Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN HIDUP SEHAT

DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANSIA

Imam Ibnu Basar


Purwadi
Fakultas Psikologi Unviersitas Ahmad Dahlan

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecenderungan hidup sehat
dengan kepuasan hidup pada lansia. Subyek penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti
Sosial Tresno Werdha (PSTW) Abiyoso Yogyakarta.
Subjek penelitian ini adalah para lansia yang tinggal di PSTW sebanyak 50 orang.
Pengumpulan data penelitian menggunakan skala Kecenderungan Hidup Sehat dan Skala
Kepuasan Hidup. Analisis data untuk pengujian menggunakan teknik statistik korelasi
product moment, yang didahului dengan uji asumsi dengan menggunakan uji normalitas
dan linieritas.
Hasil analisis data untuk uji hipotesis melalui product moment, diperoleh koefisien
korelasi rxy = 0,350 dan p=0,006 (p < 0,01). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
koefisien determinan (r2) = 0,123. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecenderungan
hidup sehat memberikan sumbangan sebesar 12,3 % dalam membentuk variabel kepuasan
hidup lansia.
Kesimpulan yangdapat dibut dari hasil penelitian ini adalah bahwa ada hubungan
positif yang sangat signifikan antara kecenderungan hidup sehat dengan kepuasan hidup
lansia, semakin tinggi kecenderungan hidup sehat yang dimiliki oleh para lansia, akan diikuti
semakin tinggi pula kepuasan hidupnya, sebaliknya semakin rendah kecenderungan hidup
sehat lansia, maka akan diikutin semakin rendah tingkat kepuasan hidup lansia.

Kata kunci: Kecenderungan, Hidup Sehat, Kepuasan Hidup, Lansia.

Abstract
This research aim is to know about relation between tendency of healthy life with satisfaction of
life at elderly. This research subject is elderly who live at Panti Sosial Tresno Werdha (PSTW)
Abiyoso Yogyakarta.
The amount of research subject is 50 elderly at Panti Sosial Tresno Wredha Abiyoso
Yogyakarta. Research data collecting applies a tendency of healthy life scale and satisfaction of life
scale. Data analysis for examination applies a product moment technique, what preceded with
assumption test using normality test and linierity.
Result of data analysis to test hypothesis through product moment, obtained correlation
coefficient rxy = 0,350 and p=0,006 ( p < 0,01). Result of analysis also indicates that
determinant coefficient ( r2) = 0,123. This thing indicates that tendency variable of healthy life

\114[ HUMANITAS Vol. 3 No. 2 Agustus 2006


gives contribution 12,3 % in forming satisfaction variable of elderly life.
Conclusion of this research is that there is a real positive relationship between tendencies
of healthy life with satisfaction of elderly life. If the tendency of healthy life owned by elderly
more positive, than will be followed excelsior the satisfaction of the life. On the contrary, if
more low the tendency of healthy of elderly life, hence would more low the level satisfaction of
elderly life.

Keyword: Tendency, Healthy Life, Satisfaction of Life, Lansia.

Pendahuluan dan sosial tidak pernah berhenti (Prawitasari,


1994).
Individu selalu mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan sepanjang Perjalanan hidup seseorang ditandai
hidup (life span), artinya secara fisik individu dengan adanya tugas-tugas perkembangan
akan terus tumbuh namun akan berhenti sampai (developmental task), yaitu tugas yang harus
masa remaja. Individu akan terus mengalami dilaksanakan seseorang dalam usia tertentu
perkembangan sampai akhir hayat, tentu akan sesuai dengan norma masyarakat dan norma
terjadi banyak perubahan dalam hidupnya. budaya (Monks, 2001). Tugas-tugas
perkembangan yang harus dijalankan pada
Tahap perkembangan individu memiliki
masa lansia ini adalah melakukan penyesuaian
tugas-tugas perkembangan yang berbeda
dengan peran-peran baru. Apabila orang lanjut
diantara tahap satu dengan tahap yang lain.
usia mampu menyelesaikan tugas
Apabila individu berhasil dalam satu tahap
perkembangan dengan baik, maka akan
perkembangan, maka akan mempengaruhi
merasa berhasil dalam hidup dan timbul
tugas perkembangan berikutnya, artinya
perasaan bahagia. Sebaliknya apabila gagal
individu yang mampu melaksanakan tugas
dalam menyelesaikan tugas perkembangan
perkembangan dengan baik, maka dia dapat
meyesuaikan diri dengan baik; namun dapat menyebabkan rasa tidak bahagia, putus
sebaliknya bila tidak mampu melaksanakan asa dan kesulitan menjalani tugas-tugas
tugas perkembangan dengan baik maka berikutnya.
individu akan mengalami hambatan dalam Setiap individu pasti ingin agar hidupnya
penyesuaian diri pada tahap perkembangan bahagia, begitu juga dengan orang lanjut usia,
berikutnya. apapun akan dilakukan untuk mencapai tujuan
Masa lanjut usia merupakan bagian akhir tersebut. Hurlock (1996) menyatakan bahwa
dari rentang hidup manusia. Dikatakan sebagai kepuasan hidup adalah keadaan sejahtera dan
perkembangan terakhir karena masa lansia adanya kepuasan hati yang merupakan kondisi
memang tahapan paling akhir dari perjalanan menyenangkan dan timbul bila kebutuhan dan
proses perkembangan yang terjadi pada harapan tertentu individu dapat terpenuhi.
manusia. Pendapat yang lain menyebutkan Mencapai kepuasan hidup atau optimal aging
bahwa manusia tidak pernah berhenti pada usia lanjut merupakan dambaan bagi
berproses perkembangannya sampai mati. setiap individu. Kebahagiaan yang dirasakan
Dapat saja perkembangan fisik mencapai oleh seorang individu dapat membantu lanjut
puncaknya ketika individu mencapai usia usia untuk berhubungan dan berinteraksi
remaja, akan tetapi perkembangan psikologis dengan orang lain, namun tidak semua lansia

Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \115[
dapat merasa bahagia pada usianya yang telah adalah sebuah tindakan yang bijak. Kesehatan
senja, ada lansia merasa sedih dan kecewa, dapat diperoleh dengan berbagai cara,
ironis sekali memang. Hal ini mengindikasikan diantaranya dengan menerapkan
bahwa lansia tersebut tidak mencapai kecenderungan hidup yang sehat. Lansia yang
kepuasan hidup padahal idealnya orang yang memiliki kecenderungan hidup sehat tentu
lanjut usia dapat hidup bahagia setelah akan lebih baik dari pada lansia yang tidak
melewati setiap tahap perjalanan memiliki kecenderungan hidup sehat. Apabila
kehidupannya. lansia merasa sehat, diharapkan dapat
Observasi dan wawancara dilakukan melakukan aktivitas dengan maksimal dan
penuh semangat.
terhadap lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Abiyoso Yogyakarta mengindikasikan bahwa Masalah yang muncul dalam penelitian
lansia yang tinggal di panti sosial Abiyoso ini adalah “apakah ada hubungan antara
mengalami problem kepuasan hidup. Mereka kecenderungan hidup sehat dengan kepuasan
merasa kecewa dan sedih karena beberapa hal hidup lansia”.
diantaranya mereka merasa sendiri, tidak
memiliki sanak famili lagi, kurang menerima Kajian Pustaka
kehidupan masa lalunya, merasa hidup kurang Menurut UU RI No. 13 tahun 1998
berarti. Ada juga yang merasa bosan sehingga tentang Kesejahteraan Lansia, lansia
ada lansia yang memilih keluar dari panti dan didefinisikan sebagai seseorang yang telah
kembali ke jalanan, alasannya tidak betah mencapai usia 60 tahun keatas. Levinson
tinggal di panti karena tidak bisa mencari (Monks, dkk., 2001) membedakan empat
nafkah. Hal ini menunjukkan bahwa ada lansia periode kehidupan, sbb:
yang tinggal di panti merasa kurang bahagia, 1) Masa anak dan masa remaja: 0 - 22 tahun
artinya lansia tidak memiliki kepuasan hidup. 2) Masa dewasa awal : 17 - 45 tahun
Ada yang kurang menerima masa lalunya,.ada 3) Masa dewasa madya : 40- 65 tahun
yang kecewa dengan keluarganya. 4) Masa dewasa akhir : 60 tahun keatas
Individu lanjut usia mengalami Thomae (Monks, dkk., 2001)
perubahan-perubahan yang besar dalam berpendapat bahwa proses menjadi tua
seluruh aspek kehidupannya, baik fisik, merupakan suatu struktur perubahan yang
psikologis maupun sosial. Schaie dan Willis meliputi :
(1991) mengemukakan bahwa kepuasan hidup 1) Proses biokemis dan fisiologis dalam
dapat dicapai dengan menjaga kesehatan fisik daerah batas psikofisiologis.
dan psikis melalui kebiasaan mengatur gizi, 2) Proses fisiologis atau timbulnya penyakit-
olahraga dan terlibat dalam aktivitas yang penyakit.
membutuhkan pemikiran. Artinya kepuasan 3) Perubahan fungsional psikologis.
hidup dapat dicapai dengan memiliki 4) Perubahan kepribadian dalam arti sempit.
kecenderungan hidup sehat agar kesehatan 5) Penstrukturan kembali dalam hal sosial
fisik terjaga. Menjaga kesehatan psikis dengan psikologis yang berhubungan dengan
mengendalikan stres juga merupakan salah bertambahnya usia.
satu bentuk kecenderungan hidup sehat. 6) Perubahan yang berhubungan dengan
Kecenderungan hidup sehat menjadi kenyataan bahwa orang tidak hanya
sangat urgen untuk dijadikan kebiasaan. mengalami keadaan menjadi tua, melainkan
Membiasakan diri menghindari hal-hal yang bahwa seseorang juga mengambil sikap
bertentangan dengan prinsip hidup sehat terhadap keadaan tersebut.

\116[ HUMANITAS Vol. 3 No. 2 Agustus 2006


Barren dan Schroots (Monks, dkk., konsep kepuasan hidup sejajar dengan konsep
2001) membedakan proses penuaan menjadi well being. Diener (Judge dan Locke, 1993)
tiga proses sentral, yaitu : mendefinisikan well being sebagai suatu status
1) Penuaan sebagai proses biologis (senescing) kesehatan psikis yang terus menerus tanpa
2) Menjadi senior dalam masyarakat atau henti.
penuaan sosial (eldering) Definisi lain mengenai fungsi psikis yang
3) Penuaan psikologis subjektif (geronting) positif juga diungkapkan oleh Maslow dengan
Batasan usia yang digunakan dalam konsepnya mengenai self actualization yang
penelitian ini berdasarkan UU RI No.13 tahun merupakan pengalaman puncak (peak
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, experiences), orang-orang yang mengalami
bahwa yang dimaksud lanjut usia adalah pengalaman puncak merasa lebih terintegrasi,
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun lebih bersatu dengan dunia, lebih menjadi raja
keatas. Usia 60 tahun pada beberapa teori atas diri mereka sendiri, lebih spontan, kurang
tahapan perkembangan manusia cenderung menyadari ruang dan waktu serta lebih cepat
digolongkan ke dalam tahap usia lanjut, dan dan mudah menyerap sesuatu (Hall dan
pada usia 60 tahun seorang individu pada Lindzey, 1993). Menurut Ryff (1990) yang
umumnya sudah mulai mengalami berbagai merupakan perluasan dari kondisi well being,
perubahan dan penurunan fungsi fisik, psikis, antara lain dikemukakan oleh Erikson (Hall
dan sosial. dan Lindzey, 1993) yaitu mengenai model
Mencapai kepuasan hidup merupakan tahapan psikososial, tahap-tahap kehidupan
keinginan setiap manusia. Terdapat beberapa seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh
pengertian mengenai kepuasan hidup. Hurlock pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi
(1996) menyatakan bahwa kepuasan hidup dengan suatu organisme, sehingga menjadi
adalah keadaan sejahtera dan adanya kepuasan matang secara fisik dan psikologis.
hati yang merupakan kondisi yang Kesimpulan yang dapat dibuat adalah
menyenangkan dan timbul bila kebutuhan dan bahwa kepuasan hidup merupakan keadaan
harapan tertentu terpenuhi. Menuerut Alston sejahtera dan adanya kepuasan hati yang
dan Dudley (Hurlock, 1996), kepuasan hidup merupakan kondisi yang menyenangkan dan
merupakan kemampuan seseorang untuk timbul bila kebutuhan dan harapan individu
menikmati pengalaman-pengalaman yang terpenuhi. Individu mampu menilai hidupnya,
disertai dengan tingkat kegembiraan. menikmati serta merasakan kepuasan dalam
Sementara Schultz (Rybash, dkk., 1991) hidup dan dalam aktivitas yang dijalaninya.
menyatakan bahwa kepuasan hidup Ada beberapa teori mengenai cara
merupakan suatu gambaran yang menyeluruh seseorang mencapai kepuasan hidup pada masa
tentang kehidupan secara umum, atau dengan lanjut usia. Teori pelepasan (disengagement theory)
kata lain merupakan kepuasan yang menurut Cumming dan Henry (Monks, dkk.,
menyangkut berbagai aspek kehidupan 2001) adalah untuk mencapai kebahagiaan
seseorang. Menurut Rapkin dan Fishcher orang lanjut usia harus melepaskan diri dari
(1992) kepuasan hidup dianggap sebagai semua aktivitas yang pernah dilakukan. Teori
outcome dari suatu proses evaluasi yang meliputi kedua berpendapat bahwa kepuasan hidup
suatu perbandingan antara situasi atau keadaan pada lanjut usia akan diperoleh apabila orang
yang ada dengan standar pribadi atau standar lanjut usia masih tetap aktif dalam aktivitas
ideal pribadi. Menurut Brief dkk, (Jugde dkk., dan hubungan sosial, dikenal dengan teori
1998), Diener (Judge dan Watanabe, 1993) aktivitas (activity theory) yang dikembangkan

Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \117[
oleh Neugarten (Rybash, 1991). Jadi tidak Pribadi yang berfungsi sepenuhnya
selamanya orang lanjut usia hanya menjadi merupakan pribadi yang mempunyai internal
beban saja, tapi masih dapat berperan aktif locus of control. Artinya mampu mengevaluasi
dalam kehidupan. dirinya sendiri dengan menggunakan standar
Teori-teori tersebut dapat disimpulkan pribadinya. Pribadi yang mempunyai
bahwa kepuasan hidup lansia merupakan otonomi yang tinggi diidentifikasikan
suatu kondisi individu berusia lanjut sebgai sebagai pribadi yang mempunyai ketentuan
outcome dari realita dan standar ideal pribadi diri dan mandiri, mampu mengatur perilaku
yang menghasilkan fungsi psikis yang positif, dan mengevaluasi diri dengan standar dirinya
mental yang sehat, kondisi yang sendiri.
menyenangkan, mampu menilai hidupnya, 4) Environmental Mastery (penguasaan
menikmati serta merasakan kepuasan dalam lingkungan)
hidup baik tetap melakukan aktivitas maupun Individu yang mampu memilih atau
tidak. membentuk lingkungan agar menjadi
Kepuasan hidup atau kondisi well - being nyaman merupakan karakteristik dari
pada masa lanjut usia terdiri dari enam aspek kesehatan mental. Penguasaan lingkungan
(Ryff, 1990) yaitu : adalah suatu kemampuan memanipulasi
1) Self Acceptance (penerimaan diri) dan mengontrol keadaan lingkungan.
Self Acceptance didefinisikan sebagai Individu dengan penguasaan lingkungan
suatu ciri sentral dari kesehatan mental yang baik adalah seseorang yang
sebagaimana karakteristik dari aktualisasi mempunyai kemampuan dalam
diri, fungsi individu yang optimal. penguasaan dan kecakapan dalam
2) Positive relations with others (hubungan positif mengatur lingkungannya, mempunyai
dengan orang lain) kontrol terhadap aktivitas eksternal,
Banyak teori menekankan membuat segala sesuatu menjadi efektif
pentingnya kehangatan dan kepercayaan dengan menggunakan kesempatan yang
pada relasi interpersonal. Kemampuan
ada, mempunyai kemampuan untuk
untuk mencintai merupakan komponen memenuhi kebutuhan dan nilai pribadi.
sentral dari kesehatan mental. Orang yang
telah mencapai self actualization 5) Purpose in Life (tujuan hidup)
digambarkan mempunyai perasaan yang
kuat terhadap empati dan afeksi terhadap Kesehatan mental didefinisikan
semua orang, dan mempunyai kecakapan sebagai kepercayaan seseorang terhadap
dalam memberikan cinta, pertemanan yang tujuan hidup dan kebermaknaan dalam
dalam, dan mengidentifikasi orang lain hidup. Kematangan menekankan adanya
secara lebih lengkap. Kehangatan tujuan yang terarah dan komprehensif
berhubungan dengan orang lain dalam hidup, perasaan yang terarah dan
merupakan suatu kriteria dari kematangan mempunyai tujuan. Individu yang
seseorang. mempunyai tujuan hidup terarah,
3) Outonomy (kemandirian) merasakan kebermaknaan dalam hidup
Orang yang telah mencapai saat ini dan masa lalunya, percaya
aktualisasi diri adalah individu yang terhadap tujuan hidupnya. Individu yang
mampu memainkan fungsi otonomi dan kurang mempunyai tujuan hidup
perlawanan terhadap ketidaksopanan. digambarkan sebagai individu yang kurang
memiliki rasa bermakna dalam hidup,
mempunyai banyak tujuan dan sasaran

\118[ HUMANITAS Vol. 3 No. 2 Agustus 2006


hidup, kurang terarah, tidak melihat
tujuannya pada masa lalu, tidak memiliki mengemukakan aspek-aspek yang
harapan, pandangan, atau kepercayaan. mempengaruhi kepuasan hidup lansia, yaitu :
6) Personal Growth (perkembangan pribadi) 1) Personal assets,
Personal assets mempengaruhi
Fungsi psikologis optimal tidak kepuasan hidup seperti pencapaian
hanya memerlukan karakteristik utama prestasi, mata pencaharian, teman dan
dan tujuan utama, tapi juga prestasi yang kesempatan bersenang-senang.
harus dilanjutkan mengembangkan 2) Situasi keluarga
potensi lain untuk mengembangkan Situasi keluarga mempengaruhi
pribadi. Kebutuhan aktualisasi diri dan kepuasan hidup antara lain adalah status
merealisasikan potensi merupakan sentral perkawinan dan keluarga.
dari perkembangan pribadi. Terbuka pada 3) Kesehatan dan kamampuan untuk selalu
pengalaman merupakan salah satu aktif
karakter dari pribadi yang berfungsi Kesehatan dan kemampuan
sepenuhnya. Pribadi yang mempunyai meliputi kesehatan fisik maupun mental
personal growth yang baik digambarkan yang mampu mendukung seseorang untuk
mempunyai perasaan untuk melanjutkan selalu bertindak aktif.
perkembangan, melihat dirinya sebagai 4) Peraturan dalam masyarakat
pribadi yang selalu berkembang, terbuka
Peraturan dalam masyarakat
terhadap pengalaman baru, mempunyai
meliputi aturan-aturan sebagai norma yang
keinginan untuk merealisasikan potensi
harus ditaati dan dipatuhi, apabila
yang dimilikinya, selalu berusaha dan
peraturan dalam masyarakat sesuai dengan
memperbaiki diri dan perilakunya
kehendak individu yang bersangkutan,
sepanjang waktu, berubah kecara yang
maka aspek ini dapat menyumbang aspek
merefleksikan efektivitas dan pengetahuan
kepuasan terhadap kepuasan hidup
diri yang lebih baik.
seseorang.
Teori Neugarten dan Mc. Crae
Penulis menyimpulkan faktor-faktor
(Setianingsih, 1995) menyatakan aspek
yang menunjang kepuasan hidup lansia, yaitu:
kepuasan orang lanjut usia adalah sebagai
1) Penerimaan diri
berikut :
Lansia memiliki sikap yang realistis,
1) Menganggap hidupnya masih berarti dan
mampu menerima kondisi kehidupan mau menerima kenyataan tentang
perubahan fisik dan psikis serta menerima
dirinya dengan ikhlas.
2) Berhasil dan puas mencapai tujuan hidup kenyataan diri dan kondisi hidup yang ada
sekarang (Hurlock, 1996).
serta cita-citanya,
2) Aktivitas
3) Mempunyai keyakinan terhadap
pandangan diri yang positif. Lansia dapat terus berpartisipasi
4) Menjaga sikap optimis dan selalu pada kegiatan yang berarti dan menarik,
berbahagia. kegiatan di rumah atau kegiatan yang suka
5) Senang dengan kegiatan sehari-hari di rela dilakukan (Hurlock, 1996).
lingkungan apapun. 3) Kesehatan
6) Mencari dan memanfaatkan dukungan Lansia memiliki kesehatan yang
sosial. cukup bagus tanpa mengalami masalah
Rapkin dan Fisher (1992) kesehatan yang kronis (Hurlock, 1996),

Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \119[
hal itu dapat diupayakan dengan dengan 1) Pencegahan (preventive health behavior) yaitu
cara mengatur gizi dan berolahraga sesuai sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh
kemampuan (Schaie dan Willis, 1991). seseorang yang yakin bahwa dirinya harus
4) Seksualitas sehat, dalam rangka pencegahan atau
Lansia puas dengan status mendeteksi suatu penyakit, sebelum
perkawinan dan kehidupan seksualnya adanya gejala yang nampak.
(Hurlock, 1996). 2) Perilaku sakit (illness behavior), yaitu
5) Rekreasi sejumlah aktivitas yang dilakukan pada saat
Lansia menikmati jegiatan merasa sakit, untuk mengetahui
rekreasional yang direncanakan secara kesehatannya, dan menemukan
khusus bagi orang berusia lanjut (Hurlock, penanganan yang cocok.
1996). 3) Perilaku peran sakit (sick role behavior),
Kecenderungan perilaku sehat adalah yaitu sejumlah aktivitas yang dilakukan
kemungkinan seseorang untuk mengelola dan seseorang yang mengganggu dirinya sakit,
meningkatkan perilakunya yang berkaitan dalam rangka penyembuhan. Hal ini
dengan kesehatannya. Notoatmodjo (2003) meliputi ; menerima pengobatan yang
mengemukakan bahwa perilaku hidup sehat kadang-kadang membawa konsekuensi
adalah perilaku-perilaku yang berkaitan ketidakberdayaan dan kemungkinan harus
dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk membebaskan diri dari kewajiban dan
menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan tugas-tugasnya.
kesehatannya. Menurut Hardiwinoto & Menurut Notoatmodjo (2003), ciri-ciri
Setiabudhi (1999) anjuran berperilaku sehat kecenderungan hidup sehat adalah sebagai
pada lansia dapat diringkaskan sebagai berikut berikut :
: memeriksakan kesehatan secara teratur, 1) Makan dengan menu seimbang (appropriate
mengatur menu makanan dan minuman, diet), dalam arti kualitas dan kuantitas
melakukan olahraga sesuai kemampuan secara yang cukup jumlahnya untuk memenuhi
teratur, menggunakan obat-obatan atas saran kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi
petugas kesehatan, tetap melakukan kegiatan juga tidak lebih).
sehari-hari dan hobi termasuk rekreasi dan 2) Olahraga teratur, mencakup kualitas dan
sosialisasi, dan tetap melakukan aktivitas kuantitas gerakan yang digunakan untuk
seksual dengan pasangan. berolah raga. Kualitas dan kuantitas
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah tersebut tergantung usia dan status
tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kesehatan yang bersangkutan.
kelompok, atau masyarakat yang sesuai dengan 3) Tidak merokok, merokok merupakan
norma-norma kesehatan, menolong dirinya kebiasaan tidak baik yang dapat
sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan mengakibatkan berbagai macam penyakit.
kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan Kebiasaan merokok di Indonesia seolah-
setinggi-tingginya. Hal tersebut bertujuan agar olah sudah membudaya.
menjadi budaya bagi perorangan, keluarga, 4) Tidak minum minuman keras dan
kelompok dan masyarakat umum diberbagai narkoba, minuman keras dan narkoba
tatanan (Dinkes Bantul, 2003). (narkotik dan bahan-bahan berbahaya
Kasl dan Cobb (Glanz dkk, 1997) lainnya) merupakan bahan yang dapat
mengemukakan ada tiga kategori perilaku merusak kesehatan, maka harus dihindari.
hidup sehat, yaitu : 5) Istirahat yang cukup, meningkatnya

\120[ HUMANITAS Vol. 3 No. 2 Agustus 2006


kebutuhan hidup mengharuskan orang Kondisi tubuh yang sehat tentu akan
untuk bekerja keras, sehingga kurang memudahkan lansia dalam beraktivitas dalam
waktu istirahat. kehidupan sehari-hari. Rapkin dan Fisher
6) Mengendalikan stres, tuntutan hidup yang (1992) menyatakan bahwa kesehatan dan
keras dapat menimnbulkan stres, yang kemampuan untuk selalu aktif merupakan
penting adalah agar stres tidak faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup.
menyebabkan gangguan kesehatan, Schaie dan Willis (1991) juga mengemukakan
seseorang perlu dapat mengendalikan stres bahwa kepuasan hidup dapat dicapai dengan
7) Perilaku dan gaya hidup yang positif bagi menjaga kesehatan fisik dan psikis melalui
kesehatan, misalnya tidak berganti-ganti kebiasaan mengatur gizi, olahraga dan terlibat
pasangan dalam hubungan seks, dalam aktivitas yang membutuhkan pemikiran.
penyesuaian diri dengan lingkungan. Lansia yang memiliki kecenderungan hidup
Ciri-ciri individu yang memiliki sehat diharapkan akan memiliki kesehatan
kecenderungan hidup sehat yaitu individu yang yang baik, dengan demikian lansia dapat tetap
pola makannya memperhatikan keseimbangan aktif dalam kehidupan sosialnya. Hal ini
menu, baik secara kualitas dan secara berhubungan erat dengan usaha untuk
kuantitas. Kecuali itu perlu kegiatan penunjang meningkatkan kepuasan hidup lansia.
yang seimbang dengan kekuatan fisik, seperti Hipotesis yang diajukan pada penelitian
olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum ini adalah “ada hubungan positif antara
minuman keras dan narkoba, istirahat yang kecenderungan hidup sehat dengan kepuasan
cukup, mengendalikan stres dan memiliki hidup pada lansia”. Lansia yang memiliki
perilaku dan gaya hidup yang positif. tingkat kecenderungan hidup sehat yang
tinggi, akan diikuti dengan tingkat kepuasan
Kecenderungan hidup sehat sangat perlu
hidup lansia yang tinggi pula, sebaliknya lansia
dibiasakan, karena dengan kondisi sehat,
yang memiliki tingkat kecenderungan hidup
individu dapat melakukan aktivitas dengan
sehat yang rendah, akan diikuti dengan
sebaik dan semaksimal mungkin. Kesehatan
rendahnya tingkat kepuasan hidup lansia.
dapat diperoleh dengan melakukan olah raga
secara teratur. Individu yang terpenuhi Metode Penelitian
kebutuhan gizinya akan memiliki kondisi
psikologis yang baik, sehingga dapat Variabel Penelitian
mengontrol emosi, mengendalikan stres. Gaya Variabel dalam penelitian ini adalah:
hidup terbentuk dari proses belajar kemudian a. Kepuasan Hidup Lansia (Variabel
menjadi suatu kecenderungan yang bersifat tergantung/terikat), yaitu keadaan
tetap. Kecenderungan hidup sehat sejahtera dan adanya kepuasan hati yang
menentukan sehat atau tidaknya seseorang, menyenangkan dan timbul bila kebutuhan
lansia yang memiliki kecenderungan hidup seperti self acceptance (penerimaan diri),
sehat tentu akan lebih baik dari pada lansia positive relations with others (hubungan positif
yang tidak memiliki kecenderungan hidup dengan orang lain), outonomy
sehat. Lansia yang memiliki gaya hidup sehat, (kemandirian), environmental mastery
akan cenderung menerapkan cara-cara hidup (penguasaan lingkungan), purpose in life
yang sehat pula, sehingga menjadi lebih sehat. (tujuan hidup) dan personal growth
Dengan demikian lansia merasa senang. (perkembangan pribadi) dan harapan
Apabila lansia merasa senang maka dapat tertentu individu terpenuhi. Variabel ini
dikatakan lansia memiliki kepuasan hidup. diungkap dengan skala kepuasan hidup

Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \121[
lansia. Skor yang tinggi pada skala berdasarkan validitas isi (content validity).
kepuasan hidup menunjukkan kepuasan Kriteria item yang dinyatakan valid adalah
hidupnya tinggi, sedangkan skor rendah angka korelasi item-total sebesar 0,25,
berarti kepuasan hidup rendah. reliabilitas skala penelitian dihitung
b. Kecenderungan Hidup Sehat (Variabel menggunakan teknik koefisien alpha (a) dari
bebas), adalah upaya atau kegiatan Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada skala
seseorang untuk mempertahankan dan kecenderungan hidup sehat diperoleh nilai
meningkatkan kesehatannya dengan koefisien alpha (a) sebesar 0,940. Sedangkan
melakukan upaya seperti makan dengan hasil uji reliabilitas pada skala kepuasan hidup
menu seimbang, olahraga teratur, tidak lansia, diperoleh nilai koefisien alpha (a)
merokok, tidak minum minuman keras, sebesar 0,941.
istirahat yang cukup, mengendalikan stres
serta perilaku dan gaya hidup yang positif. Analisis Data
Variabel ini diungkap dengan skala Analisis data penelitian menggunakan
kecenderungan hidup sehat. Skor tinggi metode statistik dengan teknik korelasi product
menunjukkan kecenderungan hidup moment dari Pearson.
sehatnya tinggi, sebaliknya skor rendah
menunjukkan tingkat kecenderungan Hasil Analisis dan Pembahasan
hidup sehat rendah.
Diskripsi Hasil Penelitian
Subyek Penelitian
Data penelitian dapat didiskripsikan
Subyek penelitian adalah lansia yang dengan kategorisasi masing-masing variabel
tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso penelitian menggunakan kriterian kategorisasi
Yogyakarta sebanyak 50 orang. skor teoritik dengan tujuan untuk mengetahui
gambaran subyek berdasarkan sudut pandang
Pengumpulan Data konsep yang dipakai dalam penelitian ini.
Pengumpulan data menggunakan skala Kategorisasi data kedua variabel penelitian ini
kepuasan hidup lansia dan skala adalah seperti tabel 1.
kecenderungan hidup sehat, yang disusun

Tabel 1 Kategorisasi Kecenderungan Hidup Sehat


dan Kepuasan Hidup Lansia

Variabel Kategori Frekuensi %


Rendah 0 0%
Kecenderungan
Sedang 11 22 %
hidup sehat
Tinggi 39 78 %
Rendah 0 0%
Kepuasan hidup
Sedang 39 78 %
lansia
Tinggi 11 22 %

\122[ HUMANITAS Vol. 3 No. 2 Agustus 2006


Uji Hipotesis tidak perlu cemas akan menderita sakit,
sehingga lansia lebih tenang menjalani hidup
Hasil analisis dengan menggunakan
kesehariannya. Ketenangan inilah yang
korelasi product moment, diperoleh koefisien
mempengaruhi secara positif kepuasan hidup
korelasi antara kedua variabel adalah (r xy) =
lansia. Sebaliknya, lansia yang memiliki pola
0,350 dengan peluang kesalahan (p) = 0,006
hidup tidak sehat, tidak teratur, dapat
= (p<0,01). Dengan demikian berarti hipotesis
menimbulkan kekhawatiran pada diri sendiri
diterima. Memperhatikan angka koefisien
bahwa dirinya akan terkena penyakit,
determinan (r2) = 0,123, berarti sumbangan
kekhawatiran ini akan berdampak pada
variabel kecenderungan hidup sehat memiliki
psikologis lansia dan dapat menghambat
sumbangan terhadap kepuasan hidup lansia
tercapainya kepuasan hidup pada lansia yang
sebesar 12,3 %.
bersangkutan.
Pembahasan Kepuasan hidup adalah keadaan
sejahtera dan adanya kepuasan hati yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa merupakan kondisi yang menyenangkan dan
kedua variabel penelitian, yaitu timbul bila kebutuhan dan harapan individu
kecenderungan hidup sehat dan kepuasan terpenuhi. Dalam hierarkhi kebutuhan
hidup lansia memiliki hubungan positif yang dikatakan bahwa individu akan selalu
sangat signifikan. Hal itu berarti bahwa berusaha memenuhi kebutuhan yang paling
semakin tinggi kecenderungan hidup sehat rendah terlebih dahulu sebelum mencapai
yang ada pada lansia, akan diikuti dengan kepuasan. Kesehatan merupakan salah satu
semakin tingginya kepuasan hidup pada lansia kebutuhan yang berada pada dasar hierarki
bersangkutan. Kesehatan lansia sangat kebutuhan, sehingga bila kebutuhan individu
berkaitan dengan perilaku hidupnya, jika akan kesehatan belum terpenuhi, individu
seorang lansia memiliki kecenderungan hidup khususnya lansia akan berusaha memenuhinya
yang sehat, akan meminimalisir resiko lansia terlebih dahulu sebelum mencapai pada
untuk sakit, sebaliknya dengan kecenderungan kepuasan hidup.
hidup tidak sehat akan menjadikan lansia
rentan untuk sakit. Lansia yang sehat akan Kecenderungan hidup sehat
lebih menikmati hidup dibandingkan dengan memberikan sumbangan sebesar 12,3% dalam
lansia yang sakit, karena bila individu sakit, mempengaruhi variabel kepuasan hidup lansia,
individu akan terbatasi dalam bergerak dan sumbangan yang kecil kemungkinan
lainnya, individu akan terus diganggu dengan disebabkan bahwa kecenderungan hidup sehat
keluhan yang ada dalam tubuhnya. Individu hanya berupa faktor fisik dalam
yang sehat akan lebih bebas dalam bergerak, mempengaruhi kepuasan hidup lansia,
individu juga tidak diganggu dengan adanya sedangkan kepuasan hidup lansia tentunya
bagian tubuh yang sakit, sehingga lansia yang banyak dipengaruhi oleh faktor psikologis,
sehat akan lebih bisa merasakan kepuasan seperti, faktor kognitif dan karekterisistik
hidup dibandingkan dengan lansia yang sakit. personal.
Lansia yang memiliki kecenderungan Kesimpulan
hidup sehat lebih teratur dalam menjalani
hidupnya. Keteraturan lansia menjalani hidup Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa
tentu akan berpengaruh terhadap aspek ada hubungan positif yang sangat signifikan
psikologisnya. Pola hidup sehat yang teratur antara kecenderungan hidup sehat dengan
menjadikan lansia merasa labih nyaman dan kepuasan hidup pada lansia, semakin tinggi
Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \123[
kecenderungan hidup sehat akan diikuti Dinas Kesehatan Kab. Bantul. Bantul.
dengan semakin tingginya kepuasan hidup Glanz, K., Lowin F.M, & Rimer, B.K. (1997).
pada lansia bersangkutan, sebaliknya semakin
Health Behavior and Health Education :
rendah kecenderungan hidup sehat akan
Theory, Research, and Practise. San
diikuti dengan semakin rendahnya kepuasan Francisco : Jossey Bass Publisher.
hidup lansia. Kecenderungan hidup sehat
hanya memberi pengaruh sebesar 12,3% Hall, S. C Lindzey. G., Supratiknya
terhadap kepuasan hidup lansia, sedangkan (penterjemah). (1993). Psikologi
87,7% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Kepribadian 1. Yogyakarta : Kanisius.
Hardiwinoto, & Setiabudhi, T. (1999). Panduan
Rekomendasi
Gerontologi, Tinjauan Dari Berbagai
Rekomendasi yang dapat diberikan Aspek. Jakarta : Gramedia Pustaka
berdasar hasil penenlitian adalah : Utama.
a. Bagi lansia, perlu disadari bahwa Hurlock, E.B. (1996). Psikologi Perkembangan.
kecenderungan hidup yang sehat akan Penerjemah: Istiwidayanti dan
berdampak positif bagi lansia sendiri, Soedjarwo. Jakarta : Erlangga.
selain berdampak pada kesehatan fisik
Indriana, Y. (2004). Kepuasan Hidup Orang
juga berdampak pada kesehatan psikologis
Lanjut Usia Dalam Hubungannya
terutama dalam masalah kepuasan hidup
Dengan Jenis Aktivitas, Jenis Kelamin,
pada lansia.
Religiusitas, Status Perkawinan,
b. Bagi panti sosial, kecenderungan hidup
Tingkat Kemandirian, Tingkat
sehat lansia perlu dipertahankan dan
Pendidikan Dan Daerah Tempat
dibina terus, pihak panti juga perlu terus
Tinggal. Jurnal Psikologi UNDIP Vol.
memberikan dorongan pada lansia untuk
1, 1-13.
memilliki kecenderungan hidup sehat,
sehingga lansia akan dapat merasa lebih Judge, A.T., Locke, A.E., & Watanabe, S.
bahagia dengan memiliki tubuh yang (1993). Effect of Dysfunctional
sehat. Thought Procesees on Subjective Well-
c. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut being. Journal of Applied Psychology, 83,1,
untuk mengetahui variabel lain yang dapat 17-34.
mempengaruhi kepuasan hidup pada Judge, A.T., Locke, A.E., Durham, C.C.,
lansia, karena kecenderungan hidup sehat Kluger, N.A. (1998). Dispositional
hanya memberikan sumbangan yang kecil Effect on Job and Life Satisfaction :
dalam mempengaruhi kepuasan hidup The Role of Core Evaluations. Journal of
pada lansia. Applied Psychology, 83, 1, 17-34.
Daftar Pustaka Judge, A.T., & Watanabe, S. (1993). Another
Look at The Job Satisfaction - Life
Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Satisfaction Relationship. Journal of
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Applied Psychology, 78,6,939-948.
Dinas Kesehatan Bantul. (2003). Perilaku Monks, F.J., Knoers, A.M.P. dan Haditono, S.R.
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sokoguru (2001). Psikologi Perkembangan : Pengantar
Bantul Sehat 2005. Buku Pegangan Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta :
Kader, Subdin Penyuluhan Masyarakat Gadjah Mada University Press.

\124[ HUMANITAS Vol. 3 No. 2 Agustus 2006


Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Yogyakarta. Rineka
Cipta.

Nuzulia, S. (1999). Peran Core Evaluations


Terhadap Persepsi Pada Karakteristik
Pekerjaan, Kepuasan Kerja dan
Kepuasan Hidup. Skripsi. (tidak
diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Prawitasari, J.E. (1994). Aspek Sosio
Psikologis Usia Lanjut Di Indonesia.
Buletin Psikologi No. 1, 27-34.
Rapkin, D.B & Fischer, K. (1992). Framing
the Construct of Life Satisfaction in
Terms of Older Adult’s Personal Goals.
Psychology and Aging, 7,1,138-149.

Rybash, J.W., Roodin, P.A & Santrock, J.W.


(1991). Adult Development and Aging,
(2nd ed) New York : Wm. C. Brown
Publisher.
Ryff, D.C.(1990). Happiness Is Everything, Or
Is It? Explorations on the Meaning of
Psychological Well-Being. Journal of
Personality and Social Psychology,
57,6,1069-1081.
Schaie, K.W. & Willis, S.L. (1991). Adult
Developmental and Aging. New York.
Harper Collins Publisher, Inc.
Setianingsih, E. (1995). Peran Dukungan
Sosial dan Harga Diri pada Kepuasan
Hidup Orang Lanjut Usia Baik yang
Bekerja Maupun yang tidak Bekerja.
Thesis. (tidak diterbitkan). Yogyakarta
: Program Pasca Sarjana UGM.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun (1998). Kesejahteraan Lanjut Usia.
Jakarta : Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 165.

Hubungan antara Kecenderungan Hidup Sehat ....... (Imam Ibnu Basar, Purwadi) \125[

Anda mungkin juga menyukai