Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN HIDUP

PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA DI


KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Relawanty
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Kabupaten Banjar
Jl. A.Yani Km 38 Kelurahan Sekumpul Kecamatan Martapura Kota Kabupaten
Banjar
e-mail: relawanty.pstw@gmail.com

Abstract: This study used a phenomenological method by conducted interviews


and observations during research. The results can be categorized four major
themes; the aspect of decisionmaking, supporting aspects, positive aspects and the
elderly satisfaction. First, the aspect of decision making itself has two sub-themes;
their own choices and families decisions. Meanwhile, the second aspect,
supporting, have two sub-themes; being alone and family problems. Meanwhile,
the positive affect has three sub-themes; comfortable, quiet, and socialize. The last
aspect, satisfaction, have sub-themes; past satisfaction, family support, current
life, religiosity. In conclusion, the more they be able to fulfill the themes, the
better they can achieve life satisfaction, though they life in the Panti Werdha.

Keywords: life statisfaction, elderly, panti werdha.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang


mempengaruhi kepuasan hidup pada lansia yang tinggal di panti werdha. Dalam
penelitian ini diambil 60 partisipan dengan kriteria–kriteria yang telah ditentukan.
Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, sehingga yang dilakukan
peneliti adalah wawancara dan observasi, setelah penelitian berlangsung di
dapatkan 4 tema besar, yaitu aspek pengambilan keputusan, aspek pendukung,
aspek positif dan kepuasan lansia. Variabel yang ditampilkan dalam penelitian
kali ini terdiri dari Kesehatan, kesempatan interaksi diluar keluarga, spiritual dan
kepuasan hidup.

Kata kunci: Kepuasan Hidup, Lansia, panti werdha.

Latar Belakang yang terkadang tidak semua orang mampu


Setiap manusia mengalami berbagai menerimanya dan lebih di segani karena
proses dalam kehidupan, salah satunya takut akan kesendirian, kesepian dan tidak
adalah proses penuaan. Usia lanjut dianggap oleh orang-orang sekitar karena
merupakan periode terakhir pada rentang kemampuan fisiknya yang semakin menurun
kehidupan seseorang. Seseorang disebut usia dan hanya bisa merepotkan orang lain. Pola-
lanjut dimana mereka telah berusia 60 tahun pola pemikiran serta respon dan tanggapan-
keatas. Rasa kesepian dan kesendirian akan tanggapan oleh orang sekitar yang
timbul di benaknya ketika mereka seorang menjadikan beban tersendiri untuk individu
diri serta tidak tahu harus berbuat apa untuk pada masa lansia. Kepuasan hidup pada masa
mengisi masa tuanya tersebut. Masa lansia lansia selalu di kembalikan pada masa proses
adalah masa rentan dimana semua tekanan kehidupan yang telah di alami oleh masing
berada menjadi satu di masa ini, dari masing individu dan tidak kembali pada usia
kebersamaan keluarga yang dulu pernah ada, anak-anak. Ia meninggalkan masa pra-
anak-anak, bahkan sosok suami atau istri dewasa dan memasuki masa dewasa awal
yang selalu mendampingi, masa-masa rentan yang mencangkup tiga periode, yaitu;

218
Relawanty, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Hidup Pada Lansia…. 219

pengenalan dengan dunia orang dewasa (22- bagi lansia agar mereka dapat menikmati hari
28 tahun). Pada fase kemantapan (33-40 tua dengan suasana aman, tentram, sejahtera
tahun) seseorang dengan keyakinan yang lahir dan batin.
mantap menemukan tempatnya dalam Menurut PP Nomor 43 Tahun 2004,
masyarakat. yang dimaksud dengan upaya peningkatan
Pada usia 40 tahun tercapailah puncak kepuasan hidup sosial lansia adalah
masa dewasa, setelah itu mulailah peralihan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
ke masa madya (tengah baya antara usia 40- secara terkoordinasi antara pemerintah dan
45 tahun). Pada periode ini orang usia lanjut masyarakat untuk memberdayakan lansia
sangat membutuhkan keluarga. Keluarga agar lansia tetap dapat melaksanakan fungsi
merupakan tempat terindah dan tempat sosialnya dan berperan aktif secara wajar
persinggahan dari dunia luar yang keras dan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
tidak bersahabat. Keadaan berubah menjadi bernegara.
tidak wajar di saat seseorang membutuhkan Upaya peningkatan kepuasan hidup
keluarga disampingnya, ia harus tinggal sosial dapat dilaksanakan oleh pemerintah
sendiri di panti jompo jauh dari keluarga dan yaitu Dinas Sosial melalui Panti Werdha,
sanak saudara yang di impikan dan sedangkan masyarakat yaitu perorangan,
dinginkannya di masa tua ini. keluarga, kelompok, dan organisasi sosial,
Kepuasan hidup adalah salah satu dan/atau organisasi kemasyarakatan (Bagian
aspek penting dalam perkembangan masa Peraturan Perundang-undangan Biro Hukum
hidup manusia terutama jika individu & Humas BPKP, 2004).
tersebut masuk dalam masa lansia, karena Panti Sosial Tresna Werdha Budi
pada masa lansia adalah masa dimana Sejahtera Kabupaten Banjar sebagai lembaga
seorang manusia lebih banyak diam dan tidak pelayanan lansia berbasis panti yang dimiliki
dapat berbuat apa-apa seperti masa hidup pemerintah daerah, memiliki sumber daya
sebelumsebelumnya. Mencapai kepuasan yang perlu dikembangkan. Namun dalam
hidup merupakan harapan dari setiap pelaksanaan yang ada, Panti Sosial Tresna
manusia.Kepuasan hidup erat kaitannya Werdha Budi Sejahtera Kabupaten Banjar
dengan kebahagiaan atau kepuasan masih mempunyai banyak kekurangan,
merupakan salah satu dari dimensi dari seperti kesabaran petugas dalam melayani,
subjective well-being. Kepuasan hidup kurangnya petugas memberikan perhatian
digambarkan sebagai bentuk penilaian kepada lansia, kurangnya pemberian motivasi
individu secara menyeluruh dalam menilai kepada lansia untuk untuk meningkatkan
puas atau tidaknya kehidupan yang kepuasan hidup di sisa umurnya dan
dialaminya (Hurlock, 2009). perhatian akan kesehatan.
Menurut Dinas Sosial (2011:1), Berdasarkan latar belakang
Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia permasalahan diatas, maka rumusan masalah
untuk populasi manusia lansia. Pada 2020 yang akan di ambil dalam penelitian ini
diperkirakan jumlah lansia mencapai 28,8 yaitu:
juta atau 11% dari total populasi penduduk, 1. Apakah kesehatan, kesempatan interaksi
karena itu masalah lansia tidak boleh diluar lingkungan keluarga dan spiritual
diabaikan karena kesejahteraan lansia adalah berpengaruh signifikan secara parsial
tanggung jawab semua pihak, bukan hanya terhadap kepuasan hidup pada lansia di
pemerintah tetapi juga masyarakat. panti Tresna Werdha Budi Sejahtera di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten
Sejahtera Kabupaten Banjar merupakan salah Banjar?
satu lembaga yang memberikan pelayanan 2. Apakah kesehatan, kesempatan interaksi
sosial bagi lansia yang dimiliki oleh diluar lingkungan keluarga dan spiritual
pemerintah daerah Kalimantan Selatan. berpengaruh signifikan secara simultan
Tujuan didirikannya Panti Sosial Tresna terhadap kepuasan hidup pada lansia di
Werdha Budi Sejahtera Kabupaten Banjar, panti Tresna Werdha Budi Sejahtera di
adalah untuk meningkatkan kepuasan hidup
220 KINDAI, Vol 14, Nomor 3, Juli 2018, halaman 218-225

Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten secara menyeluruh terhadap kualitas


Banjar? hidupnya didasarkan pada kriteria-kriteria
3. Diantara ketiga variabel yaitu kesehatan, yang telah ditetapkan oleh dirinya sendiri.
kesempatan interaksi diluar lingkungan Penuaan (proses terjadinya tua) adalah
keluarga dan spiritual, variabel manakah proses menghilangnya secara perlahan-lahan
yang berpengaruh dominan terhadap kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
kepuasan hidup pada lansia di panti atau mengganti dan mempertahankan fungsi
Tresna Werdha Budi Sejahtera di Provinsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
Kalimantan Selatan Kabupaten Banjar? terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Seiring dengan proses menua
Kajian Literatur tersebut, tubuh akan mengalami berbagai
Satisfaction merupakan satu keadaan masalah kesehatan atau yang biasa disebut
kesenangan dan kesejahteraan, disebabkan sebagai penyakit degeneratif. Usia lanjut
karena orang telah mencapai satu tujuan atau dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan
sasaran (Chaplin, 2006). Sedangkan Diener pada daur kehidupan manusia (Keliat, 1999).
(1984) mendefinisikan kepuasan hidup Penuaan merupakan proses normal
sebagai penilaian menyeluruh terhadap perubahan yang berhubungan dengan waktu,
kualitas kehidupan seseorang berdasarkan sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut
kriteria-kriteria yang ditetapkannya sendiri. sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir
Michalos (dalam Amat & Mahmud, dari rentang kehidupan (Fatimah, 2010). Usia
2009) menegaskan kepuasan hidup adalah lanjut adalah kelompok orang yang sedang
melibatkan berbagai konstruk yang mengalami suatu proses perubahan yang
memerlukan seseorang itu menilai berbagai bertahap dalam jangka waktu beberapa
aspek kehidupannya seperti kesehatan, dekade (Notoadmojo, 2010 ). Menurut Pasal
keuangan, kerja, serta hubungan 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
interpersonalnya. Tetapi kebanyakan tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia
masyarakat meletakkan berbagai nilai lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
tersebut terhadap salah satu aspek saja. usia lebih dari 60 tahun. Kesehatan yang baik
Sementara itu Sosusa dan Lyubomirsky memungkinkan orang pada usia berapa pun
(2001) menyatakan kepuasan hidup melakukan apa yang hendak dilakukan.
seseorang itu merujuk kepada penerimaan Sedangkan kesehatan yang buruk akan
seseorang terhadap keadaan kehidupannya menjadi halangan untuk mencapai kepuasan
serta sejauh mana seseorang itu,dapat bagi keinginan dan kebutuhan mereka.
memenuhi apa yang dikehendakinya secara Interaksi sosial merupakan hubungan
menyeluruh. Secara umum kepuasan hidup interpesonal yang terjadi antara dua orang
merujuk kepada sejauh mana seeseorang itu atau lebih dengan menggunakan tindakan
berpuas hati dengan apa yang diperolehnya verbal maupun non verbal. Interaksi sosial
selama ini. Ia adalah aspek yang diukur menjadi faktor utama dan terpenting didalam
secara kognitif oleh seseorang terhadap hubungan antara dua orang atau lebih yang
dirinya sendiri. Kepuasan hidup sukar untuk saling mempengaruhi. Dengan kata lain,
didefinisikan karena aspek kepuasan hidup interaksi sosial merupakan kunci utama dari
adalah bersifat subjektif. semua kehidupan sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat para Spiritualitas, Menurut Adler, manusia
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa adalah makhluk yang sadar, yang berarti
kepuasan hidup adalah penilaian secara bahwa ia sadar terhadap semua alasan
menyeluruh terhadap berbagai konstruk tingkah lakunya, sadar inferioritasnya,
dalam kehidupan seseorang dengan mampu membimbing tingkah lakunya, dan
didasarkan pada kriteria-kriteria yang telah menyadari sepenuhnya arti dari segala
ditetapkan oleh dirinya sendiri. Sedangkan perbuatan untuk kemudian dapat
aspek kepuasan hidup bukanlah dinilai mengaktualisasikan dirinya. (dalam Setiati.,
berdasarkan area-area tertentu melainkan et al 2009).
dinilai berdasarkan aspek kognitif seseorang
Relawanty, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Hidup Pada Lansia…. 221

Metode Penelitian sosial, mental dan agama serta latihan


Pada penelitian ini menggunakan ketrampilan. Hasil penelitian menunjukkan:
penelitian penjelasan (explanation reseach) 1. Uji Multikolinearitas
dengan pendekatan Kualitatif, yaitu data Uji Multikolinieritas bertujuan untuk
yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, menguji apakah model regresi ditemukan
dan gambar. Data kualitatif yang digunakan adanya korelasi antar variabel bebas.
dalam penelitian ini berupa teori-teori Model regresi yang baik seharusnya tidak
kesabaran, perhatian, motivasi dan kesehatan, terjadi kolerasi diantara variabel
dll. Yang relevan dengan penelitian ini. independen. Deteksi terhadap ada
Populasi yang menjadi subjek dalam tidaknya multikolinieritas, yaitu dapat
penelitian ini adalah beberapa lansia Panti diketahui dengan melihat pada nilai
Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera tolerance dan variance inflation factor
Kabupaten Banjar total populasi pada (VIF). Nilai tolerance dan variance
penelitian ini berjumlah 60 orang. inflation factor (VIF) suatu model regresi
Penelitian ini menggunakan dua yang dinyatakan bebas dari masalah
variabel yaitu variabel bebas dan variabel multikolinearitas apabila mempunyai nilai
terikat. Variabel terikat (Y) dalam penelitan tolerance memndekati 1 dan nilai VIF
ini adalah kepuasan hidup. Sedangkan tidak lebih dari 10. Berdasarkan hasil
variabel bebas dalam penelitian ini adalah perhitungan Colinearity statistic’s terlihat
faktor-faktor fundamental berupa kesehatan bahwa nilai tolerance mendekati 1 dan
(X1), kesempatan interaksi diluar lingkungan nilai VIF diatas menunjukkan kedua
keluarga (X2), dan spiritual (X3). variabel bebas yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
Hasil Penelitian dan Pembahasan bahwa hasil penelitian ini memiliki gejala
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) multikolinearitas antar variabel bebas
adalah Unit pelaksana Teknis dibidang dalam model regresi.
Pembinaan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
yang memberikan Pelayanan Kesejahteraan 2. Uji Normalitas
Sosial bagi para lanjut usia di Panti, berupa Uji normalitas dilakukan untuk
pemberian pelayanan dan pembinaan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam nilai residual terdistribusi normal. Model
hal ini para lanjut usia dapat menikmati masa regresi yang baik memiliki nilai residual
tuanya dengan penuh rasa tentram lahir dan yang terdistribusi normal. Uji normalitas
bathin. Adapun jenis pelayanan lanjut usia dilakukan dengan uji Kolmogorov
dalam panti berupa pelayanan pengasramaan, Smirnov. Data terdistribusi normal jika
jaminan hidup seperti makan/minum dan residualnya lebih besar dari 0,05. Hasil uji
pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian normalitas disajikan pada Tabel 1.
waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Y X1 X2 X3
N 60 60 60 60
Normal Mean 78.000 78.500 78.167 157.000
Parametersa,b Std. Deviation 157.092 156.037 155.674 309.346
Most Extreme Absolute .217 .212 .220 .178
Differences Positive .216 .212 .220 .178
Negative -.217 -.205 -.214 -.144
Test Statistic .017 .012 .020 .078
Asymp. Sig. (2-tailed) .948c .941c .975c .964c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
222 KINDAI, Vol 14, Nomor 3, Juli 2018, halaman 218-225

Pada table 1 uji Kolmogorov Smirnov syarat untuk dilakukan uji regresi
menunjukkan bahwa residual data yang berganda.
didapat tersebut mengikuti distribusi
normal, berdasarkan hasil output 4. Uji Regresi Berganda
menunjukkan nilai Kolmogorov Smirnov Untuk menganalisis faktor-faktor yang
variable Kepuasan hidup (Y) signifikan mempengaruhi kepuasan hidup pasien
pada 0,948>0,05, Variabel Kesehatan Panti Tresna Werdha Budi Sejahtera
(X1) signifikan pada 0,941>0,05, variable Kabupaten Banjar alat analisis yang
Kesempatan interaksi diluar lingkungan dipergunakan pada penelitian ini adalah
keluarga (X2) signifikan pada 0,975>0,05 menggunakan analisis Regresi Berganda.
dan variable Spiritual (X3) signifikan Alat analisis yang dipergunakan adalah
pada 0,964>0,05. Dengan demikian Regresi Berganda dengan program SPSS
residual data berdistribusi normal dan versi 19.0. pengujian dilakukan dengan
model regresi telah memenuhi asumsi tingkat kepercayaan 95% atau tingkat
normalitas. signifikansi 0,05 (a = 0,05). Untuk
mengkaji kebenaran hipotesis-hipotesis
3. Uji Heterokedastisitas tersebut digunakan analisis regresi linier.
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk Pada analisis regresi ini akan dilakukan uji
menguji apakah dalam model regresi serentak atau uji F serta parsial atau uji t.
terjadi ketidaksamaan varian dari residual Variabel-variabel yang dianalisis adalah
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. komponen-komponen yang terbentuk dari
Apabila koefisien korelasi dari masing- 5 (lima) komponen yang selanjutnya
masing variabel independen ada yang menjadi variabel. Variabel tersebut adalah
signifikan pada tingkat kekeliruan 5% Kehandalan (X1), Daya Tanggap (X2),
(0,05) mengindikasikan adanya Jaminan (X3) serta Empati (X4) dan bukti
heterokedastisitas. Hasil uji fisik (X5) terhadap Kepuasan Masyarakat.
heterokedastisitas disajikan pada Gambar Hasil perhitungan Regresi Berganda dapat
1. dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Regresi Linier


Berganda
Variabel Koefisien Regresi sig
(bl)
Konstanta 0,267
Kesehatan (X1) -0,053 0,774
Kesempatan 0,121 0,365
Interaksi di
Luar
Lingkungan
Keluarga (X2)
Spiritual (X3) 0,446 0
Konstanta = ,267
Multiple R = .941a
R Square (R²) = 0,884
Gambar 1. Hasil Uji Heterokedastisitas
Pada Tabel 3 dapat dilihat R Square
sebesar 0,884 yang berarti besarnya
Terlihat grafik scatterplot pada Gambar 1 variasi sumbangan seluruh variabel bebas
bahwa titik tidak menyebar secara acak terhadap variabel terikatnya adalah 88,4%
baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab
sumbu Y. Hal ini menyimpulkan bahwa lain di luar dari penelitian ini
terjadi heterokedastisitas model regresi. Parasuraman, dalam Tjiptono, (2005:112).
Maka data yang digunakan memenuhi
Relawanty, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Hidup Pada Lansia…. 223

Berdasarkan tabel 3 diperoleh persamaan c. Harga koefisien b2 = 0.121 berarti


regresi sebagai berikut: bahwa, apabila nilai X2 mengalami
perubahan (kenaikan atau penurunan),
Y = 0,267 + (-0,053)X1 + 0.121 X2 + sementara variabel lainnya bersifat
0,446 X3 + e tetap, maka tingkat variabel Y di
perusahaan obyek penelitian tersebut
Berdasarkan persamaan tersebut, akan meningkat.
menunjukkan bahwa satu dari tiga d. Harga koefisien b3 = 0,446 berarti
variabel bebas memiliki koefisien regresi bahwa, apabila nilai X3 mengalami
negatif. Hal ini berarti variabel kesehatan perubahan (kenaikan atau penurunan),
(X1) tidak berbanding lurus dengan sementara variabel lainnya bersifat
variabel terikatnya. Sedangkan tetap, maka tingkat variabel Y di
Kesempatan interaksi diluar lingkungan perusahaan obyek penelitian tersebut
keluarga (X2), spiritual (X3) mempunyai akan meningkat.
hubungan yang searah atau berbanding
lurus dengan variabel terikatnya atau 5. Uji Hipotesis I: Uji t Secara Parsial
Kepuasan Hidup (Y). Artinya, jika Melalui pengujian ini akan dapat
variabel X1 mengalami kenaikan maka diketahui apakah variabel yang terdiri dari
variabel terikatnya Y tidak mengalami Kesehatan (X1), Kesempatan Interaksi di
kenaikan, namun jika X2 dan X3 luar Lingkungan Keluarga (X2), dan
mengalami kenaikan, maka variabel Spiritual (X4) berpengaruh secara parsial
terikatnya Y juga ikut mengalami terhadap Kepuasan Hidup (Y) pada Lansia
kenaikan, dan jika variabel X1 mengalami Panti Tresna Werdha Budi Sejahtera
penurunan maka variabel terikatnya Y Kabupaten Banjar. Berdasarkan nilai
tidak mengalami penurunan, namun X2 signifikansi hasil output SPSS. Jika nilai
dan X3 mengalami penurunan, maka Sig. < 0,05 maka variabel bebas
variabel terikatnya Y akan mengalami berpengaruh signifikan terhadap variabel
penurunan. terikat. Jika nilai Sig. > 0,05 maka
a. Harga koefisien konstanta = 0,267. hal variabel bebas tidak berpengaruh
ini berarti apabila nilai dari X1, X2 dan signifikan terhadap variabel terikat. Hasil
X3 di obyek penelitian sama dengan 0, uji t pada penelitian kali ini dapat dilihat
maka tingkat atau besarnya variabel pada tabel 3.
dependent Y di obyek penelitian Pengujian statistik uji t pada tabel 3 pada
tersebut akan sebesar 0,267 dasarnya menunjukan seberapa jauh
b. Harga koefisien b1 = -0.053 berarti pengaruh satu variabel independen secara
bahwa, apabila nilai X1 mengalami parsial dalam menerangkan variasi
perubahan (kenaikan atau penurunan), variabel dependen. Hasil pengujian dari
sementara variabel lainnya bersifat uji t dapat dijelaskan sebagai berikut:
tetap, maka tingkat variabel Y di obyek
penelitian tersebut akan tetap.

Tabel 3. Hasil Uji t (Coefficientsa)


Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) ,267 ,374 ,715 ,477
X1 -,053 ,183 -,053 -,289 ,774 ,063 16,000
X2 ,121 ,132 ,120 ,913 ,365 ,120 8,354
X3 ,446 ,100 ,878 4,467 ,000 ,053 18,763
a. Dependent Variable: Y
224 KINDAI, Vol 14, Nomor 3, Juli 2018, halaman 218-225

a. Konstanta (α) signifikan 0,05 (5%) dan koefisien


Persamaan regresi linier berganda Kesempatan interaksi di luar
tersebut memiliki nilai positif pada lingkungan keluarga bertanda positif
konstanta 0,267 yang menyatakan sebesar 0,878. Dilihat dari tingkat
bahwa apabila Kesehatan (X1), signifikansi >0,05 dengan demikian
Kesempatan Interaksi di Luar Ha3 diterima. Hasil uji t menunjukan
lingkungan Keluarga (X2) dan Spiritual bahwa spiritual terbukti berpengaruh
(X3) bernilai 0, maka Kepuasan Hidup signifikan terhadap kepuasan hidup.
(Y) akan bernilai positif.
6. Uji Hipotesis II: Uji F Secara Simultan
b. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4
Hasil uji t pada variabel Kesehatan menunjukan nilai F sebesar 143,086
(X1) sebesar −0,289 dengan nilai dengan signifikansi 0,000. Nilai
signifikansi sebesar 0,774 yang berada probabilitas signifikan pengujian tersebut
di atas 0,05 dan koefisien Kesehatan lebih kecil dari α (0,05) maka dapat
bertanda negatif sebesar −0,053. simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
Dilihat dari tingkat signifikansi >0,05 signifikan antara Kesehatan, Kesempatan
dengan demikian Ha1 ditolak. Jadi bisa interaksi di luar lingkungan keluarga dan
diasumsikan dengan ketiadaanya spiritual secara simultan terhadap
variable lainnya maka seandainya kepuasan hidup.
variabel Kesehatan mengalami
peningkatan maka Kepuasan Hidup Kesimpulan
akan menurun artinya jika Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian dan
lebih ditekankan sangat ketat maka pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka
akan menjadi beban bagi para lansia kesimpulan yang dapat diambil dari
sehingga menyebabkan Kepuasan penelitian ini adalah :
hidup menurun. 1. Variabel-variabel Kesehatan (X1),
Kesempatan Interaksi di Luar Lingkungan
c. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) Keluarga (X2) dan Spiritual (3) secara
Hasil uji t variabel Kesempatan sendiri – sendiri atau sebagian
Interaksi di Luar Lingkungan Keluarga berpengaruh signifikan terhadap
sebesar 0,913 dengan nilai signifikansi Kepuasan Hidup (Y) pada Lansia di Panti
sebesar 0,365 yang berada diatas 0,05 Tresna Werdha Budi Sejahtera Kabupaten
(5%) dan koefisien Kesempatan Banjar Kalimantan Selatan.
interaksi di luar lingkungan keluarga 2. Variabel-variabel Kesehatan (X1),
bertanda positif sebesar 0,120. Dilihat Kesempatan Interaksi di Luar Lingkungan
dari tingkat signifikansi >0,05 dengan Keluarga (X2) dan Spiritual (3) secara
demikian Ha2 diterima. bersama-sama atau simultan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
d. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) Kepuasan Hidup (Y) pada Lansia di Panti
Hasil uji t variabel Spiritual sebesar Tresna Werdha Budi Sejahtera Kabupaten
4,467 dengan nilai signifikansi sebesar Banjar Kalimantan Selatan.
0,000 yang lebih kecil dari taraf

Tabel 4. Hasil Uji F (ANOVAa)


Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 128.797 3 42.932 143.086 .000b
Residual 16.803 56 .300
Total 145.600 59
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Relawanty, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Hidup Pada Lansia…. 225

3. Dari ketiga variabel-variabel Kesehatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta :


(X1), Kesempatan Interaksi di Luar Erlangga.
Lingkungan Keluarga (X2) dan Spiritual Lorie Sousa and Sonja Lyubomirsky.
(3), maka Spiritual merupakan variabel University of California,
yang memiliki pengaruh yang paling Riverside.2001
dominan terhadap Kepuasan Hidup (Y) Maramis W.F. Catatan Ilmu Kedokteran
pada Lansia di Panti Tresna Werdha Budi Jiwa. Surabaya : Airlangga.University
Sejahtera Kabupaten Banjar Kalimantan Press ; 2005. P.63-9.
Selatan. Monks, F.J. dkk.2004. Psikologi
Perkembangan; Pengantar Dalam
DAFTAR PUSTAKA Berbagai Bagiannya,
Budi Anna Keliat, 1999. Proses Yogyakarta:Gajah Mada University
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Press.
Chaplin, J.P.2006. Kamus Lengkap Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar.
Psikologi. Jakarta:PT. Raja Grafindo Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Persada. Mulyasa.
Darmawan, Edy. 2003. Teori dan Kajian Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Ruang Publik Kota. Semarang : Badan. Kesehatan. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Penerbit Universitas Diponegoro. PP Nomor 43 Tahun 2004. Peraturan
Diener, E. 1984. Subjective well-being. Perundang-undangan Biro Hukum &
Psychological Bulletin, 95, 542-575. Humas BPKP, 2004)
Diener, E., Emmons, R.A., Larsen, R.J., & Pavot, W., & Diener, (1993). Review of The
Griffin, S. (1985). The Satisfaction Satisfaction with Life Scale.
with Life Scale. Journal of Personality Personality Assessmen, 5, 164-172.
Assessment, 49, 71-75. Sudoyo.A.W, Setryohadi B, Alwi I,.
Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Simadibrata M, Setiati S. Edisi V.
Usia Suatu Pendekatan Proses. Jakarta. Jakarta : Internal Publishing pp.1741-
PT. Raja Grafindo Persada. 54.
Hurlock, E.B (2009). Psikologi Wahyudi Nugroho. Keperawatan Gerontik
Perkembangan : Suatu Perkembangan dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC,
2008:76-77.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai