Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

TAHUN 2020

Oleh :

MUSTIKA MAYANG SARI

1907149010131

PROGRAM STUDI NERS

STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan merupakan serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.
Langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian: pengumpulan data, analisis data dan
penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. Proses keperawatan pada komunitas
mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan
keperawatan (Wahit, 2005).
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu kepada
penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab
mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Perawat menemukan reaksi
klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang
menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Evaluasi berfokus pada
individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa
keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan
mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan
keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim
kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok
dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup
mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Elisabeth, 2007).

B. Manfaat
1. Untuk pokjakes diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi acuan
dalam melaksanakan rencana kegiatan masing-masing unit baik tujuan jangka
panjang maupun jangka pendek Mampu melakukan pengkajian komunitas .
2. Untuk pihak yang terkait, baik lintas program maupun lintas sektoral diharapkan
laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan ataupun data untuk menyusun
kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan datang.
3. Untuk institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi bahan
perbandingan untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap
program/kurikulum keperawatan yang telah ditetapkan.
4. Untuk masyarakat dapat berguna bagi kegiatan perbaikan dimasa mendatang.
BAB II

TINJAUAN KASUS

Disebuah desa nelayan Muara Buaya terdapat kelompok nelayan sebagai nelayan
yang tidak mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menjadi penyewa perahu
setiap hari untuk berlayar mencari ikan, rata- rata kehidupan nelayan disana sangat
memprihatinkan karena kebutuhan ekonomi yang semakin berat. Desa Muara Buaya
dihuni oleh 80 KK dan terdiri dari 536 jiwa. Di Desa Muara Karang sudah ada 1
puskesmas. Pada bulan Oktober 2009 ini, musim panas dan jarang sekali ada hujan
sehingga sumur- sumur penduduk banyak yang berkurang airnya, bahkan ada yang
kering. Penghasilan masyarakat disana hanya cukup untuk memberi makan sehari- hari
keluarganya. Mereka termasuk keluarga pra sejahtera. Puskesmas yang ada hanya ada 2
orang dokter, dokter gigi dan umum , perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1
orang perawat lainnya. Masyarakat disana banyak yang menderita diare karena kurang air
dan rata- rata penduduk tidak ber-KB, kurang olahraga, makan makanan yang kurang
bergizi, ada sebuah SD dan SMP. Agar anak- anak dapat sekolah tetapi banyak anak-
anak yang setelah lulus SD tidak meneruskan sekolah karena mereka harus membantu
orang tua bekerja, untuk anak laki-laki membantu ayahnya mencari ikan dan untuk anak
perempuan membantu ibu membuat ikan asin. Ibu- ibu disana belum terbiasa membawa
anaknya untuk imunisasi.

Data demografi yang ditemukan dari Puskesmas adalah ibu hamil sebanyak 70
orang, kebanyakan pada bumil ini sudah mempunyai anak lebih dari dua orang. Keluhan
yang disampaikan oleh pihak puskesmas adalah bumil di daerah ini sangat jarang
berkunjung untuk pemerikasaan ANC dan masih ada juga bumil yang melahirkan tidak
dengan petugas kesehatan meskipun angkanya hanya sekitar 2%. Anak umur balita
sekitar 100 orang, anak yang usia sekolah sekitar 100 orang. Kasus yang sering diteukan
apada anak balita adalah diare dan ISPA. Terkait angka imunisasi pencapaiannya sangat
jauh dari target pencapaian puskesmas. Sedangkan untuk usia remaja pada daerah ini
berkisar antara 80 orang. Pada umumnya remaja di daerah ini sudah merokok karena dari
hasil survey puskesmas mencatat penyebabnya dalah perilaku orang tua yang juga
merokok, pendidikan orang tua dan remaja yang kurang. Lansia sekitar 80 orang. Untuk
lansia sekitar 45% menderita hipertensi dan 25% menderita rematik. Kegiatan sehari –
hari lansia adalah sebagai nelayan juga, pada umumnya mereka ikut membantu keluarga
dalam mencari ikan bagi yang laki – laki dan membuat ikan asin bagi yang wanita. Lansia
di daerah ini tidak mempunyai perkumpulan khusus seperti posyandu ataupun majelis
ta’lim dikarenakan kesibukan mereka dalam membantu keluarga untuk mencukupi
kebutuhan ekonomi. Makanya mereka sangat jarang mempunyai waktu laung untuk
datang ke puskesmas untuk cek kesehatan, mereka akan datang ke puskesmas jika kondisi
kesehatannya sudah tidak bisa lagi untuk beraktifitas.
Data lingkungan yang terobservasi tidak terdapatnya persediaan air minum, kerana
masyarakat hanya mengharapka air hujan untuk sumber air minum, kondisi rumah
nelayan yang berada dipinggir pantai sehingga mereka tidak memerlukan MCK pribadi.
Pembuangan sampah biasanya masyarakat membuang ke laut atau hanya menumpuk
sampah di belakang rumah kenudian di bakar
A. PENGKAJIAN
Data inti
1. Sejarah
Disebuah desa nelayan Muara Buaya terdapat kelompok nelayan sebagai nelayan
yang tidak mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menjadi penyewa perahu
setiap hari.

2. Data demografi
 Desa Muara Buaya di huni oleh 80 KK dan terdiri dari 536 jiwa
 jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur

Penduduk berdasarkan usia frekuensi presentase


Balita 100 19%
Usia sekolah 100 19%
Remaja 80 15%
Dewasa 176 32%
Lansia 80 15%

kelompok umur
balita
15% 19% usia sekolah
remaja
19% dewasa
32% lansia
15%

Pembahasannya :
 Keluarga dengan ibu hamil
a. ibu hamil sebanyak 70 orang
b. bumil di daerah ini sangat jarang berkunjung untuk pemerikasaan ANC
c. ada juga bumil yang melahirkan tidak dengan petugas kesehatan
d. masyarakat disini rata-rata banyak yang tidak mengunakan KB
masalahnya : kurangnya pengetahuan ibu hamil untuk periksa kandungan ke
pelayanan kesehatan dan pasangan usia subur (PUS) yang tidak berKB
 Keluarga dengan balita (1-5tahun)
a. Anak umur balita sekitar 100 orang
b. Ibu – ibu yang belum terbiasa membawa anaknya untuk imunisasi
c. Kasus yang sering ditemukan pada anak balita yaitu diare dan ispa
Masalahnya : kurangnya air bersih dan sosialisasi tenaga kesehatan
 Keluarga dengan anak usia sekola (6-12 tahun)
a. anak yang usia sekolah sekitar 100 orang
 keluarga dengan anak ramaja
b. usia remaja pada daerah ini berkisar antara 80 orang
a. umumnya remaja di daerah ini sudah merokok
masalahnya : kurangnya Pendidikan orangtua dan anak
 keluarga dengan dewasa
a. usia dewasa pada daerah ini berkisar antara 106 orang
b. kesehariannya nelayan dengan menyewa perahu
masalah : termasuk penduduk prasejahtera dan ekonomi rendah
 Keluarga dengan lansia (umur > 55 tahun)
a. Lansia sekitar 80 orang
b. lansia sekitar 45% menderita hipertensi, 25% menderita rematik dan 30%
menderita yang lainnya.
c. Kegiatan sehari – hari lansia adalah sebagai nelayan
d. Kurang olah raga
e. Jarang mengecek kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat
Masalahnya : Lansia yang tidak paham akan pentingnya memeriksa
kesehatan, berolahraga dan juga disebabkan karna factor ekonomi rendah

3. Budaya
Didesa nelayan muara buaya, biasanya untuk anak laki – laki membantu ayahnya
mencari ikan dan untuk anak perempuan membantu ibu membuat ikan asin. banyak anak
– anak yang setelah lulus SD tidak meneruskan sekolah karena mereka harus membantu
orang tua bekerja. ibu – ibu didesa nelayan muara buaya belum terbiasa membawa
anaknya untuk imunisasi, rata – rata penduduk tidak ber KB, kurang olah raga, dan
makan makanan yang kurang gizi. Masyarakat setempat juga kesusahan sumber air bersih
sehingga masyarakat setempat banyak mengharapka air hujan untuk sumber air minum,
sehingga rata-rata masyarakat disini banyak yang menderita diare, dan lansia ada yang
menderita rematik ,hipertensi dan lainnya.

4. Nilai dan keyakinan


Masih ada bumil di daerah ini sangat jarang berkunjung untuk pemerikasaan ANC
dan masih ada juga bumil yang melahirkan tidak dengan petugas kesehatan meskipun
angkanya hanya sekitar 2%, dan kebanyakan lansia di didesa nelayan muara buaya sangat
jarang mempunyai waktu luang untuk datang ke puskesmas untuk cek kesehatan, mereka
akan datang ke puskesmas jika kondisi kesehatannya sudah tidak bisa lagi untuk
beraktifitas.

5. Persepsi
a. Lingkungan
Daerah tempat tinggal masyarakat ini jauh dari standart kesehatan karna
Lingkungan di Desa Muara Buaya pada saat musim panas terjadi kekeringan dan
sumur menjadi kering serta banyak angka kejadian diare, rematik dan hipertensi.
Masyarakat di desa ini kurang olahraga dan makan makanan yang kurang bergizi. Di
desa tersebut terdapat sebuah puskesmas dengan berbagai tenaga kesehatan akan
tetapi peran tenaga kesehatan dalam memberikan infomasi kesehatan kepada
masyarakat belum maksimal ditandai dengan banyaknya angka kejadian diare, lansia
yang tidak terlalu mengerti akan penyakitnya dan tidak peduli akan kesehataannya,
imunisasi yang kurang maksimal dan masyarakat yang tidak ber- KB. Dan dari kasus
yang saya baca didesa nelayan tidak ada tempat bermain untuk anak-anak dan juga
tidak ada Lansia di daerah ini yang mempunyai tempat perkumpulan khusus seperti
posyandu ataupun majelis ta’lim.
b. kekuatan dan kelemahan wilayah tempat tinggal
didaerah ini sering terjadi musim kekeringan,yang membuat masyarakat
kekurangan air bersih dan kebanyakan masyarakat tinggal didaerah pantai, yang
sangat tidak aman karna bisa kapan saja terjadi bencana seperti ombak tinggi datang
atau tsunami. Dan secara umum kesehatan masyarakat disini masih sangat buruk.

Subsistem

6. Lingkungan fisik
Karna kondisi rumah nelayan yang berada dipinggir pantai sehingga mereka tidak
memerlukan MCK pribadi. Pembuangan sampah biasanya masyarakat membuang ke laut
atau hanya menumpuk sampah di belakang rumah kemudian di bakar. Didesa ini tidak
ada memiliki tempat perkumpulan karna masyarakat yang tidak mempunyai waktu luang
dan sibuk dengan pencarian mereka. Di dearah ini juga kesulitan air bersih. mayoritas
tingkat Pendidikan penduduk disini yaitu SD, di daerah ini hanya terdapat tempat
pendidikan yaitu SD dan SMP.

7. Pendidikan
Di Desa Muara Buaya terdapat sebuah SD dan SMP agar anak- anak dapat
mendapatkan pendidikan akan tetapi banyak anak yang setelah lulus SD tidak
melanjutkan sekolah karena membantu orang tua bekerja.

8. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal


Di Desa Muara Buaya sedang musim kemarau yang menyebabkan sumur- sumur
warga menjadi kering sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih. Hal ini
menjadikan stresor bagi masyarakat Desa Muara Buaya.

9. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan


Di Desa tersebut terdapat sebuah puskesmas dengan 2 orang dokter, dokter gigi
dan dokter umum, perawat kesehatan masyarakat hanya 1orang, 1 orang bidan dan 1
orang perawat lainnya. Akan tetapi pelayanan kesehatan yang diberikan kurang
maksimal.

10. Pelayanan kesehatan yang tersedia


Dari kasus yang ada petugas kesehatan belum melakukan perannya sebagai
educator dalam bidang kesehatan di buktikan dengan masyarakat yang tidak
melakukan imunisasi kepada anak- anaknya, belum ber- KB, jarang berolahraga dan
makan makanan yang kurang bergizi.

11. Sistem komunikasi


Dari kasus yang saya baca masyarakat setempat tidak ada menggunakan alat
komunikasi seperti televisi, radio, koran, atau sebagainya untuk menambah wawasan
terhadap masyarakat.

12. Ekonomi
Masyarakat di desa tersebut status ekonominya tergolong rendah sehingga hanya
cukup untuk makan sehari- hari dan jenis makanannya yang biasa mereka konsumsi
kurang bergizi

13. Rekreasi
Dari kasus yang saya baca masyarakat setempat tidak ada rekreasi atau belum
terkaji.
B. ANALISA DATA
Data Masalah
Objektif Defisit kesehatan komunitas
- Kasus yang sering ditemukan pada balita di desa
muara karang adalah diare dan ISPA
- Dari total 80 orang lansia 45% mengalami
hipertensi dan 25 % mengalami rematik dan
30% dengan penyakit lainnya.

Objektif Defisit pengetahuan tetang


- Ibu-ibu Desa Muara Karang belum terbiasa imunisasi, KB
membawa anaknya imunisasi
- Angka imunisasi yang tingkat pencapaiannya
jauh dari target pencapaian puskesmas
- Rata-rata penduduk di desa muara karang tidak
ber-KB
Objektif Pemeliharaan kesehatan tidak
- Lansia yang jarang memeriksakan kesehatan efektif
dan hanya datang jika kondisi kesehatan tidak
bisa lagi untuk beraktifitas
- Ibu hamil yang sangat jarang berkunjung ke
puskesmas untuk melakukan pemeriksaan ANC
- Masih ada ibu yang melahirkan bukan dengan
tenaga kesehatan
Objektif Perilaku kesehatan cendrung
- Tidak terdapatnya sumber air bersih di desa beresiko
muara karang karena banyak sumur warga yang
kering di musim panas
- Tidak tersedianya MCK pribadi dirumah
masyarakat
- Masyarakat yang membuang sampah ke laut/
menumpuk sampah di belakang rumah kemudian
dibakar
- Perilaku remaja yang merokok
- Masyarakat yang mengkomsumsi makanan
kurang bergizi
- Masyarakat yang kurang berolah raga

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit kesehatan komunitas
2. Defisit pengetahuan tetang imunisasi, dan KB
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
4. Perilaku kesehatan cendrung beresiko

D. INTERVENSI
NO DX Keperawatan SLKI SIKI
1. Defisit kesehatan komunitas Kriteria hasil : Pengembangan kesehatan
- Ketersediaan program komunitas
promosi kesehatan Observasi :
- Kepatuhan terhadap - Identifikasi masalah atau
standar kesehatan isu kesehatan dan
lingkungan prioritasnya
- Partisipasi dalam - Identifiaksi potensi atau
program kesehatan aset dalam masyarakat
komuniats terkait isu yang dihadapi
seperti menggali apakah
masyarakat memahami
dan mengerti tentang isu
tersebut.
- Identifikasi kekuatan dan
patner dalam
pengembangan kesehatan
seperti apakah dalam satu
keluarga ada anggota
keluarga yang saling
memotivasi atau
mengingatkan untuk
menjaga kesehatannya.
Terapeutik :
- Libatkan anggota
masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran
terhadap isu dan masalah
kesehatan yang dihadapi
- Libatkan anggota
masyarakat dalam proses
mengembangkan jaringan
kesehatan
- Bangun komitmen antar
anggota masyarakat
2. Defisit pengetahuan tetang Kriteria hasil :; Edukasi kesehatan
imunisasi, dan KB - Menunjukkan perilaku Observasi :
sesuai anjuran - Identifikasi kesiapan
- Menunjukkan perilaku kemampuan menerima
sesuai dengan informasi dari tenaga
pengetahuan kesehatan
- Kemampuan - Identifikasi factor-faktor
menggambarkan yang dapat meningkatkan
pengalaman dan menurunkan motivasi
sebelumnya yang perilaku hidup bersih dan
sesuai dengan topik sehat
- Identifiaksi pengetahuan
tentang alat kontrasepsi
dan imunisasi
Terapeutik :
- Sediakan materi
Pendidikan dan kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
- Jelaskan factor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Jelaskan metode-metode
alat kontrasepsi
- Jelaskan pentingnya
imunisasi
3. Pemeliharaan kesehatan Kriteria ahsil : Dukungan kepatuhan program
tidak efektif - Menunjukkan pengobatan
pemeliharaan Observasi :
kesehatan - Identifiaksi kepatuhan
- Perilaku kesehatan menjalani program
- Menunjukkan adanya pengobatan
tingkat kepatuhan Terapeutik :
- Buat komitmen program
pengobatan
- Diskusi hal yang dapat
mendukung atau
menghambat pengobatan
- Libatkan keluaraga dalam
program pengobatan
Eduaksi :
- Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
- Informasikan
- Anjurkan konsultasi
dengan pelayanan
kesehatan terdekat
Promosi perilaku upaya
kesehatan
Observasi :
- Identifiaksi perilaku upaya
kesehatan yang dapat
ditingkatkan
Terapeutik :
- Berikan lingkungan yang
mendukung kesehatan
seperti tenaga kesehatan
yang menjelaskan
bagaimana pentingnya
perilaku hidup bersih dan
sehat (phbs) masyarakat
dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat.
- Orientasi pelayanan
kesehatan yang dapat
dimamfaatkan
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
aktifitas fisik seperti jalan
kaki
- Anjurkan menghadiri
posyandu lansia dan
posbindu seperti memberi
motivasi dan dukungan
keluarga lansia dalam
melakukan kunjungan
posyandu lansia
4. Perilaku kesehatan cendrung Kriteria hasil : Modifikasi perilaku
beresiko - Penerimaan terhadap Observasi :
perubahan status - Identifikasi perilaku upaya
kesehatan kesehatan yang dapat di
- Kemampuan tingkatkan
melakukan tindakan Terapeutik :
pencegahan masalah - Berikan lingkungan yang
kesehatan dapat meningkatkan
- Kemampuan kesehatan seperti tenaga
peningkatan kesehatan kesehatan yang
- Pencapain menjelaskan bagaimana
pengendalian pentingnya perilaku hidup
kesehatan bersih dan sehat (phbs)
masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Edukasi :
- Anjurkan menkosumsi
makanan yang begizi
seperti mengkosumsi
karbohidrat, lemak, dan
protein berfungsi sebagai
sumber energiatau
penghasil energi yang
bermanfaat untuk
menggerakkan tubuh dan
proses metabolisme di
dalam tubuh
- Anjurkan untuk
berolahraga seperti jalan
santai
- Anjurkan masyarakat
mempunyai mck sesuai
standar kesehatan

Anda mungkin juga menyukai