REVIEW
MODEL-MODEL
KONSELING
NILAI:
MODEL-MODEL KONSELING
NIM : 1203351016
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Critical Book Review (CBR)
Mata Kuliah Model-model Konseling. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW. Yang mana kita
membutuhkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Munir,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Model-Model Konseling dan juga
kepada semua pihak yang telah mendukung saya sehingga Critical Book Review
ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Critical Book Review ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan, karena status saya yang masih dalam tahap belajar.
Oleh karena itu sayamengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Critical BookReview ini.
Semoga Critical Book Review ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………
1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….
1.3 Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………
BAB II ISI BUKU
2.1 Identitas Buku………………………………………………………………………………
2.2 Ringkasan Buku……………………………………………………………………………
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kelemahan Buku……………………………………………………………………………
3.2 Kelebihan Buku………………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………
4.2 Saran……………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan bimbingan konseling di diselenggarakan dalam rangka suatu program
bimbingan yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisir, dan
terkoordinasi selama periode waktu tertentu. Suatu program bimbingan dan konseling
dapat disusun dengan berdasarkan pada suatu kerangka berfikir dan pola dasar
pelaksanaan tertentu.
Pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk membantu klien atau anak
bimbing untuk mengatasi problematikanya dalam berbagai bidang yang dihadapinya.
Pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan perkembangan keidupan manusia
yang semakain kompleks, maka bimbingan dan konselingpun berkembang sesuai
dengan kehidupan masyarakat.
Dalam mengembangkan model-model bimbingan konseling, terbentuk beberapa
bidang bimbingan konseling yang diantaranya bimbingan individual atau perseorangan,
bimbingan sosial, dan bimbingan konseling kelompok.
Pribadi bermasalah:
1)Adanya ketidaksesuaian antara persepsi diri dan pengalamannya yang riil
2)Adanya ketidaksesuaian antara bagaimana dia melihat dirinya (self-concept)
dan kenyataan atau kemampuannya.
3)Pribadi yang inkongruensi atau tidak kongruen antara ideal self, self concept,
dan organisme
4)Kesenjangan antara ideal selfdan selfconcept, jika hal ini terjadi akan
menimbulkan khayalan tinggi
5)Kesenjangan antara self concept dan organisme, sehingga dapat menimbulkan
perasaan rendah diri (minder)
6)Tidak mampu mempersepsi dirinya, orang Iain, dan berbagai peristiwa yang
terjadi di lingkungannya secara objektif
7)Tidak terbuka terhadap semua pengalaman yang mengancam konsep dirinya,
8)Tidak mampu mengembangkan dirinya kearah aktualisasi diri.
BAB IV : MODEL EKSISTENSIAL HUMANISTIK
A. Pengantar
Psikologi humanistik merupakan salah satu model dalam psikologi yang
muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan
eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun
1950-an, para ahli psikologi, seperti: Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark
Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji
secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang: self (diri),
aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan
sejenisnya.
Teori psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi
manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan
menitikberatkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan
dan pemaknaan.
James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari
psikologi humanistik, yaitu:
l) Keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen;
2) Manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia
lainnya;
Tujuan Konseling
l) Agar konseli mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar
atas keberadaan dan potensi— potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri
dan benindak berdasarkan kemampuannya. Keotentikan sebagai "urusan utama
psikoterapi” dan "nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari
keberadaan otentik: menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, memilih
bagaimana hidup pada saat sekarang, memikul tanggung jawab untuk memilih,
meluaskan kesadaran diri konseli, dan meningkatkan kesanggupan pilihannya,
yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
2) Membantu konseli agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan
tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari
sekadar korban kekuatan — kekuatan deterministic di luar dirinya.
Hakikat Manusia
Pandangan analisis transaksional tentang hakekat manusia ialah
A. .Pada dasarnya manusia mempunyai keinginan atau dorongan-dorongan
untuk memperoleh sentuhan atau "stroke"
B. Kehidupan manusia bukanlah merupakan sesuatu yang telah ditentukan (anti
deterministik).
C. Manusia mampu memahami keputusan-keputusannya pada masa lalu &
kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan
kembali keputusan yang pernah diambil.
D. Manusia mempunyai kebebasan untuk memilih & dalam tingkat kesadaran
tertentu indivu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan hidupnya.
Pribadi bermasalah
Kepribadian yang dipandang tidak normal menurut teori ini adalah sebagai
berikut:
a)Posisi kehidupan I'am not OK — You 're OK
b)Posisi kehidupan I'am OK — You 're not OK
c)Posisi kehidupan I'am not OK — You 're not OK
d)Kontaminasi status ego
e)Eksklusi (batas status ego yang kaku)
BAB X: MODEL GESTALT
A. Pengantar
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola,
ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori
teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian
sensasi meniadi bagian-bagian kecil. Perintis teori Gestalt ini iaiah Chr. Von
Ehrenfels, dengan karyanya "Uber Gestal/qua/ü alion" (1890). Teori ini dibangun
Oleh tiga orang, Max Wertheimer, Wolfgang Kohler, dan Kurt Koffka. Mereka
menyimpulkan bahwa seseorang cendetung mempersepsikan apa yang terlihat
dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsepsi yang
berlawanan dengan konsepsi ahran-aliran Iain . Bagi yang mengikuti aliran
Gestalt perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi
itu yang primer ialah keseluruhan , sedangkan bagian-bagiannya adalah
sekunder; bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari pada
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain ;
keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Contohnya
kalau kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejahuan yang kita
saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru melainan teman kita itu
secara keseluruhan selanjutnya baru kemudian kita saksikan adanya hal-hal
khusus (bagian-bagian) tertentu misalnya baju yang baru.
Konsep Dasar
Di Sini dan Sekarang (Here and Now)
Perls mengatakan bahwa ”kekuatan ada pada masa kini” (power is in the
present). Pendekatan gestalt mengutamakan masa sekarang, segala sesuatu
tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang, karena masa lalu telah berlalu
dan masa depan belum sampai, hanya masa sekarang yang penting. Pendekataan
gestalt mengapresiasi pengalaman pada masa ini. Menurut gestalt, kebanyakan
orang kehilangan kekuatan masa sekarang, karena individu menginvestasikan
energłnya untuk mengeluh tentang kesalahan masa lalu dan bergulat pada
resolusi dan rencana masa depan yang tidak ada ujungnya. Oleh karena itu,
kekuatan individu untuk melihat masa sekarang menjadi berkurang bahkan
hilang. Selanjutnya Perls berpendapat bahwa kecemasan yang dialami individu
terjadi karena ada jarak antara kenyataan masa sekarang deng harapan masa
yang akan datang. Menurutnya ketika individu memulai berpikir, merasa dan
bertindak dari masa kini namun dikuasai oleh harapan-harapan masa depan.
Kecemasan yang dialami individu diakibatkan oleh harapan katastropik dan
harapan anastropik. Harapan katastropik, yaitu kecemasan akan kejadian-
kejadian buruk dan tidak menyenangkan yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Harapan anastropik, yaitu harapan-harapan yang berlebihan bahwa
halhal yang baik dan menyenangkan akan terjadi di masa depan .
Teknik Konseling
Hubungan personal antara konselor dengan konseli merupakan inti yang
perlu diciptakan dan dikembangkan dalam proses konseling. Dalam kaitan itu,
teknik-teknik yang dilaksanakan selama proses konsel ing berlangsung adalah
merupakan alat yang penting untuk membantu konseli memperoleh kesadaran
secara penuh.
Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestalt
a)Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan bahwa konselor
bersedia membantu konseli tetapi tidak akau bisa mengubah konseli, konselor
menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
Orientasi Sekarang dan Di Sini, dalam proses konseling konselor tidak
merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan
keadaan sekarang. Hal ini bukan berarti bahwa masa lalu tidak penting. Masa
lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang. Dalam kaitan ini pula
konselor tidak pernah bertanya "mengapa".
BAB XI: MODEL KOGNITIF PERILAKU (COGNITIVE BEHAVIOR)
A. Pengantar
Menurut Gerald Corey (2005), konseling perilaku (Counselling Behavior)
adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai
teori tentang belajar. Penerapan prinsip-prinsip belajar ini berakar pada teori
pengkondisian klasik dari İvan Pavlov maupun teori pengkondisian operan dari
B.F. Skinner. Konseling Kognitif Perilaku, merupakan penggabungan teknik-
teknik dari perspektif perilaku dengan teknik-teknik dari perspektif kognitif,
karena dalam perkembangannya para praktisi model konseling perilaku
menyadari, adanya keterbatasan dalam teori-teori belajar dan mengakui peran
kognisi, dalam mempengaruhi perilaku. Corey (2005) mengemukakan bahwa
dalam behaveoristik kontomporer terdapat empat konsep teori yang
mengembangkan behavioristik, yaitu: (l) classical conditioning, (2) operant
conditioning, (3) social learning theory, dan (4) cognilive behavior Iherapy.
Corey selanjutnya mengemukakan bahwa dalam perkembangan konsep ini di
tahun tahun 1980-an peran emosi ditekankan, dua hal yang sangat penting untuk
dikembangkan dalam behaviorisme adalah: (l) cognitive behavior therapy
sebagai kekuatan utama, dan (2) mengaplikasikan teknik terapi behavioral untuk
mencegah dan memberi perlakuan pada medical disorders.
Berdasarkan paparan defimsl mengenal CBT, maka dapat dtsimpulkan
bahwa CBT adalah pendekatan konseling yang menitlk beratkan pada
restrukturisasi atau pembenahan kogmtlf yang menyimpang akibat kejadian
yang merugikan dtrinya baik secara fisik maupun psikis.
CBT merupakan Layanan yang dilakukan untuk menmgkatkan dan merawat
kesehatan mental. Layanan ini akan diarahkan kepada modifikasl fungsi berpikir,
merasa dan bertindak dengan menekankan otak sebagai penganalisa, pengambil
keputusan, bertanya, bertindak dan memutuskan kembali. Sedangkan
pendekatan pada aspek behavior (perilaku) diarahkan untuk membangun
hubungan yang baik antara situasi permasaiahan dengan kebiasaan merespon
masalah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Dan Kelemahan
A. Kelebihan
1)Dilihat dari sistematika buku, buku ini dapat dikatakan baik dikarenakan
terdapat kata pengantar sampai dengan daftar pustaka.
2) Materi mengenai model-model konseling dipaparkan dengan jelas.
3) Dikarenakan ini adalah buku tentang model-model dalam bimbingan
konseling maka dipaparkan jelas dalam buku ini 10 model-model
konseling.
B. Kelemahan
1) buku ini tidak dicantumkan ISBNnya
2) masih ada penulisan kata atau kalimat dalam buku ini yang typo.
3)buku ini terlihat sangat simple dikarenakan semua isi buku hanya
terdapat tulisan-tulisan saja tidak terdapat gambar-gambar yang dapat
menarik perhatian para pembacanya.
4) Jika dilihat dari tampilan kualitas buku, buku ini sangat mudah sekali
lepas dari lem nya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam buku ini pembahasan mengenai Model-model konseling
merupakan mata kuliah yang wajib diajarkan kepada pelajar dan mahasiswa
khususnya pada prodi bimbingan dan konseling. Mereka wajib mengetahui mulai
dari model-model konseling yang pertama sampai akhir. Karena ini sebagai
bekal bagi para calon konselor nantinya.
Konseling merupakan proses bantuan untuk mengentaskan masalah yang
terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien
yang mengahadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi yang
dipersyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuhkembang ke arah yang dipilihnya,
sehingga klien mampu mengembangkan dirinya ke arahpeningkatan kualitas
kehidupan sehari-hari yang efektif (effektive daily living). Hubungan dalam
proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi
yang kondusif bagi perubahan dan pengembangan diri klien.
B. Saran
Buku ini dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai sumber referensi tugas
perkuliahan. Terutama tentang Model-Model konseling. Tetapi ,jika ada buku
lain yang lebih lengkap kualitas materinya daripada buku ini,juga bisa di
gunakan sebagai sumber referensi tugas perkuliahan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Abdul Munir, Model-model Konseling Teori Dan Praktik .Medan:-.