Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

PRAKTIK BIMBINGAN KELOMPOK


29

Dosen Pengampu :
(Dra. Rahmulyani, M.Pd. Kons)

Disusun Oleh :

Khairiyah Hasana Lubis


1183351029
Bk Reguler C 2018

PROGRAM S1 BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
bimbingan dan penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan critical book praktik bimbingan
kelompok.

Saya tidak lupa berterimakasih kepada Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd. Kons sebagai dosen
pengampuh mata kuliah praktik bimbingan kelompok dan juga semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan critical book ini. Saya menyadari bahwa penulisan critical book ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan critical book ini. Besar harapan saya, semoga critical book ini dapat bermanfaat
terutama untuk saya sendiri.

Medan, 10 Septembr 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

IDENTITAS BUKU .................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................................4


1.2 Manfaat ....................................................................................................4
1.3 Tujuan ......................................................................................................4

BAB II ISI BUKU ....................................................................................................

2.1 Ringkasan Buku Utama ..........................................................................5


2.2 Ringkasan Buku Pembanding ..................................................................11

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................

3.1 Kekuatan ..................................................................................................13


3.2 Kelemahan ...............................................................................................13

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................

4.1 Kesimpulan ..............................................................................................14


4.2 Saran ........................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Critical Book Report (CBR) adalah salah satu tugas wajib dalam mata kuliah Praktik
Bimbingan Kelompok. Mengkritik buku merupakan kegiatan mengulas buku agar dapat
mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu buku tersebut. Kritik buku sangatlah
penting karena dapat melatih kemampuan mahasiswa dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga akan menjadi masukan berahrga bagi proses
penulisan buku selanjutnya. CBR yang terbentuk dalam makalah ini berisi tentang kesimpulan
beserta kritikan dan ulasan buku yang telah ditentukan sebelumnya. Semoga makalah kritik buku
ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

1.2 MANFAAT

1. Menambah wawasan bagi pembaca dan penulis akan praktek bimbingan kelompok
2. Memahami bimbingan kelompok secara garis besar

1.3 TUJUAN

1. Memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Praktik bimbingan sosial

3
IDENTITAS BUKU

1. Buku Utama
 Judul Buku : Konseling Kelompok
 Penulis : Namora Lumongga Lubis, dan Hasnida
 Penerbit : Kharisma Putra Utama
 Tahun Terbit : Desember 2016
 ISBN : 978-602-422-056-3
 Jumlah Halaman : 240 Halaman

2. Buku Pembanding
 Judul Buku : Konseling Kelompok
 Penulis : Dr. A.A. Ngurah Adhiputra, M.Pd
 Penerbit : Media Akademik
 Tahun Terbit : 2015
 ISBN : 978-602-72277-0-5
 Jumlah Halaman : 239 Halaman

4
BAB II
ISI BUKU

2.1 Buku Utama

BAB 1 KELOMPOK

Kelompok adalah berkumpulnya sejumlah orang yang saling berkaitan satu sama lainnya
yang terikat tujuan bersama dan peranan mereka masing-masing merasakan senasib bersama.
Sehingga terciptanya interaksi, Dengan berkemlompok kita dapat mengembangkan
potensi,aktualisasi,dan eksistensi dirinya. Hal inilah yang disebabkan karena adanya naluri
manusia selalu hidup dengan orang lain.

Ciri khas dalam kelompok yaitu adanya dorongan atau motif yang sama antar
individu,adanya peneguhan dan norma pedoman tingkah laku,berlangsungnya suatu
kepentingan,adanya pergerakan dinamik. Sedangkan syarat dalam kelompok menurut soekanto
(2006) yaitu

1. Setiap anggota kelompk sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompoknya tersebut
2. Memiliki hubungan timbal balik antara anggotanya satu dengan lainnya
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu.

Ada beberapa hal yang menjadi teori-teori pembnetukan kelompok yaitu teori kontrak
sosial,teori hasrat sosial,teori tenaga yang menggabungkan, teori kedektana, teori kesimbangan,
teori alasan praktis, teori aktivitas-interaksi-sentimen, teori pertukaran, teori hubungan pribadi,
teori identintas sosial, teori identintas kelompok, teori pembentukan beralasan.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan-alasan bergabung dalam kelompok yaitu

1. Faktor kemanan,yang dimana individu harus mengurangi rasa kesendirian dan menjadi
lebih kuat dan percaya diri dan lebih tahan dalam ancaman
2. Faktor status. Bergabung kedalam kelompok yang dipandang penting memberikan
pengakuan dan status bagi para anggotanya
3. Faktor harga diri,. Yaitu indivdu memiliki harga diri karena menjadi bagian kelompok dan
mendapatkan kejelasan status mereka

5
4. Faktor afiliasi,kelompok bisa memenuhi kebutuhan sosial anggotanya
5. Faktor kekuasaan,yaitu kekuasaan yang bisa diraih dengan berada didalam kelompok yang
sulit diperoleh jika sendirian
6. Faktor pencapain sasaran. Yaitu adanya kebutuhan dalam mengumpulkan
bakat,pengetahuan atau kekuasaan untuk menyelesaikan pekerjaaan.

Banyaak manfaat yang dapat diambil dari pembentukan kelompok diantaranya dapat
berpartispipasi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas yang memiliki keterampilann
yang berbeda-beda. Kedua anggota kelompok dapat mengekumakakan pendapat untuk
menentukan suatu pekerjaan,prosesnya,serta perubahan sehingga tercapai nya tujuan. ketiga
dengan adanya kelompok kebutuhan sosial individu dapat terpenuhi. Beberapa jenis-jensi
kelompok yang terdapat dalam buku ini yaitu;

1. Kelompok formal : organisasi,militer,persahaan.

Kelompok non formal : arisan,geng kelompok belajar dll

 Kelompok kecil : dua sahabat,keluarga,dan kelas


 Kelompok besar : devisi tentara,suku bangsa
 Kelompok jangka pendek : panitia,penumpang dalam kendaraan umum

Kelompok jangka panjang : keluarga,bangsa

 Kelompok kohesif (hubungan erat antar anggota) : keluarga,panitia,sahabat


 Kelompok agresif : pelajar tawuran,penumpang bus
 Kelompok dengan identintas bersama : keluarga,kesatuan militer,sekolah,universitas
 Kelompok individual-otonomus : masyarakat kota besar
 Kelompok berbudaya tunggal
 Kelompok laki-laki
 Kelompok konsumen
 Kelompok pershabatan.

Kelompok konseling terbentuk untuk memecahkan permaslaahan yang ada dalam individu
yang dimana seorang konselor mecari titik permasalahan pada klien menganalisis serta
membantu pemecahan masalah yang terjadi dan juga mengarahkan.

6
BAB 2 KONSELING KELOMPOK

Pengertian konseling kelompk memiliki definsi yang luas,memiliki banyak pengertian dan
rumusan yang berbeda pada setiap teori dan juga tokohnya. Hal itu lumrah terjadi,karena setiap
tokoh berasal dari latar belakang kehidupan dan pendidikan yang berbeda. Latipun (dalam
lumongga,2011),konseling kelompok adalah bentuk konseling yang membantu para individu
yang diarahkannya mecapai fungsi kesadaran yang secara efektif untuk jangka panjang waktu
yang pendek dan menengah. Maka kesimpulan yang dapat saya ambil adalah upaya bantuan
yang diberisikan pencegahan dan pengembangan kemampuan pribadi sebagai pemecahan
masalah secara kelompok atau bersama-sama dari seseorang konselor kepada klien.

Dalam melakukan konseling,akan memiliki konselor yang dimana seorang konsleor dapat
menerima kondisi klien apa adanya dan juga dapat meciptakan suasana yang kondusif saat
proses konseling berlangsung. Maka dari hal itu,konseling adalah orang yang mebantu klien
dalam proses konsleing,yang sebagai pihak yang memahami dasar dan teknik konseling secara
luas dan juga sebagai penasihat.

