Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

A. KONSEP DASAR OKSIGENASI


1. Definisi
Oksigenasi adalah menambah 02 kedalam sistem (kimia-fisik), oksigenasi
merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolism sel.
2. Fisiologi
a. Ventilasi paru
Ventilasi paru adalah proses pertukaran udara atau masuknya udara
atmosfir kedalam paru sampai di alveoli paru keudara.
b. Difusi
Difusi adalah pertukaran gas-gas (02 dan CO2) antara alveolus dankapiler
paru. Factor-faktor mempengaruhi disfusi antara lain :
a. Luas permukaaan paru
b. Jumlah darah
c. Keadaan atau jumlah kapiler darah
c. Tranpor
a. Curah hujan
b. Jumlah sel darah merah
c. Hemaktokrit darah
d. Latihan (exercise)
3. Etiologi
a. Akumulasi sekret atau adanya benda asing
b. Masuknya benda asing yang menyebabkan kantuk
c. Nyeri dada (Thorax) atau abdomen
d. Batuk
e. Tidak sadar
4. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi .
a. Proses ventilasi (proses penghangantan jumlah oksigen yang masuk dan
keluar dari paru-paru)
b. Proses difusi (penyaluran oksigenasi dari alveoli kejaringan)
c. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, perubahan volume sekunlup
afterload, preload dan kontraktilasi miokard.
5. Manifestasi klinis
a. Keadaan lemas
b. Sesak nafas
c. Sianosis
d. Batuk
e. Nyeri
6. Penatalaksanaan
a. Latihan nafas dalam
Tujuan : (meningkatkan kapasitas paru, memgatasi nyeri, mendeteksi polan
nyeri efektif atau tidak).
b. Latihan batuk efektif
Tujuan : untuk meningkatkan eksistansi paru, mobilisasi secret dan
mencegah samping dari retensi secret.
c. Pemberian oksigen
Tujuan : untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi
d. Pemberian oksigen melalui nasal kanul
Tujuan : untuk memenuhi kebutuhan pasien akan oksigen
e. Memberikan oksigen melalui surgkup sederhana atau simple mash, masker
sederhana.
f. Membersihkan jalan nafas
Tujuan : untuk memenuhi daluran nafas tidak efektif dan agar suplai
oksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat.
7. Indikasi
a. Latihan nafas dalam
b. Latihan batuk efektif
c. Pemberian oksigen dengan nasal kanul
d. Pemberian oksigen melalui surgkup sederhana atau simple mash.
8. Kontra indikasi
a. Latihan nafas dalam
- Fraktur costa
b. Latihan batuk efektif
- Adanya penumpukan secret
c. Pemberian oksigen melalui nasal kanul
- Trauma hidung
d. Pemberian oksigen melalui sungkup
e. Membersihkan jalan nafas.
B. KONSEP KEPERAAWATAN
1. Pengkajian oksigenasi
a. Riwayat keperawatan
b. Pola batuk dan produksi sputum
c. Sakit dada
d. Pengkajian fisik
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
1) Pemeriksaan laboratorium
Selain pemekriksaan laboratorium, HB, leukosoit dan lain-lain.
Dilakukan secara rutin juga dilakukan pemeriksaan sputum guna
melihat kuman dengan cara mikroskopis.
2) Pemeriksaan diagnostic
- Ronsen dada
- Huroskopi
- Bronkografi
- Angiografi
- Endoskopi
- Radio isotope
2. Diagnosa Keperawatan

(SDKI,2017)

1. Pola napas tidak efektif


2. Gangguan pertukaran gas
3. Bersihan jalan napas tidak efektif

3. Rencana Keperawatan
No DIAGNOSA Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi
Indonesia ( SLKI) Keperawatan Indonesia
(SIKI)
1 Pola napas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi Respirasi:
• Depresi pusat Setelah dilakukan tindakan Observasi
pernapasan keperawatan …X… jam, • Monitor pola napas
• Hambatan upaya maka pola napas tidak efektif (frekuensi, kedalaman,
napas meningkat dengan kriteria usaha napas)
• Deformitas dinding hasil : • Monitor bunyi napas
dada • Penggunaan otot tambahan (mis,
• Deformitas tulang bantu napas menurun gorgling, mengi,
dada • Dispnea menurun wheezing, rhonkhi)
• Gangguan • Pemanjangan fase
Terapeutik
neuromuscular ekspirasi menurun
• Gqaqnggqguqan • Frekuensi napas
• Posisikan semi fowler
neurologis membaik
• Berikan minuman
• Penurunan energi • Kedalaman napas
hangat
• Obesitas membaik
• Berikan oksigen
• Posisi tubuh yang
menghambat Edukasi
ekspansi paru
• Anjurkan asupan
• Sindrom hipoventilasi
cairan 200 ml/ hari, jika
• Kerusakan inervasi
tidak kontraindikasi
diafragma
• Ajarkan teknik batuk
• Cedera pada medulla
efektif
spinalis
• Efek agen Kolaborasi
farmakologis
• Kecemasan • Kolaborasi pemberian
berinisiatif,
Gejala dan tanda mayor
ekspektoran, monolitik
subjektif
jika perlu

• Dyspnea Pemantauan respirasi

Objektif Observasi

• Penggunaan alat • Monitor frekuensi,


bantu pernafasan irama, kedalaman dan
• Fase ekspirasi upaya napas
memanjang • Monitor pola napas
• Pola nafas abnormal (seperti bradipnea,
takipnea,
Gejala dan tanda minor
hiperventilasi,
Subjektif kusmaull, cheyne-
stokes ataksisk)
• Ortopnea • Monitor saturasi
oksigen
Objektif
• Auskultasi bunyi napas
• Pernafasan pursed • Palpasi kesimetrisan
lips ekspansi paru
• Pernafasan cuping • Monitor nilai AGD
hidung • Monitor hasil X-ray
• Diameter thoraks thoraks
anterior posterior
Terapeutik
meningkat
• Ventilasi semenit • Atur interval
menurun pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
• Tekanan ekspirasi • Didokumentasikan
menurun hasil pemantauan
• Tekanan inspirasi
Edukasi
menurun
• Ekskursi dada
• Jelaskan tujuan dan
berubah
prosedur pemantauan
• Informasikan hasil
Kondisi klinis terkait
pemantauan jika perlu
• Depresi system saraf
pusat
• Cedera kepala
• Trauma thoraks
• Gullian bare
syndrome
• Multiple sclerosis
• Myasthema garis
• Stroke
• Kuadriplegia
• Intoksisasi alkohol
2. Gangguan pertukaran gas SIKI SIKI
Penyebab Respirasi : Respirasi
• Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi
ventilasi perfusi keperawatan …X… jam, Observasi
• Penurunan maka gangguan pertukaran • Monitor frekuensi,
membrane alveolus- gas meningkat dengan irama, kedalaman dan
kapiler kriteria hasil : upaya napas
• Dispnea menurun • Monitor pola napas
Gejala dan tanda mayor
• Bunyi napas tambahan (seperti bradipnea,
menurun takipnea,
Subjektif
• Gelisah menurun hiperventilasi,
• Dyspnea • PCO2 membaik kusmaull, cheyne-
• Takikardia membaik stokes ataksisk )
Objektif
• pH arteri membaik • Monitor saturasi
oksigen
• PCO2
• Auskultasi bunyi napas
meningkat/menurun
• Palpasi kesimetrisan
• PCO2 menurun
ekspansi paru
• Takikardia
• Monitor nilai AGD
• PH arteri
• Monitor hasil X-ray
meningkat/menurun
thoraks
• Bunyi nafas
tambahan
Terapeutik

• Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi

• Jelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
• Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Terapi oksigen

Observasi

• Monitor kecepatan
aliran oksigen
• Monitor alat terapi
oksigen
• Monitor aliran oksigen
secara periodic dan
pastikan fraksi yang
diberikan cukup
• Monitor efektifitas
terapi oksigen ( mis.
Oksimetri, AGD) , jika
perlu
• Monitor kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
• Monitor tanda
hipoventilasi
• Monitor tanda dan
gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
• Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
• Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen

Terapeutik

• Bersihkan secret pada


mulut, hidung, dan
trakea, jika perlu
• Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
• Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
• Tetap berikan oksigen
saat pasien
ditransportasi
• Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi

Ajarkan pasien dan keluarga


cara menggunakan oksigen di
rumah

Kolaborasi

• Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
• Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas dan / atau
tidur

3. Bersihan jalan napas tidak SIKI SIKI


efektif Respirasi
Respirasi
Penyebab Setelah dilakukan tindakan
Fisiologis keperawatan …X… jam,
• Spasme maka bersihan jalan napas Latihan batuk efektif
• Hipersekresi jalan meningkat dengan kriteria
Observasi
napas hasil :
• Disfungsi • Batuk efektif
• Identifikasi
neuromusculer meningkat
kemampuan batuk
• Benda asing dalam • Produksi sputum
• Monitor adanya retensi
jalan napas menurun
sputum
• Adanya jalan napas • Mengi menurun
• Monitor tanda dan
buatan • Wheezing menurun
gejala infeksi
• Sekresi yang tertahan • Meconium ( pada
• Monitor input dan
• Hypeplasma dinding neonates) menurun
output cairan ( mis.
jalan napas • Frekuensi napas Jumlah dan
• Proses infeksi membaik karakteristik)
• Respon alergi • Pola napas membaik
• Efek agen Terapeutik

farmakologis
• Atur posisi semi fowler

Situasional • Buang secret pada


tempat sputum
• Merokok aktif
• Merokok pasif Edukasi

• Merokok polutan
• Jelaskan tujuan dan

Gejala dan tanda mayor prosedur batuk efektif

Subjektif (tidak tersedia) Kolaborasi

Objektif • Kolaborasi pemberian


mukolitik atau
• Batuk tidak efektif ekspektoran, jika perlu
• Tidak mampu batuk
• Sputum berlebih
• Mengi, wheezing dan/ Manejemen jalan napas
atau rokhi kering
Observasi
• Mesconium di jalan
napas (pada neontus) Monitor pola napas (
frekuensi, kedalaman, usaha
Gejala dan tanda minor
napas)
Subjektif
• Monitor bunyi napas
• Dyspnea tambahan ( mis.
• Sulit bicara Gurgling, mengi,
• Ortopnea wheezing, rongkhi )

Objektif Terapeutik

• Gelisah • Posisikan semi fowler

• Sianosis • Berikan minuman

• Bunyi napas menurun hangat

• Frekuensi napas • Berikan oksigen

berubah
Edukasi
• Pola napas berubah

• Anjurkan asupan
Kondisi klinis terkait
cairan 200ml/ hari, jika

• Gullian bare tidak kontraindikasi

syndrome • Ajarkan teknik batuk

• Sclerosis multiple efektif

• Myasthenia gravis
Kolaborasi
• Prosedur diagnostic
• Depresi system saraf • Kolaborasi pemberian
pusat bronkodiator,
• Cedera kepala ekspektoran, mukolitik
• Stroke Jika perlu
• Kuadriplegia
• Syndrome aspirasi
Pemantauan respirasi
meconium
• Infeksi saluran napas Observasi

• Monitor frekuensi,
irama, kedalaman dan
upaya napas
• Monitor pola napas (
seperti bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi,
kusmaull, cheyne-
stokes ataksisk )
• Monitor saturasi
oksigen
• Auskultasi bunyi napas
• Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
• Monitor nilai AGD
• Monitor hasil X-ray
thoraks

Terapeutik

• Atur interval
perespirasi sesuai
dengan kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi

• Jelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
• Informasikan hasil
pemantauan jika perlu,
jika perlu

4. Implementasi
Dilakasanakan sesuai dengan intervensi

5. Evaluasi
• Evaluasi Formatif ( Merefleksikan observasi perawat dan analisis
terhadap klien akan respon langsung pada intervensi keperawatan )
• Evaluasi Sumatif ( merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi
dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu ) ( Poer,
2012 )
DAFTAR PUSTAKA

Pouter , perry 2006 , Fundamental Keperawatan edisi 4 jakarta.


Merlin , 2002 Rencana Asuhan Keperawatan edisi
Bulechek, GM, Butcher, HK Dochterman, JM. Warger CM. 2016, Nursing Intervensions
Clasification ( NIC ) Edisi Bahasa Indonesia Edisi keenam Yogyakarta: Mocomedia
Persatuan Perawat Nasiaonal Indonesia, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia: Defenisi dan indikator diagnostik, Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasiaonal Indonesia, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia: Defenisi dan kriteria Hasil, Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasiaonal Indonesia, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia: Defenisi dan tindakan keperawatan , Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai