KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB III PEMBAHASAN (dampak yang terjadi jika perkembangan tersebut tidak sesuai)
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan jiwa tidak dapat dilihat secara langsung seperti masalah fisik yang
memperlihatkan gejala yang berbeda yang muncul dari berbagai perubahan.Klien dengan
masalah kesehatan jiwa banyak tidak mampu menceritakan hal-hal yang terjadi pada
dirinya, selain itu kemampuan mereka dalam beradaptasi menyelesaikan masalah sangat
bervariasi. Adaptasi seseorang dalam menyelesaikan masalah secara maladaptif akan
mengakibatkan gangguan jiwa (Keliat, 2006).
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan),
masa toddler (1,5 – 3 tahun), pra sekolah (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun),
dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun).(Wong,DL,2009)
Salah satunya lanjut usia (lansia) merupakan manusia dengan kelompok umur yang telah
memasuki fase kehidupan pada tahapan akhir.Menurut WHO, lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.43 tahun 2004, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun
ke atas. Jadi, dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun
dan mengalami suatu proses menurunnya atau bahkan menghilangnya daya tahan dan
kemunduran struktur dan fungsi organ tubuh secara berangsur-angsur dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang dapat mempengaruhi kemandirian dan
kesehatan lansia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi apa itu usia lansia
2. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik tumbuh kembang usia lansia
3. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang yang menyimpang pada
lansia .
4. Untuk mengetahui dan memahami cara pencegahan tumbuh kembang yang
menyimpang pada lansia.
5. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan sehat jiwa pada lansia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi psikososial
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan
perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan
dengan orang lain.Jadi, perkembangan psikososial merupakan kepribadian yang saling
berkaitan dengan hubungan sosial.
Menurut Erikson perkembangan psikososial adalah perkembangan persamaan ego.
Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial.
Maksutnya, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru
yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa
kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif,
inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
B. BATASAN LANSIA
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
dengan masalah kesehatan.
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji
menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum
kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara
berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,
psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain.
Seorang lansia ansia agar dapat menjaga kondisi fisik yang sehat, perlu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, dengan cara
mengurangi kegiatan yang bersifat melelahkan secara fisik. Seorang lansia harus mampu
mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara
seimbang.
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kali berhubungan dengan
berbagai gangguan fisik seperti: Gangguan jantung, gangguan metabolism (diabetes millitus,
vaginitis), baru selesai operasi: prostatektomi), kekurangan gizi, karena pencernaan kurang
sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti
antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.