Beberapa karakteristik yang harus dimiliki konsleor

1. Congruence, Yaitu seorang konselor mampu memahami dirinya sendiri antara


pikiran,perasaaan,dan pengalamannya. Dan konsleor harus menjadi diri sendirinya tanpa
ada yang ditutupi
2. Unconditional positive regard , Yaitu konselor dapat menerima aspek kepada klien
walaupun dnegan keadaan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan
3. Empathy, Yaitu dapat memahami orang lain dari sudut kerangka berpikirnya yang harus
di tunjukkan juga

Peran konselor adalah peran yang inheren ada dan disandang oleh seseorang yang
berfungsi sebagai konselor. Elemen-elemen dapat saja berbeda yang dimana tergantun dari
setting atau institusi tempat konselor bekerja sedangkan fungsi konselor adalah membantu klien
menyadari kekuatan-kekuatan merak sendiri,memnukan hal hal apa yang mereka rintangi

7
Konselor dalam konseling kelompok

1. Pemeliharaan (Providing)
2. Pemrosesan (processing)
3. Penyaluran ( catalyzing)
4. Pengarahan ( directing )

klien adalah orang yang menjalankan proses konseling tanpa adanya adaya alasan yang
hadir atas keinginannnya sendiri. Seorang klien memiliki karakteristik yaitu klien sukarela, klien
terpaksa, klien enggan, klien bermusuhan dan klien kirisis adapun hal yang menjadi harapan
klien adalah menjadi salah satu pendorong bagi klien untuk menjalani proses konsleing .dan
harpan klien jugayang menentukan berhasil atau tidaknya kosneling

Fungsi layanan konsleing kelompok :

 Konseling Individual yaitu hubungan baik antara indivudu untuk mencapai pemhaman
tentang dirinya sendiri,dalam hubungannya dengan permaslaahan
 Konseling kelompok uapaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang
bersifat pencegahan dan pengembangan.

BAB 3 TEORI KONSELING KELOMPOK

Konseling kelompom psikoanalisis yaitu teori yang berhubungan dengan gangguan


kepribadian dan perilaku neorotik,kemudian disusul oleh behaviorisme dan eksistensial
humanistik yang dimana teori ini merupakan berkaitan dnegan oendektan-pendekatan konsleing
yang termasuk layanan konsleing kelompok yang mendapatkan sentuhan pengaruh dari
pendektan psikoanalitis. Tokoh yang mecetuskan teori ini ialah Sigmud Freud. Teori konseling
kelomok Adlerian ialah teori yang berfokus pada kelompok yang melekat pada minat sosial dari
indvidu yang menekankan pada pengembangan sosial,kerja sma dan pendidikan. Hal konsep
utama dalam Adler yaitu ; pandangan tentang sifat manusia,inferionitas dan kompensansi,usaha
untuk mencapai superioritas,gaya hidup,pengalaman masa kanak-kanak.

Teori konseling kelompok Cilent Centered yaitu kelompok yang dikembangkan dengan
pendekatan “non directive counseling” seperti kelompok pertumbuhan pribadi,kelompok
kesadaran sensori,dan kelompok sensivitas. Tujuan dari pendekatan ini adalah membebaskan

8
anggota kelompok dan membuat kondisi yang memungkinkan anggota untuk melkaukan
eksplorasi bermakna dan bukan hanya menyelesaikan problema.

Teori konseling Behavioral,yaitu suatu pendekatan dengan tingkah lkau yang berkembang
pesat dan sangat popler dikarenakan memiliki prinsip-prinsip keserdahanaan,kelogisan sehingga
mudah dipahami dan dapat didemonstrasisasikan. Tujuan dari konseling ini adalah daa=lam
kerangka kerja behavioral tergantung pada permasalhan masing-masing anggota yang secara
ringkas diartikan untuk membantu anggota kelompok menghilangkan perilaku malsuia dan
mempelajari tingkah laku yang lebih efektif. Konseling rasional emotif yaitu mengajak anggota
kelompok untuk berfikir secara rasional yang dimana meperbaiki dan mengubah
sikap,persepsi,cara berfikir dan juga keyakinan dan menghilangkan gangguan-gangguan
emosional yang dapat merusak diri.

