Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MANAJEMEN PENDIDIKAN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 3


1.2 Tujuan ............................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ............................................................................................................. 4

BAB II JOURNAL REVIEW ..........................................................................................

2.1 Journal Utama ................................................................................................... 5


2.2 Journal Pembanding ....................................................................................... 10

Page | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan manusia sebagai makhluk hidup, dan


makhluk yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun terhadap kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu kesempatan untuk belajar bertanggung jawab mengenal dan
menghayati serta melaksanakan nilai-nilai moral perlu ditumbuhkembangkan dalam pendidikan.
Terkait dengan itu relevanlah budaya demokrasi dihidupkan dalam seluruh proses belajar
mengajar. Dengan budaya seperti itu jiwa demokrasi akan tumbuh dan berkembang secara baik

Fungsi pendidikan sebagai pengembang dan pembentuk kemampuan, kepribadian, watak,


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup terhadap
generasi penerus bangsa. Perubahan pendidikan kearah yang lebih baik dapat dilakukan dengan
berbagai upaya, diantaranya dengan menciptakan tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh
segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan
penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut
bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan.

Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain:
kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas
sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh
kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperehensif.

Page | 2
1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah CJR ini adalah :

1. Membantu mahasiswa berfikir kritis dalam memilih jurnal yang berhubungan dengan
manajemen pendidikan
2. Untuk menyelesaikan salah satu tugas wajib dalam mata kuliah manajemen pendidikan
3. Membuat mahasiswa dapat membandingkan antara kedua jurnal yang dibahas

1.3 MANFAAT

Manfaat dari pembuatan makalah CJR ini adalah :

1. Menambah wawasan dan bahan bacaan baru bagi penulis dan pembaca
2. Menjadi salah satu referensi jurnal dalam mata kuliah manajemen pendidikan

Page | 3
BAB II
JOURNAL REVIEW

1.1 JOURNAL UTAMA

1 Judul Efikasi dan kesejahteraan Psikologis Pada Guru SMP


2 Jurnal Jurnal Psikologi
3 Download http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jppp/article/download/5225/38
89/
4 Volume dan Volume 2 Nomor 2
Halaman 12 Halaman
5 Tahun 2016
6 Penulis Deasyanti, Amail
7 Reviewer
8 Tanggal
9 Abstrak Penelitian
1) Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
penelitian efikasi guru dengan kesejahteraan psikologis antara guru SMP
dengan metode survei dan skala psikologis yang diadaptasi untuk
mengumpulkan data yaitu Skala Kesejahteraan Psikologis Ryff dari
Carol D. Ryff (1989) dengan reliabilitas 0,95 dan The Teacher's
Sense of Efficacy Scale (TSES) dari Tschannen-Moran dan Anita
Woolfolk Hoy (2001) dengan reliabilitas 0,80. Skala psikologis
telah diberikan kepada 88 sampel responden yang merupakan guru
SMP dengan teknik cluster random sampling.
2) Subjek Guru SMP yang berada di wilayah Jakarta. Subjek penelitian ini
Penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel
dalampenelitian ini adalah 88 orang responden.
3) Assesment Kuesioner, Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Penelitian adalah korelasi r product moment. Korelasi digunakan untuk melihat
hubungan antara dua variabel yang diteliti

Page | 4
4) Kata Kunci Teacher efficacy, Psychological well-being, and Junior High School
1 Pendahuluan
0
1) Latar Menurut Ryff dan Singer (2002) kesejahteraan psikologis
Belakang dan merupakan hasil evaluasi atau penilaian individu terhadap dirinya
Teori yang merupakan evaluasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya.
Kesejahteraan psikologis yang dimiliki individu berkaitan erat
dengan bagaimana cara individu menerima dirinya (self-
acceptance), berhubungan dengan orang lain (positive relation with
others), dapat menguasailingkungan sekitar (environmental
mastery), memiliki tujuan hidup (purpose in life), pertumbuhan
pribadi (personal growth), dan otonomi (autonomy).
Besarnya tugas dan tuntutan yang dihadapi oleh guru dalam
mengajar, menuntut guru harus bisa menyesuaikan diri pada
tugasnya. Sementara di sisi lain, guru mempunyai keterbatasan
antara kompetensi yang dimilikinya dengan tuntutan kompetensi
dalam profesinya sehingga guru dapat mengalami stres dan
kelelahan dalam bekerja. Hal ini dapat menyebabkan guru merasa
bosan, jenuh dan dapat mengakibatkan stres kerja. Guru akan
cenderung mengalami stres apabila terdapat ketidaksesuaian antara
keinginan dengan kenyataan yang ada. Hal ini disebabkan individu
tersebut kurang memahami keterbatasan pada dirinya sehingga akan
berpengaruh pada menurunnya performa atau kinerja guru dalam
mengajar.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hidayat (2016) bahwa adanya pengaruh stres terhadap kinerja pada
guru SMP. Artinya jika stres kerja naik, maka kinerja guru akan
meningkat dan sebaliknya jika stres turun, maka kinerja guru akan
menurun. Menurut Borg & Riding, dkk (dalam Zaidi dkk, 2001)
mengatakan guru merupakan salah satu profesi yang rentan
mengalami burnout dan mengajar merupakan profesi yang rentan

Page | 5
dengan stres. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Friedman
(dalam Talmor, dkk, 2006) yang menemukan komponen utama
burnout dikalangan guru.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara
efikasi guru dengan kesejahteraan psikologis pada guru SMP”
1 Metode Penelitian
1
1. Langkah 1. Observasi
Penelitian 2. Wawancara
3. Penelitian ini diukur dengan menggunakan dua instrumen
yaitu pada variabel kesejahteraan psikologis menggunakan
Ryff’s Psychological Well-being Scale yang dikembang-kan
oleh Carol D. Ryff.
2. Hasil Setelah dilakukan uji coba validitas dan relia-bilitas pada alat ukur
Penelitian kesejahteraan psikologis dan efikasi guru, peneliti tidak memasukan
beberapa aitem yang memiliki nilai INFIT yang rendah. Kemudian
aitem-aitem lainnya dibentuk menjadi satu set instrumen penelitian
yang terdiri dari skala kesejahteraan psikologis dan efikasi guru.
3. Diskusi Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian survei dengan
Penelitian metode korelasional yaitu peneli-tian yang terdiri dari dua variabel
atau lebih yang diukur dalam suatu set skor pada tiap pastisipan.
Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
dua instrumen yaitu pada variabel kesejahteraan psikologis
menggunakan Ryff’s Psychological Well-being Scale yang
dikembang-kan oleh Carol D. Ryff.
Instrumen ini berjumlah 84 pertanyaan dan pada variabel efikasi
guru menggunakan The Teacher’s Senseof Efficacy Scale (TSES)
yang dikembangkan oleh Tschannen-Moran and Anita Woolfolk
Hoy. Instrumen ini berjumlah 24 pertanyaan. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi r product

Page | 6
moment. Korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara dua
variabel yang diteliti..
4. Daftar 1. Aryani, M., Muzdalifah, F., Rangkuti, A. A., Wahyuni, L. D., &
Pustaka Hapsari, I. I. (2016). Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta:
Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Jakarta.
2. Burke,R. J, Moodie, S., Dolan, S., & Fiksenbaum, L. (2012).
Job Demands, Social Support, Work Satisfaction and
Psychological WellBeing Among Nurses in Spain. Ramon Llull
University.
3. Dewi, S. L., & Paramita, P. P. (2012). Tingkat Burnout Ditinjau
dari Karakteristik Demografis (Usia, Jenis Kelamin, dan Masa
Kerja) Guru SDN Inklusi di Surabaya. Journal Psikologi
Pendidikandan Perkembangan. 1(2).
4. Duffin, L. C., French, B. F., & Patrick, H. (2012). The
Teacher’s Sense of Efficacy Scale: Confirming The Factor
Structure with Beginning Pre-Servie Teacher. Teaching and
Teacher Education, 28, 827-834.
1 Analisis Jurnal
2
1) Kekuatan Menurut pendapat saya kekuatan pada penelitian ini terdapat pada
Penelitian banyaknya contoh sampel dpenelitian yang membuat hasil
penelitian nya valid, dan metode penelitian yang dapat dijadukan
sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
2) Kelemahan Menurut pendapat saya kelemahan dari penelitian ini adalah tidak
Penelitian ada tindak lanjut nya
1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan,
3 dapat disimpulkan bahwa ter-dapat hubungan efikasi guru dengan
kesejahteraan psikologis pada guru Sekolah Menengah Pertama,
sehingga hipotesis penelitian diterima yaitu Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya semakin tinggi efikasi guru seseorang maka

Page | 7
semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis seseorang. Demikian
sebaliknya, semakin rendah efikasi guru semakin rendah pula
kesejahteraan psikologis seseorang. Hubungan positif ini di dapat
dari nilai per-hitungan korelasi product moment antara variabel
efikasi guru dengan variabel kesejahteraan psiko-logis yang hasilnya
bernilai positif.memuat jawa-ban pertanyaan penelitian dan
dampaknya terha-dap pengembangan keilmuan.

