Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecenderungan hidup sehat
dengan kepuasan hidup pada lansia. Subyek penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti
Sosial Tresno Werdha (PSTW) Abiyoso Yogyakarta.
Subjek penelitian ini adalah para lansia yang tinggal di PSTW sebanyak 50 orang.
Pengumpulan data penelitian menggunakan skala Kecenderungan Hidup Sehat dan Skala
Kepuasan Hidup. Analisis data untuk pengujian menggunakan teknik statistik korelasi
product moment, yang didahului dengan uji asumsi dengan menggunakan uji normalitas
dan linieritas.
Hasil analisis data untuk uji hipotesis melalui product moment, diperoleh koefisien
korelasi rxy = 0,350 dan p=0,006 (p < 0,01). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
koefisien determinan (r2) = 0,123. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecenderungan
hidup sehat memberikan sumbangan sebesar 12,3 % dalam membentuk variabel kepuasan
hidup lansia.
Kesimpulan yangdapat dibut dari hasil penelitian ini adalah bahwa ada hubungan
positif yang sangat signifikan antara kecenderungan hidup sehat dengan kepuasan hidup
lansia, semakin tinggi kecenderungan hidup sehat yang dimiliki oleh para lansia, akan diikuti
semakin tinggi pula kepuasan hidupnya, sebaliknya semakin rendah kecenderungan hidup
sehat lansia, maka akan diikutin semakin rendah tingkat kepuasan hidup lansia.
Abstract
This research aim is to know about relation between tendency of healthy life with satisfaction of
life at elderly. This research subject is elderly who live at Panti Sosial Tresno Werdha (PSTW)
Abiyoso Yogyakarta.
The amount of research subject is 50 elderly at Panti Sosial Tresno Wredha Abiyoso
Yogyakarta. Research data collecting applies a tendency of healthy life scale and satisfaction of life
scale. Data analysis for examination applies a product moment technique, what preceded with
assumption test using normality test and linierity.
Result of data analysis to test hypothesis through product moment, obtained correlation
coefficient rxy = 0,350 and p=0,006 ( p < 0,01). Result of analysis also indicates that
determinant coefficient ( r2) = 0,123. This thing indicates that tendency variable of healthy life
Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \115[
dapat merasa bahagia pada usianya yang telah adalah sebuah tindakan yang bijak. Kesehatan
senja, ada lansia merasa sedih dan kecewa, dapat diperoleh dengan berbagai cara,
ironis sekali memang. Hal ini mengindikasikan diantaranya dengan menerapkan
bahwa lansia tersebut tidak mencapai kecenderungan hidup yang sehat. Lansia yang
kepuasan hidup padahal idealnya orang yang memiliki kecenderungan hidup sehat tentu
lanjut usia dapat hidup bahagia setelah akan lebih baik dari pada lansia yang tidak
melewati setiap tahap perjalanan memiliki kecenderungan hidup sehat. Apabila
kehidupannya. lansia merasa sehat, diharapkan dapat
Observasi dan wawancara dilakukan melakukan aktivitas dengan maksimal dan
penuh semangat.
terhadap lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Abiyoso Yogyakarta mengindikasikan bahwa Masalah yang muncul dalam penelitian
lansia yang tinggal di panti sosial Abiyoso ini adalah “apakah ada hubungan antara
mengalami problem kepuasan hidup. Mereka kecenderungan hidup sehat dengan kepuasan
merasa kecewa dan sedih karena beberapa hal hidup lansia”.
diantaranya mereka merasa sendiri, tidak
memiliki sanak famili lagi, kurang menerima Kajian Pustaka
kehidupan masa lalunya, merasa hidup kurang Menurut UU RI No. 13 tahun 1998
berarti. Ada juga yang merasa bosan sehingga tentang Kesejahteraan Lansia, lansia
ada lansia yang memilih keluar dari panti dan didefinisikan sebagai seseorang yang telah
kembali ke jalanan, alasannya tidak betah mencapai usia 60 tahun keatas. Levinson
tinggal di panti karena tidak bisa mencari (Monks, dkk., 2001) membedakan empat
nafkah. Hal ini menunjukkan bahwa ada lansia periode kehidupan, sbb:
yang tinggal di panti merasa kurang bahagia, 1) Masa anak dan masa remaja: 0 - 22 tahun
artinya lansia tidak memiliki kepuasan hidup. 2) Masa dewasa awal : 17 - 45 tahun
Ada yang kurang menerima masa lalunya,.ada 3) Masa dewasa madya : 40- 65 tahun
yang kecewa dengan keluarganya. 4) Masa dewasa akhir : 60 tahun keatas
Individu lanjut usia mengalami Thomae (Monks, dkk., 2001)
perubahan-perubahan yang besar dalam berpendapat bahwa proses menjadi tua
seluruh aspek kehidupannya, baik fisik, merupakan suatu struktur perubahan yang
psikologis maupun sosial. Schaie dan Willis meliputi :
(1991) mengemukakan bahwa kepuasan hidup 1) Proses biokemis dan fisiologis dalam
dapat dicapai dengan menjaga kesehatan fisik daerah batas psikofisiologis.
dan psikis melalui kebiasaan mengatur gizi, 2) Proses fisiologis atau timbulnya penyakit-
olahraga dan terlibat dalam aktivitas yang penyakit.
membutuhkan pemikiran. Artinya kepuasan 3) Perubahan fungsional psikologis.
hidup dapat dicapai dengan memiliki 4) Perubahan kepribadian dalam arti sempit.
kecenderungan hidup sehat agar kesehatan 5) Penstrukturan kembali dalam hal sosial
fisik terjaga. Menjaga kesehatan psikis dengan psikologis yang berhubungan dengan
mengendalikan stres juga merupakan salah bertambahnya usia.
satu bentuk kecenderungan hidup sehat. 6) Perubahan yang berhubungan dengan
Kecenderungan hidup sehat menjadi kenyataan bahwa orang tidak hanya
sangat urgen untuk dijadikan kebiasaan. mengalami keadaan menjadi tua, melainkan
Membiasakan diri menghindari hal-hal yang bahwa seseorang juga mengambil sikap
bertentangan dengan prinsip hidup sehat terhadap keadaan tersebut.
Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \117[
oleh Neugarten (Rybash, 1991). Jadi tidak Pribadi yang berfungsi sepenuhnya
selamanya orang lanjut usia hanya menjadi merupakan pribadi yang mempunyai internal
beban saja, tapi masih dapat berperan aktif locus of control. Artinya mampu mengevaluasi
dalam kehidupan. dirinya sendiri dengan menggunakan standar
Teori-teori tersebut dapat disimpulkan pribadinya. Pribadi yang mempunyai
bahwa kepuasan hidup lansia merupakan otonomi yang tinggi diidentifikasikan
suatu kondisi individu berusia lanjut sebgai sebagai pribadi yang mempunyai ketentuan
outcome dari realita dan standar ideal pribadi diri dan mandiri, mampu mengatur perilaku
yang menghasilkan fungsi psikis yang positif, dan mengevaluasi diri dengan standar dirinya
mental yang sehat, kondisi yang sendiri.
menyenangkan, mampu menilai hidupnya, 4) Environmental Mastery (penguasaan
menikmati serta merasakan kepuasan dalam lingkungan)
hidup baik tetap melakukan aktivitas maupun Individu yang mampu memilih atau
tidak. membentuk lingkungan agar menjadi
Kepuasan hidup atau kondisi well - being nyaman merupakan karakteristik dari
pada masa lanjut usia terdiri dari enam aspek kesehatan mental. Penguasaan lingkungan
(Ryff, 1990) yaitu : adalah suatu kemampuan memanipulasi
1) Self Acceptance (penerimaan diri) dan mengontrol keadaan lingkungan.
Self Acceptance didefinisikan sebagai Individu dengan penguasaan lingkungan
suatu ciri sentral dari kesehatan mental yang baik adalah seseorang yang
sebagaimana karakteristik dari aktualisasi mempunyai kemampuan dalam
diri, fungsi individu yang optimal. penguasaan dan kecakapan dalam
2) Positive relations with others (hubungan positif mengatur lingkungannya, mempunyai
dengan orang lain) kontrol terhadap aktivitas eksternal,
Banyak teori menekankan membuat segala sesuatu menjadi efektif
pentingnya kehangatan dan kepercayaan dengan menggunakan kesempatan yang
pada relasi interpersonal. Kemampuan
ada, mempunyai kemampuan untuk
untuk mencintai merupakan komponen memenuhi kebutuhan dan nilai pribadi.
sentral dari kesehatan mental. Orang yang
telah mencapai self actualization 5) Purpose in Life (tujuan hidup)
digambarkan mempunyai perasaan yang
kuat terhadap empati dan afeksi terhadap Kesehatan mental didefinisikan
semua orang, dan mempunyai kecakapan sebagai kepercayaan seseorang terhadap
dalam memberikan cinta, pertemanan yang tujuan hidup dan kebermaknaan dalam
dalam, dan mengidentifikasi orang lain hidup. Kematangan menekankan adanya
secara lebih lengkap. Kehangatan tujuan yang terarah dan komprehensif
berhubungan dengan orang lain dalam hidup, perasaan yang terarah dan
merupakan suatu kriteria dari kematangan mempunyai tujuan. Individu yang
seseorang. mempunyai tujuan hidup terarah,
3) Outonomy (kemandirian) merasakan kebermaknaan dalam hidup
Orang yang telah mencapai saat ini dan masa lalunya, percaya
aktualisasi diri adalah individu yang terhadap tujuan hidupnya. Individu yang
mampu memainkan fungsi otonomi dan kurang mempunyai tujuan hidup
perlawanan terhadap ketidaksopanan. digambarkan sebagai individu yang kurang
memiliki rasa bermakna dalam hidup,
mempunyai banyak tujuan dan sasaran
Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \119[
hal itu dapat diupayakan dengan dengan 1) Pencegahan (preventive health behavior) yaitu
cara mengatur gizi dan berolahraga sesuai sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh
kemampuan (Schaie dan Willis, 1991). seseorang yang yakin bahwa dirinya harus
4) Seksualitas sehat, dalam rangka pencegahan atau
Lansia puas dengan status mendeteksi suatu penyakit, sebelum
perkawinan dan kehidupan seksualnya adanya gejala yang nampak.
(Hurlock, 1996). 2) Perilaku sakit (illness behavior), yaitu
5) Rekreasi sejumlah aktivitas yang dilakukan pada saat
Lansia menikmati jegiatan merasa sakit, untuk mengetahui
rekreasional yang direncanakan secara kesehatannya, dan menemukan
khusus bagi orang berusia lanjut (Hurlock, penanganan yang cocok.
1996). 3) Perilaku peran sakit (sick role behavior),
Kecenderungan perilaku sehat adalah yaitu sejumlah aktivitas yang dilakukan
kemungkinan seseorang untuk mengelola dan seseorang yang mengganggu dirinya sakit,
meningkatkan perilakunya yang berkaitan dalam rangka penyembuhan. Hal ini
dengan kesehatannya. Notoatmodjo (2003) meliputi ; menerima pengobatan yang
mengemukakan bahwa perilaku hidup sehat kadang-kadang membawa konsekuensi
adalah perilaku-perilaku yang berkaitan ketidakberdayaan dan kemungkinan harus
dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk membebaskan diri dari kewajiban dan
menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan tugas-tugasnya.
kesehatannya. Menurut Hardiwinoto & Menurut Notoatmodjo (2003), ciri-ciri
Setiabudhi (1999) anjuran berperilaku sehat kecenderungan hidup sehat adalah sebagai
pada lansia dapat diringkaskan sebagai berikut berikut :
: memeriksakan kesehatan secara teratur, 1) Makan dengan menu seimbang (appropriate
mengatur menu makanan dan minuman, diet), dalam arti kualitas dan kuantitas
melakukan olahraga sesuai kemampuan secara yang cukup jumlahnya untuk memenuhi
teratur, menggunakan obat-obatan atas saran kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi
petugas kesehatan, tetap melakukan kegiatan juga tidak lebih).
sehari-hari dan hobi termasuk rekreasi dan 2) Olahraga teratur, mencakup kualitas dan
sosialisasi, dan tetap melakukan aktivitas kuantitas gerakan yang digunakan untuk
seksual dengan pasangan. berolah raga. Kualitas dan kuantitas
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah tersebut tergantung usia dan status
tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kesehatan yang bersangkutan.
kelompok, atau masyarakat yang sesuai dengan 3) Tidak merokok, merokok merupakan
norma-norma kesehatan, menolong dirinya kebiasaan tidak baik yang dapat
sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan mengakibatkan berbagai macam penyakit.
kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan Kebiasaan merokok di Indonesia seolah-
setinggi-tingginya. Hal tersebut bertujuan agar olah sudah membudaya.
menjadi budaya bagi perorangan, keluarga, 4) Tidak minum minuman keras dan
kelompok dan masyarakat umum diberbagai narkoba, minuman keras dan narkoba
tatanan (Dinkes Bantul, 2003). (narkotik dan bahan-bahan berbahaya
Kasl dan Cobb (Glanz dkk, 1997) lainnya) merupakan bahan yang dapat
mengemukakan ada tiga kategori perilaku merusak kesehatan, maka harus dihindari.
hidup sehat, yaitu : 5) Istirahat yang cukup, meningkatnya
Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \121[
lansia. Skor yang tinggi pada skala berdasarkan validitas isi (content validity).
kepuasan hidup menunjukkan kepuasan Kriteria item yang dinyatakan valid adalah
hidupnya tinggi, sedangkan skor rendah angka korelasi item-total sebesar 0,25,
berarti kepuasan hidup rendah. reliabilitas skala penelitian dihitung
b. Kecenderungan Hidup Sehat (Variabel menggunakan teknik koefisien alpha (a) dari
bebas), adalah upaya atau kegiatan Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada skala
seseorang untuk mempertahankan dan kecenderungan hidup sehat diperoleh nilai
meningkatkan kesehatannya dengan koefisien alpha (a) sebesar 0,940. Sedangkan
melakukan upaya seperti makan dengan hasil uji reliabilitas pada skala kepuasan hidup
menu seimbang, olahraga teratur, tidak lansia, diperoleh nilai koefisien alpha (a)
merokok, tidak minum minuman keras, sebesar 0,941.
istirahat yang cukup, mengendalikan stres
serta perilaku dan gaya hidup yang positif. Analisis Data
Variabel ini diungkap dengan skala Analisis data penelitian menggunakan
kecenderungan hidup sehat. Skor tinggi metode statistik dengan teknik korelasi product
menunjukkan kecenderungan hidup moment dari Pearson.
sehatnya tinggi, sebaliknya skor rendah
menunjukkan tingkat kecenderungan Hasil Analisis dan Pembahasan
hidup sehat rendah.
Diskripsi Hasil Penelitian
Subyek Penelitian
Data penelitian dapat didiskripsikan
Subyek penelitian adalah lansia yang dengan kategorisasi masing-masing variabel
tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso penelitian menggunakan kriterian kategorisasi
Yogyakarta sebanyak 50 orang. skor teoritik dengan tujuan untuk mengetahui
gambaran subyek berdasarkan sudut pandang
Pengumpulan Data konsep yang dipakai dalam penelitian ini.
Pengumpulan data menggunakan skala Kategorisasi data kedua variabel penelitian ini
kepuasan hidup lansia dan skala adalah seperti tabel 1.
kecenderungan hidup sehat, yang disusun
Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \125[