OKSIGENASI
(SDKI,2017)
3. Rencana Keperawatan
No DIAGNOSA Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi
Indonesia ( SLKI) Keperawatan Indonesia
(SIKI)
1 Pola napas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi Respirasi:
• Depresi pusat Setelah dilakukan tindakan Observasi
pernapasan keperawatan …X… jam, • Monitor pola napas
• Hambatan upaya maka pola napas tidak efektif (frekuensi, kedalaman,
napas meningkat dengan kriteria usaha napas)
• Deformitas dinding hasil : • Monitor bunyi napas
dada • Penggunaan otot tambahan (mis,
• Deformitas tulang bantu napas menurun gorgling, mengi,
dada • Dispnea menurun wheezing, rhonkhi)
• Gangguan • Pemanjangan fase
Terapeutik
neuromuscular ekspirasi menurun
• Gqaqnggqguqan • Frekuensi napas
• Posisikan semi fowler
neurologis membaik
• Berikan minuman
• Penurunan energi • Kedalaman napas
hangat
• Obesitas membaik
• Berikan oksigen
• Posisi tubuh yang
menghambat Edukasi
ekspansi paru
• Anjurkan asupan
• Sindrom hipoventilasi
cairan 200 ml/ hari, jika
• Kerusakan inervasi
tidak kontraindikasi
diafragma
• Ajarkan teknik batuk
• Cedera pada medulla
efektif
spinalis
• Efek agen Kolaborasi
farmakologis
• Kecemasan • Kolaborasi pemberian
berinisiatif,
Gejala dan tanda mayor
ekspektoran, monolitik
subjektif
jika perlu
Objektif Observasi
• Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Terapi oksigen
Observasi
• Monitor kecepatan
aliran oksigen
• Monitor alat terapi
oksigen
• Monitor aliran oksigen
secara periodic dan
pastikan fraksi yang
diberikan cukup
• Monitor efektifitas
terapi oksigen ( mis.
Oksimetri, AGD) , jika
perlu
• Monitor kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
• Monitor tanda
hipoventilasi
• Monitor tanda dan
gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
• Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
• Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
• Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
• Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas dan / atau
tidur
farmakologis
• Atur posisi semi fowler
• Merokok polutan
• Jelaskan tujuan dan
Objektif Terapeutik
berubah
Edukasi
• Pola napas berubah
• Anjurkan asupan
Kondisi klinis terkait
cairan 200ml/ hari, jika
• Myasthenia gravis
Kolaborasi
• Prosedur diagnostic
• Depresi system saraf • Kolaborasi pemberian
pusat bronkodiator,
• Cedera kepala ekspektoran, mukolitik
• Stroke Jika perlu
• Kuadriplegia
• Syndrome aspirasi
Pemantauan respirasi
meconium
• Infeksi saluran napas Observasi
• Monitor frekuensi,
irama, kedalaman dan
upaya napas
• Monitor pola napas (
seperti bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi,
kusmaull, cheyne-
stokes ataksisk )
• Monitor saturasi
oksigen
• Auskultasi bunyi napas
• Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
• Monitor nilai AGD
• Monitor hasil X-ray
thoraks
Terapeutik
• Atur interval
perespirasi sesuai
dengan kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
4. Implementasi
Dilakasanakan sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
• Evaluasi Formatif ( Merefleksikan observasi perawat dan analisis
terhadap klien akan respon langsung pada intervensi keperawatan )
• Evaluasi Sumatif ( merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi
dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu ) ( Poer,
2012 )
DAFTAR PUSTAKA