Anda di halaman 1dari 4

Nama : Amalia Dwi Pratiwi

Nim : 1203351016

Kelas : BK Reguler C 2020

Mata Kuliah : Konseling Populasi Khusus

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Asih Menanti M.S., S.Psi

Tugas Rutin 1

KONSELING POPULASI KHUSUS PANTI JOMPO

1. Pengertian Panti Jompo


Panti jompo (rumah perawatan) merupakan sebuah tempat tinggal atau tempat
penampungan bagi orang orang yang sudah tua. Panti jompo untuk menampung orang
lanjut usia yang miskin dan terlantar untuk diberikan fasilatas yang layak mulai dari
kebutuhan makan minum sampai kebutuhan aktualisasi. Para manula atau manusia usia
lanjut dapat bertemu dan menjalin persahabatan dengan teman-teman yang sebaya.
Selain itu, banyak panti-panti perawatan manula menyediakan aktifitas-aktifitas positif
misalnya menjahit, menyulam, menyanyi, renungan bersama, olah raga ringan dan
sebagainya. Orang tua tersebut ditampung dipanti jompo karena beberapa hal antara
lain: (1) kondisi fisik dan psikis orang tua yang sudah lanjut usia adalah sama seperti
melihat bayi, (2) orang tersebut sama-sama membutuhkan perawatan dan perhatian
khusus. Selain itu pula, beberapa orang tua dari mereka karena kondisi medis yang
sudah sangat lemah sekali, tentunya sangat memerlukan sekali bantuan dari orang lain
yang benar-benar telah berpengalaman dalam merawat orang tua yang sudah berusia
lanjut. Dalam kaitan ini, menitipkan orang tua di Panti Jompo tidak masalah dengan
syarat: 1) Orang tua merasa lebih berbahagia berada di Panti Jompo misalnya karena
banyak teman-temannya yang seusia dan tentunya komunikasinya “nyambung”. 2)
Panti Jomponya baik, artinya selain sarananya memadai juga para perawatnya
melakukan tugas dengan penuh kasih sayang. 3) Tidak ada komunikasi terputus antara
orang tua artinya keluarga sering-sering berkunjung.
2. Keberadaan Panti Jompo Di Tengah Masyarakat
Tuntutan profesi atau pekerjaan seorang anak atau anggota keluarga lain menyita
hampir semua waktunya sehingga tidak lagi mempunyai kesempatan untuk
memberikan perhatian dan perawatan kapada orang tuanya. Orang tua yang memasuki
masa lanjut usia semakin terabaikan secara sosial, budaya dan psikologis. Mereka
merasa kesepian dan terlantar dalam rumah. Ketika fenomena ini semakin menguat dan
mengarah yang lebih ekstrim, maka seyogyanya diperlukan sebuah institusi yang akan
menjalankan atau mengambil alih fungsi-fungsi yang telah ditinggalkan atau diabaikan
oleh keluarga. Dalam hal ini, ada sebuah panti jompo yang bernama Panti Jompo
Werdha yang merupakan salah satunya panti jompo yang ada di Tanah Datar.
Keberadaan panti jompo di masa sekarang dan akan datang semakin dibutuhkan. Panti
jompo akan menjadi sebuah pilihan dan solusi atas perubahan sosial yang terjadi
dimasyarakat. Oleh karena itu panti jompo tidak mesti dipandang sebelah mata atau
dilihat sebagai institusi yang tidak memiliki nilai tawar dan nilai jual. Keberadaan panti
jompo perlu terus mendapatkan penguatan (reinforcement) baik dari segi kelembagaan,
fungsi dan kewenangan termasuk penguatan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, serta jangkauan pelayanan, dan pengembangan program pelayanan yang
lebih variatif dan sesuai kebutuhan lansia secara kontemporer.

3. Pola Pembinaan Dan Bimbingan Yang Dilakukan Di Panti jompo


Panti jompo bisa menjadi pilihan yang baik untuk menikmati hari tua. Akan tetapi
sebagian masyarakat Indonesia memandangnya sebagai suatu yang negatif. Pandangan
masyarakat tentang panti jompo dan orang tua yang dititipkan di sana agaknya perlu
diluruskan. Orang tua yang dititipkan di panti jompo tidak berarti mereka terbuang,
mereka tetap memiliki keluarga yang merupakan bagian penting dari keberadaannya.
Di panti jompo mereka menemukan teman yang relatif seusia dengannya dimana
mereka dapat berbagi cerita. Keberadaan lansia di panti jompo dengan berbagai
karakter serta memiliki berbagai ragam problematika maka dipandang perlu untuk
memberikan suatu penanganan khusus sesuai kelebihan serta kekurangan yang mereka
miliki. Di panti jompo selain mendapatkan pelayanan berupa pemenuhan kebutuhan
dasar juga diberikan fungsi positif lainnya yaitu programprogram pelayanan sosial yang
bisa memberikan kesibukan buat mereka sebagai pengisian waktu luang diantaranya
pemberian Bimbingan Sosial, Bimbingan Mental Spiritual serta Rekreasi, penyaluran
bakat dan hoby, terapi kelompok, senam dan banyak kegiatan lainnya.
4. Masalah Yang Dialami Oleh Lansia Di Panti Jompo
Pada usia lansia ini banyak menimbulkan masalah dalam kehidupan seorang lansia.
Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan
fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang
lansia tak berdaya. Apalagi lansia yang tinggal di panti jompo, yang jauh dari keluarga
yang biasa dekat dengannya, dan harus beradabtasi dengan lingkungan barunya.
Dikalangan teman-teman seusianya yang mempunyai rasa sensitifitas yang tinggi,
adapun masalah-masalah yang biasa muncul dari lansia adalah:
a) Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh Penurunan sistem kekebalan tubuh
menjadikan lansia rentan terhadap serangan berbagai penyakit. Menjelang usia
lanjut frekuensi sakit pada lansia menjadi lebih sering dibandingkan pada waktu
muda. Pola penyakit yang menyerang lansia erat kaitannya dengan penurunan
fungsi kekebalan tubuh baik itu yang berhubungan kesehatan jantung, pernafasan
dan lain sebagainya.
b) Alasan Financial Pada umumnya orang tua sudah menjalani usia lanjut atau masa
pension. Maka secara finansial, dapat di katakan sudah tidak memiliki penghasilan
tetap, sehingga sudah tidak mampu lagi untuk membiayai hidup untuk diri sendiri
dan keluarganya. Bagi keluarga yang hidupnya secara finansial pada level rendah,
tentunya menjadi beban tersendiri, karena secara ekonomis mereka masih kesulitan
untuk menanggung biaya beban hidup yang nilainya semakin bertambah,
sedangkan waktu mereka telah habis terserap untuk mencari nafkah, bahkan mereka
sering harus kerja ekstra tambahan untuk mendapatkan finansial tambahan.
Sehingga mereka terpaksa merelakan orang tua untuk tinggal dan hidup selamanya
di rumah khusus perawatan (rumah Panti jompo).
c) Masalah Komunikasi Bertambahnya usia bagi para lansia menyebabkan kesulitan
dalam komunikasi, ditambah lagi dari faktor pendengaran yang terganggu
menyebabkan sulitnya komunikasi yang terjali diantara lansia.
d) Hubungan Sosial. Di negara-negara berkembang, seperti di negara Indonesia, masih
banyak orang tua yang sudah lanjut usia dengan terpaksa harus tinggal dan hidup di
teras depan toko, bangunan kosong, di bawah jembatan, menempel di rumah orang
lain atau ditempat-tempat lain yang bisa digunakan untuk tidur.
e) Masalah Kesepian Bagi orang tua yang menjalani masa pensiun atau yang sudah
lanjut usia, masa tersebut telah membuat mereka merasa kesepian, sehingga
kebutuhan mereka sering tidak terpenuhi. Sedangkan waktu yang dimiliki oleh
anggota keluarga sudah sangat sedikit sekali karena mereka harus bekerja keras
untuk mencari nafkah guna menghidupi anggota keluarga yang lain seperti: biaya
sekolah, kesehatan, membangun rumah, dan sebagainya.
5. Model-Model Konseling Yang Dapat Diterapkan Untuk Lansia di Panti Jompo Seperti
yang telah penulis jabarkan diatas bahwa banyak hal atau masalah yang akan dirasakan
oleh para lansia, dalam hal ini konselor dapat berperan dalam membantu lansia dalam
mengentaskan permasalahan yang tengah dialami oleh lansia, dengan harapan agar para
lansia dapat menerima keadaannya saat ini, baik secara fisik maupun secara
psikologisnya. Diharapkan dengan adanya layanan yang diberikan oleh konselor
kepada lansia, lansia dapat menerima keadaan dirinya. Model konseling yang dapat
diberikan dipanti jompo adalah:
1) Konseling Individual
2) Konseling Client Centered
3) Konseling Rebt

Daftar Pustaka
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=704
http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/panti-werdha-adalah-pilihan/
Desmita,2008. Psikologi Orang Dewasa. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press

Anda mungkin juga menyukai