B: Breathing (Pernapasan)
Pengkajian:
Dalam mengkaji breathing/pernapasan pasien gawat darurat dengan ARDS, kita
akan menjumpai pasien mengalami sesak dan irama pernapasannya tidak teratur. Ini
dikarenakan karena adanya peningkatan secret pada organ paru. Akan kita jumpai pula
takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernapasan dan suara napas tambahan (ronchi).
Diagnosa:
Gangguan perukaran gas b/d penumpukan cairan di alveoli, alveolar hipoventilasi.
Ketidak efektifan pola napas b/d pertukaran gas tidak adekuat, penurunan
kemampuan untuk oksigenasi.
C: Circulation (Sirkulasi)
Pengkajian:
Karena adanya gangguan / masalah pada organ paru, maka akan terjadi penurunan
balik vena (cardio-pulmoner). Yang kemudian akan menyebabkan penurunan curah
jantung. Sehingga dalam mengobservasi Tekanan Darah, akan didapatkan hasil pasien
mengalami hipotensi (tekanan darah rendah). Tekanan darah yang rendah ini, akan
menyebabkan darah sulit sampai pada pembuluh darah/jaringan-jaringan perifer.
Sehingga tidak jarang kita akan mendapati pasien yang mengalami cianosis. Tidak jarang
pula, kita akan mendapati pasien mengalami edema.
Diagnosa:
Resiko Gangguan perfusi jaringan cerebral b/d penurunan aliran balik vena, penurunan
curah jantung.
D: Disability (Kesadaran)
Pada pasien ARDS, biasanya akan mengalami penurunan kesadaran. Ini mungkin
diakibatkan transport oksigen ke otak yang kurang/tidak mencukupi (menurunnya curah
jantung menyebabkan terjadinya hipotensi). Yang akhirnya darah akan sulit mencapai
jarinagn otak. Pada pasien ARDS kesadaran memang mungkin akan menurun tetapi
GCSnya masih sekitar 12-14. Sehingga kita lebih memprioritaskan pernapasan dan
pemompaan jantungnya. Karena apabila pernapsan dan pemompaan jantungnya sudah
tertangani dengan baik maka secara otomatis kesadarannya akan membaik (GCS 15).
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath)
Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara tambahan seperti
krekel, ronchi, wheezing.
B2 (Blood)
Takikardi, tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia).
B3 (Brain)
Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi), pingsan, nyeri kepala
(penyebabnya karena adanya trauma), mata berkunang-kunang, berkeringat
banyak.
B4 (Bowel)
Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine menunjukkan
adanya gangguan perfusi ginjal).
B5 (Bladder)
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status nutrisi dan
cairan akan memperberat keadaan seperti cairan yang berlebihan dan albumin
yang rendah akan memperberat edema paru.
B6 (Bone)
Kelemahan otot, mudah lelah
1) Sistem Integumen
Subyektif :-
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2) Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan
Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat,
terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
3) Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit dada
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas
darah menurun, Denyut jantung tidak teratur, suara jantung tambahan
4) Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
5) Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
6) Sistem genitourinaria
Subyektif :-
Obyektif : produksi urine menurun,
7) Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hyperplasia dinding jalan napas
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3. Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot pernafasan
(menurun) Edukasi
(meningkat) terapeutik
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M, Moorhouse M, Geissler A, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC: Jakarta
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI