Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN
ASMA BRONKIAL
KELOMPOK 7

ANDINI DWININGSIH JUAN GYMNASTIAR


DINA MEICASARI RANGGA RESTU
RIVAL ADAM SITI AROFAH
NUR AMALIA SEVTRIA ANANDA
MOH FAHMI WILDAH MARWA
DEFINISI

asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,


reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara
hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Asma dimanifestasikan dengan
penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk dan
mengi.

Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh meningkatnya respons
trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan saluran pernapasan ini bersifat
sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat maupun dengan obat (Admin, 2011).
ETIOLOGI

1
FAKTOR PREDISPOSISI

Genetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya, meskipun belum
diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan sangat mudah terkena
penyakit asma bronkial jika terpapar dengan factor pencetusnya.
2
FAKTOR PRESIPITASI

Alergen Perubahan Cuaca

Stress Lingkungan kerja Aktivitas Fisik


Klasifikasi
Pembagian asma pada anak :
a. Asma episode yang jarang.
Biasanya terdapat pada anak umur 3 – 8 tahun. Serangan umumnya dicetuskan oleh
infeksi virus saluran nafas bagian atas. Banyaknya serangan 3 – 4 kali dalam 1 tahun.
Lamanya serangan dapat beberapa hari, jarang merupakan serangan yang berat.

b. Asma episode yang sering.


Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun. Pada
permulaan, serangan berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut. Pada umur 5 –
6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas. Biasanya orang tua
menghubungkan dengan perubahan udara, adanya alergen, aktivitas fisik dan stress.
Lanjutan...

c. Asma kronik atau persisten.


Pada umur 5 – 6 tahun akan lebih jelas terjadinya obstruksi saluran
nafas yang persisten dan hampir selalu terdapat mengi setiap hari;
malam hari terganggu oleh batuk dan mengi. Aktivitas fisik sering
menyebabkan mengi. Dari waktui ke waktu terjadiserangan yang berat
dan sering memerlukan perawatan di rumah sakit.
Manifestasi Klinis
Gejala pada asma yang
Asma bronkial pada anak lebih berat

Batuk yang disertai


Sesak nafas Barrel chest Sianosis
lendir

Adanya suara nafas Gangguan


Nyeri dada Takikardi
yang disertai mengi kesadaran

Kemerahan pada Peningkatan Pernafasan yang cepat


jaringan tekanan darah dan dangkal.
Patofisiologi

• Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh spasme
atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan hipersekresi
mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari
otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah
hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.

• Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi
dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan
berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini
akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental
dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran
napas menjadi sangat meningkat.
Pathway
Pemeriksaan diagnostik
Pengukuran fungsi paru
Uji provokasi bronkus Pemeriksaan kulit Foto dada
(Spirometri)

Pemeriksaan eosinofil Analisa Gas Darah Pemeriksaan Kadar IgE total


Pemeriksaan sputum dan IgE spesifik dalam sputum
total (AGD/ astrup)
Penatalaksanaan medis

Pengobatan non Pengobatan


farmakologik farmakologik

 Memberikan penyuluhan
 Menghindari faktor Bronkodilator : obat yang
pencetus melebarkan saluran nafas.
 Pemberian cairan Terbagi dalam 2 golongan :
Fisiotherapy Simpatomimetik / andrenergik
 Beri O2 bila perlu. (Adrenalin dan efedrin)
 
Asuhan keperawatan pada
pasien asma bronkial
Pengkajian

• Biodata pasien
• Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan terdahulu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Pemeriksaan fisik
• Inspeksi : dimulai dengan pemeriksaan thoraks posterior pada posisi
duduk ,dibandingkan dada kanan dan dada kirinya, lihat apakah ada
lesi / tidak ,ada massa/ tidak , gangguan tulang belakang / tidak , catat
jumlah irama,dan kedalaman pernapasan.
Lanjut...
• Palpasi : mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui vocal/tactile premitus
(vibrasi), palpasi toraks untuk mengatahui ada abnormalitasan yang teradi sepertu
saat inspeksi

• Perkusi : normal
• a) Resonan (Sonor) : bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada
jaringan paru normal.
b) Dullness : bunyi yang pendek serta lemah, ditemukan
diatas bagian jantung, mamae, dan hati.
c) Timpani : musical, bernada tinggi dihasilkan di atas
perut yang berisi udara.
Lanjut...
• Abnormal
a) Hiperrsonan (hipersonor) : berngaung lebih rendah
dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang berisi
darah.
b) Flatness : sangat dullness. Oleh karena itu,
nadanya lebih tinggi. Dapat didengar pada perkusi daerah hati,
di mana areanya seluruhnya berisi jaringan.
Lanjut...
• Auskultasi
a) Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup
mendengarkan bunyi nafas normal, bunyi nafas tambahan
(abnormal), dan suara.
b) Suara nafas abnormal dihasilkan dari getaran udara ketika
melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih.
c) Suara nafas normal meliputi bronkial, bronkovesikular dan
vesikular.
d) Suara nafas tambahan meliputi wheezing, , pleural friction rub,
dan crackles.
Diagnosa keperawatan

• Menurut Nurarif & Kusuma (2015),


meliputi :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan b.d
mukus dalam jumlah
berlebihan, peningkatan produksi
mukus, eskudat dalam alveoli
dan bronkospasme.
Perencanaan dan implementasi keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

1) Batasan karateristik
NIC :
a) Batuk yang tidak efektif
Menejemen jalan napas
b) Ada suara napas tambahan
a) Posisikan pasien untuk
c) Perubahan irama napas
d) Sianosis
NOC : memaksimalkan ventilasi.
Respiratory status : airway b) Lakukan fisioterapi dada.
e) Penurunan bunyi nafas
patency c) Ajarkan pasien untuk batuk efektif
f) Dispneu
a) Menilai suara napas. d) Instruksikan bagaimana agar bisa
g) Sputum dalam jumlah berlebihan
melakukan batuk efektif.
h) Gelisah b) Menilai frekuensi napas. e) Monitor status pernapasan dan
c) Menilai irama. oksigenasi,
2) Faktor-faktor yang berhubungan : d) Menilai kemampuan batuk. f) memonitor Auskultasi suara napas
a) Obstruksi jalan napas
e) Menilai kemampuan g) Ajarkan pasien bagaimana
b) Mukus dalam jumlah yang
berlebihan
mengeluarkan secret. menggunakan inhaler sesuai resep,
h) sebagai mana mestinya.
c) Materi asing dalam jalan napas
i) Berikan terapi o2 sebagaimana
d) Sekresi bertahan/sisa sekresi
j) mestinya.
e) Sekresi dalam bronki
Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigen secara umumdapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam: (Somantri, 2009).
• a) Mempertahankan jalan napas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya
kemampuan untuk bernapas, jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan, frekuensi,
irama, dan kedalaman napas normal, serta tidak ditemukan adanya tanda hipoksia.
• b) Mempertahankan poa napas ecara efektif yang ditunjukan dengan adanya
kemampuan untuk bernapas, frekuensi, irama, dan kedalaman, napas normal, tidk
ditemkan adanya tanda hipoksia, serta kemampuan paru berkembabng dengan baik.
• c) Mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukan dengan adanyan
kemampuan untuk bernapas, tidak ditemukan dyspnea pada usaha napas,inspirasi,
dan ekspirasin, dan ekspirasi, dalam btas normal, serta saturasi oksigen dan PCO2
dalam keadan normal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai