Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REPORT

MK. EVALUASI PEMBELAJARAN

SKOR NILAI :

CRITICAL BOOK REPORT

NAMA : YOLANDA AGUSTINA MALAU

NIM : 7193343002

DOSEN PENGAMPU : DR. THAMRIN. M.SI


PENDIDIKAN BISNIS B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020

2|Page
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Tujuan......................................................................................................................................3
C. Manfaat....................................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Identitas Buku..........................................................................................................................4
 Buku Utama.........................................................................................................................4
 Buku Pembanding Pertama................................................................................................4
 Buku Pembanding Kedua...................................................................................................5
B. Ringkasan isi buku..................................................................................................................6
 Buku Utama.........................................................................................................................6
 Buku Pembanding Pertama..............................................................................................18
 Buku Pembanding Kedua.................................................................................................23
BAB III...............................................................................................................................................30
PENUTUP..........................................................................................................................................30
A. KESIMPULAN......................................................................................................................30
B. KRITIK DAN SARAN..........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................31

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, salah satu kompetensi yang mesti
dimiliki seorang pendidik adalah mampu merancang dan melaksanakan evaluasi, baik
terhadap proses maupun hasil pembelajaran.
Mata kuliah Evaluasi Pembelajaran ini disusun sebagai bahan ajar bagi mahasiswa di
lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan terhadap materi buku ini
diharapkan memberi mereka kemampuan dasar untuk melaksanakan evaluasi
pembelajaran.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas Critical Book Report mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
2. Untuk mengetahui isi dan perbandingan buku teks karya Suharsini, Arikunto dan
dua buku teks lainnya yg berhubungan dengan evaluasi pembelajaran.

C. Manfaat
Penulis berharap makalah ini memiliki manfaat bagi kita semua. Dimana dengan
adanya makalah ini dapat membantu semua kalangan baik itu mahasiswa, calon guru,
guru dan masyarakat umum dalam mengetahui kriteria-kriteria ataupun apa-apa saja
yang perlu diketahui untuk membuat atau Menyusun evaluasi pembelajaran.

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Buku
 Buku Utama
1. Judul Buku : Dasar-
Dasar Evaluasi
Pendidikan

2. Pengarang : Hamzah
B. Uno

3. Penerbit : Bumi
Aksara

4. Tahun Terbit :
2007

5. Kota Terbit : Jakarta

6. Tebal Buku : 145 Halaman

7. ISBN :978-979-
010-171-5

 Buku Pembanding
Pertama
1. Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran

2. Pengarang : Drs.Asrul.,M.Si
dkk

3. Penerbit : Citapustaka Media

4. Tahun Terbit : 2014

5. Kota Terbit : Bandung

6. Tebal Buku : 153 Halaman

7. ISBN :978-602-1317-49-5

5|Page
 Buku Pembanding Kedua
1. Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran

2. Pengarang : Joko Widiyanto

3. Penerbit : UNIPMA PRESS

4. Tahun Terbit : 2018

5. Kota Terbit : Jawa Timur

6. Tebal Buku : 218 Halaman

7. ISBN :978-602-0725-10-9

6|Page
B. Ringkasan isi buku
 Buku Utama
BAB I
PENDAHULUAN
Ahli mengatakan bahwa pengertian evaluasi merupakan suatu proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian
mana tujuan Pendidikan sudah tercapai. Tambahan defenisi menurut para ahli
yaitu proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai tetapi
digunakan untuk membuat keputusan. Menurut pengertian lama bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi belajar, merupakan hasil
dari kegiatan belajar-mengajar semata. Dengan kata lain kualitas kegiatan belajar
mengajar adalah satu satunya factor penentu bagi hasilnnya. Dalam
mengevaluasi, kita membandingkan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang
diharapkan. Agar evaluasi dapat berperan aktif mrmprtbaiki mutu pendiidkan,
maka beberapa Langkah atau proses nya yaitu masukan mentah, masukaan
instrumental, masukan lingkungan. Tujuan atau fungus penilaian yaitu dengan
cara : penilaia berfungsi selektif, diagnostic, penempatan, prngukur keberhasilan,
Pendidikan.

BAB 2
SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI
Yang dimaksud subjek veluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi.
Yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setia tes, ditentukan oleh stau
aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Yang dimaksud denga
objek evaluasi atau sasaran evaluasi yaitu hal-hal yang menjadi pusat perhatian
untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk
dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Agar diperoleh gambaran
yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi, maka yang
dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek yang terkait dengan kinerja

7|Page
transformasi, yaitu masukan mentah, masuk instrument, lingkungan, proses
transformasi itu sendiri dan keluaran yaitu hasil dari transformasi. Dengan masih
menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian untuk unsur-
unsurnya meliputi input, transformasi dan output.

BAB 3
PRINSIP DAN ALAT EVALUASI
Ada satu prinsip umum dalam kegiatan evaluasi yaitu tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran atau KBM dan evaluasi. Alat adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Dalam kegiatan evaluasi alat
adalah berfungsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan
kenyataan yang dievaluasi. Ada dua Teknik evaluasi yaitu Teknik nontes dan
teknis tes.

BAB 4
MASALAH TES
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Testing adalah pengambilan tes, teste adalah responden yang sedang mengerjakan
tes. Tester adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes
terhadap para responden. Walaupun dalam pembuatan tes sudah direncanakan
namun mengandung kelemahan-kelemahan yaitu menyinggung pribadi orang,
menimbulkan kecemasan, mengategprikan siswa secara tetap, tidak mendukung
kecemerlangan dan daya kreasi siswa, hanya mengukur aspek tingkah laku yang
sangat terbatas. ciri-ciri tes yang baik yaitu validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktikabilitas dan ekonomis.

8|Page
BAB 5
VALIDITAS
Ada dua jenis validitas yaitu pertama menyangkut soal secara keseluruhan yang
akan dibahas pada bagian awal bab dan kedua menyangkut butir soal atau item
dan viliditas factor yang menyangkut bagian materi. Secara garis besar ada dua
jenis validitas yaitu validitas logis yaitu untuk instrument yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penaran dan validitas empiris yaitu sudah
diuji pengalamannya. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas jika hasilnya
sesuai dengan kriterium. Dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut
dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mnegtahui nya yaitu korelasi
product moment dengan simpangan dan korelasi product moment dengan angka
kasar. Tes standar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat
dijamin kebaikannya. Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes
standar sebagai kriterium dilakukan dengan mengalihkan koefisien validitas yang
diperolehh dengan koefisien validitas tes terstandar tersebut.

9|Page
BAB 6
RELIABILITAS
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainnya hasilnya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Dalam hal
reliabilitasi ini tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitasi terkait dengan
ketetapan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan,
artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reabilitas terkait dengan
pemotretan berkali-kali. Instrument yang baik adalah instrument yang dapat
dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Sehubungan dengan
reliabilitas ini scarvia B. Anderson dan kawan-kawan menyatakan bahwa
pesyaratan bagi test yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini
validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya
validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes
yang valid biasanya raliabel. Beberapa hal yang mempengaruhi hasil tes banyak
sekali namun, secara garis besar dapat dikelompokka menjadi 3 yaitu hal yang
berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu Panjang tes dan kualitas butir-butir
soalnya. Berhubungan dengan tercoba, kriterium yang digunakan untuk
mengetahui ketetapan ada yang berada diluar tes dan pada tes itu sendiri yaitu
metode bentuk pararel, tes ulang,belah dua,

10 | P a g e
BAB 7
TAKSONOMI
Taksonomi adalah berhasilnya Pendidikan dalam bentuk tingkah laku. Ada 3
macam tingkah laku yang dikenal secara umum, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Ada 3 tingkat tujuan yaitu tujuan akhir atau tujuan umum
Pendidikan, taksonomi dan tujuan yang operasional. Prinsip-prinsip dasar yang
digunakan dalam taksnomi bloom yaitu prinsip metodologis, psikologis, logis dan
tujuan. Secara garis besar, bloom Bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-
tujuan pendiidkan pada 3 tingkatan yaitu kategori tingkah laku yang masih verbal,
perluasan kategori menjadi sederetan tujuan, dan tingkah laku konkret yang
terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir
soal. Ada 3 ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke 2 yang
selanjutnya disebut taksonomi yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Banyak kritik telah dilemparkan kepada bloom cs. Tentang
pembagian taksonomi ini, sehingga timbul teori-teori sebagai adaptasi, modifikasi
atau kategori baru.
BAB 8
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Cita-cita bangsa Indonesia adalah terciptanya manusia Pancasila bagi seluruh
warga negara nya. Tujuan pendidikannnya telah disejajarkan dengan cita-cita
tersebut. Tujuan Pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai frame of reference
untuk selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan instruksional. Kegiatan-kegiatan
yang muncul dalam polaa kesamaan Pendidikan, didasarkan pada rumusan tujuan
Pendidikan nasional ini. Sedangkan materinya perlu diisi dari hasil studi empiris
tentang harapan-harapan masyarakat mengenai kemampuan pengetahuan dan
sikap yang harus dimiliki oleh para lulusan. Tujuan instruksional yaitu tujuan
yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang

11 | P a g e
harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengjaran yang dinyatakan
dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan instruksional
adalah tujuan yang menyatakan adanya sesuatu yang dapat dikerjakan atau
dilakukan oleh siswa setelah pengajaran. Jadi sebelum adanya pengajaran siswa
tidak mempunyai kemampuan untuk mengerjakan ataupun melakukannya. Maka
guru dalam merumuskan tujuan instruksional khususnya harus mengandung apa
yang dilakukan bagaimana menunjukkan hasil yang diperolehnya

BAB 9
TES STANDAR DAN TES BUATAN GURU
Suatu tes standar dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa. Prosedur
yang digunakan untuk Menyusun tes standar untuk tes prestasi melalui cara
langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan dikelas. Sedangkan spesifik
yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya didasarkan atas
analisis job atau analisis tugas yang merupakan tuntutan calon pekerjaannnya.
Istilah standar dalam tes yaitu bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan
mengikuti petunjuk yang sama dan dalam Batasan waktu yang sama pula. Dengan
demikian seolah olah ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh satu
standar penampilan dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan
penampilan kelompok standar tersebut.

BAB 10
PENYUSUNAN TES
urutan dalam membuat penyusunan tes yaitu menentukan tujuan mengadakan tes,
mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan dijadikan tes, merumuskan
tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan dan menderetkan semua
indicator dalam table persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung
dalam indicator itu. Pengukuran ranah kognitif hanya dirumuskan pada 3 aspek
yaitu ingatan, pemahaman dan aplikasi. Soal analisis soal yang menuntut
kemamouan siswa untuk menganalisis atau menguraikan sesutau persoalan untuk
diketahui bagiba-bagiannya. Sebagai kebalikan kemampuan untuk menganalisis
adalah kemampuan untuk mengadakan sintesis. Soal evaluasi adalah soal yang
berhubungan dengan menilai, mengambil kesimpulan, membandingkan,

12 | P a g e
mempertentangkan, megkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan,
memutuskan dan menafsirkan. Komponen atau kelengkapan sebuah tes yaitu
buku tes, lembar jawaban tes dan kunci jawaban tes

BAB 11
TES TERTULIS UNTUK PRESTASI BELAJAR
Tes subjektif pada umumnya berbentuk essay (uraian). Tes bentuk esai adalah
sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan
atau uraian kata-kata. Menurut Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution, tes bentuk
uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban
atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan
pikiran peserta tes. Ciri khas tes uraian adalah jawaban terhadap soal tersebut
tidak disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun oleh peserta tes. Dalam
tes uraian bentuk tesnya diawali dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, dibandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Tes Objektif
adalah tes yang dibuat dengan sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai
secara objektif, yaitu dapat dinilai oleh siapapun akan dapat menghasilkan skor
yang sama. Karena sifatnya yang objektif ini maka tidak perlu harus dilakukan
oleh manusia. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh mesin, misalnya
mesin scanner.

BAB 12
TABEL SPESIFIKASI
Tabel spesifikasi yang juga dikenal dengan istilah kisi-kisi soal atau blue print
adalah sebuah tabel analisis yang didalamnya dimuat rincian materi tes dan
tingkah laku beserta proporsi yang dikehendaki oleh tester, dimana pada tiap
petak (sel) dari tabel tersebut diisi dengan angka-angka yang menunjukkan
banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes hasil belajar bentuk
objektif. Didalam tabel spesifikasi juga memuat tentang informasi-informasi yang
berhubungan dengan butir-butir soal tes yang akan disusun oleh tester. Hal-hal

13 | P a g e
yang sering dicantumkan dalam tabel spesifikasi hanya 3 buah aspek yaitu
ingatan, pemahaman, dan aplikasi.

BAB 13
MENGANALISIS HASIL

Tidak ada usaha guru yang lebih baik selain usaha untuk selalu meningkatkan
mutu tes yang disusun. Guru yang berpengalaman mengajar dan menyusun soal-
soal tes yang akan diberikan kepada siswa, Juga masih sukar menyadari bahwa
tesnya masih belum sempurna. Oleh karena itu, cara yang paling baik adalah
secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh siswa. Apabila keadaan setelah
hasil tes dianalisis tidak seperti yang diharapkan dalam kurva normal, maka tentu
ada apa-apa dengan soal tesnya. Apabila hampir seluruh siswa memperoleh skor
jelek, berarti bahwa tes yang disusun mungkin terlalu sukar. Sebaliknya jika
seluruh siswa memperoleh skor baik, dapat diartikan bahwa tesnya terlalu mudah.
Tentu saja interprestasi terhadap soal tes akan lain seandainya tes itu sudah
disusun sebaik-baiknya sehingga memenuhi persyaratan sebagai tes. Dengan
demikian maka apabila kita memperoleh keterangan tentang hasil tes, akan
membantukita dalam mengadakan penilaian secara objektif terhadap tes yang kita
susun.

BAB 14
MODEL PENELITIAN KELAS
PTK mempunyai banyak model sehingga peneliti dapat memiliki salah satu
model yang sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam pemilihan model, tidak ada
pertimbangan baku dan peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai
dengan tingkat kemampuan. Satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa seorang
peneliti dapat menggunakan lebih dari satu model. Peneliti melakukan hal ini
dalam rangka membandingkan antara model yang satu dengan yang lain dan

14 | P a g e
mencari model mana yang paling efesien dengan hasil paling efektif. Apabila
dengan alasan demikian, maka penggunaan berbagai model untuk berbagai jenis
kasus boleh dilakukan. Ada beberapa macam pola pelaksanaan PTK yang
dikembangkan oleh beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 (lima) model
yaitu : Model Lewin, Model McKernan, Model Ebbut, Model Elliot, dan Model
Kemmis & Mc Taggart. Model-model tersebut memiliki pola dasar yang sama,
yaitu serangkaian kegiatan penelitian berupa rangkaian siklus di mana pada setiap
akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan.

BAB 15
MENSKOR DAN MENILAI
Pemberian skor (scoring) merupakan langkah pertama dalam proses
pengolahan hasil test, yaitu proses pengubahan jawaban-jawaban soal test
menjadi angka-angka. Dengan kata lain, pemberian skor itu merupakan tindakan
kuantitatif terhadap jawaban-jawaban yang diberikan oleh tester dalam suatu test
hasil belajar. Dalam pekerjaan menskor atau menentukan angka dapat digunakan
3 macam alat bantu :  Pembantu menentukan jawaban yang benar disebut kunci
jawaban, Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah disebut kunci
skoring,  Pembantu menskor tes objektif. Sesuai memeriksa hasil tes dan 
menghitung jumlah jawaban benar untuk menentukan skornya, maka langkah
berikut adalah menetapkan nilai untuk pencapaian belajar ssiwa seperti yang
dicerminkan oleh skor itu. Kalimat ini menunjukkan bahwa skor dan nilai
mempunyai pengertian yang berbeda. Skor adalah hasil pekerjaan menyekor
(sama dengan memberikan angka yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan
angka-angka bagi setiap butir item yang oleh testee telah dijawab denganbetul,
dengan ,memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Adapun yang dimaksud nilai
adalah angka (bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan dari skor yang
sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya
dengan standar tertentu. Itulah sebabnya mengapa nilai sering disebut skor
standar (standard score).

15 | P a g e
BAB 16
MENGOLAH NILAI
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut
Menskor, Mengubah skor mentah menjadi skor standar, Mengkonversikan skor
standar ke dalam nilai. Beberapa Skala Penilaian: Skala bebas, Skala 1 – 10,
Skala 1 – 100, Skala huruf. Distribusi nilai yang dimiliki oleh siswa-siswanya
dalam suatu kelas didasarkan pada dua macam standar, yaitu: Distribusi nilai
berdasarkan standar mutlak. Distribusi nilai berdasarkan standar relative.
Beberapa standar nilai: Standard Nines/Stanines, Standard Enam. Standar
Eleven (Stanel), Standar Sepuluh Standar Lima

