Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

DENGAN PENYAKIT GAGAL NAFAS


KELOMPOK
3

1. Medelin Fransiska Kolyaan


2. Sukmawati
3. Yulia Asri Saputri
DEFINISI
Gagal napas adalah ketidak mampuan sistem pernapasan dalam melakukan satu atau dua fungsi
pertukaran gas yaitu oksigenasi dan eliminasi karbondioksida. Berdasarkan abnormalitas gas
darah, gagal napas dibagi menjadi gagal napas tipe 1 (hipoksemia), tipe 2 (hiperkapnia), dan tipe 3
(gagal oksigenasi dan ventilasi). Gagal napas tipe 1 (hipoksemia) didefinisikan dengan PaO2
kurang dari 60 mmHg disertai PaCO2 normal atau rendah. Gagal napas tipe 2 (hiperkapnia)
didefinisikan dengan PaCO2 lebih dari 50 mmHg. Sedangkan gagal napas tipe 3 (gagal oksigenasi
dan ventilasi) merupakan kombinasi hipoksemia dan hiperkapnia (Lamba et al, 2016). Pada pasien
gagal napas sering disebabkan karena Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan
insidensi ARDS di populasi sebesar 3,5 kasus per 100.000 orang dalam satu tahun, sedangkan di
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) sebesar 2,3% (Schouten et al, 2016).

Gagal napas dapat memicu terjadinya serangan jantung, gagal jantung, dan kelainan irama detak
jantung atau aritmia akibat kekurangan oksigen pada jantung, walaupun kemajuan teknik
diagnosis dan terapi intervensi telah berkembang dengan pesat, namun gagal napas masih menjadi
penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi di ruang perawatan intensif (Musliha 2010).

PRE NEX
V T
JENIS
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas
akut dan gagal nafas kronik dimana masing
masing mempunyai pengertian yang berbeda.
Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang
timbul pada pasien yang parunyanormal
secara struktural maupun fungsional sebelum
awitan penyakit timbul.
Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi
pada pasien dengan penyakit paru kronik
seperti bronkitis kronik, emfisema dan
penyakit paru hitam (penyakit penambang
batubara).

PRE NEX
V T
ETIOLOGI
1. Penyebab sentral
 Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma
cervical, muscle relaxans
 Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma
bronchiale
 Kelainan diparu : edema paru, atelektasis, ARDS.
 Kelainan tulang iga/thoraks : fraktur costae, pneumo
thorax, haematothoraks
 Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri

2. Penyebab perifer
 Trauma kepala : contusio cerebri
 Radang otak : encephalitis
 Gangguan vaskuler : perdarahan otak, infark otak
 Obat-obatan : narkotika, anestesi

PRE NEX
V T
MANIFESTASI KLINIS

1. Penurunan kesadaran
2. Takikardi
3. Gelisah
4. Berkeringat
5. Sianosis

PRE NEX
V T
PATHOFLOW
KOMPLIKASI

1. Hipoksia jaringan
2. Asidosis respiratorik kronis : kondisi medis dimana
paru-paru tidak dapatmengeluarkan semua
karbondioksida yang dihasilkan dalam tubuh. Hal
inimengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa
dan membuat cairantubuh lebih asam, terutama darah.
3. Henti napas
4. Henti jantung

PRE NEX
V T
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan analisa gas darah arteri (AGD)
2. Pemeriksaan rontgen dada
Untuk melihat keadaan patologik dan atau
kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui
3. Pemeriksaan sputum, fungsi paru, angiografi,
pemindahan ventilasi – perfusi
4. Hemodinamik
Tipe 1 : peningkatan PCWP
5. EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan
jantung di sisi kanan, disritmia

PRE NEX
V T
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway
-Peningkatan sekresi pernapasan
-Bunyi nafas terdengar bunyi crackles, ronkhi dan wheezing
B. Breathing
-Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,takipneu/bradipneu, adanya retraksi.
-Menggunakan otot bantu pernapasan-Kesulitan bernafas : diaforesis dan sianosis
c.. Circulation
-Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia-Sakit kepala
-Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,mengantuk
-Papil edema-Penurunan haluaran urine
d. DisabilityPerhatikan bagaimana tingkat kesadaran klien, dengan penilain GCS,dengan memperhatikan refleks
pupil, diameter pupil.
e.Eksposure Penampilan umum klien seperti apa, apakah adanya udem, pucat,tampak lemah, adanya perlukaan
atau adanya kelainan yang didapatsecara objektif.

PRE NEX
V T
TABLE OF CONTENTS
2. Pengkajian sekunder
a.S istem kardiovaskuler
Tanda : Takikardia, irama ireguler, terdapat bunyi jantung S3,S4/ Iramagallop dan murmur, Hamman’s sign (bunyi
udara beriringan dengandenyut jantung menandakan udara di mediastinum), hipertensi atauhipotensi
b. Sistem pernafasan
Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru ,keganasan, batukTanda : takipnea, peningkatan
kerja pernapasan, penggunaan ototasesori, penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi :hiperesonan
di atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes di area berisi cairan (hemotorak); perkusi : pergerakan dada tidak
seimbang,reduksi ekskursi thorak.
c. Sistem integumen
Sianosis, pucat, krepitasi sub kutan, gangguan mental, cemas, gelisah, bingung, stupor
d.Sistem musculoskeletal
Edema pada ektremitas atas dan bawah, kekuatan otot dari 2- 4.
e. Sistem endokrinTerdapat pembesaran kelenjar tiroid
f. Sistem gastrointestinalAdanya mual atau muntah, kadang disertai konstipasi.
g. Sistem neurolog
Sakit kepala
h. Sistem urologiPenurunan haluaran urine
i. Sistem reproduksi
Tidak ada masalah pada reproduksi. Tidak ada gangguan pada rahim /serviks.
j. Sistem indera
- Penglihatan : penglihatan buram, diplopia, dengan atau tanpakebutaan tiba-tiba.
- Pendengaran : telinga berdengung
- Penciuman : tidak ada masalah dalam penciuman
- Pengecap : tidak ada masalah dalam pengecap
- Peraba : tidak ada masalah dalam peraba, sensasi terhadap panas/dingin tajam/tumpul baik.
k. Sistem abdomen
Biasanya kondisi disertai atau tanpa demam.
l. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapatmenjalar ke leher, bahu dan abdomen,
serangan tiba-tiba saat batuk
Tanda : Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis
m. Keamanan
Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayatradiasi/kemoterapi
PRE NEX
V T
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi – perfusi. (D.0003)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi
yang tertahan. (D.0001)

PRE NEX
V T
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX SLKI SIKI
1 Gangguan Setelah dilakukan intervensi keperawatan A. Pemantauan Respirasi (I.01014)
Pertukaran gas selama 3 X 24 jam pertukaran gas Observasi
berhubungan meningkat dengan kriteria hasil : - Monitor frekuensi, irama,kedalaman dan upaya
dengan napas
- Tingkat kesadaran meningkat
ketidakseimbangan - Monitor pola napas( seperti bradipnea,
- Dyspnea menurun
ventilasi – perfusi. takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
- Bunyi nafas tambahan menurun
( D.0003) stokes, biot, atksik)
- Nafas cuping hidung menurun
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- PCO2 Membaik
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- PO2 Membaik
- Auskultasi bunyi napas
- Takikardia membaik
- Monitor saturasi oksigen
- Sianosis membaik
- Monitor nilai AGD
- Pola nafas membaik
- Monitor hasil X-ray Toraks
- Warna kulit membaik
- Atur interval pemantauan respirasi
sesuaikondisi pasien
Lanjutan…
Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantaua
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
B. Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor efektifitas terapi oksigen ( misalnya oksimetri, analisa gas darah)
- Monitor tanda tanda hipoventilasi
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Berikan oksigen tambahan, jika perlu
- Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
INTERVENSI KEPERAWATAN

2. Bersihan jalan Setelah dilakukan intervensi A. Manajemen jalan nafas (I.01011)


nafas tidak keperawatan selama 3 X 24 Observasi
efektif jam bersihan jalan nafas - Monitor pola nafas ( Frekuensi, kedalaman, usaha
berhubungan meningkat dengan kriteria nafas).
dengan sekresi hasil : - Monitor bunyi nafas tambahan ( mis, mengi dan
yang tertahan. ronki kering)
- Mengi menurun
( D.0001) Terapeutik
- Dipsnea menurun
- Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head titt
- Sianosis menurun
dan chin lift ( jaw
- Gelisah menurun
- thrust jika curiga trauma servikal )
- Frekuensi nafas
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
membaik
- Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
- Pola nafas membaik
- Berikan oksigen, jika perlu.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai