Anda di halaman 1dari 8

PERAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA

Shinta Puji Triwanti, Ishartono, Arie Surya Gutama,

(triwantipujishinta@gmail.com, ishartono_kesos@yahoo.com, ariesurya_gutama@yahoo.com)

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan disetiap


tahunnya, hal ini menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan, tindak kekerasan,
pelanggaran hukum, terlantar sehingga lansia mengalami ketergantungan terhadap orang lain
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan lansia sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan lansia, dan sebagai lembaga primer keluarga mempunyai
peran penting untuk membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun,
pengaruh globalisasi mempengaruhi perubahan nilai dan peran di dalam keluarga, adanya
perubahan struktur di dalam keluarga dari keluarga besar menjadi keluarga kecil sehingga hal
ini membuat keluarga lebih banyak yang menempatkan lansia di sebuah panti werdha
dibandingkan tinggal dan dirawat oleh keluarga secara bersama-sama. Oleh karena itu, panti
werdha memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lansia melalui
pelayanan yang dilakukan. Pelayanan yang diberikan berupa pemenuhan kebutuhan fisik,
psikis, maupun kebutuhan sosial yang tidak didapatkan ketika berada di dalam keluarga.
Melalui pemenuhan kebutuhan yang diberikan oleh panti werdha maka hal ini dapat
membantu lansia untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

Kata kunci: kesejahteraan lansia; perubahan peran keluarga; pelayanan panti werdha;
peningkatan penduduk lansia; permasalahan lansia

PENDAHULUAN bersama orangtua yang sudah berusia


Keberadaan lansia di Indonesia lanjut menjadi hal yang sudah biasa terjadi
bukan hanya menjadi tanggung jawab di dalam sebuah keluarga.
pemerintah sebagai pelaksana kebijakan di Perubahan struktur di dalam keluarga
sebuah Negara, melainkan keberadaan menyebabkan keluarga memandang bahwa
lansia menjadi tanggung jawab keluarga keberadaan lansia di dalam lingkungan
sebagai lembaga primer. Keluarga keluarga merupakan sebuah beban.
mempunyai peran penting untuk merawat Keluarga mengalami kesulitan untuk
lansia dan membantu lansia untuk melakukan pelayanan dalam rangka
menjangkau sumber-sumber yang ada memenuhi kebutuhan lansia dengan
dalam rangka memenuhi kebutuhan kondisi anak-anak begitu sibuk dengan
hidupnya. Namun, seiring dengan masalahnya sendiri sehingga
perkembangan zaman yang semakin mengakibatkan anak-anak secara tidak
modern dan tuntutan hidup yang semakin langsung kurang memperdulikan
banyak maka kebiasaan anak atau keluarga keberadaan lansia serta jalinan komunikasi
merawat orangtua yang sudah berusia antara orang tua dengan anak semakin
lanjut menjadi semakin berkurang. Padahal berkurang. Selain itu, terdapat perubahan
kebiasaan untuk merawat dan tinggal peran dan fungsi di dalam keluarga yang

129
menyebabkan pihak keluarga mulai sehingga menyebabkan kebutuhan lansia
menempatkan para lansia di panti werdha. lebih spesifik dibandingkan dengan yang
(Afrida dkk, 2002) lain. Oleh karena itu, kehadiran panti
Peningkatan jumlah penduduk lansia werdha di tengah-tengah perubahan nilai
di Indonesia merupakan tantangan terbesar dan struktur yang terjadi di dalam keluarga
yang harus dihadapi baik oleh pemerintah menjadi pilihan yang terbaik untuk
maupun masyarakat. Tantangan tersebut membantu lansia dalam menjangkau
semakin berat karena dipengaruhi oleh sumber-sumber yang ada dalam rangka
jumlah penduduk yang semakin meningkat memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai
seperti hasil sensus yang diperoleh bahwa tingkat kesejahteraan bagi lansia itu
Indonesia selama empat dasawarsa terakhir sendiri.
menempati posisi empat dengan jumlah
populasi terbesar di dunia menurut US. PEMBAHASAN
Cencus bureau. Tercatat bahwa penduduk Lanjut usia merupakan seorang
Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan individu yang sudah melewati masa golden
data sensus penduduk 2010 yang age dan sudah memasuki usia 60 tahun.
diselenggarakan BPS di seluruh wilayah Pada usia ini, banyak kemunduran yang
Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa dihadapi oleh para lanjut usia baik itu dari
dengan jumlah penduduk lansia sebanyak segi fisik, psikis, maupun sosial.
18.118.699 jiwa. Kemunduran yang dialami oleh lansia
(www.eprints.undip.ac.id) merupakan proses alami yang disebut
Tantangan yang dihadapi semakin dengan proses degeneratif. Pada tahap ini
berat ketika peningkatan jumlah penduduk lansia mengalami kesulitan untuk melewati
berpengaruh terhadap kemiskinan, masa tuanya, karena sebagian orang
keterbelakangan, tindak kekerasan dan beranggapan bahwa lansia tidak dapat
pelanggaran hukum yang dialami oleh berbuat apa-apa atau tidak berguna.
lansia, sehingga hal ini mengakibatkan Semakin bertambahnya usia yang terjadi
semakin meningkatnya tingkat melalui proses alamiah pada lanjut usia,
ketergantungan lansia terhadap penduduk maka semakin banyak ketergantungan
usia produktif dan tentunya lansia yang dialami oleh lanjut usia. Hal tersebut
membutuhkan pelayanan yang tepat untuk disebabkan menurunnya kondisi fisik,
mengatasi permasalahan yang selama ini psikis maupun sosial sehingga penurunan
dihadapi oleh lansia. yang dialami oleh para lanjut usia akan
Ketergantungan yang dialami oleh memperlambat proses interaksi yang
lansia terjadi karena menurunnya kondisi terjadi di dalam lingkungan.
fisik, psikis maupun sosial sehingga Hal ini sesuai dengan tahap
penurunan yang dialami oleh lansia akan perkembangan yang dikemukakan oleh
memperlambat proses interaksi yang Erik Erikson di dalam Delapan Tahap
terjadi di dalam lingkungan. Hal ini yang Perkembangan Manusia bahwa jika di
menyebabkan lansia membutuhkan dalam tahap perkembangannya lansia
bantuan orang lain untuk menjangkau memiliki integritas yang rendah maka
sumber-sumber yang ada dalam rangka lansia akan sulit menerima akhir dari
memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai hidupnya dan mengalami kecemasan
kesejahteraan lansia. dalam menjalani hidup. Kemudian, hal ini
Kebutuhan hidup lansia berbeda diperjelas dengan pendapat yang
dengan kebutuhan hidup yang lain sebagai dikemukakan Hurlock, bahwa lansia
penduduk usia produktif, hal ini merupakan tahap akhir siklus
dipengaruhi oleh proses penuaan, perkembangan manusia, masa semua orang
perubahan, dan kemunduran di dalam berharap akan menjalani hidup dengan
tahap kehidupan yang terjadi pada lansia tenang, damai, serta menikmati