Page | 8
1.2 JOURNAL PEMBANDING

1 Judul Kinerja Kepala Sekolah : Pengaruh Kepemimpinan Transformal,


Konflik dan Efikasi Diri
2 Jurnal Jurnal Ilmu Pendidikan
3 Download http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/view/3615
4 Volume dan Jilid 18 Nomor 2
Halaman Halaman 150-156
5 Tahun Desember 2012
6 Penulis Rosmala Dewi
7 Reviewer Khairiyah Hasana Lubis (1183351029)
8 Tanggal Minggu, 10 Oktober 2020
9 Abstrak Penelitian
1) Tujuan Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
penelitian transformasional, konflik, dan afeksi diri, terhadap kinerja kepala
sekolah.
2) Subjek Subjek pada penelitian ini adalah 200 orang kepala SD di Kota
Penelitian Medan dengan menggunakan teknik acak proporsional
3) Assesment Penelitian mempergunakan desain eksplanatoris, Teknik analisis
Penelitian jalur digunakan untuk analisis data dengan menggunakan program
aplikasi AMOS.
4) Kata Kunci Kinerja kepala sekolaj, kepemimpinan tranformasional, konflik,
efikasi diri
10 Pendahuluan
1) Latar Gibson dan Donnellly (2009) mengemukakan bahwa kinerja
Belakang dan merupakan hasil dari perilaku, kognitif, dan psikologis. Pendapat
Teori lain yang mengemukakan kinerja sebagai hasil yaitu Lindsay dan
Patrick (1997) yang mengatakan bahwa kinerja adalah sumbangan
individu dan sistem untuk mencapai tujuan organisasi.
Schermerhorn dkk. (2003) memberikan batasan bahwa kinerja
adalah kuantitas dan kualitas karya yang dihasilkan arau layanan

Page | 9
yang diberikan oleh unit kerja secara keseluruhan. Sesuai dengan
kriterianya, Schuler & Jackson (1996) mengemukakan tiga kriteria
sebagai landasan untuk mengukur kinerja pegawai, yaitu kriteria
berdasarkan pada sifat (trait-based criteria), kriteria yang terfokus
pada perilaku, bagaimana perkerjaan itu dikerjakan (behaviorbased
criteria), dan kriteria yang terfokus pada hasil yang telah dicapai
oleh individu (outcome-based criteria).
Peneliti membatasi arti kinerja sebagai perilaku sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Colquitt dkk. (2009) bahwa kinerja adalah
seperangkat nilai perilaku pegawai yang berkontribusi secara
positif atau negatif untuk mencapai tujuan organisasi
11 Metode Penelitian
1. Langkah Instrumen penelitian untuk masing-masing variabel adalah
Penelitian kuesener dengan lima pilihan berskala Likert. Sebelum
dipergunakan untuk pengumpulan data, kuesioner diujicobakan
terlebih dahulu kepada 34 orang kepala sekolah untuk melihat
tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Setelah dipenuhi
persyaratan normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov,
persyaratan homogenitas dengan uji Levene, persyaratan linearitas
antar variabel, selanjutnya data dianalisis dengan teknik analisis
jalur dengan bantuan program aplikasi AMOS.
2. Hasil Hasil pengujian model penelitian telah memenuhi tiga kriteria
Penelitian keselarasan, yaitu nilai probabilitas non-signifikan sebesar 0,342
(memenuhi persyaratan p > 0,05); nilai Root Mean Square Error of
Aproximation sebesar 0,025 (memenuhi persyaratan RMSEA <
0,08); dan nilai General Fit Index sebesar 0,991 (memenuhi
persyaratan GFI > 0,9).
Hasil penelitian membuktikan bahwa kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif terhadap efikasi diri kepala
sekolah. Peningkatan efikasi diri dapat dilakukan melalui
memperbaiki kualitas kepemimpinan transformasional. Hal

Page | 10
tersebut sesuai dengan pendapat Robbins dan Judge (2009) yang
mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki
kaitan dengan rendahnya tingkat angka perpindahan atau mutasi,
tingginya tingkat produktivitas, rendahnya tingkat stres pegawai
dan tingginya tingkat kepuasan kerja. Kepala sekolah yang
menampilkan diri sebagai pemimpin transformasional memberi
pengaruh langsung pada tingkat kenyakinan diri kepala sekolah
untuk berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Kepala sekolah
transformasional menunjukkan tingkah laku kharismatik,
memberikan inspirasi, memotivasi, menstimulasi intelektual, dan
mempertimbangkan kepentingan bawahan. Cara-cara yang
dilakukan pemimpin transformasional mengangkat organisasi
sekolah ke tingkat keefektifan tinggi membuat para bawahan
menghormati dan mengagumi
Hasil penelitian ini sesuai dengan pandangan Bass dan Riggio
(2006) yang mengemukakan bahwa kepemimpinan
transformational memengaruhi kinerja secara positif, tanpa
menghiraukan apakah kinerja dalam konsep atau unit organisasi.
Ini juga sesuai dengan hasil penelitian Wang dkk. (2011) bahwa
kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan
tingkat kinerja pengikutnya, kinerja di tingkat tim dan organisasi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah antara lain berlatih menampilkan
kepemimpinan yang dapat dipercaya oleh bawahan untuk
membangun komitmen terhadap tugas, berlatih memberikan
inspirasi dan semangat bekerja pada bawahan melalui komunikasi
dan sikap positif terhadap hasil kerja guru, serta memberikan
perhatian pada keadaan, kebutuhan, dan mendengarkan keluhan.
3. Diskusi Penelitian ini mempergunakan desain eksplanatoris dan
Penelitian dilaksanakan di Kota Medan dengan populasi sejumlah 380 orang
kepala Sekolah Dasar sebagai subjek penelitian. Sampel diambil

Page | 11
secara rambang proporsional dari setiap kecamatan di tiga
kawasan, yaitu pusat, tengah, dan pinggiran Kota Medan. Besar
sampel adalah 200 responden.
Variabel kinerja kepala sekolah diukur dari tiga dimensi yaitu
perilaku tugas, perilaku moral, dan perilaku
menghalangi/menentang. Perilaku tugas dimaksudkan untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa dengan indikator meliputi (a)
penciptaan dan pelaksanaan visi sekolah bersama; (b) memelihara
dan mempertahankan budaya dan program instruksional yang
kondusif untuk belajar dan pengembangan staf; (c) memastikan
pengelolaan operasional sekolah untuk menghasilkan lingkungan
yang aman dan efektif belajar; dan (d) kerja sama dengan keluarga
dan masyarakat
Perilaku moral dilakukan oleh kepala sekolah secara sukarela, baik
ada ataupun tidak ada penghargaan dan berkontribusi pada
pencapaian visi dan misi sekolah. Indikator perilaku moral meliputi
(a) bertindak dengan integritas, keadilan, dan perilaku etis; (b)
bekerja melampaui batas; (c) berusaha tanpa mengharapkan
imbalan; (d) bersikap sportif; dan (e) mencintai organisasi profesi
kepala sekolah.
Perilaku menghalangi/menentang adalah perilaku kepala sekolah
yang dapat menghalangi atau merugikan sekolah. Indikator dari
perilaku ini meliputi penyalahgunaan wewenang, korupsi,
pemborosan sumber, bergunjing (gosip), perilaku melanggar aturan
atau kode etik, pelecehan, dan perlakuan kejam
Variabel kepemimpinan transformasional adalah upaya kepala
sekolah untuk memengaruhi dan menyelaraskan visi organisasi dan
pengakuan kredibilitasnya. Indikator dari variabel ini, yaitu
menampilkan tingkah laku karismatik, memberikan inspirasi dan
motivasi, menstimulasi intelektual, dan mempertimbangkan
kepentingan individu dari bawahan.

Page | 12
Variabel konflik adalah pertentangan yang terjadi dalam diri
pribadi, kelompok, dan organisasi. Tindakan pihak lain dipersepsi
sebagai ancaman atau campur tangan yang menghambat
pencapaian tujuan. Konflik dilihat dengan indikator yang meliputi
pertentangan dalam diri pribadi, dan pertentangan dengan pihak
atau kelompok lain. Variabel efikasi diri adalah keyakinan kepala
sekolah tentang kemampuannya melakukan tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tuntutan kinerja. Indikator efikasi diri
meliputi (a) keyakinan akan keterlibatan dalam tugas dengan
disiplin, konsisten, dan tegas; (b) keyakinan atas kemampuannya
dalam menghadapi tantangan atau kegagalan; (c) fokus terhadap
tugas ketika menghadapi kegagalan, dan ulet tanpa kenal lelah;
serta (d) rasa nyaman pada saat bekerja
4. Daftar Pustaka 1. Bass, B.M. & Riggio, R.E. 2006. Transformational Leadership.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
2. Bass, B.M. & Riggio, R.E. 2006. Transformational Leadership.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
3. Bass, B.M. & Riggio, R.E. 2006. Transformational Leadership.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
4. Gibson, I. & Donnelly, K. 2009. Organization: Behavior,
Structure, Process. New York: McGraw-Hill Company
5. Jones, J. 2004. Management Skills in Schools. London: Paul
Chapman Publishing.
6. Kinicki, A. & Kreitner, R. 2006.Oranizational Behavior,
International Edition, New York: McGraw-Hill Companies,
Inc
7. Knuth, R.K. 2004. Principal Performance and the ISLLC
Standards: Implications for Principal Selection and
Professional Development. Educational Research Service
Spectrum, 22 (4): 4-9
8. Kondalkar, V.G. 2007. Organizational Behavior New Delhi

Page | 13
New Age International (P) Limited, Publishers.
9. Lindsay, W.M. & Patrick, J.A. 1997.Total Quality and
Organizational Development. Dalray Beach, Florida: St. Lucia
Press
10. Lortie, D.C. 2009. School Principal Managing in Public.
London: The University of Chicago Press.
12 Analisis Jurnal
1) Kekuatan Menurut pendapat saya kekuatan pada penelitian ini terletak pada
Penelitian peneliti yang menggunakan teori dan pendapat para ahli dalam
landasan penelitian ini, dan dalam pengolahan data peneliti
menggunakan kuesioner dengan lima pilihan skala likert yang
dapat menjadikan hasil penelitian ini relevan
2) Kelemahan Menurut pendapatt saya kelemahan pada penelitian ini peneliti
Penelitian tidak mencantumkan secara rinci langkah langkah dari penelitian
yang dilakukan
13 Kesimpulan Kinerja kepala sekolah dasar negeri di Kota Medan yang diteliti
secara kausal dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu kepemimpinan
transformasional, efikasi diri, dan konflik. Kepemimpinan
transformasional memiliki peran terhadap pengembangan efikasi
diri kepala sekolah. Semakin baik tingkat kepemimpinan
transformasional, semakin baik pula tingkat efikasi diri kepala
sekolah. Selanjutnya, kepemimpinan transformasional memiliki
efek negatif terhadap konflik. Hal demikian bermakna bahwa
semakin baik tingkat kepemimpinan transformasional maka
semakin menurunkan tingkat konflik. Lebih lanjut, efikasi diri
berperan positif terhadap membangun kinerja. Dengan kata lain,
semakin baik efikasi diri memiliki tendensi maka semakin baik
tingkat kinerja. Sebaliknya, tingkat konflik berpengaruh negatif
terhadap kinerja. Semakin tinggi konflik akan berakibat
menurunkan tingkat kinerja. Akhirnya, kepemimpinan
transformasional memiliki kontribusi positif terhadap tingkat

Page | 14
kinerja. Semakin baik implementasi kepemimpinan
transformasional maka semakin baik pula capaian kinerja.
Kepemimpinan transformasional memiliki peran penting terhadap
pencapaian kinerja, dengan karakteristik menunjukkan tingkah laku
karismatik, memberikan inspirasi dan motivasi, menstimulasi
pengembangan intelektual, dan mempertimbangkan kepentingan
masing-masing individu dari bawahan. Upaya yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan kinerja adalah penguatan kepemimpinan
transformasional dan peningkatan efikasi diri kepala sekolah.
Selain itu juga perlu dilakukan peningkatan keterlibatan dalam
tugas, melakukan pembinaan terkait kedisiplinan kerja, memiliki
konsistensi dalam bekerja. Lebih lanjut, kepala sekola berupaya
juga untuk meningkatkan kemampuan bertahan menghadapi
tantangan, tetap fokus terhadap penyelesaian tugas pada saat
menghadapi kesulitan dan tantangan, meningkatkan kenyamanan
dalam bekerja, serta memberikan penghargaan, pengakuan, dan
motivasi diri. Sebagai pengawas tingkat satuan pendidikan, kepala
sekolah melakukan pembinaan tentang tugas-tugas
kekepalasekolahan yang dapat meningkatkan efikasi diri. Juga
penting diperhatikan untuk mengurangi tingkat konflik. Sebagai
rekomendasi dan harapan adalah perlunya peningkatan peran dari
kelompok kerja kepala sekolah untuk mengupayakan
pengembangan kapasitas kepemimpinan transformasional melalui
program-program pelatihan, termasuk upaya untuk
mengembangkan tingkat efikasi diri, dan menjaga tidak terjadi
konflik untuk mendukung pencapaian kinerja

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai