Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 1

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA KELOMPOK LANSIA

DOSEN PENGAMPU : NS. NITA SUKAMTI


KELAS : E
KELOMPOK 7
DWI SUKMA WATY (204201416151)
MEDELIN FRANSISKA KOLYAAN (204201416155)
NUR ANNISA (204201416081)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas
berupa makalah tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Kelompok Lansia.
Penulisan tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan tugas kelompok pada mata
kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 . Kelompok menyadari keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari ibu Ns. Nita Sukamti selaku dosen pengampu untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kelompok berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
tenaga keperawatan pada umumnya.

Jakarta , 8 Juni 2022


Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi dari Psikososial
2.2 Definisi dari Lansia
2.3 Karakteristik dari Lansia dan Perkembangan Psikososialnya

BAB III PEMBAHASAN (dampak yang terjadi jika perkembangan tersebut tidak sesuai)

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, mampu bekerja
dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam
lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman
dengan orang lain ( Keliat, 2011 ).

Masalah kesehatan jiwa tidak dapat dilihat secara langsung seperti masalah fisik yang
memperlihatkan gejala yang berbeda yang muncul dari berbagai perubahan.Klien dengan
masalah kesehatan jiwa banyak tidak mampu menceritakan hal-hal yang terjadi pada
dirinya, selain itu kemampuan mereka dalam beradaptasi menyelesaikan masalah sangat
bervariasi. Adaptasi seseorang dalam menyelesaikan masalah secara maladaptif akan
mengakibatkan gangguan jiwa (Keliat, 2006).
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan),
masa toddler (1,5 – 3 tahun), pra sekolah (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun),
dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun).(Wong,DL,2009)

Salah satunya lanjut usia (lansia) merupakan manusia dengan kelompok umur yang telah
memasuki fase kehidupan pada tahapan akhir.Menurut WHO, lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.43 tahun 2004, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun
ke atas. Jadi, dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun
dan mengalami suatu proses menurunnya atau bahkan menghilangnya daya tahan dan
kemunduran struktur dan fungsi organ tubuh secara berangsur-angsur dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang dapat mempengaruhi kemandirian dan
kesehatan lansia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dituliskan apa yang menjadi rumusan
masalahnya, antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan usia lansia?
2. Apa saja karakteristik tumbuh kembang usia lansia?
3. Apa saja ciri-ciri tumbuh kembang menyimpang pada lansia?
4. Bagaimana cara pencegahan tumbuh kembang menyimpang pada lansia?
5. Apa saja asuhan keperawatan sehat jiwa pada usia lansia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi apa itu usia lansia
2. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik tumbuh kembang usia lansia
3. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang yang menyimpang pada
lansia .
4. Untuk mengetahui dan memahami cara pencegahan tumbuh kembang yang
menyimpang pada lansia.
5. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan sehat jiwa pada lansia.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi psikososial
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan
perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan
dengan orang lain.Jadi, perkembangan psikososial merupakan kepribadian yang saling
berkaitan dengan hubungan sosial.
Menurut Erikson perkembangan psikososial adalah perkembangan persamaan ego.
Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial.
Maksutnya, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru
yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa
kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif,
inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.

2.2 Definisi lansia


Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No
13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang
bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan
usia harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak
diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut
usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan
tua (Nugroho, 2006)

B. BATASAN LANSIA
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas

3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
dengan masalah kesehatan.

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji
menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum
kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara
berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,
psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain.
Seorang lansia ansia agar dapat menjaga kondisi fisik yang sehat, perlu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, dengan cara
mengurangi kegiatan yang bersifat melelahkan secara fisik. Seorang lansia harus mampu
mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara
seimbang.
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kali berhubungan dengan
berbagai gangguan fisik seperti: Gangguan jantung, gangguan metabolism (diabetes millitus,
vaginitis), baru selesai operasi: prostatektomi), kekurangan gizi, karena pencernaan kurang
sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti
antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :


a) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual
b) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi
dan budaya.
c) Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupan.
d) Pasangan hidup telah meninggal.
e) Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya
misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah seorang lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian,
perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin
lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia
menjadi kurang cekatan.
Penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial
yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat
dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut :
a) Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personality), biasanya tipe ini tidak banyak
mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
b) Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
c) Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis
maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka
pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit
dari kedukaannya.
d) Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-
kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi morat-marit.
e) Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self hate personality), pada lansia tipe ini umumnya
terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung
membuat susah diriny

Anda mungkin juga menyukai