh masing-masing anggota kelompok.
e. Praktek Keterampilan: individu mendapat tempat untuk mempraktekkan tingkah laku
baru, melakukan percobahan dan mendapat dukungan sosio-emosional sebelum
dipraktekkan langsung dalam konteks kehidupan nyata di luar kelompok.
f. Balikan: dalam setiap suasana interaksi kelompok, individu akan mendapatkan
kesempatan untuk menerima dan memberikan balikan dari apa yang telah dilakukan
atau diupayakannya (melakukan aktivitas yang diterima serta meninggalkan sikap dan
perbuatan yang ditolak oleh orang lain).
g. Belajar Menemukan Makna: dalam suasana kelompok, individu tidak hanya
memperhatikan dirinya sendiri, dia juga bisa mendengar, melihat, dan merasakan
bagaimana perasaan orang lain dalam menghadapi suatu permasalahan hidup.
h. Kenyataan Hidup: dalam hal-hal tertentu, suasana kelompok bukan hanya
mencerminkan suasana kehidupan masyarakat, melainkan kehidupan kenyataan sosial
yang sebenarnya. Apa yang terjadi di masyarakat terjadi pula dalam kehidupan
kelompoknya.
i. Komitmen terhadap Norma: kelompok dapat menekan bahkan memaksa individu atau
anggotanya untuk menghormati aturan-aturan yang berlaku pada kelompoknya. Dalam
keadaan tertentu, kadang-kadang tekanan kelompok lebih kuat daripada
bujukan/tekanan orang tua atau guru.
D. Manfaat dan Keuntungan Konseling Kelompok

Konselor sebagai pemimpin kelompok perlu memperhatikan hak dan kewajiban klien
sebagai anggota kelompoknya, yaitu sebagai berikut:

a. Mampu memperluas populasi layanan


b. Menghemat waktu pelaksanaan
c. Mengajarkan individu untuk selalu komitmen pada aturan
d. Mengajarkan individu untuk hidup dalam suatu lingkungan yang lebih luas
e. Terbuka terhadap perbedaan dan persamaan dirinya dengan orang lain.

Sedangkan Keuntungan Konseling Kelompok, menurut Jacobs, Harvill & Masson (1994)
adalah sebagai berikut:

1. Perasaan membagi keadaan bersama


2. Rasa memiliki
3. Kesempatan untuk berpraktek dengan orang lain
4. Kesempatan untuk menerima berbagai umpan balik
5. Belajar seolah-olah mengalami berdasarkan kepedulian orang lain
6. Perkiraan untuk menghadapi kenyataan hidup
7. Dorongan teman guna memelihara komitmen
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihannya:
1. Menurut  penulis, dalam bimbingan kelompok, seluruh anggota kelompok
diharapkan dapat melaksanakan semua peranannya dengan baik. Akan tetapi,
tentulah sangat diharapkan jika setiap anggota kelompok memahami peran dan
tugasnya sebagai anggota. Sebaliknya, pemimpin kelompok harus dapat
membaca sikap anggota kelompok yang dapat mengganggu tugasnya sebagai
pimpinan kelompok.
2. Penulis juga mengemukakan bahwa seorang pemimpin kelompok harus
mempunyai kekuatan yang dapat digunakan untuk mempengaruhi atau mengatur
bawahannya, melalui legitimasi pemakaian kekuatan. Dengan demikian
kepemimpinan kelompok akan berjalan lancar jika ia dapat menunjukkan
kepemimpinannya.
3. Bahasa yang disajikan cukup ringan dan mudah dipahami, memberi kemudahan
pembaca untuk mengikuti alur berfikir penulis dalam pembahasan tersebut,
terutama dalam pembahasan tentang tahap-tahap perkembangan kegiatan
kelompok dalam layanan bimbingan kelompok yang dapat dijadikan oleh calon
pemimpin kelompok (konselor).
4. selain itu tidak kalah pentingnya penulis juga menyajikan satlan bimbingan dan
konseling dan lampiran berbagai permainan yang dapat dilakukan dalam
bimbingan kelompok di sekolah.

Terlepas dari kelebihan tersebut, buku ini tentu memiliki beberapa kekurangan. Adapun
kekurangan buku ini yaitu
1. dari sisi teknis nya saja, buku ini kurang tepat disajikan untuk mahasiswa yang
sedang menempuh mata kuliah bimbingan konseling kelompok umum, karena
buku ini disajikan secara khusus bagi bimbingan di sekolah, lebih tepat disajikan
pada mata kuliah bimbingan konseling sekolah dan untuk para guru pengampu
bimbingan dan konseling.
2. tidak membahas tentang alternatif yang bisa dilakukan oleh pempimpin
kelompok (konselor) untuk mengatasi masalah-masalah yang ada didalam
kelompok tersebut.

PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING

1. Buku Pembanding lebih jelas dalam pemaparan teori teori para ahli daripada
buku utama, namun di dalam buku utama menurut saya juga cukup bagus dalam
pemaparan teori namun memiliki sedikit teori.
2. Dalam bab buku pembanding setiap bab telah selesai dibahas memiliki beberapa
pertanyaan salah satunya pengetahuan baru apa saja yang diperoleh ketika
selesai membahas topik dalam bab 1, itu adalah sangat bagus, sehingga kita
dapat mengetahui pengetahuan apa saja yang telah dipahami dan diketahui oleh
para pembaca.
3. Di dalam buku utama, mereka menjelaskan bagaimana dan apa latar belakang
dari bimbingan kelompok tersebut, sehingga kita dapat mengetahui lebih awal
bagaimana latar belakang yang terjadi dalam bimbinga kelompok tersebut
4. Didalam buku utama, tidak berfokus dalam teori, namun didalam buku
pembanding terfokus dalam teori. Sehingga menurut saya, yang lebih bagus
adalah buku pembanding dalam pemafaran teori, karena seorang konselor wajib
mengetahui teori apa apa saja yang menyangkut bimbingan kelompok agar ia
dapat mengetahui bagimana cara dan teori apa yang akan ia laksanakan dalam
melakukan bimbingan dan kelompok

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok tidak sekedar memberikan
informasi kepada anggota kelompok. Sebagai hasil layanan, para peserta bimbingan
kelompok atau konseling kelompok memang menerima sejumlah informasi baru;
namun lebih dari itu, para peserta kegiatan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok tidak sekedar menunggu pemberian informasi dari konselor/pemimpin
kelompok, melainkan sangat aktif saling memberi dan menerima. Peranan
konselor/pemimpin kelompok bukan lagi memberikan informasi kepada kelompok,
melainkan secara arif dan bijaksana memimpin pengembangan dinamika kelompok
yang mengaktifkan semua anggota kelompok. Apabila dalam layanan informasi
konselor sangat aktif berbicara memberikan informasi, sebaliknya, dalam layanan
bimbingan kelompok atau konseling kelompok Konselor/pemimpin kelompok hanya
berbicara seperlunya, bahkan sedapat-dapat membatasi pembicaranya. Tuntutan agar
anggota kelompok ber-BMB3 mendominasi kegiatan layanan.

B. Saran

Untuk lebih dapat mendalami konsep dan wawasan mahasiswa maka diperlukan
suatu solusi atau penanganan yang tepat, agar situasi yang terjadi dapat terealisasikan
dengan baik. Perbaikan harus dilakukan oleh semua pihak, sehingga dapat
memunculkan aspek baru yang lebih relevan dalam menyikapi masalah. Penggunaan
bahasa yang mudah dipahami dan juga pembahasan yang ringkas diperlukan dalam
jurnal ini, untuk memudahkan para pembaca dalam memahami konsep.
DAFTAR PUSTAKA

Rangka Itsar Bolo, Folastri Sisca. (2016). PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING KELOMPOK (Panduan Praktis Menyeluruh). Bandung: Mujahid


Press. Cet I

Adhiputra Ngurah. (2016). Konseling Kelompok Perspektif Teori Dan Aplikasi. Bali:

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI BALI.

Anda mungkin juga menyukai