130
masa pensiun bersama anak dan cucu dapat menunjang kualitas hidup lansia.
tercinta dengan penuh kasih sayang. Kualitas hidup yang baik akan
Pada tahap terakhir di masa berpengaruh terhadap cara pandang, sikap
perkembangan, orang dengan berusia maupun perilaku lansia dalam menerima
lanjut memikirkan mengenai apa yang kenyataan hidup dan menikmati masa-
telah mereka lewatkan dalam hidup masa tuanya tanpa adanya rasa
kesalahan yang mereka perbuat, hal-hal ketergantungan terhadap orang lain
yang mereka tidak pernah miliki mungkin sehingga lansia memiliki kemampuan
diliputi oleh keputusasaan. Disisi lain, untuk menyesuaikan diri dengan berbagai
mereka yang dapat melihat kembali kemunduran yang terjadi, dan menjalankan
hidupnya dengan puas diperkuat oleh rasa kehidupan dengan rasa kebahagiaan maka
integritas pribadi. (Psikologi Tentang hal ini akan membantu lansia untuk
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan meningkatkan keberfungsian sosial lansia
Edisi Ketiga, 1995:481) di dalam lingkungannya.
Lansia merupakan istilah tahap akhir Kualitas hidup menjadi nilai standar
dari proses penuaan. Semua orang akan bahwa tingkat kesejahteraan lansia
mengalami proses menjadi tua, dan masa terpenuhi dengan baik. Menurut WHO
tua merupakan masa hidup manusia yang kualitas hidup merupakan persepsi
terakhir. Pada masa ini seseorang individu dari posisi laki-laki atau wanita
mengalami kemunduran fisik, mental dan dalam hidup ditinjau dari konteks budaya
sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dan sistem nilai ditempat laki-laki atau
dapat melakukan kegiatan atau tugas di wanita itu tinggal dan berhubungan dengan
dalam kehidupan lansia. Lanjut usia standar hidup, harapan hidup, kesenangan
mengalami berbagai proses perkembangan dan perhatian mereka yang terangkum
mulai dari bayi sampai dengan menjadi tua secara kompleks pada kesehatan fisik
yang disertai dengan berbagai penurunan seseorang, status psikologis, tingkat
yang terjadi pada kondisi fisik, psikis dan kebebasan, hubungan sosial dan hubungan
sosial, sehingga membuat para lanjut usia mereka dengan lingkungan mereka. Oleh
membutuhkan kehadiran orang lain dalam karena itu, dengan terpenuhinya
menjalani proses penuaan. kesejahteraan dan pemberian pelayanan
Keberhasilan lansia dalam menjalani yang baik maka hal ini tentunya
masa tuanya tanpa adanya ketergantungan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
terhadap orang lain, dapat dilihat dari jenis Lansia memiliki segala potensi yang
lansia itu sendiri. Menurut Undang- dapat dipelihara, dirawat dan
Undang No. 13 Tahun 1998 yang mengatur dipertahankan bahkan diaktualisasikan
tentang Kesejahteraan Lansia dalam BAB untuk mencapai kualitas hidup lansia yang
I pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa lansia optimal (optimum aging). Kualitas hidup
potensial adalah lansia yang masih mampu lansia yang optimal bisa diartikan sebagai
melakukan pekerjaan kondisi fungsional lansia berada pada
dan/atau kegiatan yang dapat kondisi maksimum atau optimal, sehingga
menghasilkan barang dan/atau jasa. memungkinkan mereka untuk dapat
Kemudian di pasal 1 ayat 4 disebutkan menikmati masa tuanya dengan penuh
bahwa lansia tidak potensial adalah lansia makna, membahagiakan, berguna, dan
yang tidak berdaya mencari nafkah berkualitas. Ada beberapa faktor yang
sehingga hidupnya bergantung pada menyebabkan seorang lansia dapat
bantuan orang lain. berguna di masa tuanya yaitu kemampuan
Kesejahteraan lansia menjadi hal menyesuaikan diri dan menerima segala
yang sangat penting bagi lansia karena perubahan serta kemunduran yang dialami,
dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan adanya penghargaan dan perlakuan yang
yang dibutuhkan oleh lansia maka hal ini wajar dari lingkungan lansia tersebut,

131
lingkungan yang menghargai hak-hak para lansia akan mengurangi lansia yang
lansia serta memahami kebutuhan dan terlantar, walaupun pelayanan yang
kondisi psikologis lansia dan tersedianya dilakukan oleh panti werdha merupakan
media atau sarana bagi lansia untuk pilihan alternatif terakhir karena basis
mengaktualisasikan potensi dan utama dari pelayanan terhadap lansia
kemampuan yang dimiliki. (Depsos, 2007 dilakukan oleh keluarga sebagai lembaga
di dalam tesis Ekawati Sutikno, Hubungan primer. (Departemen Sosial RI, 2003.
Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Kebijakan dan Program Pelayanan Sosial
Lansia, 2011:38) Lansia di Indonesia)
Melalui kualitas hidup yang dimiliki Pemenuhan kebutuhan terhadap
oleh lansia maka akan membantu lansia lansia menjadi salah satu upaya untuk
untuk menikmati masa-masa hidupnya meningkatkan keberfungsian lansia dan
dengan berbagai potensi yang dimiliki di kesejahteraan lansia. Upaya yang
usia yang sudah senja. Selain itu, dengan dilakukan dengan mengutamakan upaya
kualitas hidup yang baik seperti adanya promotif, preventif, kuratif, dan
rasa kebermaknaan dalam hidup, memiliki rehabilitatif dengan tujuan dalam rangka
kemampuan untuk menyesuaikan diri meningkatkan kualitas dari lansia itu
dengan berbagai kemunduran yang terjadi, sendiri. Selain itu, melalui pelayanan yang
dan menjalankan kehidupan dengan rasa dilakukan terhadap lansia maka lansia akan
kebahagiaan maka hal ini akan membantu mendapatkan hak untuk terpenuhinya
lansia untuk meningkatkan keberfungsian kebutuhan-kebutuhan baik dari segi fisik,
sosial lansia di dalam lingkungannya. psikis maupun sosial.
Pemenuhan kebutuhan yang
Peran Panti Sosial Tresna Werdha dilakukan oleh panti werdha merupakan
Upaya yang dilakukan untuk bentuk sistem pelayanan sosial atau
mencapai kondisi maksimum atau optimal sebagai primary setting. Pelayanan sosial
bagi lansia adalah melalui pelayanan yang merupakan wujud aktivitas pekerja sosial
diberikan. Pelayanan yang diberikan dalam praktik profesionalnya. Pelayanan
kepada lansia tidak hanya dilakukan oleh sosial yang diberikan sebagai wujud dari
pemerintah dan masyarakat, tetapi sebagai jawaban terhadap tuntutan kebutuhan dan
lembaga primer maka keluarga memiliki masalah yang dialami masyarakat sebagai
peranan penting dalam memenuhi akibat perubahan masyarakat itu sendiri.
kebutuhan lansia terutama untuk Sehingga bidang-bidang pelayanan sosial
meningkatkan kesejahteraan lansia itu akan tergantung pada bagaimana pekerja
sendiri. Adanya proses globalisasi dan sosial memandang dan mengidentifikasi
berbagai perubahan yang terjadi akibat masalah-masalah sosial yang terjadi di
perkembangan zaman maka yang terjadi dalam masyarakat. Merton dan Nisbet
menimbulkan kecenderungan struktur merinci bahwa masalah sosial terdiri dari
keluarga dari keluarga besar menjadi perilaku menyimpang dan disorganisasi
keluarga kecil, sehingga perubahan yang sosial serta salah satu masalah sosial yang
terjadi mempengaruhi persepsi dalam ada di dalamnya adalah lansia (age and
merawat lansia di dalam keluarga. aging). (Budhi Wibhawa dkk, 2010: 76-77)
Adanya perubahan struktur yang Pekerja sosial sebagai pelaksana
terjadi di dalam keluarga dari keluarga pelayanan sosial bagi lansia berperan
besar berubah menjadi keluarga kecil maka untuk memberikan perlindungan sosial,
hal ini mempengaruhi pihak keluarga membantu para lansia untuk menjangkau
untuk menempatkan lansia di panti werdha sumber-sumber yang diperlukan dalam
sebagai suatu pilihan dalam rangka rangka meningkatkan keberfungsian sosial.
memenuhi kebutuhan lansia. Upaya yang Pekerja sosial juga berfokus untuk
diberikan oleh panti werdha terhadap