BAB 4 PERSIAPAN ANGGOTA KELOMPOK

Persiapan yang harus dilakukan adalah memulai konsleing kelompok yaitu para konselor
memulai dengan berkomitmen terlebih dahulu untuk menjadikan konseling kelompok sebagai
modus interval yang mereka sukai. Atau dengan cara lain konsleor mengambil insiatif untuk
mengumpulkan klien dengan tujuan samalalu melkaukan kegiatan konsleing sesuai dengan
prosedur. Selanjutnya, pengambilan keputusan , dalam memulai layanan konsleing hingga
pengambilan keputusan yang harus dilakukan adalah langkah genisis,resarch,organizing the
spesificts,marketing dan recruiting.

Beberapa aturan dalam konseling kelompok diantaranya

1. Biarkan orang lain tahu akan ide anda


2. Ajukan pertanyaan anda
3. Jangan terlalu menguasai pembiacaraan
4. Bantulah anggota lain dalam berpartisipasi
5. Dengarkan baik-baik pendapat orang lain.

Dalam setiap kegiatan tentu akan memiliki tanggung jawab dalam anggota kelompok nya
seprti hal ini yaitu setiap kien bertanggung jawab pada dirinya sendiri untuk berubah pada orang
lain untuk mengubah hiduonya menjadi lebih baik lagi. namun daam setiap prosesnya konsleing

9
kelompook tetap dipantau oleh konselor dan konselor juga berhak menyimpulkan pembahasan
dari materi klien dan pendapat-pendapat dari klien lainnya .

BAB 5 PEMBENTUKAN KONSELING KELOMPOK PADA HIV/AID/DAN LGBT

HIV adalah sejenis virus yang menyerangi dan infeksi sel darah putih yang menyebabkan
turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDA adalah sekumpulan penyakit yang timbul karena
turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Akibat menurunnya kekebalan
tubuh,maka seseorang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit yang berakibat fatal.
Pengidap HIV memerlukan pengobatan dengan Antire triviral (ARV),sedangkan
AIDSmemerlukan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi opurtunistik. Maka
strategi pembentukan konseling kelompok HIV/AIDS yaitu dengan para relawan membentu
kelompok dalam rangka pencegaham dan penangulangan ,yang dimana kelompok tersebut
berkembang membentuk yayasan,oragnisasi,atau lembaga swadya. Melalui kegiatan ini maka
oenderita HIV postif dapat

 Saling memberikan dan mendapat dukungan


 Tukar-menukar informasi yang berkaitan dengan HIV DAN AIDS
 Mengikuti perkembangan situasi
 Memberikan masukan bagi upaya penanggulanganan AIDS yang dilakukan pemerint,dan
lembaga masyarakat dll

LGBT merupakan akronim dari lesbian,gay,biseksual dan transgender.maka startegi yang


berikan yaitu dengan model jaringan GWL-INA yang dapat menjangkau komunitas dan
organisasi diberbgai Indonesia tentang hal ini. Yang dimana jaringan luas cukup berhasil dalam
upaya meperluas kegiatan penanggulangan HIV,tetapi kurang berhasil dalam bidang
advokasiHAM yang terkait dnegan orientasi seskual dan identintas gender.

10
2.2 BUKU PEMBANDING

BAB I PENDAHULUAN

Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang.
Kelompok yang baik ialah apabila kelompok itu diwarnai oleh semangat yang tinggi, kerjasama
yang lancar dan mantap, serta adanya saling mempercayai di antara anggota-anggotanya,
mengerti dan menerima secara positif tujuan bersama, setia kepada kelompok serta mau bekerja
keras atau bahkan berkorban untuk kelompok.

Tugas-tugas pemimpin kelompok :

1. Membuat dan mempertahankan kelompok


2. Membentuk budaya dalam kelompok

BAB II KONSEP DASAR KONSELING KELOMPOK

Konseling kelompok merupakan suatu sistem layanan bantuan yang amat baik untuk
membantu pengembangan kemampuan individu, pencegahan, dan menangani konflik-konflik
antar pribadi atau pemecah masalah ( Gazda, 1984). Proses pemberian bantuan melalui konseling
kelompok menempuh 4 langkah utama, yaitu sebagai berikut :

a. Pembukaan (pembentukan kelompok)


b. Penanganan (tahap inti)
c. Penutupan
d. Tindak lanjut

BAB III LANDASAN-LANDASAN KONSELING KELOMPOK

a. Hakekat manusia dan hubungannya sosialnya menurut konfusianisme


b. Hakekat manusia dan hubungan sosialnya menurut Hindu-isme Upanishads
c. Hakekat manusia dan hubungan sosialnya menurut socrates
d. Hakekat manusia dan hubungan sosialnya menurut plato
e. Hakekat manusia dan hubungan sosialnya menurut John Locke

11
Warner & Smith (1980:5) mengatakan bahwa konseling kelompok bersifat preventif dan
remedial bagi seseorang. Dikatakan bersifat preventif karena konseling kelompok memberikan
kesempatan kepada individu untuk memecahkan masalah sebelum terjadi masalah serius.

BAB IV PERSPEKTIF TEORI KONSELING KELOMPOK

Dalam buku Freud Group Psychology and the Analysis of the Ego menjelaskan sifat
kelompok dan bagaimana kelompok mempengaruhi kehidupan individu. Ia menarik kesimpulan
bahwa kelompok sama dengan gerommbolan dan pemimpin kelompok berfungsi sebagai
pengganti. Psikodrama merupakan suatu cara mengeksplorasi jiwa manusia melalui aksi
dramatic, yang diciptakan dan dikembangkan oleh J.L.Moreno. melalui produksi dramati, para
partisipan yang terdiri dari artis-artis muda radikal menghibur Vienna dengan cara
berimprovisasi diatas pentas.

BAB V APLIKASI KERJA KONSELING KELOMPOK

Kerja kelompok dengan sasaran anak

Pendekatan bimbingan kelompok disekolah bersifat preventif, konselor selain berperan


sebagai pemimpin kelompok, juga berperan sebagai teman dengan fungsi menjalin hubungan
mental yang sehat, bekerjasama dengan orangtua, menjalin kerja sama dan bermain.

Konseling kelompok untuk remaja

Karakteristik remaja relative tidak stabil dan renta terhadap berbagai problem fisik
maupun psikologis. Oleh karena itu, program-program konseling kelompok ataupun konseling
individual perlu direncanakan dan dilaksanakan secara lebih hati-hati dengan memperhatikan
karakteristik dan permasalahan remaja.

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KEKUATAN BUKU

Buku Utama :

Menurut pandangan saya, kekuatan pada buku utama adalah pembahasan mengenai
konseling kelompok pada buku pembanding ini cukup lengkap. Penggunaan bahasanya juga
tidak membingungkan dan menggunakan pendapat dari beberapa ahli sebagai penguat materinya

Buku Pembanding :

Menurut pendapat saya, kekuatan pada buku pembanding adalah menggunakan bahasa
yang tidak bertele-tele sehingga pembaca tidak sulit untuk mengerti materi-materi yang ada.
Perincian penjelasan materi juga lengkap dan jelas.

3.2 KELEMAHAN BUKU

Buku Utama :

Menurut pendapat saya, saya belum menemukan kekuranan pada buku utama yang saya kritik.

Buku Pembanding :

Menurut pendapat saya, kekurangan buku pembanding pembahasan konseling kelompok


bab pada bukunya kurang banyak sehingga masih ada materi yang ingin dicari tahu oleh
pembaca tetapi tidak ada didalam buku.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan mengenai BK kelompok itu sendiri, baik dari segi pengertian,
tujuan, fungsi, dan manfaatnya. Dapat disimpulkan bahwa layanan BK dalam seting kelompok
adalah layanan BK yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada individu, konteks layanan
yang berbentuk kelompok ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas layanan BK individual.
Keberadaan BK yang dilakukan secara kelompok bukan untuk menggantikan layanan BK yang
dilakukan secara individual melainkan untuk melengkapi kelemahan-kelemahan yang ada pada
layanan BK yang dilakukan dalam seting individual.

4.2 SARAN

Saran saya adalah mahasiswa agar tetap menambah ilmu mengenai bimbingan komseling
kelompok ini. Sebagai calon konselor saya menyarankan untuk dapat menerapkan layanan
konseling kelompok maupun individu dengan baik agar dapat mencapai tujuan dari layanan
konseling nantinya

14

Anda mungkin juga menyukai