OLEH
NOLDIN SIRUMPA
1490121074
Dalam video memperlihatkan kehidupan para lansia yang tinggal di salah satu panti
wreda di Jakarta. Lansia disana bermacam-macam, ada yang masih kuat dan ada yang
hanya bisa terbaring di kasur. Beberapa lansia merasa senang tinggal dipanti bahkan
ingin tinggal disana sampai akhir hidupnya. tetapi ada juga yang tidak senang tinggal
dipanti karena keinginan anaknya untuk menitipkan lansia tersebut, akhirnya lansia
terpaksa tetap tinggal karena anak tidak sanggup mengurus dengan alasan kesibukan,
ini menyebabkan lansia harus berpisah dengan keluarganya dan mengatakan ingin
pulang. Lansia dipanti tersebut ada yang memang berkeinginan untuk tinggal disana,
ada yang dengan seijin keluarganya dan juga lansia hasil jaringan (ditemukan dijalanan).
Kehidupan para lansia di panti sangat di jamin oleh pemerintah mulai dari kesejahteraan
lansia sampai masalah kesehatannya.
Dalam kehidupan bersosial di Indonesia masih bekerja karena kondisi ekonomi yang
belum mapan. Terbukti bahwa banyak lansia masih bisa produktif, karena faktanya
lansia tidak bisa diam saja pun seorang lansia tidak ada stigma negatif yang
mengatakan lansia tidak berguna, lansia tidak menghasilkan apa-apa dan tidak ada
kontribusi sehingga hal inilah yang menyebabkan pembiaran. Sebanyak 48% lansia mesti
dia bekerja untuk uang tetapi ingin menunjukkan bahwa dirinya masih berguna
dilingkungannya.
Disamping itu, banyak lansia yang terlantar karena ditinggal anak-anaknya dan akhirnya
lansia tetap harus bertahan hidup sendiri. Dari temuan dilapangan, konflik keluarga jadi
penyebab sebagian lansia menjadi terlantar, keberadaan panti lansia belum sepenuhnya
cukup untuk menampung lansia terlantar. Melihat data 2017, angka lansia terlantar
mencapai 2,1 juta jiwa, 1,8 juta jiwa lansia lainnya di prediksi terlantar. Saat ini jumlah
penduduk lansia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahunnya hingga pertengahan
taun 2019 jumlahnya mencapai lebih dari 25 juta lansia. Kenaikan angka lansia sebanyak
19% juga diproyeksikan terjadi pada tahun 2045. Belajar dari potret lansia di Indonesia
lantas apa ingin lansia agar bahagia di usia senja ?
Oleh karena itu lansia harus diberdayakan. Jika lansia masih kuat dan potensial maka
dapat diberikan pelatihan seperti membuat kerajinan tangan, memasak bagi yang masih
produktif dan lain-lain sesuai dengan minat lansia seperti yang diterapkan dipanti sosial.
Kedepannya, semua unsur dan sektor baik pemerintah, keluarga, dan masyarakat harus
lebih peduli terhadap kesejahteraan lansia, hal ini akan terbukti dalam sebuah aturan
yang dikeluarkan mulai dari UU sampai mungkin peraturan daerah dan peraturan desa.
b. Apakah yang menjadi tantangan bagi lansia yang dirawat di panti wredha
Jawaban :
Proses Adaptasi.
Tinggal dalam suatu lingkungan yang baru tentunya lansia perlu melakukan
adaptasi. Adaptasi yang baik ditunjukkan oleh sikap lansia sehari –hari yang terlihat
mampu menjalankan aktivitas dengan baik serta senantiasa terlihat senang dan
memiliki hubungan yang baik dengan orang – orang disekelilingnya. Lansia dengan
tingkat adaptasi yang kurang baik dan tidak baik juga tercermin dari perilakunya
sehari-hari, tidak jarang diantara mereka akan mengalami stres baik ringan maupun
berat. Hambatan yang dialami lansia dalam usahanya untuk beradaptasi di panti
werdha diakibatkan oleh berbagai hal misalnya ketidak cocokan dengan sesama
lansia di panti, faktor makanan dikatakan menjadi penghambat karena menu yang
tidak sesuai keinginan sehingga menurunkan nafsu makan berbeda saat tinggal di
rumah yang dapat memilih menu makanan sesuka hati. Faktor terakhir yang
menjadi menghambat adaptasi lansia di panti werdha adalah keluarga yang tidak
pernah datang berkunjung.
c. Apakah risiko masalah kesehatan yang dapat dialami lansia di panti wredha?
Jawaban :
Lansia berisiko mengalami depresi. Pada Lansia banyak sekali perubahan-perubahan
yang terjadi seperti perubahan fisik, perubahan mental, perubahan psikologis,
penyakit dan lingkungan yang berbeda. Akibat adanya perubahan tersebut, Lansia
dapat merasakan adanya kekurangan yang dapat menimbulkan perasaan negatif
pada dirinya, seperti perasaan depresi.
d. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika di rawat di panti
wredha?
Jawaban :
Kelebihan: Kehidupan para lansia di panti werdha di jamin oleh pemerintah mulai
dari kesejahteraan sosial lansia hingga masalah kesehatannya serta lansia juga
menjalani aktifitas yang teratur dan terstruktur.
Kekurangan: Untuk beberapa lansia, tinggal pada tempat panti wreda justru dapat
menyebabkan rasa tak nyaman. Bahkan, bisa jadi, tinggal di panti ini membuat lansia
merasa depresi. Hal ini bisa terjadi karena lansia tidak bebas berada di fasilitas ini.
Sebagai contoh, lansia tidak bisa bebas memilih menu makanan harian atau kegiatan
yang mereka sukai. Selain itu, ada kemungkinan bahwa panti tersebut memiliki
pelayanan yang tidak berkualitas jika dibandingkan ketika berada di rumah sendiri.
Akibatnya, orang yang sudah memasuki usia senja ini bukan lebih sehat, tetapi lebih
sering jatuh sakit. Panti jompo mungkin akan terlihat menakutkan atau tidak
menyenangkan untuk para lansia. Belum lagi perasaan dikhianati atau merasa
ditelantarkan oleh keluarga ketika berada di sana.
e. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika dirawat oleh keluarga?
Jawaban :
Kelebihan: Keluarga, dengan kata lain merupakan wahana paling baik untuk
memberikan pelayanan kepada lansia, karena memiliki potensi dalam merawat
orang tua. Dalam pelayanan ini, lansia tetap tinggal di lingkungan keluarga, hidup
menyatu bersama anak, cucu, dan atau sanak keluarga lainnya. Orang tua yang
sudah memasuki usia lanjut akan dirawat, dan untuk keperluan sehari-hari masih
dilayani oleh anak-anaknya. Upaya yang dilakukan adalah memberi pelayanan
kebutuhan baik fisik, psikis, maupun sosial. Fungsi keluarga dalam pelayanan lansia
sangat besar artinya da-lam mewujudkan lansia yang sejahtera. (Etty P, 2015).
Kekurangan: Ada beberapa keluarga yang melakukan pengabaian terhadap lansia.
Angka kejadian pengabaian berdasarkan data dunia yang dilaporkan oleh National
Council on Aging (NCOA) menyatakan 1 dari 10 orang lansia yang berusia lebih dari
60 tahun di Amerika mengalami pengabaian atau penelantaran. Setiap tahunnya
terdapat 5 juta lansia yang mengalami pengabaian, dimana 90% pelaku pengabaian
adalah keluarga (NCOA, 2015).
f. Jelaskan apa yang harus di persiapkan individu untuk menjadi sehat dan produktif di
masa menua?
Jawaban:
Menjaga kesehatan sejak muda, mempunyai asuransi kesehatan, menyiapkan
tabungan.
g. Sebutkan 4 masalah keperawatan yang berisiko dialami lansia ketika dirawat di panti
sosial dan panti wreda? (dibuat dalam bentuk tabel ringkasan diagnosa
keperawatan)
Jawaban :
4 masalah keperawatan yaitu (defisit perawatan diri (mandi), defisit perawatan diri
(eliminasi), risiko jatuh dan hambatan mobilitas fisik). Ringkasan diagnosa terlampir.
h. Jelaskan 5 aspek etik yang harus diperhatikan perawat pada saat merawat lansia di
panti sosial dan panti wredha berdasarkan video tersebut?
Jawaban :
1. Empati : istilah empati menyangkut pengertian “simpati atas dasar pengertian
yang dalam”artinya upaya pelayanan pada lansia harus memandang seorang
lansia yang sakit dengan pengertian, kasih sayang dan memahami rasa
penderitaan yang dialami oleh penderita tersebut.
2. Non maleficence dan beneficence: Pelayanan pada lansia selalu didasarkan
pada keharusan untuk mengerjakan yang baik dan harus menghindari tindakan
yang menambah penderitaan (harm). Sebagai contoh, upaya pemberian posisi
baring yang tepat untuk menghindari rasa nyeri, pemberian analgesik (kalau
perlu dengan derivat morfina) yang cukup, pengucapan kata-kata hiburan
merupakan contoh berbagai hal yang mungkin mudah dan praktis untuk
dikerjakan.
3. Otonomi: yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya, dan mengemukakan keinginannya sendiri.
4. Keadilan: yaitu prinsip pelayanan pada lansia harus memberikan perlakuan yang
sama bagi semua. Kewajiban untuk memperlakukan seorang penderita secara
wajar dan tidak mengadakan pembedaan atas dasar karakteristik yang tidak
relevan.
5. Kesungguhan hati: Suatu prinsip untuk selalu memenuhi semua janji yang
diberikan pada seorang lansia.
Kriteria Hasil :
1. Mempertahankan mobilitas yang
diperlukan untuk ke kamar mandi dan
menyediakan perlengkapan mandi
2. Membersihkan dan mengeringkan
tubuh
3. Melakukan perawatan mulut
4. Menggunakan deodoran
Intervensi (NIC) 1. Kaji dan akomodasi perubahan fisik
atau kognitif yang dapat menyebabkan
defisit perawatan diri
2. Dorong berjalan dan latihan fisik untuk
membentuk kekuatan
3. Pertahankan lingkungan mandi hangat
dan pajankan hanya area tubuh yang
sedang dimandikan
4. Mandikan dan keringkan perlahan
untuk melindungi kulit rapuh
5. Tingkatkan kemandirian seoptimal
mungkin sesuai kemampuan klien
Kriteria Hasil :
1. Jatuh saat berdiri menurun
2. Jatuh saat duduk menurun
3. Jatuh saat berjalan menurun
4. Jatuh saat membungkuk menurun
Intervensi (NIC) 1. Identifikasi kebutuhan keselamatan
(mis: kondisi fisik)
2. Hilangkan bahaya keselamatan
lingkungan
3. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan risiko
4. Sediakan alat bantu keamanan
lingkungan
5. Ajarkan individu, keluarga dan
kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan
Kriteria Hasil :
1. Pergerakan ekstremitas meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak (ROM) meningkat
4. Kelemahan fisik menurun
Intervensi (NIC) 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluha
fisik lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi
3. Fasilitasi aktifitas ambulasi dengan alat
bantu
4. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik
5. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
DAFTAR PUSTAKA
1. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.EGC
2. Wilkinson, J.M (2016). Diagnosis Keperawatan. Ed. 10
8. Ninda Ayu Prabasari, Linda Juwita, Ira Ayu Maryuti (2017). PENGALAMAN KELUARGA
DALAM MERAWAT LANSIA DI RUMAH. Jurnal Ners Lentera, Vol. 5, No. 1.