132
memberikan pelayanan dan dukungan Pelayanan yang diberikan pekerja
yang dibutuhkan oleh lansia di masa sosial berdasarkan kepada Undang-Undang
tuanya. (Skidmore, 1974: 252) yang mengatur Kesejahteran Lansia yaitu
Pekerja sosial memiliki peranan UU No. 13 tahun 1998. Sistem pelayanan
penting dalam mendukung orang tua untuk yang diberikan salah satunya adalah
hidup mandiri dan untuk memaksimalkan pelayanan yang dilakukan di dalam panti.
kesejahteraan mereka pada apa yang sering Pelayanan yang diberikan berupa
rentan terjadi dalam kehidupan mereka. pemenuhan kebutuhan dasar lansia yang
Pekerja sosial memiliki keahlian dan merupakan hal penting yang harus
pelatihan untuk membantu para lansia terpenuhi dalam rangka meningkatkan
karena ketidakmampuan, penyakit akibat kesejahteraan lansia, sehingga semakin
proses penuaan sehingga para lansia lama perawatan lansia di dalam panti
membutuhkan bantuan untuk memenuhi merupakan hal yang sering dijumpai di
kebutuhan dan mengakses pelayanan yang zaman yang sudah berkembang seperti saat
tepat. ini karena tidak hanya pemenuhan
(http://www.tcsw.org.uk/standard-2col- kebutuhan dasar dapat terpenuhi tetapi
lhm.aspx?id=6442451167 diunduh pada kebutuhan lain yang tidak di dapatkan oleh
tanggal 17 April 2014 pukul 16:54) lansia selama berada di dalam keluarga di
Peran profesi Pekerjaan Sosial dapatkan di dalam panti. Oleh karena itu,
menurut Budhi Wibhawa, Santoso T.R, peran panti werdha yang dikenal dengan
dan Meilanny B.S (2010:33) secara garis panti sosial tresna werdha memiliki peran
besar berdasarkan ilmu pengetahuan, penting dalam rangka meningkatkan
keterampilan, dan nilai-nilai pekerjaan kesejahteraan lansia.
sosial, yaitu meningkatkan kapasitas orang Panti Werdha atau yang dikenal
dalam mengatasi masalah yang dengan Panti Sosial Tresna Werdha
dihadapinya, menggali dan merupakan tempat pelayanan sosial bagi
menghubungkan sumber-sumber yang orang lansia dan termasuk kedalam foster
tersedia di sekitar klien, meningkatkan care. Menurut Armando Morales di dalam
jaringan pelayanan sosial, mengoptimalkan Budhi Wibhawa dkk, 2010: 81 foster care
keadilan sosial melalui pengembangan merupakan pelayanan yang bersifat tidak
kebijakan sosial. permanen, sehingga masih dimungkinkan
Pada saat bekerja dengan individual, untuk berhubungan dengan keluarga
kelompok, keluarga, organisasi, dan juga aslinya. Dilihat dari strategi pelayanan
komunitas, peran pekerja sosial sosial, maka panti werdha termasuk ke
bermacam-macam berdasarkan ilmu dalam institutional based services, yaitu
pengetahuan dan kemampuan yang dalam pelayanan ini individu yang
dimilikinya menurut Zastrow (2010: 70- mengalami masalah ditempatkan dalam
72) antara lain sebagai enabler, broker, lembaga pelayanan sosial. (Budhi
advocate, activist, mediator, negosiator, Wibhawa dkk, 2010: 83)
educator, initiator, empower, coordinator, Sebagai tempat dimana
researcher, group facilitator, dan public berkumpulnya orang-orang lansia yang
speaker. Tetapi ketika seorang pekerja baik secara sukarela ataupun diserahkan
sosial berhadapan dengan klien yang sudah oleh pihak keluarga untuk diurus segala
berusia lanjut maka pekerja sosial berperan keperluannya, maka panti werdha yang ada
sebagai broker. Pekerja sosial berperan dilihat dari sistem pengelolaannya ada
untuk menghubungkan klien dengan yang dikelola oleh pemerintah maupun
sistem sumber yang dibutuhkan oleh klien pihak swasta. Hal ini merupakan
dalam rangka meningkatkan keberfungsian kewajiban Negara untuk menjaga dan
klien. memelihara setiap warga negaranya
sebagaimana tercantum dalam UU No.12

133
Tahun 1996 (Direktorat Jenderal, Home Pada Panti Sosial Tresna Werdha,
Departemen Hukum dan HAM). 2009: 34)
Sedangkan menurut Departemen Sosial Sedangkan menurut Peraturan
Republik Indonesia, panti werdha adalah Menteri Sosial Republik Indonesia tentang
suatu tempat untuk menampung lansia dan Pedoman Pelayanan Sosial Lansia yang
jompo terlantar dengan memberikan tercantum di dalam BAB II pasal 9,
pelayanan sehingga mereka merasa aman, terdapat beberapa jenis pelayanan yang
tentram dengan tiada perasaan gelisah diberikan dalam panti seperti pemberian
maupun khawatir dalam menghadapi usia tempat tinggal yang layak; jaminan hidup
tua. (http://e-journal.uajy.ac.id/1070/3/ berupa makan, pakaian, pemeliharaan
2TA12520.pdf diunduh pada tanggal 21 kesehatan, pengisian waktu luang termasuk
Maret 2014 pukul 13.47) rekreasi, bimbingan mental,
Berdasarkan Kebijakan dan Program sosial, keterampilan, agama; dan
Pelayanan Sosial Lansia di Indonesia pengurusan pemakaman atau sebutan lain.
(2003:2) penanganan permasalahan lansia Pendirian panti werdha sebagai suatu
yang berkembang selama ini dikenal sarana pelayanan kesejahteraan sosial bagi
dengan melalui dua cara, yaitu pelayanan lansia yang terlantar. Kehadiran panti
dalam panti dan luar panti. Pelayanan werdha membantu para lansia untuk
dalam Panti Sosial Tresna Werdha meliputi mempertahankan kepribadiannya,
pemberian pangan, sandang, papan, memberikan jaminan kehidupan secara
pemeliharaan kesehatan, dan pelayanan wajar baik secara fisik maupun psikologis.
bimbingan mental keagamaaan, serta Sesuai dengan permasalahan lansia, pada
pengisian waktu luang termasuk umumnya penyelenggaraan panti werdha
didalamnya rekreasi, olahraga dan mempunyai tujuan antara lain agar
keterampilan. Sedangkan pada pelayanan terpenuhi kebutuhan hidup lansia, agar
di luar panti para lansia tetap berada di dihari tuanya dalam keadaan tentram lahir
lingkungan keluarganya dengan diberikan dan batin, dapat menjalani proses
bantuan makanan dan pemberdayaan di penuaannya dengan sehat dan mandiri.
Bidang Usaha Ekonomis Produktif (UEP) (Departemen Sosial RI, Petunjuk
melalui pendekatan kelembagaan sebagai Pelaksanaan Panti Sosial Tresna Wredha
investasi sosial dan merupakan bantuan Percontohan, Jakarta, 1997)
yang diberikan kepada lansia potensial Secara umum, panti werdha
yang kurang mampu. mempunyai fungsi sebagai pusat
Sebagai tempat pelayanan sosial bagi pelayanan kesejahteraan lansia (dalam
lansia, yang dimiliki oleh pemerintah memenuhi kebutuhan pokok lansia),
maupun swasta maka panti werdha menyediakan suatu wadah berupa
memiliki berbagai sumber daya yang kompleks bangunan dan memberikan
berfungsi untuk mengantisipasi dan kesempatan pula bagi lansia melakukan
merespon kebutuhan lansia yang terus aktivitas-aktivitas sosial rekreasi, bertujuan
meningkat. Berbagai program yang membuat lansia dapat menjalani proses
diberikan oleh panti kepada para lansia penuaannya dengan sehat dan mandiri.
seperti pelayanan subsidi silang, pelayanan Sedangkan tugas panti werdha adalah
harian lansia (day-care service), pelayanan memberikan pelayanan kesejahteraan
perawatan rumah (home care service) yang sosial dan rehabilitasi sosial bagi
dilakukan tanpa meninggalkan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial
utamanya kepada lansia yang terlantar. sesuai dengan peraturan perundang-
(http://www.who.int/healthinfo/survey/age undangan yang berlaku. (Skripsi Syahriani
ingdefnolder/en/index.html di dalam Tri Putri Fungsi Pusat Pelayanan Sosial
skripsi Dyah Priyantini Najjah, Konsep Lansia (PPSLU) Mappakasunggu

134
Kota Pare-Pare Dalam Menangani Lansia meningkatkan keberfungsian sosialnya di
Terlantar, 2012: 29-30) dalam masyarakat.
Pelayanan yang diberikan oleh panti
werdha kepada lansia dengan berbagai DAFTAR PUSTAKA
program yang ada mempunyai tujuan akhir Buku
yaitu untuk meningkatkan keberfungsian Calhoun dan Acocella. 1995. Psikologi
sosial lansia itu sendiri dan terwujudnya Tentang Penyesuaian dan Hubungan
kesejahteraan lansia yang berpengaruh Kemanusiaan. Semarang: IKIP
terhadap kemampuan lansia untuk Semarang Press.
melewati masa tuanya dengan berbagai Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi
penurunan yang terjadi, sehingga lansia Perkembangan Suatu Pendekatan
dapat berperan aktif di berbagai kegiatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi
tanpa adanya rasa beban maupun rasa Kelima. Jakarta: Erlangga.
bersalah karena kurangnya pendampingan Skidmore, Rex et al. 1974. Introduction to
dari pihak keluarga. Social Work. United States of
Keberadaan panti werdha sebagai America: Prentice-Hall International,
bentuk dari pelayanan sosial yang Inc.
diberikan kepada lansia. Walaupun sistem Wibhawa, Budhi dkk. 2010. Dasar-Dasar
pelayanan yang diberikan berbeda-beda, Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya
tetapi baik pelayanan di dalam maupun di Padjadjaran.
luar panti mempunyai tujuan yang sama Zastrow, Charles. 2010. Introduction to
untuk meningkatkan keberfungsian lansia Social Work and Social Welfare, 10th
dan mencapai tingkat kesejahteraan lansia Edition Empowering People.
di masa tuanya, sehingga dengan proses Brooks/Cole, Cengage Learning:
penuaan dan keterbatasan yang dialami USA.
oleh lansia maka lansia dapat berfungsi
secara sosial seperti dahulu sebelum Jurnal, Hasil Penelitian, Artikel
memasuki tahap perkembangan akhir di Afrida, Wahyuningsih & Sukamto. 2000.
dalam kehidupan. Dalam jurnal Liza Marini dan Sari
Hayati “Pengaruh Dukungan Sosial
PENUTUP Terhadap Kesepian Pada Lansia di
Melalui perkembangan zaman yang Perkumpulan Lansia Habibi dan
terjadi saat ini, maka keberadaan panti Habibah” diakses pada tanggal 17
werdha sebagai solusi alternatif yang Maret 2014 pukul 11.40
dimanfaatkan oleh pihak keluarga untuk Departemen Sosial RI. 2003. Kebijakan
menempatkan lansia di dalamnya dalam dan Program Pelayanan Sosial Lansia
rangka memenuhi kebutuhan hidup baik di Indonesia. Jakarta.
kebutuhan fisik, psikis, maupun sosial. Departemen Sosial RI. 1997. Petunjuk
Oleh karena itu, keberadaan panti werdha Pelaksanaan Panti Sosial Tresna
memiliki peran penting bagi kelangsungan Wredha Percontohan. Jakarta.
hidup lansia terutama lansia yang tidak Najjah, Dyah Priyantini. Konsep Home
tinggal bersama anggota keluarga di rumah Pada Panti Sosial Tresna Werdha,
akibat kesibukan dan perubahan nilai serta 2009.
struktur yang ada di dalam keluarga. http://www.who.int/healthinfo/surve
Melalui kehadiran panti werdha maka y/ageingdefnolder/en/index.html
pemenuhan kebutuhan hidup yang Putri,Syahriani Tri. Fungsi Pusat
dibutuhkan oleh lansia dalam rangka Pelayanan Sosial Lansia (PPSLU)
mencapai kesejahteraan hidup dapat Mappakasunggu Kota Pare-Pare
terpenuhi dengan baik, dan lansia dapat Dalam Menangani Lansia Terlantar,
2012 diunduh melalui unhas.ac.id

135
pada tanggal 20 Mei 2014 pukul http://e-
15.34 journal.uajy.ac.id/1070/3/2TA12520.
Sutikno, Ekawati. 2011. Hubungan Fungsi pdf diunduh pada tanggal 21 Maret
Keluarga Dengan Kualitas Hidup 2014 pukul 13.47
Lansia diunduh melalui www.eprints.undip.ac.id diunduh pada
perpustakaan.uns.ac.id pada tanggal tanggal 13 Desember 2014 pukul
9 Juni 2014 pukul 19.05 11:28
The Collage of Social Work. Social work
and social care for older people
melalui Sumber Lain
http://www.tcsw.org.uk/standard- UU No.13 Tahun 1998 tentang
2col-lhm.aspx?id=6442451167 Kesejahteraan Lansia
diakses pada tanggal 17 April 2014 Peraturan Menteri Sosial Republik
pukul 16:54 Indonesia No. 19 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelayanan Sosial Lansia
Sumber Elektronik

136

Anda mungkin juga menyukai