BAB 17
KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK
Pengertian Yang dimaksud dengan kedudukan siswa dalam kelompoknya
adalah letak seseorang siswa di dalam urutan tingkatan atau istilah umumnya
adalah ranking. 2. Cara-cara Mentukan Kedudukan Siswa Ada bermacam-macam
cara untuk menentukan ranking atau kedudukan siswa dalam kelompoknya. Akan
tetapi di dalam uraian ini hanya diberikan 4 cara saja yaitu: 1) Dengan ranking
sederhana (simple rank) 2) Dengan ranking persentase (percentile rank) 3)
Dengan standar deviasi 4) Dengan menggunakan z-score. Simple Rank (SR)
Simple Rank adalah urutan yang menunjukkan letak/kedudukan seseorang dalam
kelompoknya dan dinyatakan dengan nomor atau angka biasa. Contoh: Skor
ulangan Bahasa Indonesia bagi 20 orang siswa adalah sebagi berikut: A=45 B=50
C=39 D=61 E=63 F=70 G=81 H=75 I=68 J=46 K=75 L=75 M=69 N=60 0=73
P=78 Q=74 R=65 S=49 T=60 Dari nilai-nilai yang berserakan tersebut kita belum
dapat menentukkan kedudukan/ranking seseorang dalam kelompoknya. Oleh
karena itu, skorskor tersebut harus kita susun terlebih dahulu dari nilai yang
tertinggi hingga terendah. Setelah itu, kita tentukan urutan nomor dari atas yaitu
nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya sampai seluruh siswa memperoleh nomor. 

16 | P a g e
BAB 18
MENCARI NILAI AKHIR
Nilai akhir adalah nilai yang sudah berupa angka atau huruf, yang
melambangkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mengikuti program
pendidikan pada jenjang maupun waktu tertentu (semester). Nilai akhir ini
memiliki fungsi. Secara garis besarnya fungsi nilai itu ada empat, yaitu fungsi
instruksional, fungsi informatif, fungsi bimbingan dan fungsi administrasi. Ada
beberapa cara dalam menentukan nilai akhir, selain itu juga terdapat faktor-faktor
yang juga harus di pertimbangkan, di antaranya: Faktor pencapaian atau prestasi,
Faktor usaha, Faktor aspek pribadi dan sosial, Faktor aspek kebiasaan kerja.
Menentukan nilai akhir menurut Anas sudijono yaitu dengan Tes Formatif dan
Tes Sumatif. Sedang menurut Moh. Sahlan melalui tahap-tahap: Berdasarkan
Skor Mentah, Berdasarkan pembobotan, Berdasarkan Indeks, Berdasarkan
Konversi. Ada beberapa kriteria dalam menetapkan ketuntasan belajar peserta
didik: Kriteria ketuntasan terhadap Kompetensi Dasar (KD) dan Kriteria
ketuntasan Minimal (KKM).

BAB 19
MEMBUAT LAPORAN

Di dalam dunia pendidikan, kata Evaluasi sudah tidak asing lagi kita dengar.
Terutama untuk tenaga pendidik, yang senantiasa bergelut secara langsung
dengan kegiatan Evaluasi. Evaluasi di dalam dunia pendidikan sering kita dengar
dengan Evalusi Pembelajaran, dimana tenaga pendidik di tuntut untuk melakukan
Evaluasi terhadap pembelajaran yang mereka berikan kepada peserta didik.
Meskipun Evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan di akhir pembelajaran,
namun Evaluasi di rancang sedemikian rupa dan disiapkan sebelum pembelajaran
dilakukan. Pada hakikatnya evaluasi pembelajaran adalah proses pengukuran dan

17 | P a g e
penilaian terhadap suatu pembelajaran dimana seorang pendidik mengukur atau
menilai peserta didik dengan menggunakan alat tes. Pengukuran alat tes, lebih
bersifat kuantitatif dengan menggunakan perhitungan angka dalam mengukur
hasil belajar peserta didik. Sedangkan penilaian Alat tes, lebih bersifat kualitatif
dengan menilai peserta didik sesuai Kualitas hasil belajar mereka. Tujuan
evaluasi sendiri adalah untuk melacak proses belajar peserta didik apakah sudah
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah diterapkan,
mengecek hasil belajar peserta didik apakah ada kekurangan atau tidak dalam
proses pembelajaran, mencari solusi dari kekurangan yang peserta didik alami
dan menyimpulkan seberapa menguasainya peserta didik dalam kompetensi yang
diterapkan.

BAB 20

EVALUASI PROGRAM PENGAJARAN

Evaluasi program pendidikan digunakan untuk membantu akuntabilitas dan


memperjelas program mana saja yang mampu memberi perbedaan dan
memberikan staf informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan.
Evaluasi adalah sebuah kumpulan sistemasi dan analisis data yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan, sebuah proses dimana program yang berjalan paling
baik dikembangkan dari luar. Dari objek ini dikaji tiga hal yaitu evaluasi masukan
pembelajaran yang menekankan pada penilaian karakteristik siswa, keadaan, dan
sarana prasaran pembelajaran serta hal lainnya yang menyangkut tentang
pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran menekan pada cara mengajar, media
dalam pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sebagainya. Apabila guru ingin
melakukan evaluasi program dengan lebih seksama, misalnya ingin menelusuri
secara khusus latar belakang keluarga siswa, terlebih dahulu harus menyususn
rencana evaluasi sekaligus menyusun instrumen pengumpulan data. Mengenai
bagaimana cara menyiapkan instrumen untuk angket, pedoman wawancara,
pedoman pengamatan dan sebagainya, dapat dipelajari dari buku-buku penelitian.
Sebagai cara yang paling sederhana adalah mengadakan pencatatan terhadap
peristiwa yang dialami drai kegiatan hari-hari di kelas.

18 | P a g e
 Buku Pembanding
Pertama
BAB I
HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN
Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun
saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang
sebenarnya. Evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi
sering disalah artikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Tes adalah
pemberian suatu tugas dalam bentuk soal yang harus dikerjakan peserta didik.
Pengukuran suatu proses untuk menentukan kuantitas dari pada sesuatu, sedangkan
Penilaian suatu proses atau kegiatan yang sistem matis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Dapat dikatakan bahwa tujuan dan fungsi
penilaian ada beberapa hal: 1. Penilaian berfungsi selektif, 2. Penilaian berfungsi
diagnotik, 3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan, 4. Penilaian berfungsi
sebagai pengukur keberhasilan.

19 | P a g e
BAB II
EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KURIKULUM
2013 ( PENILAIAN OTENTIK)
Pendekatan saintifik sudah lama diyakini sebagai jembatan bagi pertumbuhan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Para ahli
meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan peserta
didik menjadi lebih aktif dalam mengkonstruk pengetahuan dan keterampilannya
jadi, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang mengupayakan agar peserta didik dapat secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati dalam rangka
mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, maengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengmpulalkan data denga berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang ditemukan.
Pendekatan ini ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ilmiah dari berbagai informasi yang diperoleh.

BAB III
INSTRUMEN EVALUASI
BENTUK TES

20 | P a g e
Tes dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes
tertulis ada dua bentuk, yaitu uraian dan objektif. Tes bentuk uraian tes yang
pertanyaanya membutuhkan jawaban uraian, baik uraian secara bebas maupun
uraian secara terbatas. tes uraian dibagii menjadi dua. Uraian terbatas dan bentuk
bebas. Tes objektif disebut objek karena cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan
istilah tes jawaban pendek. Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnyal:
bentuk melengkapi, pilihan ganda, menjodohkan, bentuk pilihan benar salah.

BAB IV
INSTRUMEN EVALUASI
BENTUK NON TES

Instrument evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui
kualitas proses dan produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan dengan domain
afektif, seperti sikap, minat, bakat, motivasi, dan lain-lain. Termasuk jenis non-tes
adalah observasi, wawancara, skala sikap dan lain-lain. Penilaian unjuk kerja dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Sikap berangkat dari perasaan
(suka-tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam
merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan
hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku
atau Tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif,
dan komponen konatif. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau
Teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung,
dan laporan pribadi. Penilaian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui
pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta didik
mengaplikasikan, pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan
peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas. penilaian produk
adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas
produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi
juga proses pembuatannya. Penilaian portofolio merupaka penilaian berkelanjutan
yang didasarkan pada kumpuln informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.

21 | P a g e
BAB V
PENILAIAN BERBASIS KELAS

Penilaian berbasis kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan


pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten
dalam kegiatan pembelajaran dibawah kewenangan guru dikelas. Dengan demikian
PBK tidak lain adalah sebuah pradigma, pendekatan, pola, dan sekaligus sebagai
komponen utama dalam penyelenggaraan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Ada 4 komponen kbk yang satu sama lain saling terkait erat, yaitu: kurikulum dan
hasil belajar, penilaian berbasis kelas, kegiatan belajar mengajar dan pengelolaan
kurikulum berbasis kelas.

Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi maka sasaran utamanya adalah


bagaimana agar kompetensi dari hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan
indicator-indikator keberhasilan belajar. Dengan demikian penilaiannnya pun lebih
menekankan kepada sejauh mana kompetensi belajar tercapai melalui segenap
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu evaluasi atau penilaian
berbasis kelas yang dimaksudkan hanya mungkin hanya dilakukan pada
penyelenggaraan Pendidikan yang berbasis kompetensi, yaitu suatu Pendidikan yang
menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang
Pendidikan.

Sebagaimana evaluasi Pendidikan pada umumnya, PBK juga bertujuan untuk


memberikan suatu penghargaan atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus
sebagai umpan balik untuk meneguhkan dan/atau melakukan perbaikan program dan
kegiatan pembelajaran. Jadi PBK berusaha untuk memahami secara lebih konkrit

22 | P a g e
atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus memahami seluruh kegiatan proses
pembelajaran, pencapaian kurikulum, alat, bahan dan metodologi pembelajaran.

BAB VI

PENGUKURAN RANAH KOGNITIF,

AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK

Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya mengembangkan suatu metode


pengklarifikasian tujuan Pendidikan yang disebut dengan taksonomi. Mereka
berpendapat bahwa taksonomi tujuan pembelajaran harus senantiasa mengacu pada
tiga jenis domain atau ranah, yaitu ranah proses berfikir(kognitif); ranah nilai atau
sikap(afektif); dan ranah ketermpilan (psikomotorik). Tingkat pengetahuan ialah
kemampuan mengingat Kembali missal pengetahuan mengenai istilah-istilah,
klarifikasi dan sejenisnya. Jadi tingkat pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal
yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Tingkat penerapan mencakup
kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari
kedalam situasi atau konteks yang lain, yaitu mampu mengaplikasikan atas
pengetahuan 7dan pemahaman yang telah dimiliki sebagai hasil dalam proses
pembelajaran. Tingkat evaluasi yaitu menggunakan kriteria untuk mengukur nilai
suatu gagasan, karya dan sebagainya,

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap
adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan
tingkah laku. Ellis mengatakan bahwa sikap melibatkan beberapa pengetahuan
tentang situasi, namun aspek yang paling esensial dalam sikap adalah adanya
perasaan atau emois, kecenderungan terhadap perbuatan yang berhubungan dengan

23 | P a g e
pengetahuan. Dari pendapat ellis tersebut, sikap melibatkan pengetahuan tentang
situasi termasuk situasi. Pengukuran afektif berguna untuk mengetahui sikap dan
minat siswa ataupun untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi afektif pada
setiap tingkat(level).

BAB VII

ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN

Analisis instrument penilaian dikaji segi analisis logis/rasional dan analisis


empiric. Analisis logis/rasional meliputi ranah materi, ranah konstruksi dan ranah
Bahasa. Sedangkan analisis empiric meliputi seperti validitas, rehabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda tes. Analisis empiric terhadap instrument/soal dilakukan
dengan melakukan menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
permbeeda. Menguji reliabilitas eksternal suatu tes dilakukan dengan reliabilitas
instrument yaitu reallibilitas eksternal dan relaibilitas internal.

 Buku Pembanding Kedua

BAB I

KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN

Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat
melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Istilah
“pembelajaran” (Instruction) berbeda dengan istilah “pengajaran” (teaching).
Kata “pengajaran” lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam konteks guru
dengan peserta didik di kelas atau di sekolah, sedangkan kata “pembelajaran” tidak
hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal, akan
tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik diluar kelas yang
mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik.

Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi


numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka
kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek

24 | P a g e
tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian merupakan bagian penting
dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas
pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh peserta didik
Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang
nilai suatu objek. Keputusan penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan kepada
hasil pengukuran (quantitative description), dapat pula didasarkan kepada hasil
pengamatan (qualitative description). Yang didasarkan kepada hasil pengukuran
(measurement) dan bukan didasarkan kepada hasil pengukuran (non-measurement)
pada akhirnya menghasilkan keputusan nilai tentang suatu objek yang dinilai.

BAB II
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
Standar nasional pendidikan disusun agar dapat dijadikan Kriteria minimal
tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara kesatuan Republlik
Indonesia. Sedang tujuan standar nasional pendidkan adalah untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pada ketentuan umum
Bab I pasal 1 Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan, dijelaskan Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan


mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan. Instrumen penilaian yang digunakan oleh
pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

25 | P a g e
BAB III

SISTEM PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,


dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. Standar Penilaian Pendidikan ini disusun sebagai acuan
penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Proses adalah kriteria
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan. penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.

BAB IV

BELAJAR TUNTAS DAN PENILAIAN AUTENTIK

PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

Belajar tuntas (mastery learning) adalah filosofi pembelajaran yang


berdasar pada anggapan bahwa semua peserta didik dapat belajar bila diberi waktu
yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Asesmen autentik adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan
sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan
sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual asesmen autentik
lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda
terstandar sekali pun. Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuan seperti
menentukan kelayakan akuntabilitas implementasi kurikulum dan pembelajaran
di kelas tertentu. Data asesmen autentik dapat dianalisis dengan metode kualitatif,
kuanitatif, maupun kuantitatif.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga

26 | P a g e
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

BAB V
PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP

Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan


yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu
program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau
sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai
bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap
peserta didik secara individual. Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap dilakukan
oleh pendidik setiap mata pelajaran untuk dilaporkan kepada wali kelas yang
selanjutnya dapat dijadikan sebagai laporan penilaian satuan pendidikan. Secara umum,
pelaksanaan penilaian sikap sama dengan penilaian kompetensi pengetahuan
dan keterampilan yaitu harus berlangsung dalam suasana kondusif, tenang dan
nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh,
menggunakan acuan kriteria, dan akuntabel.

Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi,
penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan
untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek

27 | P a g e
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Sedangkan pada jurnal
berupa catatan pendidik.

BAB VI

PENILAIAN PENCAPAIAN

KOMPETENSI PENGETAHUAN

Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan merupakan bagian dari


penilaian pendidikan. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian pencapaian kompetensi
peserta didik yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah

Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada ranah
pengetahuan adalah memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Teknik penilaian kompetensi

28 | P a g e
pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Tiap-tiap
teknik tersebut dilakukan melalui instrumen tertentu yang relevan.

BAB VII

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI

Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang
memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar
siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap
hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar
mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.

Pada dasarnya instrumen dapat dibagi dua yaitu tes dan non tes.
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, tes dibedakan menjadi tes uraian dan
obyektif, sedangkan nontes terdiri dari observasi, wawancara (interview),
angket (questionaire), pemeriksaan document (documentary analysis), dan
sosiometri. Instrumen hasil belajar bentuk tes uraian memiliki banyak keunggulan
seperti mudah disusun, tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi
dan mampu mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun jawaban dalam bentuk kalimat.
29 | P a g e
BAB VIII

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI

KETERAMPILAN

Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan merupakan penilaian yang


dilakukan terhadap peserta didik untuk menilai sejauh mana pencapaian SKL, KI, dan
KD khusus dalam dimensi keterampilan. Cakupan penilaian dimensi keterampilan
meliputi keterampilan peserta didik yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori. Indikator pencapaian kompetensi keterampilan
merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang
berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang


didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik atau hasil ulangan dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik.

BAB IX

ANALISIS KUALITAS INSTRUMEN

validitas adalah ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya.
Menurut Nitko & Brookhart (2007) kevalidan sebuah alat ukur tergantung pada
bagaimana hasil tes tersebut diinterpretasikan dan digunakan. Dalam pandangan
Messick (1989) validitas merupakan penilaian menyeluruh dimana bukti empiris
dan logika teori mendukung pengambilan keputusan serta tindakan berdasarkan skor
tes atau model-model penilaian yang lain. Instrumen evaluasi dipersyaratkan
valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid.

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal


kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel. Reliabilitas mempunyai berbagai makna lain seperti
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya. Daya
pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (kemampuan rendah).

30 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh
guru selama proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa, selain untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan
evaluasi hendaknya memperhatikan konsep dasar evaluasi yang berguna untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Konsep dasar evaluasi yang harus dikuasai oleh
pendidik (guru) ataupun calon pendidik (calon guru) adalah pengertian dasar
tentang evaluasi, tujuan evaluasi, fungsi evaluasi, makna evaluasi, dan prinsip-
prinsip evaluasi yang telah diuraikan di atas. Tanpa mengetahui konsep dasar
evaluasi seorang pendidik (guru) tidak akan dapat menyusun suatu alat evaluasi.
Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi.

B. KRITIK DAN SARAN

31 | P a g e
Beberapa topik yang penting dibahas secara singkat saja, tetapi ada pula topik
dibahas secara mendalam yang seharusnya tidak terlalu dibahas terlalu rinci
karena hanya sebagai topik pendukung, bukan topik utama. Namun isi
keseluruhan buku dalam Beberapa bab masih terdapat kekurangannya dalam
penggunaan kalimat membuat pembaca bingung ketika membaca kalimat tersebut
karena adanya kalimat yang berlebih atau pemborosan kata. Sebaiknya dalam
penulisan buku lebih diperhatikan lagi agar lebih sempurna dan menarik untuk
dibaca oleh para pembaca. Sebaiknya dalam pembuatan buku lebih diperhatikan
lagi dan dibuat sedemikian rupa menarik agar menarik minat pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asrul dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media

Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Jawa Timur: Unipma Press

32 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai